Bab 19

...****************...

Konferensi Pers keluarga Andrafana, kali ini mereka semua berdiri di depan publik dengan banyak kamera dan pengeras suara di depan mereka.

Semuanya hadir, kecuali Levan dan Sandra. Levan di penjara, dan Sandra tidak tertarik ikut hadir untuk mendramatisir keadaan saat ini.

Eca sendiri malas datang, tapi dia harus hadir demi citranya di depan publik.

"Saya, Gheobalt Andrafana benar-benar meminta maaf atas segala kesalahan anggota keluarga saya. Kami berjanji akan bertanggung-jawab sepenuhnya, kami juga mendukung hukum untuk mengadili putra kami Levan Andrafana. Terhadap keluarga korban, kami sangat menyesal." Suara berat Kakek Gheobalt terdengar serius, tulus dan sangat meyakinkan.

"Saya Leon Andrafana juga meminta maaf, berjanji akan bertanggung-jawab kepada keluarga korban." Leon juga membungkukkan kepalanya, dia malu, dia benci harus melakukan ini, ini benar-benar melukai harga dirinya.

"Saya Gerald Andrafana, meminta maaf karna tidak bisa melindungi masyarakat, padahal tugas saya sebagai Irjen adalah mengayomi masyarakat. Karna itu, saya Gerald Andrafana akan mengundurkan diri dari kepolisian. Terimakasih." Gerald serius, dia membungkukkan badannya 90 derajat.

Eca sedikit melirik Gerald aneh.

Mendadak semua media akan ramai, pernyataan Gerald baru saja mengejutkan satu negara. Negara ini tau betapa berprestasi-nya Gerald di bidangnya, dia sudah membantu dalam perdamaian antara negara, dia juga sudah sering melakukan tugasnya dengan sempurna, menyelamatkan banyak nyawa yang ditahan *******, menjaga perbatasan dari mafia.

Semuanya Gerald jalani dengan sempurna.

Dan satu kasus ini membuat Gerald mengundurkan dirinya.

Jangan tanya, jika ini bukan di depan publik, Leon pasti sudah mengamuk seperti orang gila pada Gerald. Dia juga akan mengatakan kata-kata kasar yang tidak ada hentinya.

"Tolong jangan mengundurkan diri Pak Irjen! Kami semua, Negara ini membutuhkan anda! Hanya karna satu kesalahan adik anda, mana bisa anda mengundurkan diri begitu! itu kesalahan adik anda bukan anda!"

Salah satu wartawan berpendapat, dan yang lainnya sepakat, mereka berusaha mengeluarkan argumen untuk membela Gerald, meminta Gerald menetap pada posisinya, agar dia tetap menjadi Irjen Gerald Andrafana yang mereka kenal.

Tapi Gerald tidak mau mendengarnya, Gerald merasa dia salah, dan dia ingin berhenti, mengemban tugas ini akan membuatnya semakin dibayang-bayangi rasa bersalah.

"Terimakasih atas dukungannya, saya akan tetap mengundurkan diri!"

"Dia sampai keluar dari kepolisian ya?" Celetuk Fladilena, sembari memakan cemilan. Sudah lama dia tidak mengemil saat menjalankan tugas, setelah semuanya selesai, Fladilena ingin lebih santai.

Dia, Sandra, Hainry dan anggota YK lainnya ada di markas, menatap berita di televisi yang menyiarkan soal klarifikasi keluarga Andrafana.

"Tulus nggak tuh Mbak?" Tanya Rafael yang duduk di sebelah Fladilena, memakan cemilan yang sama. Fla nyaris memukul kepala bocah itu karna mengambil makanannya tanpa izin.

"Nggak tau deh, kalo Gerald mungkin tulus, sisanya pencitraan." Sandra menghela napasnya, meski Levan sudah di hukum, tapi Sandra masih belum puas, dia masih mau Levan di hukum lebih berat lagi, kalau bisa penjara selama-lamanya.

"Aku balik dulu ya, masih ada kerjaan lain." Hainry mengambil jaketnya, sesaat setelah dia melihat pesan di ponselnya Hainry langsung pergi.

...----------------...

Di rumah sakit, tempat dimana Jihan di rawat.

Sandra dan Jihan hanya berdua, keduanya duduk di taman rumah sakit, dengan Sandra yang mendorong Jihan di kursi roda. Keadaan Jihan sedikit memburuk, dia jadi malas jalan, malas keluar kamar, dan ingin tidur saja.

