Dia Wanita?

Awalnya Lin Chen hanya menotok bagian tubuh lawannya di tempat yang tidak berbahaya, namun lama-lama Ia bosan juga, lawannya ini tidak mengenal kata berhenti.

"Apa kau tidak bosan?" kata Lin Chen sambil menatap lurus, tepat ketika matanya terbentur di sana, Ia menyadari sesuatu. "eh? mungkinkah dia seorang wanita?" ucapnya dalam hati.

"Apa yang kau lihat! sudah bosan hidup ternyata. Sekarang aku tak ingin barang itu, aku ingin menusuk mata mesummu itu."

Lin Chen tidak marah melainkan tersenyum ringan. Baiklah harus dibuktikan dulu, pikirnya. Maka mulailah Lin Chen mengincar titik akupunktur lain di tubuh lawannya dan berinisiatif menyerang terlebih dahulu.

Tukk...

Titik dibelakang lutut, lalu titik di paha dalam kemudian satu titik lagi di pinggang. Hasilnya, sebelah kaki lawan kaku sepersekian detik dan itu sudah cukup untuk Lin Chen bisa mendorong tubuh lawannya.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Lin Chen memburu lawannya yang belum sempat bangun dan kembali menotok pinggangnya.

"Aah..."

Rasa sakit menjalar cepat dari pinggang ke kaki, alhasil sebelah kakinya kesemutan. Dia hanya bisa beringsut di tanah sambil menyeret sebelah kakinya. "Jangan, jangan mendekat. Aku akan menghajarmu."

"Bukankah kau tadi sudah menghajarku? sekarang giliranku yang akan menghajarmu." balas Ye Chen dengan seringai penuh kemenangan.

Namun, orang itu tiba-tiba saja melompat dan menendang Lin Chen, Lin Chen yang tidak pernah menghilangkan kewaspadaan nya memutar tubuhnya sehingga tendangan itu mengenai ruang kosong.

Bugh...

Lin Chen yang sama sekali tidak bisa beladiri itu kaget ketika lawannya yang dalam posisi menendang itu memutar lengannya dan menghantam pelipisnya. Spontan Ia mengangkat tangan kirinya untuk menangkis.

Orang itu meringis menahan sakit pada lengannya, namun tidak ada waktu untuk itu karena Lin Chen dengan keras memukul pantatnya.

Mata Lin Chen berkedut, itu bergetar dan bergoyang indah.

"Dokter mesuum... dasar, akan kupotong tanganmu, kucongkel matamu." teriak orang itu. Ia menyerang dengan kalap, gerakannya menjadi aneh dan tak beraturan sehingga Lin Chen bisa dengan santai menghindar.

Tukk...

Tukk...

Orang itu akhirnya berhenti, tubuhnya kasemutan karena totokan Lin Chen yang mampir di hampir semua tubuhnya.

Untuk saat ini Lin Chen memang hanya bisa membuat lawannya kesemutan dengan totokan. Bukan sengaja tapi memang sampai disitulah kemampuannya, kecuali Lin Chen sudah bisa memurnikan energi maka lawan yang ditotoknya pasti kaku tak bisa bergerak.

"Hehe sekarang kau harus menunjukkan wajahmu."

Brett...

Sekali renggut, penutup kepala orang itu pun lepas.

Lin Chen terpaku, wajah di depannya sangat halus dan cantik, rambutnya yang tebal tergerai lepas. Matanya yang melotot lebar dengan dagu lancip, hidung yang tidak terlalu tinggi namun tampak serasi itu sungguh membuat Lin Chen ingin merabanya.

"Ternyata kau sangat cantik." gumam Ye Chen tanpa sadar. Gumamam ini tentu dapat didengar jelas oleh wanita itu.

Kalau Lu Jiayi adalah kecantikan bunga di taman, maka wanita di depannya ini adalah kecantikan bunga Lili liar.

Mungkin karena marah atau memang pengaruh totokan yang mulai berkurang, kaki wanita itu tiba-tiba ditekuk dan menusuk tepat di bawah perut Lin Chen. Lin Chen sigap, menahan lutut dengan kedua telapak tangan dan menendang kaki lawan yang masih berdiri.

Alhasil tubuh wanita itu jatuh tepat ke arahnya, Lin Chen yang mengira akan diserang lagi mendorong dada wanita itu tapi terlambat, meskipun tangannya tepat menempel di dada itu tapi data jatuhnya membuatnya ikut terdorong jatuh.

