Hari itu Lin Chen mulai memperbaiki bagian rumahnya yang rusak, hanya yang rusak saja karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit kalau harus merombak seluruh rumah. Lin Chen ingin merubah bagian yang rusak itu menjadi gudang penyimpanan.
Tak butuh lama sampai gudang itu selesai, gudang sederhana yang akan Ia gunakan untuk menyimpan alat-alat pertanian dan tanaman herbal yang sudah dikeringkan. Hanya tinggal memasang dinding di satu sisi saja maka gudang sederhananya akan sempurna.
Lin Chen mulai memindahkan peralatan ke gudang termasuk satu peti kayu yang berisi sampah dari badai. Pikirannya sederhana, mungkin masih ada barang yang bisa digunakan, faktanya banyak yang mengumpulkan sesuatu yang berharga dari tumpukan sampah.
Saat memilah sampah inilah Lin Chen menemukan sesuatu yang menurutnya unik, sebuah cincin dari giok. Tidak terlalu mencolok tapi cukup indah menurutnya.
Tanpa sadar Ia memasukkan cincin di ibu jari kirinya karena hanya bisa muat di sana. Lin Chen mulai memeriksa barang lain, sayangnya tak ada lagi yang menurutnya berguna, hanya ada beberapa bekas kaleng minuman dan kertas-kertas tidak jelas. Lin Chen membuang semuanya.
Hari berikutnya ketika membersihkan ladang sebelum ke gunung untuk menebang pohon dan mencari beberapa herba untuk dijual, Lin Chen kembali menemukan beberapa benda, Lin Chen tertarik melihat beberapa benda yang berkilau yang ternyata adalah sebuah belati kecil. "Heh masih ada lagi?" gumamnya sambil melihat belati kecil di tangannya. "Akan kugunakan untuk menggali herbal di gunung." ucapnya dalam hati.
"Ck ck ck belati ini sungguh hebat." Lin Chen berseru kagum ketika tanpa sengaja menggunakan belati untuk memotong cabang di pohon yang telah Ia tebang. Meskipun tidak terlalu besar, tapi ketajaman belati itu sungguh membuat Lin Chen kagum, sekali tebas saja cabang pohon itu langsung putus dengan rapi.
Beberapa hari kemudian, Lin Chen telah selesai menutup semua sisi gudang tinggal merapihkan nya saja, ladang kecilnya juga sudah rapih berikut dengan tanaman herbal yang baru saja ditanam.
"Aduh! hais...."
Lin Chen yang sedang merapihkan potongan kayu di gudang tanpa sengaja tergores oleh belatinya sendiri. Darah mengalir dari luka memanjang di lengan kirinya. Lin Chen berlari ke dalam rumah mengambil kotak P3K, tanpa Ia sadari darah itu mengalir ke Ibu jarinya dan menyentuh cincin yang tersemat di sana.
Cincin itu tiba-tiba saja menghilang, seperti tidak pernah berada di sana. Lin Chen juga tidak memperhatikannya lagi.
"Mungkin aku terlalu lelah jadi ceroboh." batin Lin Chen. Ia lalu memutuskan untuk berhenti dan beristirahat.
...
"Paman Tang, aku akan pulang."
"Kenapa kau tidak bermalam disini saja?"
"Maaf paman, aku mungkin harus mengamankan beberapa herbal yang belum kering. Mungkin akan ada hujan deras lagi."
Kata Lin Chen, matanya tak berhenti menatap langit. Kalau diperhatikan, hujan itu berada di atas desanya.
"Kalau begitu, cepatlah. Jangan sampai terkena hujan di jalan." kata paman Yang sambil melihat ke atas sambil mengernyit, Ia jadi sedikit takut melihat awan gelap. Tidak biasanya ini terjadi, pikirnya.
"Baik paman Tang, aku pergi dulu."
Lin Chen mengayuh sepeda tuanya kembali ke desa, entah kenapa hatinya tak bisa tenang melihat awan tebal di langit. "Oh apakah badai itu akan datang lagi?" batinnya dengan raut yang khawatir.
Untung saja Lin Chen telah sampai di rumah dan mengamankan herbal nya sebelum hujan deras turun dari langit. Sambil memandangi air hujan yang turun, Lin Chen kembali mengingat kehidupannya.
