Bab 12

...****************...

Sandra melepaskan masker dan pakaian office girlnya. Dia baru saja menyamar sebagai seorang pegawai kebersihan di kantor Ben.

Menyebalkan memang, karna Sandra harus masuk ke kantor bajingan yang pernah menghina-nya dulu?

Masih ingat pria vulgar suruhan Levan yang Sandra temui di hotel? nah dia adalah Ben yang sama yang saat ini sedang Sandra awasi.

Sandra memakai kembali seragamnya, dan juga maskernya, dia keluar dari kamar mandi bertingkah biasa saja. Semuanya sudah Sandra atur dengan baik, hingga tidak ada celah.

Dia bahkan sudah mengawasi kapan saja pergantian satpam di kantor ini, jam berapa satpam akan berpatroli, bahkan Sandra sudah memiliki jadwal Ben hari ini. Semuanya tidak lepas dari bantuan Rafael.

Sandra kembali ke mobilnya, dengan segala alat monitor yang sudah dia pasang. Dia meletakkan beberapa kamera tersembunyi dan alat pendengar di berbagai ruangan yang mungkin akan Ben pakai.

Entah keamanannya yang tidak terlalu tajam, atau kemampuan Sandra dan tim yang luar biasa, dia berhasil membuat celah.

Tidak ada kegiatan spesial hari ini dari Ben, dia hanya terus kesana kemari menjalani rapat.

Sampai akhirnya, di malam hari ketika Ben memutuskan untuk lembur bersama sekretarisnya.

 

"Sayang? Kau mau pulang?"

Ben menggerakkan tangannya dari bahu Tania--sekretarisnya, menuju ke leher Tania perlahan ke wajahnya.

Sentuhan demi sentuhan Ben berikan hingga memacu adrenalin keduanya, nafsu birahi yang tak dapat dihentikan, keduanya larut dalam hubungan terlarang itu.

Hari itu, Sandra tidak mendapatkan informasi setelahnya. Hari demi hari berlalu, Sandra dan tim masih melakukan pengawasan karna Sandra masih curiga pada Ben.

Bukan karna dendam pribadi, apalagi emosi sendiri. Sandra memiliki firasat yang kuat bahwa ini ada kaitannya dengan Ben.

Saat firasatnya kuat begini, biasanya tebakannya benar, biasanya firasatnya tidak salah, firasatnya membantu Sandra menemukan jalan keluar.

Tapi melihat tidak ada kemajuan apapun dalam pengawasan terhadap Ben padahal Sandra memiliki firasat yang kuat bahwa Ben terlibat. Terbesit dipikiran Sandra bahwa semua kasus yang dia tangani dengan firasat dulu adalah hoki? Tidak mungkin.

Hari ini sudah hari ke-empat Sandra dan tim melakukan pengawasan terhadap Ben. Seperti Sandra yang belum mendapatkan hasil apa-apa, sama halnya dengan Tim Hainry, Fladilen, atau Kandri sekalipun. Tidak ada petunjuk yang mengarah kesana.

Sore hari cerah begini, di kantornya Ben sedang melakukan kegiatan duniawi, menggerayangi tubuh klien-nya, jika beberapa hari lalu dengan sekretaris, kemarin dengan pegawai, dan hari ini dengan kliennya.

Sandra dan Yana bisa melihat nafsu birahi yang membabi buta dari Ben, Sandra bahkan dipaksa untuk melihat hal-hal menjijikan seperti ini dari kamera yang dia pasang.

"Mbak? Kayaknya mereka nggak terlibat deh, modelan kayak pria itu binatang mbak, yang mau sama cewek mana aja."

Tukas Yana lelah. sudah satu harian mereka mengawasi Ben dan segala kegiatannya, tidak ada yang aneh, Ben hanya bekerja dan bermain wanita, memasuki wanita manapun yang bersedia bermain bersamanya.

"Yah, dia seperti binatang."

Sandra menghela napasnya kasar. Sepertinya dia harus menata ulang para tersangkanya.

"Telinga ku panas dengar ******* perempuan itu Mbak, matiin aja deh sebelum ketahuan."

"Ya, minta Zack untuk mencabut kamera dan alat perekam suaranya nanti sebelum kita ketahuan, dan--"

"Saya tidak tau anda tertarik dengan saya, padahal dulu sepertinya mata indah anda menatap liar gadis talent model itu dengan nafsu birahi, model yang ada di agensi Tuan Petter." Ujar perempuan yang berstatus sebagai klien, yang baru selesai melakukan hubungan dengan Ben.

