Ch. 3 >> Tinggal bersama?

Setelah kepergian Tresi setengah jam yang lalu, Bima hanya diam terpaku di tempatnya berdiri. Bukan karena tindakan Tresi yang terbilang nekad. Akan tetapi, ia merasa ada yang hilang dari dirinya. Namun, ia belum mengetahui apa itu.

Aku merasa ada yang hilang. Tapi, apa? Bima mengernyitkan dahinya.

Bima kembali terdiam. Memusatkan pikiran, untuk mencari sesuatu yang hilang itu. Beberapa menit kemudian, kedua bola matanya membesar. Mutiaraku! Gadis itu telah mencurinya! Sial! Bagaimana mutiara itu bisa berpindah? batin Bima.

Dengan kekuatannya, Bima menyusul langkah Tresi. Dalam lima belas detik, ia sudah menyusul langkah Tresi. Membuat gadis itu terjengkit kaget. Jantung Tresi berdegup kencang, sebelum mengetahui siapa orang yang mengejutkan dia.

"Lo ngagetin gue aja, sih!" pekik Tresi.

Namun, Bima hanya menunjukkan wajah tanpa ekspresi. Ia memindai tubuh Tresi. Benar saja, ia bisa melihat kilau mutiara yang dicarinya dalam tubuh Tresi. Bagaimana bisa gadis ini mencurinya tanpa sepengetahuanku? Sekarang, bagaimana caraku mengambilnya?

"Perasaan, jarak dari hutan ke sini itu jauh deh. Gue tadi juga sempat lari." Tresi bergumam. Jangan bodoh Tresi! Dia itu laki-laki, gampang aja buat dia nyusul lo ke sini! monolog Tresi.

Keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing. Namun, Tresi lebih dulu mempertanyakan maksud Bima menyusulnya.

"Ada apa lo nyusul gue?" tanya Tresi.

Bima menatap kedua mata Tresi. Ia mencoba untuk membaca tindakan yang mungkin, akan Tresi lakukan. Namun, ia tidak bisa. Apa ini pengaruh dari ketiadaan mutiara itu? tanya Bima dalam hati.

"Apa jangan-jangan lo nyesel, ya, udah nolak gue?" lanjut Tresi.

Melihat kediaman Bima, Tresi pun mengendikkan bahu acuh. "Ya, udah kalau lo gak mau ngomong." Tresi pun segera melangkah meninggalkan Bima.

"Tunggu!" cegah Bima.

Tresi menghentikan langkahnya, tanpa berbalik. Mendengar nada tegas yang keluar dari Bima, Tresi pun menyadari kesalahannya tadi. Astaga! Pasti dia marah, gara-gara gue cium dia! Mampus, gue! ucap Tresi dalam hati.

"Aku mau jadi pacarmu! Dengan syarat ..., kita tinggal bersama!"

Mendengar ucapan Bima, Tresi berbalik dan menatap bingung pria itu. Ia bahkan melupakan sejenak masalah yang ia buat tadi. 

"Tinggal bersama?"

Bima menganggukkan kepala. Tresi mengerjap cepat, mencoba mencerna ucapan pria di depannya ini. Maksudnya, gue sama dia, tinggal satu rumah gitu? monolog Tresi.

"Tunggu, tunggu! Kenapa harus tinggal bersama?" tanya Tresi bingung.

Bima mendekati Tresi dan berbisik, "Karena kau sudah mencuri sesuatu yang berharga dariku!"

Tresi meneguk salivanya susah payah. Kembali teringat akan ciuman yang ia ambil tadi. Berarti, tadi itu ciuman pertamanya? pikir Tresi.

"Sekarang, pulanglah. Aku akan menemuimu nanti!" ucap Bima, seraya membalik tubuhnya.

Setelah mengucapkan hal itu, Bima meninggalkan Tresi lebih dulu. Gadis itu sampai tak bisa mengatakan apa-apa. Semua terjadi begitu cepat.

Apa sekarang kami udah jadian? Sepasang kekasih? Ya ampun! Wajah Tresi merona mengingat kejadian yang baru saja ia alami.

Gadis itu pun melangkah pergi, meninggalkan tempat itu.

***

Bima menghela napas dalam. Mencoba memikirkan cara mengambil mutiara yang ada dalam tubuh Tresi. Tidak pernah ia membayangkan kejadian ini akan menimpa dirinya.

"Sial! Tanpa mutiara itu, aku bisa mati kapan saja," gerutu Bima.

Ia kembali terdiam, mencoba memikirkan jalan keluar yang tepat, untuk mengambil miliknya kembali. Saat tengah terdiam, bayangan seorang gadis pun muncul dalam benak Bima.

"Ursula," gumamnya, "sebaiknya, aku putuskan dulu hubunganku dengan dia. Lagi pula, sejak awal aku tidak menyukai wanita agresif seperti dia!" lanjut Bima.

