"Suster, pasien bernama Tong Dji." tanya Lin Chen di sebuah Rumah Sakit. "Nomor sepuluh, baik, terima kasih.
"Tong Dji, apa yang terjadi?" kenapa bisa begini?"
"Tuan, tadi aku sedang belanja keperluan klinik. Ketika hendak pergi, tiba-tiba sekelompok orang datang dan mengatakan bahwa semua herbal di toko tidak dijual lagi dan memaksa mengambil herbal yang telah aku beli."
Tong Dji telah bekerja untuk Lin Chen dan demi kesopanan, Ia mengubah panggilannya dari dokter Lin menjadi Tuan Lin. Meskipun sebenernya tidak masalah di panggil dengan sebutan apa saja.
"Lantas merek memukulimu?"
"Aku menolak dan bermain sebentar tapi jumlah mereka terlalu banyak."
Sebelah kaki Tong Dji patah, tubuhnya penuh memar tapi Lin Chen tetap tenang tapi kalau diperhatikan, ada kilatan kecil di matanya.
Jangan bergerak, aku akan mengoleskan salep pada lukamu. Tong Dji percaya dengan keahlian medis, dia pun diam ketika rasa dingin menyesap masuk ke dalam kulitnya.
Sesaat kemudian luka di sekujur tubuhnya berangsur-angsur pulih. Hanya tinggal pemulihan normal saja maka kulit Tong Dji akan seperti sedia kala.
"Bagaimana kakimu? apa mereka sudah memeriksanya?"
Tong Dji menggeleng pelan, "Tuan, uang di sakuku tidak banyak."
Lin Chen sangat paham tentang ini, banyak Rumah Sakit yang menindas pasien. Jika pasien tidak ada uang maka pasien itu akan dibiarkan begitu saja, berbeda jika itu tuan atau nona besar, staf medis itu akan berlomba-lomba mencari jasa.
Kalau itu terjadi pada Rumah Sakit swasta, mungkin Lin Chen akan maklum tapi ini adalah Rumah Sakit pemerintah. semua biaya ditanggung oleh pemerintah, bukankah itu namanya menyalahgunakan wewenang?
"Sudahlah, aku periksa kakimu dulu. Ini akan sedikit sakit. Lalu, Krekk... terdengar suara tulang beradu.
Lin Chen meraba-raba kaki itu sebentar lalu mengangguk, " Sambungannya sudah pas, coba gerakkan sedikit."
"Sudah tidak sakit lagi tuan." Tong Dji tersenyum lebar. Semua akan beres kalau ada tuannya di sana.
"Jangan bergerak dulu, biar bagaimanapun tulang itu baru saja tersambung lagi, butuh setidaknya satu minggu sampai bisa kau gunakan berlari."
Faktanya, dengan perawatan Lin Chen, tidak sampai setengah hari saja Tong Dji sudah bisa berlari. "Tunggu di sini, aku akan mengurus kepulanganmu."
Tidak lama kemudian, Lin Chen datang lagi dan membawa Tong Dji pulang.
"Saudara Tong Dji!"
Tepat ketika mereka keluar dari Rumah Sakit, terdengar suara keras memanggil Tong Dji. "Apa kamu sudah sembuh? apa Rumah Sakit memutuskan untuk menolongmu? aih kau beruntung sekali."
"Tuan, saudara ini anaknya juga mengalami patah tulang. Dia sudah di sini dari pagi namun...."
Lin Chen melambai, sudah mengerti apa yang akan Tong Dji katakan. Ia lalu berkata pada pria di depannya untuk datang mencarinya kalau butuh pertolongan.
"Saudara, tuanku adalah dokter Lin, jangan ragu untuk datang." Tong Dji kemudian memberikan alamat klinik lalu berjalan pelan di samping Lin Chen. "Saudara! tenang saja. Di klinik dokter sakti dan hebat, dokter Lin tidak ada biaya setinggi langit, cukup bayar semampumu."
Suara Tong Dji yang keras bergema, menarik perhatian semua orang yang ada di sana. Termasuk seorang dokter kepala. Lin Chen memutar kepalanya, "Kata-katamu seperti melakukan pemujaan dewa."
Tong Dji menyeringai lebar, "Hehe maaf tuan, aku sangat tidak puas dengan Rumah Sakit ini."
Lin Chen menggeleng pelan, mereka berjalan keluar. Namun, dua orang penjaga menghadang mereka. Penjaga itu meraih pergelangan tangan Lin Chen, "Ikut aku ke kantor." sayangnya tangan itu hanya bisa meraih udara kosong.
"Kau berani melawan?" tanpa ragu penjaga itu melayangkan tinju besarnya. Lin Chen lebih cepat lagi, meninju dada si penjaga sampai mundur beberapa langkah dan tersungkur.
