Bayangan Hitam

"Kalau cuma baju mahal, siapa saja bisa punya, Me (Bu). Jadi, itu bukan berarti dia orang kaya. Pengemis saja sekarang bajunya bagus dan mahal-mahal," cibir Surya yang tak terima ketika Widya mulai takjub dengan pakaian Rain yang sedang berada di dalam genggamannya. "Bisa jadi dia bawa uang dollar banyak dan ditukarkan ke rupiah. Itu bukan hal yang tidak mungkin, 'kan?" sambungnya.

"Me Widya tahu sendiri bahwa dollar sekarang mahal," Surya terus-menerus meyakinkan ibu tiri Binar tersebut.

Widya melirik ke arah Rain yang ternyata juga tengah memandangnya dengan sorot kalem. "Aku penasaran, bule dari mana sih dia?" celetuknya seraya mengamati Rain dari ujung kepala sampai kaki.

"Kalau bule kaya ya tidak mungkin hilang di dalam hutan, Men. Bule kaya biasanya berdiam di hotel mewah, ditemani guide khusus," cibir Surya lagi dengan pandangan meremehkan ke arah Rain.

"Sudah, sudah! Kok jadi membahas tentang bule tidak jelas ini. Bukannya kalian sedang ngobrol berdua?" tunjuk Widya pada Surya dan Binar secara bergantian.

"Biar Rain di sini, Bu. Tidak apa-apa 'kan kalau dia ikut bergabung, Sur?" Binar tersenyum manis pada Surya, membuat pemuda itu tak bisa berkata-kata.

"Itu namanya bukan ngobrol berdua!" protes Widya. "Sekalian saja ajak Wisnu dan Praya!" protesnya.

"Bukannya ibu yang sering bilang agar aku tidak berduaan dengan laki-laki. Kenapa sekarang tiba-tiba ...." Binar tidak melanjutkan kata-katanya, karena Wisnu dan Praya muncul di ruangan itu.

"Ada apa, Bu? Ibu mau mengajak kami ke mana? Kami sih mau-mau saja," celoteh Wisnu tiba-tiba. Tampak Praya mengikuti di belakang tubuh bocah yang baru saja keluar dari kamarnya. Kamar Wisnu dan Praya berada tepat di sebelah kamar Binar yang kini ditempati oleh Rain.

Tanpa merasa berdosa, kedua bocah itu duduk di samping Rain dan mulai mencomoti sajian ubi rebus yang sengaja disajikan untuk Surya.

Makin kesal lah Widya melihat kelakuan mereka. Namun, dia tak bisa melampiaskan amarahnya begitu saja karena Widya harus menjaga image-nya di depan Surya.

"Sudah malam sepertinya." Surya mendengus pelan. Kecewa sudah pasti dia rasakan kala keinginannya untuk berdua saja dengan Binar tak terlaksana. "Kamu besok kerja, 'kan?" tanyanya pada Binar.

"Masih jam tujuh, Bli. Masih sore," sela Praya dengan mulut penuh makanan.

"Besok saja dilanjut lagi." Surya mengedipkan sebelah matanya terhadap Binar. Namun, gadis itu sama sekali tak menanggapi. Dia malah memalingkan muka ke samping dengan raut yang tak suka. "Besok kuantar kerja, ya." Surya tak putus asa membujuk Binar agar mau menanggapi dirinya.

"Tidak usah. Terima kasih sebelumnya. Namun, kamu tidak perlu repot-repot. Besok aku berangkat dengan Rain saja," tolak Binar halus.

Sedangkan Widya sontak saja melotot saat mendengar kalimat Binar tadi. Sorot matanya tajam dia arahkan terhadap putri sambungnya tersebut. "Jemput saja langsung, Sur. Tidak perlu meminta izin, atau banyak bicara lagi," ujarnya seraya mengalihkan pandangan pada Surya.