Pria itu segera meninggalkan kediamannya yang tenang di tengah hutan. Mencari sosok yang sempat terlintas dalam benaknya tadi. Tidak butuh waktu lama, bagi Bima menemukan gadis itu.

"Wah, ada angin apa sampai calon suamiku datang ke sini," sambut gadis cantik yang Bima datangi.

Wajahnya memang cantik, tetapi tidak bisa menutupi kelicikan yang terlihat di mata gadis itu. Bima mengangkat sebelah alisnya.

"Kau merindukanku, Sayang?" Gadis itu bergelayut manja pada Bima.

Merasa jengah, Bima melepaskan belitan tangan gadis itu dari tubuhnya. "Aku ingin bicara," ucap Bima.

"Bicara saja." Gadis itu tetap bergelayut manja.

Bima menarik napas dalam, sebelum menyampaikan keinginannya. "Aku ingin mengakhiri pertunangan kita!" 

Gadis itu terkejut. Ia menatap Bima tajam. Terlihat, jika kemarahan mulai menguasainya. Bima tak terpengaruh sedikit pun. Ia tetap berdiri tegak di tempatnya.

"Apa? Kenapa? Apa ada seseorang yang kau sukai? Siapa orang yang sudah berani mencurimu dariku?" geramnya.

"Ursula, bukankah sejak awal aku sudah tidak menyukaimu? Aku bahkan tidak menginginkanmu! Siapa yang selalu mendesak ayahku untuk melakukan pertunangan? Kau! Kau yang terobsesi padaku!" tunjuk Bima pada gadis bernama Ursula.

"Ya! Itu aku. Tapi, semua itu karena aku mencintaimu Bima!" pekik Ursula.

"Terserah. Mulai detik ini, kau bukan lagi tunanganku!" Bima melesat pergi meninggalkan tempat Ursula.

Ursula berteriak sekencang mungkin, untuk melampiaskan rasa kesalnya. "Tidak akan aku biarkan Bima lepas dari genggamanku. Siapa yang berani merebut Bima?" gumam Ursula kesal.

Gadis itu segera menyusul langkah Bima, tanpa bisa Bima deteksi. Karena Ursula, sengaja menjaga jarak aman dari pria itu.

***

Bima mencoba mencari keberadaan Tresi dengan penciumannya. Sebagai werewolf, ia mampu mengendus keberadaan target dari jarak jauh sekali pun. Apa lagi, ia sudah mengenal bau Tresi.

Ia terus melesat, hingga ia tiba di sebuah rumah yang terlihat sederhana. Namun, ada bau yang tidak Bima kenal. Ada orang lain di dalam. Sebaiknya, aku bersikap layaknya manusia, gumam Bima dalam hati.

Setelah menarik napas, Bima mulai mengetuk pintu. Sesuai dengan dugaannya, tak lama keluar seorang gadis yang tidak Bima kenal.

"Cari siapa, ya?" tanya gadis itu. Mata gadis itu berbinar melihat pria tampan di hadapannya.

Bima mengerjapkan mata cepat, seraya mengingat nama gadis itu. Siapa nama dia, ya? gumam Bima dalam hati.

"Siapa, Em?" 

Bima mengenali suara itu. Dari balik pintu, terlihat Tresi menyembulkan kepalanya. Gadis itu terperanjat melihat kehadiran Bima.

"Bima," gumam Tresi.

"Bima siapa?" tanya gadis yang berdiri di depan Tresi.

Tresi menunjuk Bima dengan matanya. Gadis itu pun membelalakkan mata tak percaya, saat melihat Bima, pria yang sudah Tresi ceritakan padanya tadi.

"Lo gak salah? Cowok yang lo bilang mau jadi pacar, terus ngajak tinggal bareng itu dia?"

Tresi menganggukkan kepala cepat sebagai jawaban. Emi ternganga melihat Tresi mengangguk.

"Gila! Ini, sih, spek oppa di drama jaman now!" pekik gadis itu tak percaya.

Dari kejauhan, Ursula melihat semua kejadian itu. "Jadi, dia gadis yang membuatmu meninggalkanku? Dari baunya, dia bukan dari bangsa serigala. Apa tadi dia bilang? Tinggal bersama? Kau bahkan sengaja pindah ke tengah hutan, sejak kita bertunangan! Lihat saja! Tidak akan kubiarkan kau bersama dengan gadis manusia itu!"

Mata Ursula berubah warna, saat menahan amarah. Hampir saja, ia merubah wujudnya menjadi serigala, jika tidak segera pergi dari sana. Dalam hati ia berjanji, akan kembali merebut Bima dengan segala cara.

"Aku akan kembali mengambil milikku! Tunggu saja!" desisnya.

Terpopuler

Comments

Dewi

Dewi

Masih penasaran sih mutiara milik Bima bisa berpindah ke Tresi

2022-11-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!