Menulis Mantra

"Anak muda, apa kau tertarik?"

Tetua itu tiba-tiba menoleh, melihat dan bertanya kepada Lin Chen.

Lin Chen yang sadar telah berbuat kurang sopan segera mundur selangkah, dengan gugup Ia meminta maaf. "Maaf mengganggu tetua, aku tidak bermaksud untuk tidak sopan."

"Apa kau tertarik?" tanya tetua lagi, Ia mengacuhkan ucapan Lin Chen tapi matanya berbinar senang. Cukup sopan, pikirnya.

"Tetua, kebetulan aku baru membeli sebuah buku mantra. Aku hanya penasaran."

Tetua itu tidak mengambil buku di tangan Lin Chen, "Buku sampah. Jangan belajar dari sana, buku itu tidak lengkap, bahkan pokok dasarnya saja banyak yang salah."

Lin Chen jadi malu, "Aku tak tau, tadi asal membeli saja." katanya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Niat belajar saja sudah cukup, tidak masalah." sangat jarang seorang pemuda yang ingin belajar tradisi leluhur, inilah yang membuat tetua itu senang.

"Tidak jangan, pergi...!"

Suara wanita itu kembali memecah keheningan, rupanya kertas jimat yang ditulis tetua masih kurang kuat sehingga energi negatif di dalam tubuhnya yang sempat hilang kini kembali lagi.

"Tetua apa yang terjadi? bukankah tadi anda sudah memberinya jimat?" Lin Chen bertanya heran.

"Tidak segampang itu, aku lihat nona ini sangat lemah, karena itu energi jahat di tubuhnya susah hilang."

"Tapi bukannya tidak bisa, hanya saja butuh beberapa kali menulis jimat," kata tetua. "Hei kalian, bawa nona ke dalam." tetua menyuruh pengawal itu membawa nonanya ke dalam.

Pengawal juga mengerti, bukan hal yang baik jika nona mudanya di lihat banyak orang. Beberapa orang lalu maju, memegang lengan wanita dan membawanya masuk.

"Tetua, boleh saya mencoba menuliskan jimat?" pinta Lin Chen setelah di ajari cara menulis di atas kertas mantra berwarna kuning itu.

Tetua itu mengernyit, ada rasa tidak senang bercampur bangga yang terlihat di wajahnya. Bangga karena Lin Chen berani mencoba dan tidak senang karena berpikir Lin Chen terlalu berani dan meremehkan ilmu itu.

"Dengar, menulis mantra itu tidak semudah yang terlihat. Apa kau masih yakin?"

"Kalau tetua mengizinkan, aku akan mencobanya." ucap Lin Chen yakin.

"Baiklah, aku juga mau lihat."

Tetua itu tidak lagi berkata apa-apa, itu hanya percobaan sekali, kalaupun tidak efek sama sekali tidak akan ada pengaruhnya pada pasien.

"Tunggu, kertas mantra itu... apakah aku salah lihat? kenapa kertas mantra itu seperti memiliki cahaya?" ucap tetua itu dalam hati. Ia yang tadinya hendak memberikan kertas mantra untuk Lin Chen tidak jadi ketika melihat Lin Chen mengeluarkan kertas mantra sendiri.

"Jangan Membahayakan."

Tulisan tangan Lin Chen tidak begitu kuat, malah terkesan sembarangan. Bukan tidak mau namun ini adalah pengalaman pertama nya menulis di kertas jimat.

Begitu kata itu tertulis, samar-samar terlihat simbol kecil seperti rune pada sudut-sudut kertas.

Lin Chen berpikir sebentar, Ia bingung harus bagaimana menempelkan kertas itu dan harus ditempel di mana. "Sudahlah, lempar saja seperti di film-film itu." ucapnya dalam hati. Lin Chen lalu melambai.

Wuss...

Kertas jimat itu melayang, hinggap di dada wanita itu dan langsung hilang.

Umumnya kertas jimat akan ditempel sendiri oleh pembuatnya, ada juga kertas jimat yang bisa melayang tapi tak mungkin bisa langsung hilang dan lenyap di tubuh pasien. Yang dilakukan Lin Chen ini adalah perbuatan seorang ahli.

