Hampir separuh pasien yang mempunyai masalah tulang pergi dari Rumah Sakit, terutama mereka yang tidak sanggup membayar biaya pengobatan. Ini tamparan keras buat Rumah Sakit itu dan bisa dipastikan reputasinya akan turun.
Di klinik.
Lin Chen yang baru tiba bersama Ton Dji dikejutkan dengan kedatangan para pasien Rumah Sakit. Awalnya Lin Chen hanya mengira satu atau paling banyak dua orang tapi jumlah yang datang hampir dua puluh orang.
"Dokter, dokter anakku. Cucuku, Ayahku...."
Setiap orang berkata dengan tidak sabar, suaranya seperti di pasar.
"Saudara-saudara, tenang dulu. antrilah, kalau begini akan sulit untukku." kata Lin Chen lembut.
Lalu Tong Dji pun muncul, "Tuan, masuklah biar aku yang mengatur."
Tak lama kemudian, klinik pun sepi kembali. Semua pasien pulang dengan puas dan berjanji akan kembali lagi untuk kontrol kedua besok. namun ternyata masih ada satu orang lagi yang berdiri dengan ragu.
"Saudara, apakah anda mengalami patah tulang juga?" Tong Dji bertanya heran karena tidak melihat ada yang anggota tubuh yang patah dari orang itu.
"Dokter Lin, aku bukan pasien yang mengalami gangguan tulang."
"Ya, lalu? siapa yang sakit?"
"Begini dokter Lin, Ibuku sudah dirawat selama seminggu di Rumah Sakit tapi kondisinya bahkan belum membaik. Uang kami sudah habis untuk biaya dan berniat membawanya pulang hari ini."
"Aku tidak mengatakan tidak bisa tapi aku akan berusaha semampuku."
Lin Chen tau orang di depannya sulit menjelaskan penyakit Ibunya, bukan karena tidak tau tapi memang pihak Rumah Sakit tidak memberi tahunya.
"Tidak apa dokter Lin, kami juga sudah putus asa, yang penting anda mau memeriksanya saja."
Lin Chen juga bertanya apakah sudah mengambil surat kerangan pulang atau belum, pria itu mengangguk. "Semua surat keterangan pengobatan juga aku kumpulkan."
"Bagus." sahut Lin Chen, surat-surat itu sangat penting untuk pembuktian jika ada sesuatu yang tidak beres di masa depan.
Kasus kepulangan Tong Dji misalnya, sudah sangat jelas jika Tong Dji tidak mendapat perawatan selama di Rumah Sakit namun tetap saja Lin Chen harus membayar sejumlah uang saat ingin membawanya keluar. Kalau saja waktu itu Lin Chen tidak mengurus kepulangan pasien maka saat ini Ia pasti sudah ada di kantor polisi dengan tuduhan membawa kabur pasien, statusnya sebagai dokter tentu akan ikut terbawa.
Hari sudah malam saat Lin Chen memeriksa masalah tulang pada pasien itu dan ketika pasien terakhir datang, yakni Ibu pria yang terakhir, sudah cukup larut.
"Jangan khawatir, kondisi Ibu anda akan segera pulih. Tong Dji antarkan pasien ke kamar belakang."
"Saudara, silahkan lewat sini." kata Tong Dji namun pria itu menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan dokter Lin lagi. "Ayolah tidak mungkin juga kan Ibu anda pergi malam-malam begini." kata Ting Dji dan akhirnya pria itu pun setuju.
Dua hari kemudian, Ibu itu sembuh lalu pasien tulang juga sembuh.
Hari berikutnya pasien yang datang lebih banyak lagi, bisa ditebak kalau pasien-pasien baru ini adalah pasien dari Rumah Sakit. Lin Chen hanya meminta satu syarat, yakni harus memegang surat keterangan kepulangan. Yang tidak sanggup membayar akan Lin Chen bantu, tentu saja.
Dan seperti yang Lin Chen perkirakan, pihak Rumah Sakit menuntutnya dengan tuduhan membawa kabur pasien dan menghasut pasien agar Lin Chen bisa mengambil keuntungan.
Pagi itu, mobil polisi berhenti di depan klinik dan bersiap membawa Lin Chen untuk dimintai keterangan.
Saat tiba di kantor polisi, Lin Chen langsung dimasukkan ke dalam ruang interogasi. Wakil kapten yang mengambil alih.
"Dokter Lin, kita ketemu lagi." kata wakil kapten. "Aku tidak ada dendam pribadi padamu dan kalau boleh jujur, aku sebetulnya merasa sedikit bosan berurusan denganmu." sambung wakil kapten itu lagi.