"Pergi! hajar dan tangkap orang itu!" penjaga yang juga adalah ketua keamanan itu meraung.
Mulanya hanya ada satu penjaga, kemudian penjaga lain pun muncul, mengurung Lin Chen.
"Jadi kalian mau bermain kasar? baik, akan kukabulkan keinginan kalian."
Lalu, bak buk bak buk ...
Lima penjaga terjengkang di tanah, memandang Lin Chen dengan takut. Baru berjalan beberapa langkah, suara sirine mobil polisi terdengar memauki halaman Rumah Sakit.
"Ini tidak sederhana," pikir Lin Chen. "Pasti ada yang melaporkan kejadian ini dan petugas keamanan itu hanya bertugas menahanku saja." Secara acak Lin Chen melihat ke atas bangunan lantai tiga dan kebetulan itu adalah kantor dokter kepala yang melaporkan Lin Chen.
Dokter kepala itu merasa dingin, "Apa dia melihatku dari atas sini?" katanya dengan suara bergetar.
"Dokter Lin! keributan apalagi yang kau lakukan ini?"
"Kamu... oh ingat, kamu wakil kapten yang waktu itu." Lin Chen mengenalinya sewaktu berasa si desa Jun.
"Seseorang melaporkanmu membawa pasien di Rumah Sakit ini. Kali ini kau tidak akan lolos, kasus ini tidak perlu surat perintah untuk menahanmu."
"benarkah? lalu apa kau punya bukti?" balas Lin Chen. "Kenapa kau tidak memanggil orang yang melapor kesini?" kata Lin Chen lagi.
"Pergi dan panggil dokter kepala itu." perintah wakil kapten. Sementara itu Lin Chen memberikan keterangan keluar Rumah Sakit kepada Tong Dji lalu memotret nya sambil memegang di depan dada.
Petugas yang memanggil dokter kepala muncul, di sampingnya dokter kepala berbasa-basi sebentar dengan wakil kapten lalu berkata kepada Lin Chen. Tapi sebelum Ia berbicara, Lin Chen mendahuluinya. "Anda dokter kepala yang melapor kan? Nah katakan, kalau aku punya surat keterangan keluar dari Rumah Sakit ini, apakah aku masih bisa dikatakan membawa kabur pasien?"
"Tentu saja tidak."
"Lalu apakah ada tanda khusus pada pasien yang di rawat disini?" tanya Lin Chen lagi.
"Tentu saja, Rumah Sakit kami adalah Rumah Sakit terkemuka dan sangat pasti sangat teliti dalam segala hal."
Plakk...
"Kalau begitu makan itu, pasien bahkan tidak memiliki tanda khusus dan aku dengan senang hati membayar. bukankah kau harus berterima kasih?"
Lin Chen melempar kertas surat keterangan itu langsung di muka dokter kepala, berbicara sebentar lalu pergi tanpa pernah menoleh lagi.
"Petugas....."
"Sial! apa kau mau mempermainkan petugas polisi!? bagus kau mengenal beberapa orang, kalau tida aku akan memborgol dan menahanmu." wakil kapten ini tampak sangat marah, alih-alih mendapat keuntungan tapi malah dipermainkan Lagi Lin Chen.
Semua yang di Rumah Sakit melihat kejadian ini, tanpa ragu dan takut. Lin Chen melawan dokter kepala dan wakil kapten.
"Siapa tadi nama pria itu?"
"Dokter Lin, namanya dokter Lin." ucap salah satu penonton di sana. "Kalau tidak salah pria di sebelahnya tadi memberi tahu alamatnya pada seseorang." ucapnya lagi.
"Saudara anda mau kemana?" pria yang tadi berbicara dengan Tong Dji menghela nafas, tadinya Ia bermaksud pergi diam-diam, agar mendapatkan perawatan pertama. Tidak berpikir hal yang lain.
"Aku akan membawa putraku ke klinik dokter Lin, Sial! putraku sudah dari pagi tapi tak satupun dokter yang datang.
Lobby Rumah Sakit secara perlahan sepi, semua orang akhirnya memutuskan pergi ke klinik dokter Lin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Rimueng Buloh
dia biasanya manggil Paman tong dji
2023-12-16
0
Rimueng Buloh
kok tuan macam cerita silat fantasi timur,,kan biasa dia manggil Lin Chen dokter,,mungkin nanti cerita ini macam cerita sebelah,dia keturunan dari langit,,ayahnya dari keturunan dewa mungkin jg nama ayah Lin Chen adalah Lin Tian,,mungkinnnnnnnn
2023-12-16
1
Nurul Hikmah
hahaha makan tu duit
2023-10-23
0