"Hebaat...." ucap Lin Chen dalam hati. Ia tersenyum bangga pada dirinya sendiri.

Sedangkan Tetua itu dan pengawal yang wanita muda itu melongo heran, jarak antara Lin Chen dan wanita muda itu cukup jauh, sekitar lima meter tapi kertas itu malah terbang.

Pun begitu dengan tetua itu, dia tentu saja bisa melakukan hal yang sama tapi menurut pengakuannya, Lin Chen baru pertama kali ini menulis mantra. "Apakah anak ini berbohong?" batinnya.

"Ap-apa yang... terjadi, dimana aku..."

Semua mata memandang wanita muda itu, Ia telah sadar sepenuhnya.

"Nona, anda tadi terlihat kurang sehat. Tetua ini telah menyembuhkan anda." kata pengawal yang ada di sana.

"Ehmm nona, sebaiknya anda beristirahat." kata tetua itu.

Semua orang juga dapat melihat, cahaya itu kembali ke wajah si wanita. Bukan hanya wajahnya yang kemerahan tapi energinya telah kembali dan tampak segar. Hanya penampilan nya saja yang masih seperti orang sakit.

"Tunggu sebentar," kata si wanita, dan tanpa menunggu jawaban, Ia segera masuk ke dalam merapihkan diri.

Tak lama kemudian Ia keluar lagi, "Tetua, terima kasih, kalau bukan anda mungkin aku harus pulang dan di rawat."

"Anda terlalu sungkan nona, tapi sepertinya anda juga harus berterima kasih pada pemuda ini, dialah yang sebenarnya menyembuhkan anda." Tetua itu membawa Lin Chen, tidak mau mengambil jasa yang dibuat orang lain. Dari sikapnya ini saja sudah bisa ditebak kalau tetua itu adalah orang baik.

Wanita itu melihat Lin Chen dan mengucapkan terima kasihnya, Ia lalu berpaling kembali ke tetua. "Tetua sebenarnya apa yang terjadi? aku hanya melihat bayangan hitam lalu setelah itu tidak ingat apa-apa lagi."

Tetua menjelaskan apa yang terjadi, di akhir kata Ia menasehati nya agar jangan terlalu lelah dan juga harus selalu berpikir positif. "Nona, semua pasti ada jalan keluarnya, setiap tindakan yang berlebihan itu sungguh tidak baik."

"Baik, aku akan selalu mengingat nasehat anda." kata si wanita. Lalu Ia pamit sebentar untuk kembali ke hotel tempatnya bermalam sambil mengingatkan tetua agar menunggunya.

"Tetua, maaf sekali. Aku harus pergi, ada urusan mendesak yang harus kukerjakan."

Karena hari sudah hampir sudah mulai gelap, Lin Chen harus pulang, paman Tang pasti sudah menunggunya.

...

Hari berlalu dengan cepat, Lin Chen yang saat ini berada di rumahnya kembali menghitung hari hujan petir akan datang. Menurut perhitungannya, besok waktu hujan petir itu datang lagi.

"Apakah hujan petir akan datang lagi?" Lin Chen kini menunggu dengan tidak sabar, dari pagi hujan sudah mengguyur namun hanya sebentar sedangkan petir itu belum muncul juga, itu berarti hal yang ia tunggu mungkin tidak akan datang.

Lin Chen mulai bosan, "Mungkin aku yang terlalu berharap, pikirnya. Sudah seharian Ia menunggu tapi tak ada tanda-tanda muncul. Tepat ketika Lin Chen akan pergi, tiba-tiba terdengar guntur disertai petir yang keras.

Jgerr...

Lin Chen berlari keluar, melihat langit dengan hati yang berdebar-debar.

Krakk....

Terdengar suara seperti kertas di robek, lalu ada celah di langit di susul jatuhnya benda-benda seperti hujan, setelah itu langit pun tertutup kembali seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Lin Chen berlari ke ladang, memeriksa benda-benda yang terjatuh itu. "Tidak salah lagi, ini pasti material yang sama seperti dulu."

Lima peti kayu besar berhasil Lin Chen kumpulkan, tak ada tempat lagi di gudangnya. "Baiklah, besok kita periksa lagi sampah-sampah ini."

