Ch. 14 >> Rahasia Bima

Tubuh Tresi semakin gemetar hebat. Bima mampu merasakannya. Bima pun memeluk Tresi. Gadis itu tak mampu mengelak. Ia hanya bisa mengepalkan tangannya kuat.

"Jangan takut, aku tidak akan memakanmu!" Bima berucap lirih.

"Ada sesuatu yang memang kusembunyikan darimu. Aku pasti akan memberitahumu apa. Tentang aku menerimamu menjadi pacar … awalnya karena aku harus menjaga sesuatu yang tidak sengaja berpindah padamu. Karena itu pula, kita harus tinggal bersama."

Bima mulai menjawab setiap pertanyaan Tresi. Lambat laun, tubuh Tresi mulai terlihat relax. Tidak lagi terasa gemetar seperti sebelumnya. Saat itulah Bima melepas pelukannya.

Pria itu memegang pundak Tresi. Mereka saling beradu pandang.

"Sesuatu itu apa?" tanya Tresi pelan.

"Mutiara kehidupan. Benda itu, yang membuatku hidup abadi."

Tresi mengerutkan dahi dalam. "Kau bisa hidup abadi?"

Anggukan kepala Bima berikan sebagai jawaban. Beberapa saat keduanya saling terdiam. Tenggelam dalam pemikiran mereka masing-masing.

"Apa kau masih takut padaku?" tanya Bima kemudian.

"Sedikit."

"Aku akan membawamu ke hutan. Di sana kau bisa berkenalan dengan para serigala."

"Bagaimana jika mereka memangsaku?"

"Selama ada aku, kau tidak perlu takut. Mereka tidak akan membunuh atau memangsamu."

Tresi tengah berpikir, saat Bima membawanya ke hutan. Ia terkejut, saat Bima menggunakan kekuatannya. Pantas pria itu bisa menyusulnya dengan cepat.

"Wow, tidak sampai dua menit, kita sudah sampai di hutan," ucap Tresi takjub.

Bima tersenyum melihat ekspresi gadis yang ia ajak ke hutan ini. Kemudian, ia bersiul. Tidak lama, muncul beberapa serigala dari dalam gua kecil yang terlihat seperti batu besar. Tresi terkejut melihat para serigala itu mendekati mereka.

"Bim," panggil Tresi lirih.

Gadis itu bersembunyi di belakang Bima. Wajahnya berubah pucat, dengan tubuh bergetar hebat. Bima memegang jemari Tresi. Menarik gadis itu untuk berdiri di depannya. Ia menunjukkan wajah memelasnya.

"Tidak apa. Ada aku di sini," ujar Bima menenangkan.

Bima mengalihkan tatapan pada para kawanan serigala di depannya. "Duduk," titahnya pada mereka.

Dengan patuh, para serigala itu melakukan perintah Bima. Kemudian, Bima membawa Tresi mendekat ke arah salah satu serigala. Namun, rasa takut membuat Tresi menahan langkahnya. Bima terus berusaha membujuk Tresi. Meyakinkan gadis itu, jika semua akan baik-baik saja.

Pria itu berjongkok dan menyentuh kepala salah satu serigala terdekat dari mereka. Tidak ada reaksi menakutkan yang Tresi lihat dari interaksi mereka. Perlahan, gadis itu mengikuti gerakan Bima.

"Lihat! Tidak ada apa pun yang terjadi, 'kan?" Bima menatap Tresi lembut.

Tangan Tresi terulur mengusap kepala serigala tersebut. "Mereka, seperti anak anjing yang lucu," ucap Tresi kemudian.

Rasa takutnya perlahan mulai sirna. Bima tersenyum melihat Tresi mulai menghilangkan rasa takutnya. Meski sesekali, ia meringis takut.

***

Usai mengunjungi hutan, Tresi dan Bima duduk bersama di balkon kamar Tresi. Menatap indahnya langit malam. Hari itu, Bima berhasil mendekatkan Tresi pada kawanannya.

"Apa kami masih terlihat menakutkan di matamu?" tanya Bima.

"Hmm, tidak sih. Cuma …."

"Tidak apa, aku mengerti. Mungkin kau butuh waktu untuk bisa mengerti kami."

Tresi menoleh dan tersenyum lembut. Gak nyangka, dia sepengertian ini.

"Bagaimana caraku mengembalikan mutiara milikmu?"

Pembahasan mereka pun melenceng pada mutiara. Bima menggelengkan kepala. Bukan karena ia tidak ingin memberitahunya, tetapi ia pun tidak tahu caranya. Sebelum Tresi mengetahui identitasnya, ia sudah ribuan kali mencoba. Sayang, hasilnya nihil.

"Aku juga tidak tahu. Entah sudah berapa kali aku mencoba. Tapi, tidak satu pun dari cara itu yang berhasil."

Tresi menepuk pundak Bima lembut. "Aku akan membantumu."

"Terima kasih," ucap Bima. Pria itu memberi senyum manisnya pada Tresi. Ah, senyumnya. Bikin gue makin jatuh hati. Tresi memegang wajahnya sendiri.

Wajah Tresi memerah melihat senyum manis Bima. Pria yang masih duduk di sampingnya itu mengernyitkan dahi melihat wajah memerah Tresi.

"Kamu sakit?" tanyanya dengan rasa khawatir.

