Bab 2

...****************...

"Bagaimana keadaannya sekarang?"

Sandra bertanya pada pria berbaju serba hitam di sebelahnya, memakai penutup wajah, sama seperti dengan Sandra. Dia juga menutup wajahnya dengan sempurna.

"Deg-degan." Jawab pria itu singkat.

"Apa? Kenapa? Hainry, ini kan bukan misi pertama mu?"

"Aku selalu deg-degan kalau di dekat mu, mungkin lagi jatuh cinta." Lagi-lagi Hainry suka sekali buat ulah.

"Tiga kali, akan ku pukul kepala mu nanti."

"Hey Sandra, udah tau belum? Misi kali ini kita bekerja sama dengan polisi." Ah, Hainry mengalihkan topiknya.

"Sudah tau, Fladilena udah bilang. Toh kita juga sering kan kerjasama bareng polisi, nggak ada hal baru lagi."

"Hal yang baru adalah, anak yang diculik adalah anak seorang Dewan, dan yang di utus adalah Irjen Gerald Andrafana."

Deg

Sandra tersentak seketika, ini lebih dari dugaannya. Dia tau bahwa kakak sepupunya itu adalah seorang inspektur jendral, tapi dia tidak pernah tau bahwa akan tiba hari dimana dia satu misi dengan sang kakak saat dirinya menjadi detektif.

Tidak seperti adik kandungnya Levan Andrafana yang kekanak-kanakan, Gerald adalah orang yang dewasa, bijaksana, pintar, cerdas dan berbakat. Dia adalah orang yang paling dekat dengan posisi pewaris, karna kakek sangat menyukai Gerald yang berbakat. Gerald juga tidak pernah menghina Sandra dan pekerjaannya, yah dibanding menghina dia hanya tidak peduli pada Sandra, dan segala yang Sandra lakukan. Soalnya Gerald hanya diam saat Sandra dihina satu keluarga.

Nama Gerald sudah tidak asing lagi di telinga publik, dia juga sudah banyak mencapai beberapa prestasi yang membanggakan nama Andrafana. Beberapa kali berperan besar dalam perdamaian antar negara. Itulah kenapa, cucu favorit kakek adalah Gerald.

"Ah ya, toh dia juga tidak akan mengenali ku." Sandra tersenyum miring, dia percaya diri pada penyamarannya saat ini.

"Tim B menghubungi Kapten."

Sandra bisa mendengar suara Fladilena--anggota timnya dari alat pendengar yang sudah terpasang rapi di telinganya. Dia juga bisa melihat Fladilena di balik dinding di seberangnya.

"Ya, aku mendengar mu, disini aku dengan Hainry."

"Kami sudah bersiap dalam posisi." Tegas Fladilena.

"Pengepungan akan dilakukan, jam 7, menit 43, detik 21, kita akan bergerak bersama. Sampaikan pada para polisi itu."

Perintah Sandra, ini adalah keputusan terbaik yang bisa Sandra ambil.

Waktu berlalu, Sandra mengamati situasi, dia mempersiapkan pistolnya, bersiap mendobrak masuk.

"Hainry, Kau bisa menangani ini sendiri kan? Ambil tanggungjawab posisi ini. Aku punya rencana lain."

Sandra bersiap ingin pergi, namun Hainry menahan tangannya.

"Kenapa lari? Mau kabur? takut sama Irjen Gerald?" Jelas sekali dari mata Hainry kalau dia sedang mengejek sekarang.

Sandra tersenyum menyeringai. "Mana mungkin ... Aku hanya ingin memastikan misi kali ini tidak gagal, aku tidak tertarik untuk gagal."

"Kemana? Aku nggak akan mengampuni siapapun kalau kau terluka, Sandra. Entah itu tim ini, atau para polisi, bahkan penculik dan anak yang diculik, aku akan melukai semua orang kalau sampai kau terluka."

Mengerikan.

Tatapan Hainry bukan lagi sekadar tatapan candaan. Jelas Hainry serius sekarang, matanya menakutkan, sulit dijelaskan, tapi Sandra merasakan tekanan tersendiri.

"Candaan mu nggak lucu di situasi sekarang, yang penting turuti perintah ku Hainry, aku kaptennya." Tegas Sandra, melepaskan tangan Hainry, dia pergi sendirian ke tempat yang ingin dia tuju.

Lagi dan lagi Sandra hanya menganggap segala perkataan Hainry sebagai candaan belaka, yang tidak didasari perasaan apapun.

"Ck, sial." Pria itu berdecak kesal, tampak kekhawatiran yang tulus dimatanya.

"Kemana kapten pergi?" Tanya Fladilena menghubungi Haniry melalui alat komunikasinya.

"Rencana cadangan. Fladilena, kit--"

GUBRAKK!!

Hainry tersentak kaget, padahal waktu yang dijanjikan bergerak sekitar tiga menit lagi, tapi para polisi itu sudah bergerak duluan, mereka mendobrak masuk gudang tua itu tanpa aba-aba apapun.

"Apalagi yang dilakukan mereka, dasar sialan, apa mereka tidak tau yang namanya kerjasama? Tim B, follow dan Cover gerakan itu. Aku akan melihat situasinya dan bergerak sendiri, usahakan keselamatan korban."

Perintah Hainry, semua kendali di serahkan Sandra pada Hainry. Itu artinya gerakan tambahan yang dilakukan para polisi juga adalah tanggungjawab Hainry.

Sungguh, kalau Sandra-ku terluka karna gerakan tambahan kalian, aku benar-benar akan menghancurkan kalian.

Jangan tanya.

Hainry bahkan bersiap menghajar Irjen Gerald jika Sandra terluka.

"Ck, makanya aku lebih suka bekerja sendiri. Kandri, Yana, ikut aku."