"Ya sudah kalau begitu. Sampai jumpa besok." Surya menggerakkan tangannya pelan kemudian bangkit dari kursi. Dia sempat melirik pada Widya, seakan memberikan isyarat untuk wanita itu.

Widya sendiri mengangguk dan mengikuti langkah Surya keluar rumah diiringi tatapan penuh kelegaan dari Binar. Gadis cantik tersebut mengembuskan napasnya kuat-kuat sembari menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Sedangkan Rain tertawa geli melihat tingkah kedua adik tiri Binar yang sudah menghabiskan sepiring besar ubi rebus.

"Kenyang sekali perutku, Ya," Wisnu mengusap-usap perutnya sambil bersandar seperti Binar.

"Aku juga, Bli," balas Praya sambil meringis. Dia seperti kesulitan bernapas.

"Kamu mau tidur sekarang, Ya? Lama-lama aku jadi mengantuk," keluh Wisnu. Dia pun berdiri dan melangkah gontai menuju kamarnya.

"Aku juga, Bli," Praya mengikuti tingkah kakaknya memasuki kamar, meninggalkan Binar dan Rain berdua saja di ruang tamu.

"Rain," lirih suara Binar memanggil pria yang sedari tadi memperhatikan dirinya lekat-lekat. "Besok antarkan aku kerja lagi, ya," pintanya dengan sorot mata sedikit memohon.

"Pasti, Nar. Selama aku masih berada di sini, tidak kamu suruh pun aku pasti akan mengantar jemput kamu, meski hanya dengan berjalan kaki," tutur Rain lembut.

"Berjalan kaki atau menggunakan kendaraan, bagiku tak masalah. Apa bedanya selama yang mengantar dan menjemputku adalah kamu," ujar Binar sedikit menggoda Rain.

"Ya, ampun. Sejak kapan kamu mulai pandai merayu seperti itu?" Rain tersenyum geli saat  menanggapi sikap dan tutur kata Binar terhadapnya. "Kamu tahu, Nar? Usiamu mungkin masih sangat muda, tapi kedewasaan itu sudah terlihat jelas dalam diri kamu," ucap Rain lagi memberikan sanjungannya kepada Binar.

"Aku tidak bisa bermanja-manja pada hidup yang kujalani. Kamu tahu sendiri seperti apa hari-hari yang kulalui selama ini. Jika bukan karena Praya dan Wisnu, maka aku pasti sudah pergi sejak lama. Namun, aku tak ingin meninggalkan kedua adikku dalam asuhan ibu. Aku hanya akan pergi jika sikap ibu, sudah benar-benar dirasa keterlaluan dan tak bisa ditolerir lagi," tutur Binar dengan seutas senyuman di bibirnya. “Terima kasih, Rain," lanjutnya pelan.

“Kenapa kau berterima kasih padaku? Justru akulah yang seharusnya berterima kasih padamu, karena kamu sudah bersedia menampungku yang hilang ingatan dan tak punya apa-apa.” Rain terlihat memasang wajah yang cukup serius. Tatapannya terfokus pada bola mata Binar yang berwarna hitam pekat. Seakan terhipnotis, Rain melihat ada banyak bayangan dan juga kilasan-kilasan. Makin jauh dirinya masuk ke dalam bola mata hitam itu, semakin jelas gambaran-gambaran yang Rain tangkap dalam memorinya.

