Bab 17

...************...

Baru satu hari berlalu, dan luar biasanya Eca, dia berhasil membuat kasus soal Levan menjadi sebuah pembicaraan panas di media manapun, baik televisi, koran, majalah maupun handphone.

Dan semua suara bersatu membela Jihan dan memaki Levan. Banyak umpatan yang dilemparkan pada Levan di jalanan, postingan sosial media, atau bahkan di papan jalan.

Pengaruh Eca memang sebegitu besar, semuanya mendukung Jihan. Kalau sampai Jihan tidak mendapat keadilan, maka keluarga Andrafana akan tamat.

Bahkan sekarang, sudah banyak orang yang memandang remeh keluarga Andrafana. Tapi disisi lain publik juga memuji sifat Eca yang tegas, dan mau membela yang benar bahkan jika yang bersalah adalah keluarganya sendiri.

Keluarga Jihan tidak jadi mencabut laporannya, mereka berdiri tegak dengan berani melawan orang-orang yang menyakiti anak mereka, dengan dukungan YK, dukungan publik, mereka semakin berani melawan Levan.

Jihan terpaksa dipindahkan ke sebuah rumah sakit khusus, dengan dokter dan sekarang psikiater yang ahli. Fisik dan mental Jihan harus di sembuhkan.

Sekarang ...

Jihan sedang dalam masa perawatan, dia duduk berdiam diri di sebuah bangku kosong dengan menatap kosong ke arah air mancur sederhana di depannya. Dia ada di taman, dia butuh udara segar mungkin? Ruangan gelap dan tertutup memberinya trauma tersendiri.

Dia tidak sendiri, ada ibu, ayah, adik dan juga psikiaternya disana.

Tapi tetap saja, Jihan tidak bisa tersenyum, tidak ingin tersenyum. Dia hampa.

"Jihan, Nak ayo masuk udah panas." Ibu Jihan ingin menggandeng anaknya untuk masuk kembali ke dalam ruangan.

"JANGAN SENTUH AKU! INI MENJIJIKAN! JA-JANGAN SENTUH AKU! AKU MOHON TUAN LEVAN! TOLONG LEPASKAN AKU!"

Jihan berteriak seperti orang tidak sadar, matanya kosong, tapi bulir hangat itu terus berjatuhan, Jihan meronta, berteriak kesakitan, teriakan yang akan memilukan telinga siapapun yang mendengarnya. Jeritan tak berdaya dari korban orang yang tidak bertanggung jawab, trauma yang akan dia tanggung seumur hidupnya.

Padahal tidak ada Levan disini.

Orang tua dan dokter Jihan mencoba menenangkannya, Jihan masih mengamuk, meraung, menangis, melirih pedih.

Dia terus berteriak meminta dan memohon ampun pada Levan, dia terus meraung meringis untuk minta dilepaskan, Jihan memohon maaf dan terus mengulangnya.

Jihan yang awalnya normal harus mengalami PTSD yang mungkin akan akut seiring berjalannya waktu. Tidak mudah untuk menghilangkan trauma menyakitkan itu.

Post-traumatic stress disorder atau PTSD adalah kondisi mental di mana seseorang mengalami serangan panik yang dipicu oleh trauma pengalaman masa lalu. Mengalami kejadian traumatis adalah hal yang berat bagi siapapun.

Setiap sentuhan yang Jihan terima akhir-akhir ini, terasa menjijikan, seolah Levan sendiri yang menyentuhnya.

Jihan bahkan sering mengigau ingin mati di dalam tidurnya, tidur gadis 17 tahun itu tak lagi nyenyak, dia selalu bermimpi buruk, dia bahkan takut untuk tidur, karna saat dia tidur, dia selalu merasa ada Levan di sebelahnya.

Trauma yang begitu mengerikan untuk Jihan. Semenderita apa dia selama satu minggu ditahan oleh Levan?

Sampai sekarang, Jihan tidak bisa tenang, dia terus berteriak dan menangis, memaksa dokter untuk menggunakan obat penenang lagi.

Siapa bilang korban pelecehan dan pemerkosaan akan pulih seiring berjalannya waktu? Jika ada yang mengatakan itu, ambil batu dan lemparkan ke kepalanya itu.

"Apa menurut mu yang seperti itu dinamakan hubungan suka sama suka?"

Sandra bertanya pada Gerald yang berdiri di sebelahnya, keduanya memakai pakaian biasa, termasuk Gerald.

Sudah dua jam Sandra dan Gerald berdiri di tempat ini, mengawasi Jihan dan pengobatannya dari jauh.

Dada Sandra sakit. Setiap teriakan yang Jihan lontarkan, bagai satu belati yang tepat menusuk hati.

Apa Gerald merasakan hal yang sama?

Gerald diam saja, bahkan setelah melihat semua itu.

"Menurut mu, apa menikah dengan Levan adalah jawaban untuk Jihan? Jika mereka sungguh menikah, yang ada gadis itu akan menderita seumur hidupnya."

Tambah Sandra lagi, jauh dari Levan saja sudah membuat Jihan se-gila ini, apalagi jika sampai Jihan dipaksa untuk hidup satu rumah, satu kamar, satu ranjang dengan bajingan itu. Jihan mungkin akan benar-benar membunuh dirinya sendiri.