Terpopuler

Comments

Herol

Herol

💥

2024-03-05

1

Herol

Herol

💯

2024-03-05

1

malest

malest

bagus.,

2023-12-13

1

lihat semua
Episodes
1 Hujan Badai di Desa Liang
2 Menemukan Belati
3 Kertas Jimat
4 Menulis Mantra
5 Kitab Kultivasi Surga
6 Arus Informasi
7 Penempaan Tulang
8 Salep Kulit Abadi
9 Nona Lu Jiayi
10 Tetua Lu Datang
11 Wabah
12 Ini Klinikku
13 Pengobatan Tuan Lu
14 Desa Jun
15 Memberi Pelajaran Tim Dokter
16 Teknik Totok Tubuh
17 Dia Wanita?
18 Tong Dji Terluka
19 Menjemput Tong Dji
20 Bola Panas
21 Peresmian Klinik Baru
22 Kapten Song Wanting
23 Orang-orang Yang Aneh
24 Mengambil Kembali Bahan Herbal
25 Melawan Kultivator
26 Sebuah Tekad
27 Pemurnian Energi
28 Korban Kecelakaan
29 Mengobati Banyak Pasien
30 Harus Lebih Kuat Lagi
31 Membuat Pil
32 Mulai
33 Apel Spiritual
34 Orang-orang Yang Mencurigakan
35 Membereskan Harimau Terbang
36 Pengalaman Bertempur
37 Mantra Roh
38 Menjadi Pimpinan
39 Cerita Jun Xing
40 Perubahan dan Aturan Baru
41 Enam Lawan Satu
42 Terobosan Mendadak
43 Kultivasi Dunia Fana
44 Kegunaan Lain Rumput Roh
45 Pasar Batu Dan Barang Antik
46 Keluarga Zhang
47 Masalah Tetua Zhang
48 Memilih Batu Mentah
49 Bayar Sepuluh Kali Lipat
50 Kalah Telak
51 Giok Berunsur Elemen Alam
52 Undangan Untuk Bergabung
53 Masalah Lain
54 Tidak Ada Maaf Yang Kedua
55 Masalah Keluarga Zhang
56 Membereskan Kekacauan
57 Kultivasi Jiwa
58 Anak Muda Yang Menarik
59 Membantu Zhang Zitou
60 Tidak Sesuai Harapan
61 Pil Pertama
62 Suasana di Klinik
63 Mengobati Jiang Fangyou
64 Membangun Jalan Desa
65 Meminta Bantuan
66 Menuju Gunung Kunlung
67 Kuberikan Dua Serangan
68 Akhirnya Sampai di Pos Ketiga
69 Berangkat Bertiga
70 Menuju Garis Berbahaya
71 Rumput Roh Ilusi
72 Melawan Tikus Api Kaki Merah
73 Kekuatan Belati Putih
74 Tidak Percaya
75 Mencari Yang Lain
76 Kondisi Tetua
77 Misi Penyelamatan
78 Batu Roh Api
79 Merebut Batu
80 Menyelamatkan Tetua Li
81 Menarik Simpati
82 Mengalihkan Perhatian
83 kekaguman
84 Membasmi Kawanan
85 Kembali Ke Kota
86 Memberikan Arahan
87 Paviliun Langit Dalam Masalah
88 Bentrok di Gudang
89 Pedang Yang Bagus
90 Serangan Balasan
91 Selidiki Dokter Lin
92 Menjual Pil Vitalitas
93 Gerakan Pegiat Beladiri
94 Farmasi Paviliun Langit
95 Keluarga Lu di Shanghain
96 Mengajak Kerja Sama
97 Bibi di Klinik Yang Meresahkan
98 Proses Produksi Berjalan
99 Undangan tuan Lu
100 Permintaan Tetua Lu
101 Jimat Kutukan
102 Sekte Berhala
103 Membuat Jimat Penangkal
104 Bermasalah Dengan Lin Chen
105 Menyuling Pil Kelas Tiga
106 Cari Siapa Yang Melakukannya
107 Keluarga Wu Harus Dihapus
108 Mengambil Alih
109 Mengambil Alih Aset
110 Sekte Berhala Bereaksi
111 Sikap Tidak Bersahabat
112 Dia Pemimpinnya
113 Meminta Bantuan Keluarga Lu