Kilasan-kilasan adegan yang dilihatnya hampir sama seperti potongan sebuah film. Semuanya terangkai dengan sempurna dan  begitu jelas dalam benak Rain. Seorang gadis berambut lurus dan panjang, menghampiri dan mencumbunya. Gadis itu kemudian mengucapkan kata-kata yang samar terdengar oleh pria bermata cokelat terang tersebut. “Arsenio. Ayo, Arsenio,” panggil gadis dalam bayangannya itu. “Aku berjanji tak akan memberitahukannya pada Wini,” gadis yang terlihat makin jelas sosoknya itu, tersenyum menggoda. Dia semakin mendekat ke arah Rain dan berusaha untuk menyentuh dirinya

“Nee (tidak)!” pekiknya tiba-tiba. Sama halnya dengan Binar, Rain sendiri pun sama terkejutnya. “Ma-maaf, Binar. Maaf. Aku tidak bermaksud mengejutkanmu,” Rain memundurkan tubuhnya perlahan. Dalam keadaan bingung, dia mulai terengah dan mulai merasakan nyeri hebat pada kepalanya. “Aduh,” Rain memegangi kepala dan mencengkeramnya erat-erat. “Sakit sekali,” keluhnya sembari meringis dan memejamkan mata rapat-rapat.

“Rain? Kamu kenapa?” Panik, Binar memegangi tubuh Rain dan berusaha memapahnya masuk ke dalam kamar. “Istirahatlah dulu.” Dengan telaten, gadis itu membantu Rain berbaring ke atas ranjang, lalu menyelimutinya. “Akan kuambilkan air,” Binar sudah hendak beranjak dari sisi ranjang, ketika Rain tiba-tiba memegang pergelangan tangannya.

“Tidak, jangan pergi. Tetaplah di sini. Jangan ke mana-mana,” pinta Rain lemah. “Temani aku tidur,” ucapnya dengan setengah menggumam.

“Baiklah, tapi kamu belum makan dan minum obat,” ujar Binar.

“Tidak apa-apa. Sebentar saja,” pegangan tangan Rain melemah, kemudian lengannya terkulai lemah di sisi tubuh.

“Rain?” Terakhir kali Binar merasakan kekhawatiran dan kekalutan seperti itu, adalah ketika sang ayah terkena serangan jantung dan harus dilarikan ke rumah sakit. Kini, rasa panik dan was-was itu hadir kembali dalam situasi yang berbeda. “Rain,” panggil Binar lagi. Hati-hati dia mendekatkan telunjuknya pada lubang hidung Rain. Dengan saksama  Binar dapat merasakan hembusan napas dari saluran pernapasan pria rupawan itu. “Syukurlah,” ucapnya lega.

Binar sebenarnya berniat untuk tetap berada di samping Rain, hingga pria itu kembali terjaga. Akan tetapi, rasa lelah setelah seharian bekerja membuat gadis itu didera kantuk yang teramat sangat. Tanpa sadar, Binar pun tertidur dalam posisi duduk di kursi dekat ranjang, dengan kepala bertumpu pada tangan Rain. Dia baru tersadar ketika tangan itu bergerak. Gadis itu buru-buru bangun dan menegakkan badannya. “Kamu tidak apa-apa, Rain?” tanya Binar seraya mengumpulkan kesadaran.

“Tanganku kesemutan,” Rain terkekeh pelan sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

“Aduh, maaf, Rain. Aku tadi ketiduran,” sesal Binar malu-malu.

“Tidak apa-apa. Lagi pula, sudah hilang semutnya,” Rain kembali tertawa, sampai terlihat lesung pipinya.

Sikap manis pria itu, telah membuat Binar merasakan sesuatu yang lain dalam hatinya. Pipi gadis cantik tersebut bersemu merah, ketika menatap sekaligus mengagumi betapa sempurnanya paras Rain. “A-akan kuambilkan minum,” ucapnya mencoba menghindar, dari perasaan tak karuan yang membuatnya merasa tergelitik. Beginikah rasanya jatuh cinta? Pikir Binar.

Terpopuler

Comments

Yuen

Yuen

Maaf thor klo panggil bu bicara langsung harusnya Me bukan Men.

2022-12-16

2

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

jangan sampai Binar jatuh cinta sama Rain thor, kasian nanti dia kecewa, Rain kan udah tunangan, jadi anggap sodara aja ya....

