My Hidden Detective
...****************...
"Lagi?"
Sandra diam terpaku menatap pemandangan di hadapannya. Untuk kesekian kalinya dia dihadapkan dengan situasi menggelikan seperti ini.
"Astaga sayang, kau datang? aku sudah menunggu mu sangat lama."
Pria itu yang entah siapa namanya, tersenyum ramah mengangkat tangannya pada Sandra, dengan tubuhnya yang masih bertelanjang dada.
Astaga!
Hari ini harusnya jadwal Sandra bertemu dengan Levan--sepupunya.
Levan meminta Sandra untuk bertemu di hotel ini di kamar 24, dan lihat apa yang Sandra temukan di dalam kamar ini sekarang?
Seorang pria mesum yang vulgar tanpa tau malu. Sandra tau, bahwa ini pasti ulahnya Levan. Ini bukan pertama kali-nya, Levan sudah sering melakukan hal-hal bodoh ini kepadanya.
Pria itu berjalan mendekat ke arah Sandra.
Brukh ...
Refleks, Sandra langsung memukul kaki pria yang mendekatinya. Dia baru masuk, dan sudah ada pria gila yang mencoba memeluknya.
"Apa Levan yang mengirim mu?" Sandra menatapnya sinis, tidak ada ketakutan dimata gadis itu.
"Apa-apaan ini, kenapa kau jual mahal sekali? Padahal Levan bilang kau sendiri tidak laku, tidak ada yang mau menikahi mu."
Bukannya meminta maaf, atau minimal pergi, pria tak tau diri ini malah menyusun dalih.
"Keluar deh."
Hari ini Sandra tidak ingin memukul orang, jadi dia harap orang gila ini cepat keluar dari sini.
"Walau kau menyandang nama Andrafana, kau tetaplah yatim piatu yang tidak punya dukungan, kau hanya punya nama Andrafana, kau tau?"
"Keluar sana."
Sandra melipat tangannya, melirik tajam tepat di retina pria itu.
"Oh ayolah, kenapa kau jual mahal sekali? Satu malam saja dengan ku, kalau kita bersama ada dua keuntungan, kau akan dapatkan banyak nama baik, dan aku akan menjadi bagian dari keluarga Andrafana yang terkenal."
"Mati atau keluar?"
Sandra berjalan mendekat ke arah pria itu, tatapannya lebih mengerikan dari sebelumnya.
"Halo Sandra."
Tak lama, pintu kamar terbuka, kali ini benar-benar Levan yang masuk. Pria berambut pirang yang lumayan tampan, memang gen keturunan. Gayanya sombong dan tengil, yah dia kan memang bos besar.
Dia menyapa Sandra ramah tanpa merasa bersalah.
"Ben, bisa tolong keluar sekarang? Sepertinya Kakak sepupu-ku dalam suasana hati yang buruk, lain kali aku akan meminta tolong padamu lagi, terima kasih ya."
Levan menatap sahabatnya dengan senyuman bangga. "Terima kasih atas pertolongan mu."
"Ah menyebalkan, katakan pada sepupu mu jangan sok jual mahal, dia hanyalah alat yang sedikit berguna. Dan ya, jangan lupakan kesepakatan proyek kita."
Ben--pria itu memakai kembali pakaiannya, keluar dengan meninggalkan lirikan mematikan pada Sandra.
"Lagi-lagi kau berkata kasar pada hadiah ku?" Levan berjalan mendekat ke arah Sandra, bertanya seolah apa yang dia lakukan bukan hal besar.
"Kartu." Sandra tidak ingin basa-basi. Gadis itu langsung mengulurkan tangannya.
"Setidaknya kau harus bersenang-senang dengan hadiah ku dulu tadi, aku sudah mengorbankan satu proyek besar untuk mu."
"Jangan buat aku mengulangi perkataan ku dua kali, Levan."
Kali ini, giliran Sandra yang menatap tajam ke arah Levan.
"Apa? Kau ingin marah? Anak pecundang tanpa bakat seperti mu ingin marah pada ku? Serius? Kalau kakek mendengarnya dia pasti sudah memarahi mu."
"Aku juga akan melaporkan candaan mu yang tidak lucu ini pada Kakek."
Wajah Levan berubah menjadi kesal. Bisa-bisa Levan yang sungguh akan terkena masalah jika Sandra melaporkannya.
"Yah, ini hadiah mu. Jadi jangan bertemu kakek, kakek sama sekali tidak ingin bertemu dengan anak bodoh seperti mu." Levan memberikan sebuah card berwarna hitam.
"Ngomong-ngomong, aku harap candaan mu lebih berkelas dari ini. Aku bosan dengan yang ini, ganti varian baru."