Wanita itu jatuh tepat di atas Lin Chen, dengan kedua tangannya terkulai lemas di samping sedangkan kedua tangan Lin Chen mencengkram erat di dada si wanita.

"Eh? ini...." entah sadar atau tidak, Lin Chen yang mencengkram dada si wanita mulai bergerak, jemarinya bergerak-gerak. "Ini sangat lembut." gumamnya.

Namun, Lin Chen tersentak ketika ada air yang jatuh di wajahnya. Ketika menengok, ternyata wanita itu menangis dan air matanya jatuh di wajahmu Lin Chen. "Sampai kapan kau memegangnya? cepat lepaskan!" suara itu terdengar sangat dingin. "Maaf...." Lin Chen melepas kedua tangannya.

Bug...

Tepat ketika Lin Chen melepas tangannya, tubuh wanita itu pun jatuh menimpa tubuh Lin Chen.

Lin Chen mencium kening wanita dan si wanita mencium leher Lin Chen. Posisi ini bertahan cukup lama.

"Nona menyingkirlah dari tubuhku." ucap Lin Chen pelan. "Kau sangat berat." lanjutnya lagi.

Tanpa Lin Chen katakan pun wanita itu pasti menyingkir, sayangnya Ia bingung harus bagaimana. Kalau Ia mengangkat tubuhnya, otomatis dadanya akan semakin menempel kan.

"Baiklah, aku yang akan menyingkir." Lin Chen juga tak mau dikatakan mengambil kesempatan meskipun memang seperti itu. Ia menggeser sedikit dan... "Gunakan tanganmu! angkat aku kesamping." Wanita itu tidak tahan dengan gesekan dada mereka berseru dingin.

Lin Chen tak banyak bicara, Ia mengangkat tubuh wanita itu dan mendorongnya ke samping begitu saja. "Kau kasar sekali."

"Tubuhmu berat, aku tak mau repot." balas Lin Chen tak acuh. "Keringatmu sangat harum."

Tangan wanita itu terkepal. Marah dan malu bercampur menjadi satu. Seumur hidup Ia tak pernah disentuh pria lain karena didikan keluarganya yang sangat ketat, tapi hari ini Lin Chen bukan saja menyentuhnya tapi juga menciumnya.

"Dokter mesum, kau harus membalasnya." wanita itu berdesis, matanya berkilat marah tapi kemudian kembali sayu. Ia juga tau Lin Chen memang tidak sengaja, semua terjadi begitu saja. Tapi ketika mengingat tangan Lin Chen yang meremas dadanya, wanita itu kembali menggeram.

Sementara itu Lin Chen yang tak mau berada di situ lagi segera pulang, Tong Dji yang masih pingsan itu ditinggalkan begitu saja. Lin Chen tau keadannya baik-baik saja, lagipula Ia tak mau sampai wanita itu bangun dan menyerangnya lagi.

Sesampainya di rumah, Lin Chen segera membereskan barangnya dan berpesan kepada tetua Li "Tetua Li, aku meninggalkan salep untuk paman Tong Dji. Takut masih ada warga yang belum diobati."

"Aku mengerti, tenang saja" sahut Tetua Li, lalu memberikan sebuah bantal kecil pada Lu Jiayi. "Nona Lu hati-hati di jalan. Cubit lagi saja bocah itu kalau dia tidak pelan-pelan."

Lu Jiayi tidak mengerti kenapa Tetua Li memberinya bantal tapi tetap mengambilnya. sementara Lin Chen hanya tersenyum masam. Apakah mobilku memang seburuk itu? bantinnya.

"Nona Lu, ayo kita pulang."

"Pulang... ? Lu Jiayi mengulang ucapan Lin Chen sambil memandangnya. Matanya mengerjap.

Lin Chen terdiam, sebuah keindahan lain berdiri tepat di depan matanya. Untuk sesaat, Ia terdiam, terpaku pada wajah cantik Lu Jiayi.

"Hais ada apa denganku hari ini?" ucap Lin Chen dalam hati. Ia lalu menepuk kedua pipinya, maksudnya menyadarkan dirinya sendiri. Setelah itu Ia berkata, "Iya pulang, kalau tidak pulang, apa mau tinggal si sini?"

Lu Jiayi tersenyum, Ia jelas tau maksud dari reaksi Lin Chen tadi. "Baik, ayo pulang." katanya dengan tersenyum.

