Sore Yang Hangat

Sudah dua hari Binar mengambil cuti. Selama itu pula dia menghabiskan waktu hanya untuk sekadar mengobrol dengan Rain. Pria itu pun tak terlihat keberatan sama sekali, saat Binar menceritakan banyak hal padanya. Malahan, semua cerita dari Binar justru telah berhasil membuat Rain merasa jauh lebih baik. Apalagi Binar selalu telaten merawat dan tak pernah lupa untuk mengingatkannya dalam meminum obat.

Seperti pagi itu, Binar mengantarkan semangkuk bubur beras dengan taburan ayam suwir di atasnya. Dia membawakan makanan tadi ke dalam kamar yang ditempati Rain. "Makan dulu, setelah itu minum obatnya," ucap Binar seraya menyiapkan beberapa butir obat di sebelah mangkuk dan segelas air putih.

"Sudah mau berangkat, Nar?" tanya Rain.

"Belum. Aku mau mandi dulu sebentar," jawab Binar sambil berjalan ke arah pintu kamar. Dia pun keluqr dari sana.

"Tunggu aku selesai sarapan sebentar, ya!" seru Rain. "Selesai makan, aku akan mengantarkanmu!" serunya lagi dengan suara yang sedikit nyaring. Dia lalu menghabiskan makanan itu lebih cepat dari biasanya. Selesai makan, Rain pun segera meminum obat yang telah disiapkan oleh Binar. Bersamaan dengan itu, Binar masuk kembali ke dalam kamar dalam keadaan sudah bersih dan rapi.

"Aku ikut," Rain berdiri dan mendekat pada gadis yang tengah menyiapkan dirinya.

"Ikut ke mana?" Binar mengernyitkan kening, lalu tertawa geli.

"Aku ingin mengantarkanmu sampai ke tempat kerja," jawab Rain dengan entengnya.

"Memangnya kamu sudah kuat berjalan jauh?" Binar tampak ragu. Dipandanginya tubuh jangkung itu dari atas hingga ke bawah.

"Jangan meremehkan Rain." Pria rupawan itu menepuk dadanya lalu terkekeh pelan, membuat Binar ikut tertawa. Jarang sekali dia bisa tertawa seperti itu, setelah kepergian sang ayah.

"Ya, sudah, ayo," tanpa sungkan, Binar meraih tangan Rain dan mengajaknya berjalan keluar kamar.

Sementara itu di ruang tamu, Widya memperhatikan sepasang muda-mudi itu dengan tatapan sinis. "Pacaran terus! Lupa caranya cari uang nanti!" sindirnya pedas.

"Ini Binar mau berangkat kerja, Bu. Mau mencari tambahan untuk membayar SPP Wisnu," balas gadis cantik itu dengan suara selembut mungkin.

"Baguslah, kalau masih ingat adik-adikmu!" ujar Widya lagi sembari melengos pergi. Hati wanita paruh baya tersebut selalu kesal, tiap kali berhadapan dengan putri dari mendiang suaminya.

Rain mengela napas panjang, kemudian mengangguk pada Binar. Dia seolah memberi isyarat pada gadis itu untuk segera berlalu dari sana. Pria yang belum mendapatkan ingatan masa lalunya itu, sudah mengetahui dan mulai terbiasa dengan tabiat Widya.

Binar pun mengerti. Dia balas mengangguk dan melangkah cepat keluar dari rumah. "Setiap hari kamu jalan kaki, ya?" tanya Rain setelah berjalan cukup jauh. Keduanya melangkah berdampingan, menyusuri jalanan kota Gianyar yang mulai ramai.

"Iya, hitung-hitung berolahraga," sahut Binar polos.

"Kamu tidak ingin punya motor? Kulihat di rumahmu tidak ada motor," tanya Rain lagi.

"Aku tidak bisa mengendarai motor," sahut Binar tersipu.

"Ah, masa?" Rain terbelalak tak percaya.

"Bapak keburu meninggal, sih. Beliau belum sempat mengajariku naik motor," Binar tertawa renyah, tetapi sorot matanya menunjukkan kegetiran yang dalam.

"Sepertinya aku bisa naik motor, entahlah ...." Ucapan Rain terdengar ragu, "Aku merasa pernah mengendarainya. Kapan-kapan aku akan mengajarimu," ujar pria itu dengan nada bicara yang tiba-tiba terdengar bersemangat.

"Kapan?" tanya Binar.

"Kapan-kapan," ulang Rain lagi dengan mimik lucu, membuat Binar terbahak. Tawanya terlihat demikian lepas. Kehadiran Rain membuat gadis itu kembali menemukan gairah dalam hidupnya yang terasa hampa setelah kepergian sang ayah. Binar juga seperti mulai menemukan kebahagiaan dalam menjalani hari-harinya kini. Mereka pun terus berbincang santai, hingga tanpa sadar bahwa keduanya telah tiba di depan tempat kerja Binar.