114 Menjadi Satu-satunya
115 Sekte Berhala Mulai Bergerak
116 Menuju Kota Liang
117 Permainan di Klinik
118 Jangan Macam-macam Di Rumahku
119 Semuanya Milik Lin Chen
120 Petunjuk Lain
121 Sudah Terlambat
122 Masih Ada Korban Lain
123 Markas Sekte Berhala
124 Datang Sebagai Utusan
125 Memasuki Ruang Jiwa
126 Menghapus Sisa Anggota Sekte Berhala
127 Gulungan Rahasia
128 Cincin Dimensi
129 Kembali Pulang
130 Misi Lain
131 Bantuan
132 Peristirahatan Pertama
133 Menuju Target
134 Di Dasar Lembah
135 Munculnya Fenomena Aneh
136 Lin Chen Menghilang
137 Terpaksa Pergi
138 Tidak Sia-Sia
139 Rahasia
140 Mundur Dan Membentuk Yang Baru
141 Desa Dalam Bahaya
142 Bayangan Hitam
143 Alasan Qian
144 Terpaksa Membawanya
145 Beri Mereka Pelajaran
146 Anggota Yang Tersisa
147 Batu Ketiga Muncul
148 Penjelasan Tentang Rahasia Alam
149 Judi Tambang
150 Hans Yang Malang
151 Memeriksa Titik Tambang
152 Tertarik Dengan Titik Tambang Lain
153 Bos Mao Tertarik
154 Memberikan Tanda Tangan
155 Muncul Entah Darimana
156 Aku Tidak Berani Lagi
157 Keluarga Hans Tidak Terima
158 Undangan
159 Menawarkan Titik Tambang
160 Mengobati Anak Buah
161 Rencana Kepala Keluarga Hans
162 Terjebak
163 Pertempuran di Area Tambang
164 Hancurkan Keluarga Hans Untukku
165 Mengambil Alih Senapan Runduk
166 Keluarga Hans Lenyap
167 Sepotong Kue
168 Ada Yang Meracuninya
169 Efek Lain
170 Tidak Boleh Diganggu
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Hujan Badai di Desa Liang
2
Menemukan Belati
3
Kertas Jimat
4
Menulis Mantra
5
Kitab Kultivasi Surga
6
Arus Informasi
7
Penempaan Tulang
8
Salep Kulit Abadi
9
Nona Lu Jiayi
10
Tetua Lu Datang
11
Wabah
12
Ini Klinikku
13
Pengobatan Tuan Lu
14
Desa Jun
15
Memberi Pelajaran Tim Dokter
16
Teknik Totok Tubuh
17
Dia Wanita?
18
Tong Dji Terluka
19
Menjemput Tong Dji
20
Bola Panas
21
Peresmian Klinik Baru
22
Kapten Song Wanting
23
Orang-orang Yang Aneh
24
Mengambil Kembali Bahan Herbal
25
Melawan Kultivator
26
Sebuah Tekad
27
Pemurnian Energi
28
Korban Kecelakaan
29
Mengobati Banyak Pasien
30
Harus Lebih Kuat Lagi
31
Membuat Pil
32
Mulai
33
Apel Spiritual
34
Orang-orang Yang Mencurigakan
35
Membereskan Harimau Terbang
36
Pengalaman Bertempur
37
Mantra Roh
38
Menjadi Pimpinan
39
Cerita Jun Xing
40
Perubahan dan Aturan Baru
41
Enam Lawan Satu
42
Terobosan Mendadak
43
Kultivasi Dunia Fana
44
Kegunaan Lain Rumput Roh
45
Pasar Batu Dan Barang Antik
46
Keluarga Zhang
47
Masalah Tetua Zhang
48
Memilih Batu Mentah
49
Bayar Sepuluh Kali Lipat
50
Kalah Telak
51
Giok Berunsur Elemen Alam
52
Undangan Untuk Bergabung
53
Masalah Lain
54
Tidak Ada Maaf Yang Kedua
55
Masalah Keluarga Zhang
56
Membereskan Kekacauan
57
Kultivasi Jiwa
58
Anak Muda Yang Menarik
59
Membantu Zhang Zitou
60