Lin Chen menghela nafas, lalu berjalan lagi setalah berhenti sebentar mendengar kata "pulang". Satu kata itu memiliki arti yang sangat luas dan dalam.

Lu Jiayi masih tersenyum sambil memeluk bantal pemberian Tetua Li, Ia duduk dengan tenang di samping Lin Chen namun itu hanya sebentar, begitu mesin mobil hidup dan mulai berjalan, senyum itu seketika hilang. Kini Ia mengerti kenapa Tetua Li memberinya bantal.

Terpopuler

Comments

Nurul Hikmah

Nurul Hikmah

hahaha terasa pakai onta

2023-10-23

0

Zoelf 212 🛡⚡🔱

Zoelf 212 🛡⚡🔱

jo

2023-09-14

0

Lemong Nipis

Lemong Nipis

gass

2023-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 Hujan Badai di Desa Liang
2 Menemukan Belati
3 Kertas Jimat
4 Menulis Mantra
5 Kitab Kultivasi Surga
6 Arus Informasi
7 Penempaan Tulang
8 Salep Kulit Abadi
9 Nona Lu Jiayi
10 Tetua Lu Datang
11 Wabah
12 Ini Klinikku
13 Pengobatan Tuan Lu
14 Desa Jun
15 Memberi Pelajaran Tim Dokter
16 Teknik Totok Tubuh
17 Dia Wanita?
18 Tong Dji Terluka
19 Menjemput Tong Dji
20 Bola Panas
21 Peresmian Klinik Baru
22 Kapten Song Wanting
23 Orang-orang Yang Aneh
24 Mengambil Kembali Bahan Herbal
25 Melawan Kultivator
26 Sebuah Tekad
27 Pemurnian Energi
28 Korban Kecelakaan
29 Mengobati Banyak Pasien
30 Harus Lebih Kuat Lagi
31 Membuat Pil
32 Mulai
33 Apel Spiritual
34 Orang-orang Yang Mencurigakan
35 Membereskan Harimau Terbang
36 Pengalaman Bertempur
37 Mantra Roh
38 Menjadi Pimpinan
39 Cerita Jun Xing
40 Perubahan dan Aturan Baru
41 Enam Lawan Satu
42 Terobosan Mendadak
43 Kultivasi Dunia Fana
44 Kegunaan Lain Rumput Roh
45 Pasar Batu Dan Barang Antik
46 Keluarga Zhang
47 Masalah Tetua Zhang
48 Memilih Batu Mentah
49 Bayar Sepuluh Kali Lipat
50 Kalah Telak
51 Giok Berunsur Elemen Alam
52 Undangan Untuk Bergabung
53 Masalah Lain
54 Tidak Ada Maaf Yang Kedua
55 Masalah Keluarga Zhang
56 Membereskan Kekacauan
57 Kultivasi Jiwa
58 Anak Muda Yang Menarik
59 Membantu Zhang Zitou
60 Tidak Sesuai Harapan
61 Pil Pertama
62 Suasana di Klinik
63 Mengobati Jiang Fangyou
64 Membangun Jalan Desa
65 Meminta Bantuan
66 Menuju Gunung Kunlung
67 Kuberikan Dua Serangan
68 Akhirnya Sampai di Pos Ketiga
69 Berangkat Bertiga
70 Menuju Garis Berbahaya
71 Rumput Roh Ilusi
72 Melawan Tikus Api Kaki Merah
73 Kekuatan Belati Putih
74 Tidak Percaya
75 Mencari Yang Lain
76 Kondisi Tetua
77 Misi Penyelamatan
78 Batu Roh Api
79 Merebut Batu
80 Menyelamatkan Tetua Li
81 Menarik Simpati
82 Mengalihkan Perhatian
83 kekaguman
84 Membasmi Kawanan
85 Kembali Ke Kota
86 Memberikan Arahan
87 Paviliun Langit Dalam Masalah
88 Bentrok di Gudang
89 Pedang Yang Bagus
90 Serangan Balasan
91 Selidiki Dokter Lin
92 Menjual Pil Vitalitas
93 Gerakan Pegiat Beladiri
94 Farmasi Paviliun Langit
95 Keluarga Lu di Shanghain
96 Mengajak Kerja Sama
97 Bibi di Klinik Yang Meresahkan
98 Proses Produksi Berjalan
99 Undangan tuan Lu
100 Permintaan Tetua Lu