"Berarti kita memang jodoh." jawab Lin Chen sekenanya.
"Hais dokter Lin, masalahmu kali ini sangat berat, anda adalah seorang dokter, menghasut dan mengobati pasien Rumah Sakit adalah sebuah kejahatan. Katakan apakah anda kali ini masih punya bukti?"
Wakil kapten itu tampaknya benar-benar serius mengatakan bosan berurusan dengan Lin, buktinya saat ini bahasanya sedikit melunak tidak seperti sebelumnya.
"Aku punya bukti."
"Benarkah? kalau begitu kenapa anda tidak menunjukkannya lebih awal?"
"Masih belum saatnya." Aku ingin bertemu dokter kepala itu, anda sebagai petugas tentu bisa menjadi penengah bukan?"
Lin Chen memiliki rencana lain, yaitu membuat dokter kepala itu sadar dan tidak mengulangi lagi perbuatannya memeras keluarga pasien.
"Baiklah, aku akan mengaturnya besok."
"Kalau begitu aku akan pulang dulu."
"Dokter Lin, tunggu. masalah itu, takutnya tidak bisa dilakukan.
"Biarkan dia pergi, terdengar suara seorang wanita di speaker dalam ruang interogasi."
Lin Chen menghampiri sebuah dinding dan melihatnya dengan teliti. "Sepertinya aku kenal dengan pemilik suara ini, apakah dia?" gumam Lin Chen.
Lin Chen tidak tau kalau dinding itu adalah dinding tembus, dibalik dinding itu berdiri seorang wanita dan wajah Lin Chen tepat di depan wajah wanita itu.
"Kapten, apa anda yakin?"
"Kalian dengar sendiri kalau dia punya bukti, lagipula apa kalian percaya ada orang yang bisa menghasut pasien Rumah Sakit?"
"Naikkan statusnya sebagai tahanan kota." ucap sang kapten lalu pergi dari sana, Ia tak mau bawahannya melihat mukanya yang memerah. Barusan Lin Chen tepat berdiri di depannya, Ia teringat dengan kejadian dulu.
Keesokan harinya, Lin Chen bertemu dengan dokter kepala di ruang interogasi.
"Nyalimu hebat juga anak muda, bahkan berani meminta bertemu denganku. kau tau ... "
"Dokter kepala, jujur saja, sebetulnya aku malas meladenimu dan kau bahkan berani menuntutku dan, seharusnya kau bersyukur karena aku memintamu datang."
"Apa maumu?"
Lin tersenyum, "Permintaanku hanya satu, hentikan semua kegiatan busukmu di Rumah Sakit. Bertaubatlah, kau ini seorang dokter."
"Omong kosong, memangnya kau tau apa, kau ini hanya dokter gadungan. Berani sekali kau memfitnahku."
"Ck ck ck benar-benar tak obat lagi."
Lin Chen menggeleng pelan, "Wakil kapten, ini salinan surat keterangan keluar dari pasien dan semua bukti penyelewengan jabatan oleh dokter kepala."
Dari tas kecilnya, Lin Chen mengeluarkan setumpuk kertas dan menyerahkannya pada wakil kapten.
Keesokan harinya, berita tentang penyelewengan dokter kepala Rumah Sakit menggemparkan kota Liang. Polisi juga bergerak cepat, mengumpulkan semua bukti tambahan dan menahan beberapa pejabat dan dokter yang menjadi kaki tangan dokter kepala.
Status Lin Chen juga telah dibersihkan, namanya dipulihkan sekaligus menambah reputasi klinik.
Lalu, ada departemen kesehatan yang merupakan eksistensi tertinggi bidang keselamatan negara. Mereka juga bergerak, mereka menemui Lin Chen untuk mengangkatnya menjadi dokter Rumah Sakit tapi Lin Chen menolak, lebih senang kerja di klinik.
Tak ingin menanggung masalah sendiri, departemen kesehatan mengutus seseorang pergi ke dewan kota. Dewan Kota ditekan untuk sama-sama mencari solusi dan yang lebih penting adalah memenangkan hati rakyat kembali. Pun demikian dengan dewan kota, mereka juga bergerak memanggil petinggi kota. Sama-sama meredam bola panas yang digulirkan Lin Chen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Nurul Hikmah
mantap ceritanya bagus
2023-10-23
2
Jimmy Avolution
Terus...
2023-02-23
2
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor, tetap semangat ya 😀💪👍👍👍
2023-02-20
1