Di desa.
Lin Chen terus menunggu dengan hati berdebar sambil melihat langit yang mulai gelap. Hari ini adalah hari dimana sampah-sampah itu akan datang lagi, inilah alasan Lin Chen menutup klinik.
Jgerr...
Senyum sumringah nampak dari bibir Lin Chen, inilah tanda yang Ia tunggu. Cuaca berangsur-angsur kembali seperti sediakala dan Lin Chen pun bersiap memeriksa ladangnya setelah memastikan ada yang jatuh dari langit.
"Tanah...?"
Benda pertama yang Lin Chen lihat adalah tanah, Ia lalu meremas benda hitam yang seukuran kacang itu dengan dua jarinya. "Memang tanah, tapi ini tanah apa. Sudahlah, lebih dikumpulkan saja, pasti ini sangat bermanfaat seperti benda-benda sebelumnya." ucap Lin Chen dalam hati.
Tak lama kemudian dua peti tanah telah menumpuk, Lin Chen mengerahkan seluruh tenaganya untuk memindahkan peti kayu itu ke dalam gudang.
"Bahkan tanahnya saja sangat berat." Karena penasaran, Lin Chen mengambil tanah seukuran kacang dan menimbangnya. Keningnya berkedut, tanah seukuran kacang beratnya hampir 1kg. satu peti itu hampir 200kg, kalau Lin Chen belum memasuki tahap penempaan tulang, peti kecil pasti tidak akan bisa diangkatnya.
Pencarian dimulai lagi, berikut adalah barang-barang yang Lin Chen temukan kali ini.
Batu tulis yang sudah retak serta batu tinta yang bentuknya tidak beraturan (biasanya berbentuk persegi) lalu ada kuas yang patah. Di sana ada juga peti yang berisi potongan sayur serta lima buah persik, empat di antaranya sudah mulai busuk. Lin Chen bekerja seharian, memisahkan Persik yang masih segar dan memperbaiki kuas.
Rencananya malam ini Lin Chen akan membuat mantra pada kertas jimat dan menempel nya di klinik dan rumahnya.
Satu kertas mantra telah terpasang di klinik yang berfungi untuk mengalirkan energi positif. Itulah alasan kenapa tuan Lu dan pasien di sana merasa jauh lebih baik sebelum menerima pengobatan.
Empat kertas mantra baru telah selesai dibuat, Lin Chen telah memasang dua di rumahnya dan membawa dua lainnya untuk dipasang di klinik.
Harapannya adalah setiap pasien di sana mendapat kesehatan dan umur panjang, ketenangan dan kebahagiaan dan satu yang sudah terpasang adalah energi positif. Sedangkan di rumahnya dipasang energi positif dan spiritual dan ketenangan.
...
"Dokter Lin, haha akhirnya kau datang juga. Aku sudah menunggumu sejak kemarin."
"Maaf tuan Lu akan ada kesibukan di rumah."
"Tidak masalah, oh ya dokter Lin, aku penasaran, kenapa klinikmu ini terasa sangat menyegarkan? seperti berada di pegunungan yang sejuk, membuat perasaan dan pikiran lebih terbuka."
"Benarkah?"
"Tentu saja, aku tak mungkin membohongi diriku sendiri kan?"
Lin Chen tersenyum, ini artinya jimat mantra itu bekerja dengan baik. Sayang kertas mantranya sudah habis, diam-diam Lin Chen berdoa semoga ada kertas mantra lagi yang jatuh.
"Syukurlah kalau tuan Lu merasa baikan. Silahkan duduk dulu, aku akan memeriksa nasi anda."
"Anda berpikiran terbuka tuan Lu, kalau itu orang lain mungkin saat ini sudah mati." kata Lin Chen setelah memeriksa nadi tuan Lu.
"Separah itu?"
"Aku mempunyai sedikit ...
"Dokter Lin, apakah anda di dalam?"
Omongan Lin Chen terpotong, "Aku melihat dulu, nanti baru kita lanjutkan lagi."
"Pergilah, aku baik-baik saja." Karena penasaran, tuan Lu ikut keluar, tak lama kemudian Tetua Li juga keluar, membawa ramuan untuk tuan Lu.
"He kenapa kau terburu-buru?" Lin Chen hampir saja menabrak Tetua Li yang baru saja keluar.