Kuliahnya belum selesai, untuk bertahan hidup Ia melakukan pekerjaan apa saja yang bisa menghasilkan uang, tapi pekerjaan utamanya adalah sebagai doker pembantu atau dokter magang, meskipun lebih sering bertindak sebagai perawat daripada memeriksa pasien tapi Lin Chen cukup puas. Sampai suatu ketika ada masalah di Rumah sakit dan Ia dijadikan kambing hitam untuk masalah itu.
"Dokter magang yang belum selesai kuliah, itu sudah cukup bagus. Cih lebih baik kau ambil kesempatan ini daripada masuk penjara." ucapan direktur Rumah Sakit masing terngiang di kepalanya.
Akhirnya Lin Chen mengundurkan diri karena tak kuat setiap hari ditekan dan dipaksa mengaku. Setelah Ia pergi, Rumah Sakit mengeluarkan pernyataan bahwa dialah yang bersalah, tak ada satu pun yang membelanya pada saat itu.
Kasus waktu itu adalah kasus salah obat yang diberikan oleh kepala Rumah Sakit yang juga seorang dokter dan kebetulan waktu Lin Chen serta beberapa dokter juga ada di sana. Akibat salah resep itu si pasien menderita alergi tapi untungnya tidak berbahaya, beberapa jam setelah itu si kondisi pasien kembali normal.
Namun tetap saja ada yang harus disalahkan akibat kelalaian itu, dan Lin Chen lah yang harus menanggung semuanya. Siapa Lin Chen? hanya dokter magang dan tidak memiliki latar belakang apa-apa.
Karirnya seketika hancur, hanya demi harga dirinya sehingga Ia mengundurkan diri daripada dipecat secara tidak hormat dan yang terjadi selanjutnya bisa ditebak, Lin Chen tidak mendapat rekomendasi dari Rumah Sakit untuk mendapatkan gelar dokter.
Di desa, paman Tang yang mengetahui latar belakang pendidikan Lin Chen kemudian mengajaknya untuk bekerja dan membantunya di kliniknya.
Lin Chen menghembuskan nafas pelan, "Yeah, hidup harus terus berlanjut. Tak ada yang perlu disesali." gumam Lin Chen, kemudian suara petir membangunkannya dari kenangan lalu.
Hujan pun reda, Lin Chen keluar untuk memeriksa ladangnya takut hal buruk terjadi lagi seperti bencana sebelumnya.
"Eh, apa aku tidak salah lihat? kenapa sepertinya ada sampah lagi yang jatuh?" Lin Chen berpikir keras, baru saja Ia membenahi ladangnya yang rusak. Khawatir sesuatu terjadi lagi, Lin Chen berlari ke ladangnya.
Di depannya Lin Chen menemukan beberapa lembar kertas kuning dan bendera kecil, seuntai kalung giok dan beberapa mutiara kecil yang retak. "Bukankah ini, kertas mantra? kenapa benda ini ada di ladangku?" ucap Lin Chen bingung.
Lin Chen tidak asing dengan kertas mantra berwarna kuning dan bendera kecil itu. Setelah beberapa lama membantu paman Tang, Ia cukup akrab dengan benda-benda itu. Yang masih belum Ia tau adalah kalung giok dan mutiara-mutiara kecil itu.
Kembali ke rumah, Lin Chen mencoba mencari informasi dari buku yang dipinjamkan paman Tang sebagai bahan belajar.
Ternyata kalung giok itu adalah kalung kesehatan yang bisa juga digunakan sebagai penangkal arwah jahat sedangkan mutiara-mutiara kecil itu bisa digunakan sebagai senjata pengusir arwah, cukup dilempar maka arwah itu akan musnah. Pada intinya, kedua benda itu kaya akan energi positif yang sangat berguna, biarpun terlihat rusak tapi Lin Chen yakin benda-benda itu masih cukup berharga.
"Hebat, ini adalah harta." kata Lin Chen tersenyum puas, yang masih menjadi pikirannya adalah darimana semua benda-benda itu dan siapa yang membuangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Herol
💥
2024-03-04
1
Herol
💯
2024-03-04
1
malest
bagus,,,
2023-12-13
1