"Di pengadilan besok, kalau sampai Jihan tidak bisa datang, tidak perlu dipaksa. Dia tidak harus menjabarkan setiap luka yang dia rasa. Aku sendiri yang akan menjadi saksinya. Aku akan urus segalanya. Kali ini ... akan kupastikan pelaku mendapat ganjaran yang setimpal."

Gerald menatap lurus ke arah Jihan yang sudah mulai tenang.

"Selain memenjarakan Levan, apa ada yang harus aku lakukan lagi? Sepertinya memenjarakannya saja tidak cukup."

Tambah Gerald, dia sudah melihat sendiri bagaimana Jihan terluka dan dengan segala trauma yang dia tanggung. Gerald mengerti perasaan Sandra, menghukum Levan bahkan tidak cukup untuk kompensasi luka dan trauma yang Jihan rasa.

"Fasilitasi segalanya, dokter, pendidikan, terapis."

"Ya, akan ku lakukan. Aku harus pergi, banyak yang aku urus, aku titipkan dia padamu." Gerald bersiap untuk pergi, dengan hati yang masih tidak nyaman, langkahnya masih ragu untuk beranjak dari sana. Ada perasaan aneh yang membelenggu Gerald sepanjang waktu.

"Maaf ... Untuk enam tahun yang lalu, aku minta maaf. Aku salah, harusnya sejak awal aku sudah memenjarakan Levan, jika hari itu aku menjebloskannya ke penjara, mungkin kejadian mengerikan ini tidak akan menimpa murid mu. Maaf ... aku bukan kakak yang baik untuk mu."

Tanpa berbalik menatap Sandra, Gerald mengungkapkan-nya, akhirnya dia mengatakan perasaannya yang selama ini dia tahan. Dia mengakui kesalahannya yang sudah membelenggunya selama ini. Apa dengan mengakui ini, bayang-bayang rasa bersalah itu akan pergi dari Gerald? Sepertinya tidak.

"Enam tahun ini, aku selalu memikirkannya, bagaimana caranya aku mengakui dosa ini, bagaimana caranya agar kau bisa memaafkan ku. Sepertinya karna kesalahan ku itu timbul banyak korban, aku bahkan tidak layak untuk meminta maaf darimu, meskipun begitu, aku tetap ingin meminta maaf padamu."

Gerald bahkan tidak berani melihat ekspresi apa yang Sandra buat. Gerald mempercepat jalannya, sebelum Sandra mengatakan jawabannya. Gerald tidak siap menerima jawaban Sandra.

Mungkin, Sandra akan mengamuk seperti kemarin?

Tes ... Tes ....

Bulir hangat jatuh perlahan dari retina mata Sandra, mengalir perlahan menyapu pipi Sandra yang mulai kemerahan.

Badannya gemetar....

Sandra menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dia menangis disana.

"Sepertinya dia menyayangi mu ... dengan tulus." Hainry hadir dari belakang, menarik Sandra dalam pelukannya.

Sejak tadi, sejak awal, Hainry memang sudah ada di belakang Sandra dan Gerald, tanpa Gerald sadari sedikitpun keberadaannya.

"Aku pikir, tidak ada pria di keluarga Andrafana yang menyayangi ku selain ayah ku. Ta-tapi, dia terus memikirkan ku selama enam tahun ini. Aku pikir aku tidak punya keluarga satu darah yang bisa aku sebut keluarga, tapi dia--,"

Sandra menangis sesenggukan di dalam pelukan Hainry. Selama ini, di keluarga Andrafana, Sandra selalu merasa sendiri. Tidak pernah ada yang membelanya, tidak ada yang peduli padanya, mungkin Eca sedikit peduli, tapi tidak dengan yang lain.

Perasaan Sandra jadi campur aduk. Dia tidak pernah tau, kalau Gerald akan memikirkan dirinya.

"Sudah ku bilang kan, kau tidak sendiri di dunia ini, walau orang tua mu sudah pergi, kami disini." Hainry memeluk Sandra, memberikan tempat sandaran untuk Sandra, menjadi tempat menangis langganan gadis detektif itu.

Sandra juga tidak tau, entah kenapa dia tidak bisa menangis di depan orang lain. Dia takut dianggap cengeng atau lemah saat menangis di hadapan orang lain. Tapi di depan Hainry, di dalam pelukan Hainry, Sandra selalu ingin menangis sejadi-jadinya, dia bisa puas mengeluarkan air matanya. Meski Sandra selalu menangis dalam pelukan Hainry, tidak pernah sekalipun Hainry memandang Sandra sebagai gadis yang lemah.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Yang salah tetap salah,Walau keluarga RAJA sekali pun,Keadilan harus di tegakkan,Apalagi Gerald org yg tahu ttg hukum,Jangan berlindung di balik seragam mu,,

2023-10-03

0

Dania🌹

Dania🌹

🥺

2022-12-01

1

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

makin penasaran aja nih ma latarbelakang hainry.... kira2 dia jdohnya Sandra bukan sih Thor??

2022-10-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!