2022-10-26

3

lihat semua
Episodes
1 Perjalanan Pertama
2 Mengambil Risiko
3 Pertengkaran Malam
4 Elegi Pagi
5 Konsekuensi
6 Wajah Lusuh
7 Di Bawah Air Terjun
8 Tentang Hujan
9 Optimisme
10 Sore Yang Hangat
11 Seandainya ...
12 Pakaian Mahal
13 Bayangan Hitam
14 Want To take You Away
15 Nama Yang Hilang
16 Gelang Emas
17 Ujung Langkah
18 Bayangan Indah
19 Terikat Kontrak
20 Di Penghujung Kesabaran
21 Keputusan Besar
22 Sepuluh Malam di Jogja
23 Penampakan Yang Lain
24 Mencari Binar
25 Kenyataan dan Harapan
26 Another Woman
27 Patah
28 Di Taman Renata
29 Tragedi Kamar Kecil
30 Makan Sore
31 Hiburan Untuk Chand
32 Dua Kotak Gurame
33 Masa Lalu Kelam
34 Sebingkai Foto Buram
35 Something to Remember
36 Ghea si Penggoda
37 Sekilas Pandang
38 Tanpa Restu
39 Hembusan Angin Malam
40 Sang Penghibur
41 Kenyataan Menyakitkan
42 Ingatan Yang Kembali
43 Tato Naga
44 Bangkitnya Arsenio
45 Sang Detektif
46 Senyuman Binar
47 Si Duda Bening
48 Nasihat Chand
49 Bab Visual
50 Petunjuk Baru
51 Kekasih Baru Sang Duda
52 Pelayanan Istimewa
53 Berharap Pada Keajaiban
54 Pertemuan Kembali
55 Cinta Dua Cabang
56 Perjuangan Dimulai
57 Diskusi Malam
58 Beratnya Rindu
59 Getaran Yang Sama
60 Gadis Penyelamat
61 Selangkah Lebih Dekat
62 Teman Merangkai Bunga
63 Ciuman Kedua
64 Sarapan Bersama
65 Cinta Sebiru Langit
66 Berebut Perhatian
67 Orang Ketiga
68 Penyesalan
69 Nirmala Dan Binar
70 Titik Terang
71 Ungkapan Masa Lalu
72 Janji Manis Arsenio
73 Si Kepiting Merah
74 Mister Trap
75 Pengakuan Chand
76 Dua Pesaing Tampan
77 Aroma Yang Tertinggal
78 Si Pemikat Hati
79 One Stop Cassanova
80 Praduga
81 Terluka
82 Cemburu
83 Tak Mampu Berpaling
84 Tenggelam Semakin Dalam
85 Metamorfosis
86 Berjuang Bersama
87 Amarah Winona
88 Let's Get Married
89 Adegan Manis
90 Yang Teristimewa
91 Menjawab Tantangan
92 Satu Rahasia
93 Di Bawah Bintang
94 Detik Mendebarkan
95 Keberanian Yang Datang
96 Harga Sebuah Cinta
97 Kenangan Terakhir
98 Gelang Pengikat
99 Pengganti Segala Hal
100 Binar Indah di Pagi Hari
101 Semua Karena Binar
102 Perjalanan Panjang
103 Di Antara Kebun Kopi
104 Melepas Rindu
105 Sisi Bijak Arsenio
106 Dua Cinderamata
107 Gereja Putih
108 Balada Cincin Lumba-lumba
109 Price To Pay
110 Sepenggal Kepedihan
111 Malam Pertama Sang Pengantin
112 Secarik Kertas
113 Surat Dari Ayah
114 Pamit
115 Akhir Untuk Sebuah Awal
116 Tawaran Manis
117 Hati Yang Rapuh
118 Ungkapan Perih
119 Alleen Binar
120 Obrolan Petang
121 Pertengkaran Pertama
122 Bad Girl
123 Setitik Kebaikan
124 Mencari Yang Telah Pergi