"Sepertinya ada yang kritis di luar." balas Lin Chen sambil berjalan cepat ke depan klinik.
Di depan Klinik terlihat sebuah mobil pickup yang membawa lima orang, tubuhnya penuh luka seperti dicakar. "Apa yang terjadi? ayo... bawa mereka masuk." kata Lin Chen.
"Tapi itu...."
"Kenapa? apa karena tubuhnya penuh darah dan kotor? baiklah kalau begitu, bawa kebelakang lewat samping." Lin Chen bisa menebak pikiran orang di depannya, sebetulnya Ia tidak masalah tapi karena takut orang di depannya terus merasa tak nyaman maka Ia sengaja menyuruh mereka ke belakang.
Lin Chen juga membantu memapah orang yang terlihat sangat payah tanpa merasa risih, Ia memaksa dengan alasan harus segera ditolong.
Halaman belakang klinik adalah halaman terbuka yang cukup luas dan suasananya cukup asri. Sayangnya tidak ada tempat tidur sehingga Lin Chen terpaksa merebahkan mereka di bawah pohon. "Paman, kenapa bisa begini?"
"Kami juga tidak begitu paham, kejadiannya kemarin. Yang aku ingat, ada sebuah benda jatuh dari langit tepat ketika petir menyambar di desa kami. Anehnya benda itu tiba-tiba saja meledak di udara dan mengeluarkan uap tipis, lalu, tidak lama kemudian ada warga yang merasa sekujur tubuhnya gatal dan setelah itu warga lain juga menyusul dengan gejala yang sama."
"Dimana desa paman?"
"Di balik gunung sana." kata pria itu sambil menunjuk gunung di kejauhan. Ternyata desa itu terletak di sebelah desa Lin Chen.
"Apakah ini hanya kebetulan?" batin, Lin Chen. Waktu dan prosesnya sangat mirip dengan yang dialaminya. "Mungkin saja benda awalnya akan jatuh di ladangku." batin Lin Chen lagi.
"Dokter, dokter, ada apa? apakah mereka tidak bisa disembuhkan?" pria itu mulai panik.
"Tenang saja, ini bisa sembuh."
"Fiuh... terima kasih dokter Lin." ucap pria itu sambil membuang nafas lega. "Anda tau dokter Lin, aku memaksa membawa keluargaku kesini karena reputasimu. Anda mungkin lupa tapi aku pernah mengantar temanku kesini untuk berobat dan langsung sembuh."
"Terima kasih atas kepercayaan nya." Lin senang, bukan berbangga diri tapi senang karena berkah Ia dapatkan bisa membantu orang lain. "Paman, apakah benda itu juga ikut hancur?"
"Dokter Lin," pria itu mendekatkan tubuhnya dan berbisik pelan. "Bukan hanya anda yang bertanya, ada beberapa orang juga menanyakan hal yang sama."
"Memang ada masalah, bukankah itu wajar?"
"Hais dokter Lin, kami memang orang desa yang sekolah tapi kami tau mana orang baik-baik dan mana yang bukan. Orang-orang ini memang tidak kasar, bahkan cukup sopan tapi entah kenapa kami merasakan ada bahaya jika terlalu dekat dengan orang-orang ini?"
"Eh? tidak, tidak, aku tidak mengatakan apa-apa, iya kan dokter Lin?" pria itu kaget melihat melihat tuan Lu dan tetua Li yang juga ikut mendengar bisikannya.
"Mereka orang baik, tenang saja." Lin Chen tersenyum sambil berusaha menenangkan pria itu.
Tuan Lu berpikir sejenak lalu bertanya pada pria itu. "Apa kau ingat ciri-ciri orang itu? pakaian atau mungkin mungkin ada benda yang dibawanya."
Pria itu melihat Lin Chen, baru setelah Lin Chen mengangguk, pria itu menjawab pertanyaan tuan Lu. "Pakaiannya memang agak aneh, bajunya lebih lebar dan mungkin... kalau aku tidak salah Ia membawa tongkat."
"Mungkinkah itu dia?" ucap tuan Lu setelah mendengar penuturan pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Nurul Hikmah
siapa
2023-10-23
2
aris munandar
tetap semangat Thor...
2023-10-14
2
Lemong Nipis
syahduu
2023-06-15
2