101 Jimat Kutukan
102 Sekte Berhala
103 Membuat Jimat Penangkal
104 Bermasalah Dengan Lin Chen
105 Menyuling Pil Kelas Tiga
106 Cari Siapa Yang Melakukannya
107 Keluarga Wu Harus Dihapus
108 Mengambil Alih
109 Mengambil Alih Aset
110 Sekte Berhala Bereaksi
111 Sikap Tidak Bersahabat
112 Dia Pemimpinnya
113 Meminta Bantuan Keluarga Lu
114 Menjadi Satu-satunya
115 Sekte Berhala Mulai Bergerak
116 Menuju Kota Liang
117 Permainan di Klinik
118 Jangan Macam-macam Di Rumahku
119 Semuanya Milik Lin Chen
120 Petunjuk Lain
121 Sudah Terlambat
122 Masih Ada Korban Lain
123 Markas Sekte Berhala
124 Datang Sebagai Utusan
125 Memasuki Ruang Jiwa
126 Menghapus Sisa Anggota Sekte Berhala
127 Gulungan Rahasia
128 Cincin Dimensi
129 Kembali Pulang
130 Misi Lain
131 Bantuan
132 Peristirahatan Pertama
133 Menuju Target
134 Di Dasar Lembah
135 Munculnya Fenomena Aneh
136 Lin Chen Menghilang
137 Terpaksa Pergi
138 Tidak Sia-Sia
139 Rahasia
140 Mundur Dan Membentuk Yang Baru
141 Desa Dalam Bahaya
142 Bayangan Hitam
143 Alasan Qian
144 Terpaksa Membawanya
145 Beri Mereka Pelajaran
146 Anggota Yang Tersisa
147 Batu Ketiga Muncul
148 Penjelasan Tentang Rahasia Alam
149 Judi Tambang
150 Hans Yang Malang
151 Memeriksa Titik Tambang
152 Tertarik Dengan Titik Tambang Lain
153 Bos Mao Tertarik
154 Memberikan Tanda Tangan
155 Muncul Entah Darimana
156 Aku Tidak Berani Lagi
157 Keluarga Hans Tidak Terima
158 Undangan
159 Menawarkan Titik Tambang
160 Mengobati Anak Buah
161 Rencana Kepala Keluarga Hans
162 Terjebak
163 Pertempuran di Area Tambang
164 Hancurkan Keluarga Hans Untukku
165 Mengambil Alih Senapan Runduk
166 Keluarga Hans Lenyap
167 Sepotong Kue
168 Ada Yang Meracuninya
169 Efek Lain
170 Tidak Boleh Diganggu
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Hujan Badai di Desa Liang
2
Menemukan Belati
3
Kertas Jimat
4
Menulis Mantra
5
Kitab Kultivasi Surga
6
Arus Informasi
7
Penempaan Tulang
8
Salep Kulit Abadi
9
Nona Lu Jiayi
10
Tetua Lu Datang
11
Wabah
12
Ini Klinikku
13
Pengobatan Tuan Lu
14
Desa Jun
15
Memberi Pelajaran Tim Dokter
16
Teknik Totok Tubuh
17
Dia Wanita?
18
Tong Dji Terluka
19
Menjemput Tong Dji
20
Bola Panas
21
Peresmian Klinik Baru
22
Kapten Song Wanting
23
Orang-orang Yang Aneh
24
Mengambil Kembali Bahan Herbal
25
Melawan Kultivator
26
Sebuah Tekad
27
Pemurnian Energi
28
Korban Kecelakaan
29
Mengobati Banyak Pasien
30
Harus Lebih Kuat Lagi
31
Membuat Pil
32
Mulai
33
Apel Spiritual
34
Orang-orang Yang Mencurigakan
35
Membereskan Harimau Terbang
36
Pengalaman Bertempur
37
Mantra Roh
38
Menjadi Pimpinan
39
Cerita Jun Xing
40
Perubahan dan Aturan Baru
41
Enam Lawan Satu
42
Terobosan Mendadak
43
Kultivasi Dunia Fana
44
Kegunaan Lain Rumput Roh
45
Pasar Batu Dan Barang Antik
46
Keluarga Zhang
47
Masalah Tetua Zhang
48
Memilih Batu Mentah
49
Bayar Sepuluh Kali Lipat
50
Kalah Telak
51
Giok Berunsur Elemen Alam
52
Undangan Untuk Bergabung
