Bab 13

...****************...

Sandra dan Hainry sedang dalam perjalanan menuju tempat ketiga dimana mereka mencurigai Jihan ditahan disana. Menurut informasi yang Rafael berikan, dan dari cctv jalan yang Rafael kumpulkan, mobil Levan berjalan menuju ke arah sekitar sini, walau tempatnya tidak tau pasti, Sandra dan Hainry mencoba yang terbaik.

Kali ini Sandra dan Hainry berada dalam satu tim yang sama, karna hanya ada tiga tim yang terbagi, sisa anggota akan mengawasi Levan di kantornya, Sandra dan Hainry sebagai satu tim mencari lokasi-lokasi yang baru-baru ini Levan kunjungi. Dan Kandri beserta personil yang dia bawa mencari tau soal aliran dana Levan. Mungkin ditemukan petunjuk khusus soal aliran dana itu.

"Ini tempat ketiga ya." Hainry mengendarai mobilnya dengan fokusnya yang terbagi kesana kemari, menandai jalan, melihat barangkali ada hal mencurigakan di sepanjang jalan.

"Ya, dan ini udah hari kedua kita mengawasi Levan. Dan hampir satu Minggu sejak Jihan pertama kali menghilang, apa sekarang dia baik-baik aja?"

Sandra memijit kepalanya frustrasi, dalam menangani kasus apapun, Sandra tidak pernah merasa se-kesal ini. Mungkin karna korbannya adalah anak yang dia sayangi, dia jadi semakin khawatir.

"Sudah ku putuskan, akan ku siksa sampai dia memohon pada kematiannya."

"Siapa? penculik itu?"

"Siapapun yang membuat mu menderita."

Hainry serius, tatapan matanya tajam. Dia kesal, terlepas dari aksi penculikan ini, dia benci saat Sandra dia buat sedih begini. Siapapun yang bertanggung jawab atas kesedihan Sandra ini, akan Hainry pastikan dia membayarnya dengan sangat mahal.

"Jalanan hutan ya? Apa ada rumah disekitar sini?"

Sandra peka terhadap situasi sekitar, alamat yang Rafael berikan menuju ke arah hutan. Dan sialnya Sandra tau hutan ini tanah milik siapa.

Dan sialnya mereka. Di dalam hutan yang memiliki jalan untuk kendaraan, terdapat dua jalan bercabang. Membuat Hainry menghentikan mobilnya di tengah jalanan sepi.

"Tanah ini milik Keluarga Andrafana, tapi jalan mana yang harus kita pilih. Sialan!"

Ujar Sandra, walau dia tidak tertarik dengan harta keluarga Andrafan, tapi dia tau jalan ini, dia tiba-tiba mengingat kenangan masa kecilnya saat ayahnya membawanya kesini.

"Kanan." Kata Hainry yakin, dan dia langsung mengarahkan mobilnya ke jalan sebelah kanan.

"Bagaimana jika salah?" Sandra menatap Hainry, walau Sandra ragu sekalipun, dia sendiri tidak bisa memutuskan jalanan mana yang akan dia lewati dengan pasti.

keputusan Hainry untuk langsung jalan dan memilih adalah benar, mereka tidak punya waktu untuk bimbang. Mereka harus segera menemukan Jihan apapun yang terjadi. Dan Jihan, sedang dalam kondisi tidak bisa memutuskan dengan pasti.

"Percaya padaku." Ujar Hainry yakin.

Tatapan percaya diri yang Hainry berikan, juga membangkitkan semangat Sandra yang tadi sempat pupus. Ucapan Hainry yang penuh keyakinan menepis pikiran buruk dan keraguan yang ada di hati Sandra.

"Aku ... selalu percaya pada mu." Sandra mengimpikan kembali kepercayaan dirinya.

"Aku juga, berharap kau segera mencintai ku."

......................

Hainry menghentikan mobilnya saat dia bisa melihat sebuah gudang--bangunan? entahlah apa yang bisa disebut dengan tempat itu. Tapi yang jelas bangunan itu memiliki pintu merah yang menyala. Warnanya pekat seperti darah.

Hainry menghentikan mobilnya agak jauh, agar tidak terlihat oleh para penjaga bangunan itu.

Benar.

Sandra juga bisa melihatnya, beberapa orang yang menjaga tempat itu dengan masing-masing dari mereka memegang senjata api, Sandra tebak mereka juga punya belati harusnya.

"Dulu, bangunan itu kayaknya nggak ada deh. waktu dulu aku kesini sama ayah, aku nggak ingat ada bangunan itu. Rasanya mustahil aku bisa lupa dengan warna merah seperti darah."