Sandra menghentikan tangannya. percakapan yang terjadi saat ini menghentikan segera pergerakan Sandra dan Yana. Keduanya saling menatap, kembali fokus untuk mendengarkan rekaman itu.

"Oh? Gadis itu? Aku tidak berani menyentuhnya karna Levan tertarik padanya. Walau gadis itu selalu menolak Levan sih, tidak peduli berapapun yang Levan bayar." Jawab Ben sembari memakai kemejanya lagi dengan rapi.

"Tuan Levan Andrafana? Dari Andrafan Grub itu? Talent model rendahan seperti dia berani menolak Tuan Levan?" Perempuan itu memakaikan kancing Ben satu persatu dari atas ke bawah dengan rapi.

"Bahkan Levan dulu sempat memintanya menjadi simpanan tetap dirinya, tapi bocah itu bahkan sampai memaki Levan. Mungkin sampai melemparkan pensil alis ke wajah Levan dulu, kalau aku tidak salah ingat." Ben menarik pinggang perempuan itu, merangkulnya, menatapnya dengan nafsu yang masih membara panas.

"Astaga, berani sekali perempuan itu, apa dia tidak tau siapa itu Levan Andrafana? Apa dia tidak tau siapa itu Andrafana? Keluarga terkaya ke-dua setelah keluarga Klaun."

"Yah mungkin."

"Tapi aku mendengar cerita bahwa gadis itu mendadak hilang, bahkan sampai Tim hebat seperti YK71 juga turun tangan mencarinya, Irjen Gerald Andrafana juga mencarinya. Jangan-jangan yang menculik model itu ad--"

"Tutup mulut mu, kalau ada yang mendengar ucapan mu mereka pasti akan mencurigai mu. Lagipula belum tentu Levan yang menculiknya, tapi kau ... tutup mulut mu, jangan sampai kau membocorkan apapun soal ini, kau mengerti? kalau tidak mau mati atau jatuh miskin jaga ucapan mu wanita sialan."

Suara Ben berat, dia kejam, bahkan dia bisa berkata se-kasar itu pada perempuan yang baru menyatukan tubuh dengannya, pada perempuan yang baru saja memuaskan nafsu gilanya.

"Hoo, katakan pada Rafael, kita akan adakan rapat nanti malam." Perintah Sandra, serius, dengan dipenuhi kemarahan, kebencian yang berapi-api dimatanya.

Untuk pertama kalinya sejak Yana bekerja dengan Sandra. Ini kali pertama Sandra se-marah ini, bahkan Yana sedikit gemetar ada di sebelah Sandra yang seperti ini.

Jika Sandra sebelumnya adalah orang yang baik ramah berjiwa pemimpin, kali ini Sandra seperti binatang buas yang akan merobek habis mangsa yang sudah dia kunci.

"Baik Kapten."

......................

"Jadi, mulai saat ini, kita akan memfokuskan target pada Levan Andrafana. Detail rekaman ulang akan aku kirimkan pada masing-masing kalian. Perhatikan segalanya soal Levan, dengan siapa dia bertemu, kemana dia pergi, apa yang dia lakukan, selidiki juga tempat-tempat aneh atau cukup menarik yang Levan kunjungi akhir-akhir ini."

Sandra sudah menjelaskan soal rekaman itu satu jam yang lalu, bahkan rekaman itu sudah di putar tiga kali untuk mereka benar-benar bisa mengingatnya, mencari segala celah dan kemungkinan yang bisa di dapat.

Memaksimalkan kegunaan dari satu bukti yang ada.

"San, kita harus kasih bukti ini ke Irjen Gerald juga, soalnya kita udah resmi kerjasama dengan mereka untuk kasus ini."

Ujar Fladilena, biasanya memang dia yang menangani hubungan klien. dan formalitas kepada polisi.

"Aku menolak."

Sandra dingin.

"Kenapa? Hey kita harus kerjasama dengan me--"

"Walau Gerald terlihat bijak dan adil, tapi dia bukan orang seperti itu. Kalau itu menyangkut keluarganya, Gerald akan menutup kasusnya. Apalagi yang terlibat adalah adiknya, dia pasti akan berusaha menjaga nama baik keluarganya. Gerald Andrafana adalah orang yang seperti itu."

Ah, jadi selama ini Sandra tau bahwa Gerald sebenarnya juga terlibat untuk tutup mata dikasusnya enam tahun yang lalu.

Terpopuler

Comments

ira rodi

ira rodi

pasti haindry ini dari keluarga klaun....

2024-05-16

0

Dania🌹

Dania🌹

😩😩😩ternyta sodara sendiri😠

2022-12-01

1

listia_putu

listia_putu

critanya shiren sudah dihapus ya kak?

2022-11-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!