Bab 5

*****

Minggu pagi seperti biasa libur sekolah, Sandra sih ingin mengakhiri minggunya dengan Tim YK71 kesayangannya, tapi apa dayanya saat sang paman memanggil Sandra untuk datang.

Leon Andrafana, anak pertama dari Kakek Gheobalt, dia juga merupakan ayah kandung dari Gerald dan Levan. Sebagai keponakan yang patuh, Sandra datang saat dia diminta datang oleh Leon.

"Non Sandra, silahkan masuk, udah ditunggu sama Tuan Besar."

Salah satu pelayan rumah menghampiri Sandra saat dia baru turun dari mobilnya.

Wah, ada apa nih? gak kayak biasanya, ada yang aneh sekarang.

Tapi Sandra tidak menunjukkan wajah kekhawatiran, sebagai seorang detektif handal, mengatur ekspresi wajah adalah dasar untuknya.

Dia dengan tenang mengikuti arah pelayan itu menuntunnya.

Seperti dugaan Sandra, semuanya sudah mencurigakan sejak awal. Memangnya apa tujuan sang paman mengundang Sandra untuk sarapan bersama dengan teman sang paman yang seusianya ada disana.

"Keponakan ku yang tersayang, kemarilah Nak, aku sengaja mengundang mu untuk sarapan bersama."

Leon menyambut Sandra dengan senyuman penuh maksud, dia mempersilahkan Sandra untuk duduk di meja makan, tepat di sebelah pria tua yang mencurigakan.

Tapi Sandra tidak menolaknya, dia menerimanya dengan senyuman manis. Entah apa rencana detektif kita satu ini. Mengikuti permainan sang paman kali k ini mungkin bisa menghibur Sandra?

"Oh ya Sandra, perkenalkan, dia adalah Pak Veron dia seorang CEO dari Tesfor Grub, ah ya dia juga seorang duda loh, istrinya baru meninggal seminggu yang lalu."

Leon memperkenalkan temannya, pria tua yang senyumnya sangat menyeramkan.

Gila ....

Tidak ada kata-kata yang bisa mendeskripsikan dengan pasti seberapa tidak warasnya Leon itu.

"Veron Tesfor, senang berkenalan dengan Nona muda Andrafana."

Pria tua itu mengulurkan tangannya, tapi Sandra tidak menerimanya.

"Sandra Andrafana, menarik bertemu dengan anda, silahkan duduk."

Sandra tersenyum setelah menolak permintaan jabat tangan itu. Suasana sedikit kikuk sebelum akhirnya Leon mendamaikannya dengan mengalihkan topik.

Ada beberapa topik yang mereka bahas saat sedang sarapan, berita terhangat, bahkan sampai reputasi Ecalica yang sedang naik daun sebagai seorang artis yang namanya mulai memuncak di kancah internasional.

Lama banget, nggak mau langsung intinya aja nih? Aku tau paman mau minta aku nikah sama pria tua ini, kan? Ayolah langsung pada intinya, aku ingin menghabiskan waktu dengan tim ku.

"Oh ya Nona Sandra, berapa usia mu?"

Veron menatap ke arah Sandra, dengan dirinya yang meneguk anggur merah di pagi-pagi begini.

"26 tahun."

"Ya ampun, di usia segitu kau masih belum menikah? Astaga, bagaimana bisa begitu?"

Sandra tersenyum dengan segala umpatan di dalam hatinya, pria di depannya benar-benar terlihat menjijikan sekarang. Sandra tidak suka menghina orang tua, tapi kalau bajingan tua yang satu ini sepertinya tidak apa-apa untuk dihina.

"Belum bertemu orang yang tepat." Sandra menjawab se-adanya.

"Mungkin saja kau menemukannya hari ini, saat ini, detik ini juga. Kau tau, istri ku yang malang sudah meninggal satu minggu yang lalu, aku kasihan pada putri bungsu ku, dia kesepian. Mungkin Nona bisa menjadi teman dan i-bu untuknya."

Veron tersenyum tanpa tau malu, dia menunjukkan niatnya tanpa ragu. Padahal ini juga pertemuan pertama mereka.

"Itu benar Sandra, ini juga keuntungan untuk mu. Dimana lagi kau bisa menikah dengan seorang yang sehebat Pak Veron, dia CEO dari Tesfor loh. Yah, walau kau seorang Andrafana, kau juga kan cuma guru biasa."

Tambah Leon semakin tidak tau diri, sekarang Sandra tau, darimana Levan mendapatkan sifat menjijikan itu, ternyata dari sang ayah.

"Itu benar, kalau kau menikah dengan ku, nama ku akan naik, dan kau akan memiliki kekayaan yang berlimpah."

"Ditambah lagi Claudia tidak akan menghina mu lagi."

Dua pria tua itu saling sahut-sahutan, tanpa tau malu menunjukkan bahwa sarapan ini adalah rancangan perjodohan gila tanpa sepengetahuan Sandra.

"Entahlah, tapi rasanya jatuh miskin dan dihina oleh bibi Claudia, jutaan kali lebih baik daripada aku harus menikahi ABG tua ini."

Sandra tersenyum tanpa takut, dia menatap kedua pria itu dengan rendah, yang pasti tatapan itu menyinggung harga diri dua orang besar itu.

Sandra bersiap ingin pergi.