Sandra menyipitkan matanya lagi, menggali ingatan yang barangkali terpendam bersamaan dengan banyaknya waktu berlalu.

Tapi tidak ada.

Tidak ada ingatan soal pintu itu.

"Berarti itu bangunan baru."

"Hainry, minta Rafael untuk mengirim seluruh anggota YK kesini, sekarang."

Sandra punya firasat yang kuat bahwa Jihan ada disana, dia yakin. Bukan hanya firasat, tapi rasanya aneh jika ada bangunan mencurigakan itu di dalam hutan ini, apalagi banyak penjaga disana.

"Bagaimana kalau kita salah, San?"

Bukannya Hainry meragukan Sandra. Hainry hanya ingin tau apa rencana cadangan Sandra. Hainry tidak mau Sandra melakukan rencana cadangan sendirian lagi seperti saat penculikan anak dewan dulu.

"Walau bukan Jihan yang terperangkap di dalam sana, pastinya tetap ada yang mencurigakan. Kalau tidak ada yang mencurigakan juga, aku akan menjual nama ku sebagai Andrafana. Jadi tenang, dan panggil semua unit sekarang."

Sandra mengeluarkan pistolnya, dia mulai bergerak lebih dulu, maju perlahan mendekati orang-orang itu.

"Benar-benar mempesona, sampai membuat ku nyaris gila." Gumam Hainry tanpa Sandra dengar. Hainry tersenyum puas, yang paling dia suka memang satu tim dengan Sandra.

"Rafael, kirimkan semua tim ke lokasi ku saat ini, persiapkan senjata dan juga kotak medis, jaga-jaga kalau kita terluka."

Hainry baru saja mengirimkan pesan khusus pada Rafael. Meski tidak menjawab, Rafael pasti akan langsung mengirimkan bantuan. Hainry juga sudah memberikan lokasi akurat pada Rafael. Meski di dalam hutan begini, Rafael pasti bisa menemukan lokasi pastinya, karena Rafael memang jenius.

Hainry bergerak ke arah Sandra, mengikuti jejak aman yang sudah gadis itu contohkan. Sandra sudah bersiap dengan pakaian khusus dan masker hitam kesayangannya.

Ada tiga penjaga, kayaknya mereka semua ngantuk. mungkin belum masanya pergantian penjaga? atau sebentar lagi? ini kesempatan.

Sandra diam-diam dari belakang para penjaga itu menusuk salah seorang penjaga dengan obat bius yang sangat ampuh, yang dirancang sendiri oleh Fladilena. Fladilena itu berbakat dalam medis, obat-obatan dan herbal.

"Kau ...!"

Dua penjaga yang menyadari kedatangan Sandra segera bersiap menembak, tapi sebelum mereka bisa menembak, Sandra menendang salah satunya hingga jatuh tersungkur. Dan satunya lagi Hainry bekap dengan cepat.

"Jangan berani-beraninya menyentuh calon istri ku dengan tangan kotor mu, kuman, dan kau kotor."

Hainry dan Sandra berhasil melumpuhkan dua penjaga di depan.

"Dan Sandra, lain kali kalau mau gerak pakai aba-aba dulu bisa nggak sih? Kalau kau terluka bagaimana?" Hainry mau marah, cuma dia takut kalau Sandra malah marah balik dan menjauhinya.

"Kenapa? Aku percaya pada mu, kau akan selalu menjaga ku dari belakang, kan? Bukankah selama ini itu yang kau lakukan?"

Sandra menatap Hainry polos.

Deg.

Jantung Hainry berdegup begitu kencang, ada angin hangat yang menyapa hatinya hingga membuatnya bahagia tak terkira.

Ternyata dia sadar ya? sejak kapan?

Selama ini Hainry sangat mencintai Sandra, tapi bukan berarti cinta Hainry yang besar akan menghalangi Sandra dan bakatnya untuk berkembang, dan terus menolong orang.

Dibanding melarang Sandra untuk melakukan tugas yang membahayakan, Hainry memilih meningkatkan kemampuannya sendiri agar bisa selalu mengikuti, mengawasi Sandra dari belakang. Jika Sandra perlu bantuan, maka Hainry akan langsung membantunya dari belakang.

Tapi selama Sandra bisa melakukannya sendiri, Hainry akan biarkan saja dan menikmati mengamatinya.

"Aku sungguh-sungguh mencintai mu."

Terpopuler

Comments

syh 03

syh 03

serasa nonton film action romantic gini mh 😆😆🤭

2023-08-20

0

Dania🌹

Dania🌹

ya ampun🥰😍😍bener tulus hainry

2022-12-01

2

Ana

Ana

semoga kamu memang jodoh sandra ya hainry ☺🥰

2022-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!