Sandra menepuk pundak Levan. Mungkin saat dulu Levan melalukan candaan ini untuk pertama kalinya, Sandra rasanya sangat marah. Dia memukul kepala Levan, dan akhirnya dia dibenci oleh satu keluarga, dan dianggap tidak bermartabat oleh sang kakek yang memegang kekuasaan utama keluarga Andrafana.
Sandra Andrafana, itu adalah namanya, dia menyandang nama keluarga Andrafana yang sangat terkenal. Masuk dalam lima keluarga terkaya di negara ini. Bukan hanya itu, umumnya darah keturunan Andrafana itu selalu cerdas dan berkelas, mereka selalu berbakat dan menjadi publik figur yang disegani.
Tapi itu tidak berlaku dengan Sandra, Sandra hanya seorang guru di SMA biasa. Makanya, dia selalu dijauhi dan dikucilkan dari anggota keluarga Andrafana yang lain. Apalagi dia juga tidak disukai oleh Kakek Gheobalt--kepala keluarga Andrafana.
"Nama Andrafana jadi terdengar bawa sial."
Sandra gadis yatim piatu, kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia berusia 12 tahun. Kecelakaan di malam hujan badai yang menewaskan kedua orang tuanya, Sandra tidak akan pernah lupa itu.
Drrrt Drttt
Handphone Sandra bergetar, dia melihat siapa orang yang mengganggunya di sore hari yang cerah ini.
"Ah? Hainry?"
"Halo kapten, sore cerah, mau nikah?"
Pria bersuara ceria di sebrang sana, bernama Hainry. Bisa disimpulkan dia orang yang nakal? Memangnya pria mana yang melamar begitu saja lewat telepon tanpa effort apapun? Oh, atau mungkin itu hanya sekadar candaan?
"Ngomong yang bener, kalo nggak bakal aku matiin nih."
"Galak bener, ngomong-ngomong, aku udah dapatin semua informasinya, kita tinggal bergerak. Kami semua akan bersiap disana. Gudang tua arah kiri adalah targetnya."
Hainry melaporkan keadaan terkini.
" Ternyata kamu kerja juga yah, kalau gini aku nggak ragu buat gaji kamu."
"Oh jelas harus kerja dong, supaya bisa nabung buat nikahin Kapten yang judes."
"Waras dulu."
"Kalo waras nikah enggak?"
"Enggak."
"Yah, kok git--aduh!!"
"Ada apa Han?"
Sandra jadi khawatir, apalagi mereka sedang dalam misi sekarang. Walau Hainry memang berbakat di bidang strategi maupun bela diri, tapi rasa khawatir akan tetap selalu ada.
"Saya jatuh nih, Kapten."
"Cari bantuan di sekitar. Dan--"
"Jatuh cinta sama Nona Detektif yang manis, namanya Sandra."
"..." Sandra tidak bisa berkata-kata lagi. Percuma marah, Hainry akan mengulanginya lagi.
"Udah jatuh, cintanya dapat nggak?"
"Siapkan punggung mu, akan ku hajar nanti."
Sandra mematikan ponselnya, dia tersenyum senang. Ini bukan pertama kalinya Hainry mencelotehkan banyak gombalan gila aneh seperti anak remaja itu.
Sudah 4 tahun sejak Hainry bergabung dalam tim-nya, dan pria berkepribadian ceria itu terus menggodanya. Tapi tidak masalah, Sandra tidak marah, tidak juga menggubrisnya, karna dia tau itu hanya candaan belaka.
Ah, misi? Tim?
Selain menjadi seorang guru biasa di SMA sederhana, Sandra juga menjadi seorang detektif. Dia mendirikan sebuah kantor detektif swasta bernama YK71. Tapi ini rahasia, tidak ada yang tau bahkan keluarga Andrafana lainnya.
Nama YK71 sudah sangat terkenal, tapi tidak ada publik yang tau, wajah asli sang ketua regu.
Awalnya Sandra mendirikan Tim ini untuk mengungkap rahasia tentang kecelakaan orang tuanya yang dia anggap janggal, tapi ternyata banyak permintaan pertolongan yang datang pada mereka. Sandra tidak akan menolaknya.
"Kasus kali ini penculikan anak berumur 12 tahun ya? Dasar pedofil sialan."
Siapa yang sangka bahwa gadis culun dari keluarga Andrafana adalah seorang detektif yang hebat? Sandra juga tidak tertarik untuk mengumumkannya.
Sandra sengaja menyembunyikan pekerjaannya sebagai detektif karna dia tidak ingin terlibat dengan perebutan hak waris keluarga Andrafana. Sandra tidak tertarik bertengkar dengan paman, bibi dan sepupunya hanya karna masalah harta.
Jika kakeknya tau kalau Sandra adalah detektif yang hebat, dia pasti akan memasukkan Sandra sebagai calon pewaris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Hikam Sairi
baca
2024-08-14
0
Anonymous
keren
2024-07-23
0
Karunia Disha
mmpir thoorrr
2024-07-02
1