"Kau, berani--"

Veron ingin menghentikan Sandra, tapi tangannya sudah lebih dulu dicegah oleh seseorang.

"Cukup sampai disini permainan gila kalian."

Ternyata itu Gerald yang menghentikan tangan Veron.

"Gerald?! Apa yang kau lakukan? Kapan kau pulang? Dan bagaimana kau bisa mengacaukan sarapan kami, juga mengganggu tamu ku. Apa aku tidak mengajari mu etiket dasar?"

Tampak Leon cukup murka kepada anak pertamanya.

Sandra juga cukup terkejut melihat Gerald tiba-tiba datang dan melindunginya. Biasanya, apapun yang terjadi Gerald selalu menutup mata soal kejadian yang menimpa Sandra.

"Lantas, apakah etiket anda untuk menjual keponakan anda sendiri dengan dalih pernikahan?"

Gerald membalikkan kata-kata Leon, membuat sang ayah diam membeku, barang kali lidahnya sudah kaku.

"Dia keponakan ku, adik ku sudah tiada makanya aku harus menjaganya dan menjadi ayah untuknya, memastikan masa depannya bahagia adalah tanggungjawab ku!"

Gerald tersenyum miring, gigi gerahamnya seolah bergetar. "Anda jelas tau bahwa anda adalah pamannya yang seperti ayah baginya. Saya yakin, kalau Paman Karl masih hidup, dia tidak akan menjual Sandra dengan dalih pernikahan berapapun maharnya."

"Aku yang sudah dewasa, aku tau apa yang terbaik untuk Sandra!"

"Dengan menikahkan ku pada orang yang sudah bau tanah?"

Sandra menyela.

"Iya!"

"Haha lucu."

Sandra tertawa pelan, Leon sedang ber-komedi, untuk mengapresiasinya Sandra tertawa terbahak-bahak. Tapi tidak dengan tatapan matanya.

"Saya akan melaporkan ini pada Kakek, Sandra ayo pulang." Gerald menarik tangan Sandra pergi dari sana. Rasanya Gerald sesak berada di satu ruangan yang sama dengan dua bajingan gila.

...----------------...

"Dimana rumah mu? Aku akan mengantar mu."

Gerald bertanya pada Sandra yang duduk manis di sebelahnya dengan mengenakan sabuk pengaman yang rapi.

Sandra menurut saja saat Gerald menarik tangannya menuju mobil putih kakak sepupunya.

"Turunkan disini saja, aku masih ingin jalan-jalan." Jawab Sandra santai.

"Kau masih bisa tersenyum di situasi itu?"

Gerald tidak habis pikir, padahal jelas-jelas Sandra sudah dipermainkan tadi, bagaimana bisa gadis itu masih bersikap begitu santai? Gerald sungguh tidak mengerti.

"Lah? kan udah biasa. Apalagi Levan, setiap bulan aku pasti mendapat candaan seperti itu darinya."

Sandra tertawa kecil, hanya mainan anak-anak untuknya, tidak perlu diambil hati apalagi sampai bawa perasaan.

"Hah? Apa maksudmu situasi yang sudah biasa? Apa yang Levan lakukan pada mu?" Gerald menatap Sandra serius. Gerald tau adiknya itu gila dan brengsek, dan dia juga tau bahwa Levan sangat membenci Sandra. Jadi ada yang tidak beres disini.

"Oh dia, setiap bulan kakek selalu memberikan aku uang kan? Kakek selalu menitipkannya pada Levan karna tidak ingin bertemu dengan ku. Dan saat bertemu Levan selalu meminta di hotel, dan disana aku selalu menemukan pria asing di dalam kamar sudah menunggu ku. Yah walau pada akhirnya aku pukul semua sih."

Sandra menjelaskannya dengan santai, seolah itu bukan masalah besar untuknya. Tapi menurut Gerald itu adalah masalah besar.

"A-pa?! Dan kau tidak mengadu pada Kakek?!"

Gerald tidak mengerti lagi, bagaimana bisa Sandra bertahan seperti itu, dan dia menceritakannya seolah itu bukan masalah besar, padahal bagi Gerald sendiri ini bukan lagi sebuah candaan, ini masalah serius.

"Kalau aku mengadu, hasilnya juga aku yang disalahkan, buat apa mengadu?" Sandra melirik Gerald penuh maksud.

"Kenapa kau tidak mencobanya? Kalau tidak dicoba maka tidak akan tau hasilnya."

"Enam tahun lalu ... Aku sudah mengadu, tapi hasilnya? Aku di usir dari rumah loh." sudut bibir Sandra berkedut. Sial, hatinya jadi sedikit sesak kalau mengingat hari itu.

Gerald terdiam seketika, sialnya dia ingat jelas kejadian enam tahun lalu. Dan yang paling menyebalkan adalah, Gerald diam saja saat itu, dia seperti patung tanpa perasaan.

"Tapi ... Ada apa? Kenapa mendadak kau peduli pada ku?"

Sandra melirik Gerald aneh, dia mencium bau-bau tidak beres sedang terjadi disini.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Feeling ku mengatakan kalo Gerald udah tau siapa Sandra, percaya deh, iya kan thor??😁

2023-10-03

0

Daniela Whu

Daniela Whu

jangan" kakak sepupu diam* suka sm sandra

2023-02-04

0

Dania🌹

Dania🌹

karna aku tau siapa kamu🤭

2022-12-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!