Tidak Sesuai Harapan
61
Pil Pertama
62
Suasana di Klinik
63
Mengobati Jiang Fangyou
64
Membangun Jalan Desa
65
Meminta Bantuan
66
Menuju Gunung Kunlung
67
Kuberikan Dua Serangan
68
Akhirnya Sampai di Pos Ketiga
69
Berangkat Bertiga
70
Menuju Garis Berbahaya
71
Rumput Roh Ilusi
72
Melawan Tikus Api Kaki Merah
73
Kekuatan Belati Putih
74
Tidak Percaya
75
Mencari Yang Lain
76
Kondisi Tetua
77
Misi Penyelamatan
78
Batu Roh Api
79
Merebut Batu
80
Menyelamatkan Tetua Li
81
Menarik Simpati
82
Mengalihkan Perhatian
83
kekaguman
84
Membasmi Kawanan
85
Kembali Ke Kota
86
Memberikan Arahan
87
Paviliun Langit Dalam Masalah
88
Bentrok di Gudang
89
Pedang Yang Bagus
90
Serangan Balasan
91
Selidiki Dokter Lin
92
Menjual Pil Vitalitas
93
Gerakan Pegiat Beladiri
94
Farmasi Paviliun Langit
95
Keluarga Lu di Shanghain
96
Mengajak Kerja Sama
97
Bibi di Klinik Yang Meresahkan
98
Proses Produksi Berjalan
99
Undangan tuan Lu
100
Permintaan Tetua Lu
101
Jimat Kutukan
102
Sekte Berhala
103
Membuat Jimat Penangkal
104
Bermasalah Dengan Lin Chen
105
Menyuling Pil Kelas Tiga
106
Cari Siapa Yang Melakukannya
107
Keluarga Wu Harus Dihapus
108
Mengambil Alih
109
Mengambil Alih Aset
110
Sekte Berhala Bereaksi
111
Sikap Tidak Bersahabat
112
Dia Pemimpinnya
113
Meminta Bantuan Keluarga Lu
114
Menjadi Satu-satunya
115
Sekte Berhala Mulai Bergerak
116
Menuju Kota Liang
117
Permainan di Klinik
118
Jangan Macam-macam Di Rumahku
119
Semuanya Milik Lin Chen
120
Petunjuk Lain
121
Sudah Terlambat
122
Masih Ada Korban Lain
123
Markas Sekte Berhala
124
Datang Sebagai Utusan
125
Memasuki Ruang Jiwa
126
Menghapus Sisa Anggota Sekte Berhala
127
Gulungan Rahasia
128
Cincin Dimensi
129
Kembali Pulang
130
Misi Lain
131
Bantuan
132
Peristirahatan Pertama
133
Menuju Target
134
Di Dasar Lembah
135
Munculnya Fenomena Aneh
136
Lin Chen Menghilang
137
Terpaksa Pergi
138
Tidak Sia-Sia
139
Rahasia
140
Mundur Dan Membentuk Yang Baru
141
Desa Dalam Bahaya
142
Bayangan Hitam
143
Alasan Qian
144
Terpaksa Membawanya
145
Beri Mereka Pelajaran
146
Anggota Yang Tersisa
147
Batu Ketiga Muncul
148
Penjelasan Tentang Rahasia Alam
149
Judi Tambang
150
Hans Yang Malang
151
Memeriksa Titik Tambang
152
Tertarik Dengan Titik Tambang Lain
153
Bos Mao Tertarik
154
Memberikan Tanda Tangan
155
Muncul Entah Darimana
156
Aku Tidak Berani Lagi
157
Keluarga Hans Tidak Terima
158
Undangan
159
Menawarkan Titik Tambang
160
Mengobati Anak Buah
161
Rencana Kepala Keluarga Hans
162
Terjebak
163
Pertempuran di Area Tambang
164
Hancurkan Keluarga Hans Untukku
165
Mengambil Alih Senapan Runduk
166
Keluarga Hans Lenyap
167
Sepotong Kue
168
Ada Yang Meracuninya
169
Efek Lain
170
Tidak Boleh Diganggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!