Dokter bilang, semua ciri-ciri yang Jihan tunjukkan adalah ciri-ciri orang yang tidak ingin hidup lagi.

Sandra berusaha mengajak Jihan bicara sebisanya, tapi juga tidak terlalu memaksanya.

"Sekolah bilang tidak apa kalau kau belum masuk, waktu ujian bisa ujian khusus juga kok. Jadi tenang aja." Sandra tersenyum hangat, tapi muridnya itu bahkan tidak tersenyum sedikitpun.

"Jihan kotor kan, Bu?"

Jihan jarang bicara, sekali bicara sangat menyayat hati. Jihan menatap Sandra, dengan tatapan kosong yang sulit Sandra jelaskan.

"Mana mungkin, sekali berlian tetap berlian, bahkan saat tercebur di lumpur sekalipun, berlian tidak akan disebut batu." Sandra mengusap wajah Jihan, mengelus kepalaku gadis muda itu, menyusun anak rambutnya yang berserakan.

"Tapi aku udah nggak suci Bu, a--"

"Itu kejahatannya Jihan, bukan kesalahan mu. Semua orang juga tau itu bukan salah mu, bukan keinginan Jihan untuk seperti itu kan?"

"Dia jahat Bu, rasanya Jihan kotor banget. Padahal Jihan selalu mohon buat minta lepas, tapi dia nggak mau denger dan terus nyentuh Jihan, rasanya kalau gelap ada tangan-tangan yang nyentuh tubuh Jihan Bu, Jihan takut." Jihan memeluk Sandra erat, dia menangis di dalam pelukan Sandra.

Sakit.

Ini terlalu menyedihkan untuk dialami gadis cerita berusia 17 tahun.

Kalau melihat Jihan seperti ini, rasanya hasrat untuk menghajar habis Levan jadi tinggi.

Jihan yang selama ini tidak takut gelap, dia akan membenci gelap untuk seumur hidupnya.

"Sekarang Jihan udah disini, Jihan udah aman kan." Sandra mencoba menenangkan Jihan, tubuh gadis itu bergetar hebat. Bukan trauma main-main yang dia rasakan.

"Maaf, harusnya aku bisa mendidik anak itu lebih baik, hingga dia tidak berubah menjadi iblis yang seperti itu."

Dari belakang Jihan, Gheobalt sudah datang, dengan wajah menunduk yang lesu. Wajah merasa bersalah, guratan di wajahnya semakin terlihat jelas seiring rapatnya mulut pria tua itu tertutup.

Sandra menarik Jihan kedalam pelukannya.

"Kalau Anda datang dan merengek agar Jihan memaafkan keluarga Andrafana, lebih baik anda pulang saja. Saya tau anda ingin Jihan dan keluarganya menunjukkan wajah dan mengatakan pada publik bahwa mereka sudah memaafkan Levan dan memaafkan keluarga Andrafana? Jangan mimpi! Dosa cucumu tidak akan bisa dimaafkan dengan mudah!" Pekik Sandra.

Dia tau, Kakeknya ini orang seperti apa, rasanya agak mustahil kalau kakeknya datang hanya untuk meminta maaf dengan benar dan tulus, itu agak aneh, biasanya dia selalu menyelesaikan segala masalahnya dengan uang.

"Aku sungguh merasa bersalah dan ingin minta maaf, Sandra."

"Sungguh? Benarkah itu? Coba tanyakan lagi ke dalam hatimu, Anda ingin minta maaf tulus karena merasa bersalah, atau Anda ingin minta maaf agar tetap menjaga nama baik keluarga Andrafana. Karna salah satu anggota inti keluarga ini adalah seorang kriminal!"

Deg

Kakek Gheobalt terdiam, padahal saat dia di rumah tadi, dia sudah yakin datang ke rumah sakit ini untuk meminta maaf secara tulus.

Tapi saat Sandra menanyakannya dia jadi ragu.

Memang benar, dihatinya juga ada niat agar publik tidak menilai keluarga Andrafana buruk hanya karna perilaku Levan yang bajingan.

"Kenapa diam? Merancang alasan?"

Mungkin kejadian enam tahun lalu bisa Sandra maafkan tapi tidak bisa untuk dilupakan, tapi kejadian hari ini tidak untuk dimaafkan, tapi Sandra harap bisa melupakannya.

Terpopuler

Comments

Dania🌹

Dania🌹

tiada maaf bagimu

2022-12-01

1

Ana

Ana

sandra sangat tau orang yang tulus dan tidak 😔

2022-10-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!