125 Melepaskan Diri
126 Pesan Tak Berbalas
127 Menembus Awan
128 Sang Perayu
129 Berlin, Aku Kembali
130 Flower Bloom in Berlin
131 Restu Dalam Genggaman
132 Cafe Pilihan
133 A New Life
134 Chef de Cuisine
135 Ex Girlfriend
136 Pertengkaran Mesra
137 Cooking With Love
138 Penawaran Menarik
139 Sweet Night
140 Cinta Tulus
141 Di Bawah Kilatan Cahaya
142 Binar Yang Nakal
143 Hamil Muda
144 Redupnya Harapan
145 Setitik Dusta
146 Kegalauan Di Sore Hari
147 Bulan Madu Palsu
148 Jealous Not Jealous
149 Wanita Istimewa
150 Ujian Cinta
151 Cinta Dan Kecewa
152 Ich Liebe Dich, Rain!
153 Funny Fight
154 Bernyanyi Dalam Suka
155 Tempat Singgah
156 Kunci Baru
157 Mimpi Arsenio
158 Gundah
159 Father And Son
160 Pesan Di Ujung Malam
161 Jalan Yang Terang
162 Semalam Di Istana Rainier
163 Maaf Untuk Papa
164 Secercah Cahaya
165 Misi Rahasia
166 Pengintaian Pertama
167 Antrian Cinta
168 Rahasia Biantara
169 Menjemput Kenangan Lama
170 Antara Cinta Dan Dendam
171 Menunggu Kejutan
172 Serangan Tengah Hari
173 Tawa Kepalsuan
174 Senyuman Winona
175 Selembar Kertas Putih
176 Sopir Tampan Sang Nona
177 Antara Risau Dan Bahagia
178 Drama Dua Sejoli
179 Sisi Lain
180 Dimulainya Sebuah Permainan
181 Teman Bicara
182 Tentang Luka
183 Senyum Di Atas Skateboard
184 Dinner Out
185 Gencatan Senjata
186 Potongan Apel Terakhir
187 Bad Dream
188 Aksi Ajisaka
189 Antara Dua Sepupu
190 Kenyataan Pahit
191 Hancurnya Sebuah Hati
192 Seruan Damai
193 Di Ujung Perselisihan
194 Setetes Air Mata
195 Dua Wanita
196 Perkumpulan Tiga Pria
197 Rapat Kuliner
198 Karaoke Ria
199 Ancaman Baru
200 Peliknya Hidup
201 Salah Tingkah
202 Antara Croissant Dan Steak Wagyu
203 Sang Perayu
204 Atas Nama Ngidam
205 Firasat Binar
206 Reuni Keluarga
207 Nama Untuk Sang Cucu
208 Yang Teristimewa
209 Nasihat Ibu
210 Keinginan Terpendam
211 Pagi Kelabu
212 Mimpi Buruk Di Siang Hari
213 Berita Buruk
214 Jiwa Yang Hancur
215 Perpisahan Terakhir
216 Mata-mata Tampan
217 Dimulainya Pelacakan
218 Shower Box
219 Sarapan Syahdu
220 Foto Kejutan
221 Rekaman Terkutuk
222 Sejuta Maaf
223 Identitas Palsu
224 Kepedihan Yang Tersisa
225 Dua Hati Yang Tak Menyatu
226 Sosok Tak Bernyawa
227 Cinta Mati
228 Lirikan Dalam Diam
229 Setelan Cinta
230 One Step Closer
231 Spa Day
232 Sebutir Peluru
233 Satu Cup Es Krim
234 Berdamai Dengan Masa Lalu
235 Akhir Dari Segalanya
236 Tiga Serangkai
237 Setangkai Mawar
238 Tiba Saatnya
239 Kejutan Membahagiakan
240 Takdir Yang Berbicara
241 Pengumuman
242 Promosi Judul Baru