Tidak ada jawaban yang Tresi berikan.  Gadis itu masih berada dalam lamunannya. Bika menyentuh dahi Tresi dengan punggung tangannya. Namun, suhu tubuh Tresi terasa normal.

"Tres!" Bima menarik tangan Tresi dari wajahnya.

"Kamu baik-baik aja?" 

"Aku jadi makin cinta sama kamu." Tresi berujar cepat.

Bima terbahak mendengar penuturan Tresi. Baru pagi tadi, ia menjauhi Bima karena rasa takut. Sekarang, secara terang-terangan Tresi menyatakan cintanya lagi. Bagi Bima, Tresi adalah gadis paling istimewa. Hanya ia yang mampu membuatnya tertawa.

"Kok, kamu ketawa?"

"Lucu aja. Sepertinya, rasa takutmu sudah hilang, ya?"

Senyum kikuk terlihat di wajah cantik Tresi. "Gak sih. Tapi, kalau kamu yang jadi werewolf, aku gak bakal takut!"

"Sungguh?"

Anggukkan kepala Tresi berikan. Bima pun berdiri, lalu berjongkok di depan Tresi. Tak lama kemudian, ia berubah menjadi serigala. Mengusapkan kepalanya di kaki Tresi. Bahkan, melompat dan membaringkan kepalanya di kaki gadis itu.

Melihat itu, Tresi menahan napasnya. Rasa takut itu kembali. Tubuhnya kembali bergetar hebat. Merasakan hal itu, Bima turun dan berubah kembali menjadi manusia.

" Rupanya kau masih ketakutan dengan wujud asliku," ucap Bima.

"Ya, bagaimana pun, aku tetap butuh waktu untuk pulih, 'kan?" Tresi mencebikkan bibirnya.

"Tidak apa. Aku mengerti. Pelan-pelan saja dulu. Aku berubah di depanmu itu sengaja. Agar kau terbiasa. Jadi, saat bulan purnama tiba, aku tidak perlu berlari ke hutan meninggalkanmu."

"Oh, so sweet." Tresi mengecup pipi Bima.

"Kau selalu melakukan sesuatu secara spontan," ucap Bima dengan senyum di wajahnya.

Entah mengapa, Bima tidak terganggu dengan sikap Tresi padanya. Sebaliknya, ia malah menyukai hal itu. Apa aku sudah jatuh cinta pada gadis ini?

***

Keesokkan harinya, Tresi menemui Emi. Seperti biasa, ia menceritakan segala yang ia ketahui pada Emi. Terutama, masalah Bima. Tresi mencari tempat yang aman untuk memberitahu Emi. Namun, tempat yang terlintas hanya perpustakaan. Tempat itu, tidak selalu ramai. Hanya pada waktu tertentu saja, perpustakaan kampusnya ramai.

"Jadi, dia benar-benar werewolf?" tanya emi dengan kedua mata melotot.

Tresi hanya mengangguk sebagai jawaban. Gadis itu tengah asyik mencari tahu segalanya tentang manusia serigala.

"Terus, Lo masih mau tinggal sama dia?"

"Lagian, dia punya alasan kuat untuk tinggal bareng gue."

"Apa alasannya?"

Tresi meletakkan bukunya. Kemudian, menempelkan bibirnya di telinga Emi. "Jangan teriak!" Tresi langsung memberi peringatan keras pada sahabatnya itu.

"Jadi, ini alasan lo ngajak gue ketemu di perpustakaan?"

"Iya. Gue gak mungkin biarin dia mati, cuma karena mutiaranya pindah ke badan gue."

Emi mengangguk mengerti. Ia pun memutuskan membantu Tresi. Saat perpustakaan akan tutup, Tresi membawa beberapa buku untuk ia baca di rumah. Emi dan Tresi pun berpisah di depan kampus. Tak lama, Bima muncul.

"Hai, " sapa Tresi riang.

"Hai," balas Bima.

"Mau ikut jalan-jalan?"

Tresi terlihat berpikir sejenak. "Boleh," ucapnya kemudian.

Malam itu, Bima kembali mengajak Tresi masuk ke hutan. Mereka kembali bermain dengan para serigala. Perlahan, Tresi tak lagi merasa takut. Tanpa keduanya sadari, seseorang dari balik pohon melihat kebersamaan mereka. Tresi, yang sedang menoleh pun, melihat mata itu.

Siapa itu? Tatapannya jauh lebih mengerikan, gumamnya.

***

bab kemarin terpublish 2 kali. jadi, skip aja yang sayang²kuh.

mampir juga yuk ke karya sahabat literasiku. sama² bertema Werewolf

Pernahkah kalian mendengar dongeng Gadis Bertudung Merah? Di dalam kisah itu, si gadis dimakan oleh seekor serigala ketika mengunjungi rumah sang nenek. Bagaimana jadinya jika gadis bertudung merah sekarang berteman dengan serigala?

Gadis itu bernama Luna Garcia yang kehidupannya berubah drastis setelah bertemu dengan sosok Dire Wolf bernama Balkon. Mereka berteman dan bahkan menjalin hubungan asmara. Luna juga membantu sang serigala agar bisa menjadi manusia seutuhnya.

Bagaimana kisah mereka akan berjalan? Akankah Luna berhasil membantu Valko untuk kembali menjadi manusia seutuhnya? Apakah mereka bisa bersatu di kemudian hari?

jangan lupa mampir ya guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!