Dari sana, Fladilena juga sudah bergerak, dengan pistol yang siap siaga ditangannya.

Hainry masuk ke dalam gudang tua, dia bisa melihat bahwa para polisi sudah menundukkan para penculiknya. Dan korban yang memakai penutup kepala juga sudah diamankan polisi. Bukan rumor belaka kalau Tim Irjen Gerald memang luar biasa, mereka membuktikannya sekarang.

Gerakan tambahan yang berhasil? Yah, baguslah.

Hainry mengamati situasi, jaga-jaga kalau masih ada penculik yang tidak terdeteksi.

"Bukankah Anda harusnya memberitahu saya dulu kalau mau bergerak, kita sedang dalam misi bersama." Tukas Fladilena, dia sedang sangat kesal sekarang walaupun mereka berhasil.

"Ada apa? Kalian kesal sekarang? Kalian yang digadang-gadang sangat hebat ternyata tidak berguna aslinya? Dan tidak melakukan apa-apa." Jawab Marlin, salah satu anggota polisi disana. Dia juga bawahannya Gerald.

"Ini bukan demi siapa yang paling berjasa, Ini semua demi keselamatan semua orang, apa kau tidak mengerti? Tidak bisakah kalian bekerja sama?" Fladilena kesal, bukannya mengakui kesalahannya, mereka malah menuduh tim detektif yang tidak-tidak.

"Tapi kami berhasil." Gerald yang menjawabnya sendiri.

"Sakit ..."

Gerald tersadar seketika, lirih pedih itu berasal dari suara anak di dekatnya yang masih mengenakan penutup kepala dengan tangan masih terikat.

Gerald perlahan dengan hati-hati membuka penutup kepala yang di pakai pada anak kecil itu.

"Apa?!"

Semua orang terkejut, wajah anak itu tidak sama dengan wajah anak dewan yang mereka cari. Itu adalah wajah anak lainnya.

Kesalahan.

Dalam sepersekian detik, wajah mereka memucat. Ini adalah jebakan, mungkin saja anak dewan yang dibawa lari sudah pergi jauh dari sini?

"Khekhekhe. Polisi terhebat saat ini, Tim Detektif terhebat saat ini, semuanya kami permainkan, haha."

Tawa penjahat yang sudah tertangkap dan di borgol itu. Dia menatap Gerald dengan berani, tidak peduli apapun yang akan dia terima nanti, dia hanya ingin menghina Gerald sekarang.

"Tutup mulut mu sialan!"

Bukh! Bukh!

Marlin langsung menghajar pria itu tanpa ampun. "Dimana anak yang kami cari?!"

"Entahlah, dimana ya?" Walau bibirnya sudah berdarah, tidak membuat penjahat itu menyerah dan mengatakan segalanya. Dia malah bermain-main dan mengganggu Marlin yang sudah emosi.

Hainry menarik napasnya, dia mencoba untuk lebih tenang di situasi saat ini. Langkah pertama dia ambil untuk mendekati gadis manis yang sudah ketakutan sekarang.

"Nak, apa kau melihat anak perempuan se-usia mu yang diculik juga?" Hainry melepas ikatan anak itu dengan lembut, bertanya dengan ramah, tanpa memberinya tekanan.

Dia menggeleng pelan, dia masih ketakutan, trauma? itu pasti, dia hanya seorang anak kecil yang tidak tau apa-apa.

"Bagaimana kau tidak tau apa-apa?! Kami gagal karna salah menyelamatkan bocah seperti mu. Habislah, Dewan itu pasti akan memarahi kita." Marlin berdiri, berjalan kasar dengan suara tinggi, dan tatapan mengerikan yang dia tujukan khusus untuk anak itu, membuat tubuh anak itu tersentak ketakutan. Gadis kecil itu hanya menunduk ketakutan.

"Tutup mulut mu! Kita tidak gagal ataupun salah, dia juga korban yang wajib diselamatkan. Entah siapapun korbannya, aku akan menyelamatkannya."

Suara Gerald dingin, pandangannya lebih tajam ke arah Marlin.

Hainry sedikit terkejut, dia tidak tau bahwa Gerald ternyata punya jiwa seperti itu. Jiwa rela berkorban demi orang lain, mungkin?

"Aku beneran nggak tau apa-apa, mata ku terus ditutup." Lirih gadis kecil itu, dia menunduk, sekujur tubuhnya gemetar. Jelas sekali, dia sangat ketakutan sekarang.

Dia hanya anak kecil yang berusaha bertahan hidup dari cengkraman orang dewasa yang gila melebihi iblis.

"Gak apa-apa, bukan salah mu, kamu juga korban, jadi tenang, kamu aman sekarang." Hainry tersenyum ramah, walau hanya matanya yang terlihat, tapi gadis kecil itu merasa lebih tenang berkat Hainry.

Brakhhh!!!!

Dari arah kanan, tampak tumpukan kardus berjatuhan, dari sana terlihat Sandra yang sudah menggendong anak perempuan, dengan satu orang pria berjaket coklat yang sudah di borgol.

"Anak yang kalian cari ada disini."

Itu Sandra, dia dengan kemampuannya sendiri menangkap penjahat itu.

"Kapten!" Teriak anggota YK71 saat melihat sang kapten tersayang sudah datang dengan anak yang mereka cari.

Gerald melirik Sandra, tatapan keduanya sudah bertemu, tapi Sandra yakin bahwa Gerald tidak akan mengenali-nya begitu saja.

Terpopuler

Comments

Nuraishah❤💚

Nuraishah❤💚

keren Sandra...👍👍👍👍

2022-12-24

0

Ana

Ana

keren 👍👍👍👍 next kaka💪🥰 semangat

2022-10-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!