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Perjalanan Pertama
2
Mengambil Risiko
3
Pertengkaran Malam
4
Elegi Pagi
5
Konsekuensi
6
Wajah Lusuh
7
Di Bawah Air Terjun
8
Tentang Hujan
9
Optimisme
10
Sore Yang Hangat
11
Seandainya ...
12
Pakaian Mahal
13
Bayangan Hitam
14
Want To take You Away
15
Nama Yang Hilang
16
Gelang Emas
17
Ujung Langkah
18
Bayangan Indah
19
Terikat Kontrak
20
Di Penghujung Kesabaran
21
Keputusan Besar
22
Sepuluh Malam di Jogja
23
Penampakan Yang Lain
24
Mencari Binar
25
Kenyataan dan Harapan
26
Another Woman
27
Patah
28
Di Taman Renata
29
Tragedi Kamar Kecil
30
Makan Sore
31
Hiburan Untuk Chand
32
Dua Kotak Gurame
33
Masa Lalu Kelam
34
Sebingkai Foto Buram
35
Something to Remember
36
Ghea si Penggoda
37
Sekilas Pandang
38
Tanpa Restu
39
Hembusan Angin Malam
40
Sang Penghibur
41
Kenyataan Menyakitkan
42
Ingatan Yang Kembali
43
Tato Naga
44
Bangkitnya Arsenio
45
Sang Detektif
46
Senyuman Binar
47
Si Duda Bening
48
Nasihat Chand
49
Bab Visual
50
Petunjuk Baru
51
Kekasih Baru Sang Duda
52
Pelayanan Istimewa
53
Berharap Pada Keajaiban
54
Pertemuan Kembali
55
Cinta Dua Cabang
56
Perjuangan Dimulai
57
Diskusi Malam
58
Beratnya Rindu
59
Getaran Yang Sama
60
Gadis Penyelamat
61
Selangkah Lebih Dekat
62
Teman Merangkai Bunga
63
Ciuman Kedua
64
Sarapan Bersama
65
Cinta Sebiru Langit
66
Berebut Perhatian
67
Orang Ketiga
68
Penyesalan
69
Nirmala Dan Binar
70
Titik Terang
71
Ungkapan Masa Lalu
72
Janji Manis Arsenio
73
Si Kepiting Merah
74
Mister Trap
75
Pengakuan Chand
76
Dua Pesaing Tampan
77
Aroma Yang Tertinggal
78
Si Pemikat Hati
79
One Stop Cassanova
80
Praduga
81
Terluka
82
Cemburu
83
Tak Mampu Berpaling
84
Tenggelam Semakin Dalam
85
Metamorfosis
86
Berjuang Bersama
87
Amarah Winona
88
Let's Get Married
89
Adegan Manis
90
Yang Teristimewa
91
Menjawab Tantangan
92
Satu Rahasia
93
Di Bawah Bintang
94
Detik Mendebarkan
95
Keberanian Yang Datang
96
Harga Sebuah Cinta
97
Kenangan Terakhir
98
Gelang Pengikat
99
Pengganti Segala Hal
100
Binar Indah di Pagi Hari
101
Semua Karena Binar
102
Perjalanan Panjang
103
Di Antara Kebun Kopi
104
Melepas Rindu
105
Sisi Bijak Arsenio
106
Dua Cinderamata
107
Gereja Putih
108
Balada Cincin Lumba-lumba
109
Price To Pay
110
Sepenggal Kepedihan
111
Malam Pertama Sang Pengantin
112
Secarik Kertas
113
Surat Dari Ayah
114
Pamit
115
Akhir Untuk Sebuah Awal
116
Tawaran Manis
117
Hati Yang Rapuh
118
Ungkapan Perih
119
Alleen Binar
120
Obrolan Petang
121
Pertengkaran Pertama
122
Bad Girl
123
Setitik Kebaikan
124
Mencari Yang Telah Pergi
125
Melepaskan Diri