53
Masalah Lain
54
Tidak Ada Maaf Yang Kedua
55
Masalah Keluarga Zhang
56
Membereskan Kekacauan
57
Kultivasi Jiwa
58
Anak Muda Yang Menarik
59
Membantu Zhang Zitou
60
Tidak Sesuai Harapan
61
Pil Pertama
62
Suasana di Klinik
63
Mengobati Jiang Fangyou
64
Membangun Jalan Desa
65
Meminta Bantuan
66
Menuju Gunung Kunlung
67
Kuberikan Dua Serangan
68
Akhirnya Sampai di Pos Ketiga
69
Berangkat Bertiga
70
Menuju Garis Berbahaya
71
Rumput Roh Ilusi
72
Melawan Tikus Api Kaki Merah
73
Kekuatan Belati Putih
74
Tidak Percaya
75
Mencari Yang Lain
76
Kondisi Tetua
77
Misi Penyelamatan
78
Batu Roh Api
79
Merebut Batu
80
Menyelamatkan Tetua Li
81
Menarik Simpati
82
Mengalihkan Perhatian
83
kekaguman
84
Membasmi Kawanan
85
Kembali Ke Kota
86
Memberikan Arahan
87
Paviliun Langit Dalam Masalah
88
Bentrok di Gudang
89
Pedang Yang Bagus
90
Serangan Balasan
91
Selidiki Dokter Lin
92
Menjual Pil Vitalitas
93
Gerakan Pegiat Beladiri
94
Farmasi Paviliun Langit
95
Keluarga Lu di Shanghain
96
Mengajak Kerja Sama
97
Bibi di Klinik Yang Meresahkan
98
Proses Produksi Berjalan
99
Undangan tuan Lu
100
Permintaan Tetua Lu
101
Jimat Kutukan
102
Sekte Berhala
103
Membuat Jimat Penangkal
104
Bermasalah Dengan Lin Chen
105
Menyuling Pil Kelas Tiga
106
Cari Siapa Yang Melakukannya
107
Keluarga Wu Harus Dihapus
108
Mengambil Alih
109
Mengambil Alih Aset
110
Sekte Berhala Bereaksi
111
Sikap Tidak Bersahabat
112
Dia Pemimpinnya
113
Meminta Bantuan Keluarga Lu
114
Menjadi Satu-satunya
115
Sekte Berhala Mulai Bergerak
116
Menuju Kota Liang
117
Permainan di Klinik
118
Jangan Macam-macam Di Rumahku
119
Semuanya Milik Lin Chen
120
Petunjuk Lain
121
Sudah Terlambat
122
Masih Ada Korban Lain
123
Markas Sekte Berhala
124
Datang Sebagai Utusan
125
Memasuki Ruang Jiwa
126
Menghapus Sisa Anggota Sekte Berhala
127
Gulungan Rahasia
128
Cincin Dimensi
129
Kembali Pulang
130
Misi Lain
131
Bantuan
132
Peristirahatan Pertama
133
Menuju Target
134
Di Dasar Lembah
135
Munculnya Fenomena Aneh
136
Lin Chen Menghilang
137
Terpaksa Pergi
138
Tidak Sia-Sia
139
Rahasia
140
Mundur Dan Membentuk Yang Baru
141
Desa Dalam Bahaya
142
Bayangan Hitam
143
Alasan Qian
144
Terpaksa Membawanya
145
Beri Mereka Pelajaran
146
Anggota Yang Tersisa
147
Batu Ketiga Muncul
148
Penjelasan Tentang Rahasia Alam
149
Judi Tambang
150
Hans Yang Malang
151
Memeriksa Titik Tambang
152
Tertarik Dengan Titik Tambang Lain
153
Bos Mao Tertarik
154
Memberikan Tanda Tangan
155
Muncul Entah Darimana
156
Aku Tidak Berani Lagi
157
Keluarga Hans Tidak Terima
158
Undangan
159
Menawarkan Titik Tambang
160
Mengobati Anak Buah
161
Rencana Kepala Keluarga Hans
162
Terjebak
163
Pertempuran di Area Tambang
164
Hancurkan Keluarga Hans Untukku
165
Mengambil Alih Senapan Runduk
166
Keluarga Hans Lenyap
167
Sepotong Kue
168
Ada Yang Meracuninya
169
Efek Lain
170
Tidak Boleh Diganggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!