126
Pesan Tak Berbalas
127
Menembus Awan
128
Sang Perayu
129
Berlin, Aku Kembali
130
Flower Bloom in Berlin
131
Restu Dalam Genggaman
132
Cafe Pilihan
133
A New Life
134
Chef de Cuisine
135
Ex Girlfriend
136
Pertengkaran Mesra
137
Cooking With Love
138
Penawaran Menarik
139
Sweet Night
140
Cinta Tulus
141
Di Bawah Kilatan Cahaya
142
Binar Yang Nakal
143
Hamil Muda
144
Redupnya Harapan
145
Setitik Dusta
146
Kegalauan Di Sore Hari
147
Bulan Madu Palsu
148
Jealous Not Jealous
149
Wanita Istimewa
150
Ujian Cinta
151
Cinta Dan Kecewa
152
Ich Liebe Dich, Rain!
153
Funny Fight
154
Bernyanyi Dalam Suka
155
Tempat Singgah
156
Kunci Baru
157
Mimpi Arsenio
158
Gundah
159
Father And Son
160
Pesan Di Ujung Malam
161
Jalan Yang Terang
162
Semalam Di Istana Rainier
163
Maaf Untuk Papa
164
Secercah Cahaya
165
Misi Rahasia
166
Pengintaian Pertama
167
Antrian Cinta
168
Rahasia Biantara
169
Menjemput Kenangan Lama
170
Antara Cinta Dan Dendam
171
Menunggu Kejutan
172
Serangan Tengah Hari
173
Tawa Kepalsuan
174
Senyuman Winona
175
Selembar Kertas Putih
176
Sopir Tampan Sang Nona
177
Antara Risau Dan Bahagia
178
Drama Dua Sejoli
179
Sisi Lain
180
Dimulainya Sebuah Permainan
181
Teman Bicara
182
Tentang Luka
183
Senyum Di Atas Skateboard
184
Dinner Out
185
Gencatan Senjata
186
Potongan Apel Terakhir
187
Bad Dream
188
Aksi Ajisaka
189
Antara Dua Sepupu
190
Kenyataan Pahit
191
Hancurnya Sebuah Hati
192
Seruan Damai
193
Di Ujung Perselisihan
194
Setetes Air Mata
195
Dua Wanita
196
Perkumpulan Tiga Pria
197
Rapat Kuliner
198
Karaoke Ria
199
Ancaman Baru
200
Peliknya Hidup
201
Salah Tingkah
202
Antara Croissant Dan Steak Wagyu
203
Sang Perayu
204
Atas Nama Ngidam
205
Firasat Binar
206
Reuni Keluarga
207
Nama Untuk Sang Cucu
208
Yang Teristimewa
209
Nasihat Ibu
210
Keinginan Terpendam
211
Pagi Kelabu
212
Mimpi Buruk Di Siang Hari
213
Berita Buruk
214
Jiwa Yang Hancur
215
Perpisahan Terakhir
216
Mata-mata Tampan
217
Dimulainya Pelacakan
218
Shower Box
219
Sarapan Syahdu
220
Foto Kejutan
221
Rekaman Terkutuk
222
Sejuta Maaf
223
Identitas Palsu
224
Kepedihan Yang Tersisa
225
Dua Hati Yang Tak Menyatu
226
Sosok Tak Bernyawa
227
Cinta Mati
228
Lirikan Dalam Diam
229
Setelan Cinta
230
One Step Closer
231
Spa Day
232
Sebutir Peluru
233
Satu Cup Es Krim
234
Berdamai Dengan Masa Lalu
235
Akhir Dari Segalanya
236
Tiga Serangkai
237
Setangkai Mawar
238
Tiba Saatnya
239
Kejutan Membahagiakan
240
Takdir Yang Berbicara
241
Pengumuman
242
Promosi Judul Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!