"Ini tokonya?" Rain mengedarkan pandangan pada bangunan besar tiga tingkat di depannya. Sebuah toko suvenir yang mirip dengan swalayan. Bangunan tersebut memiliki desain yang terlihat sangat artistik. Temboknya penuh dengan ukiran semacam relief. Sementara gerbang masuknya dibentuk mirip gapura yang tersusun dari batu bata, ditambah dengan hiasan patung di sisi kanan dan kiri gerbang. Di sana pula terdapat beberapa gazebo yang berdiri di halaman depan yang amat luas. Tepat di samping halaman, disediakan lapangan parkir yang tak kalah luas. "Nyaman sekali tempat kerjamu, Nar," puji Rain sembari berdecak kagum.

"Iya. Aku betah kerja di sini. Kesibukanku di toko bisa menjadi hiburan di kala sedang merasa suntuk di rumah. Aku malah lebih betah berada di toko," tutur Binar dengan seutas senyuman di wajahnya.

"Di sekitar sini pula kita pertama kali bertemu ya," Rain membalikkan badan ke arah gerbang masuk. Matanya menerawang jauh ke arah jalan raya di depannya.

"Iya, waktu itu aku takut kamu pura-pura terluka untuk merampokku," angan Binar kembali melayang, membayangkan saat pertama kali dia bertemu Rain.

Sementara Rain hanya tersenyum samar. "Aku hanya ingat saat terbangun di tengah hutan yang gelap. Lalu, aku berusaha bangkit dan mencari cara untuk keluar dari sana," Rain terdiam. Sekilas, bayangan-bayangan aneh masuk ke kepalanya. Siluet seorang gadis kembali merasuki pikirannya. Semakin lama, siluet itu terlihat semakin jelas. "Indah?" gumamnya tiba-tiba.

"Indah siapa?" Binar mengernyitkan kening, lalu mendekatkan wajahnya pada Rain.

"Eh, siapa? Tidak, bukan siapa-siapa," Rain meringis sambil menggaruk kepalanya. "A-aku pulang dulu, ya. Selamat bekerja, Binar. Nanti kamu lembur atau tidak? Aku jemput lagi, ya?" tawar Rain dengan gugup.

"Sepertinya tidak," jawab Binar.

"Baiklah," ucap Rain. Dia mengecup pipi gadis itu sekilas, sebelum melambaikan tangan kemudian beranjak pergi dari sana.

Sepanjang perjalanan pulang, Rain berkali-kali memegang kepalanya. Makin lama, semakin banyak kilasan kejadian yang berputar di dalam benaknya. Akan tetapi, dia tak dapat mengingat satu pun dengan jelas. Hal itu hanya membuat kepalanya terasa sakit.

Sesampainya di rumah Binar, Rain tak mendapati siapa pun di sana. Kemungkinan besar Widya sudah berangkat bekerja. Begitu pula dengan Wisnu dan Praya yang jelas sudah berangkat sekolah.

Tak ingin membuang waktu, Rain segera mengambil alat-alat kebersihan dan mulai merapikan rumah yang tak seberapa besar itu. Mulai dari menyapu dan mengepel seluruh lantai, sampai membersihkan dapur dan menyikat kamar mandi, Rain melakukan itu semua tanpa rasa jijik sama sekali. Dia hanya ingin keberadaannya di sana tak terlalu dianggap sebagai benalu oleh Widya. Sebuah pekerjaan kecil seperti yang dia lakukan tadi, pastinya dapat sedikit meringankan beban pekerjaan Binar.

Ketika sore hari tiba, Rain buru-buru membersihkan diri di kamar mandi sebelum Widya pulang. Menjelang pukul lima, dia sudah bersiap menjemput Binar. "Mau ke mana, Mister?" tanya Praya yang sedang duduk bersantai bersama kakaknya di teras rumah.

"Menjemput Binar," Rain tersenyum lebar sambil menepuk punggung Praya pelan. Sedangkan bocah itu hanya memandang Rain dengan heran, lalu beralih pada kakaknya yang ternyata juga tengah memandangi dirinya. Namun, kedua adik tiri Binar itu tak banyak bicara lagi.

Langkah Rain begitu tegap dan penuh semangat menuju ke toko suvenir. Dia lalu duduk di salah satu gazebo sampai terlihat sosok Binar keluar dari dalam gedung. Rain buru-buru berdiri dan memanggil nama gadis itu. Dia menyambut kehadiran Binar yang sudah ditunggunya.

"Rain? Astaga! Kamu jalan kaki lagi kemari?" Binar setengah berlari menghampirinya.

"Kamu saja kuat jalan kaki pulang pergi. Masa aku nggak?" Rain tertawa lepas, menampakkan deretan giginya yang putih dan rapi.

"Ya, ampun. Ayo, kutraktir kamu makan di warung depan," Binar menarik lengan pria itu. Dia setengah memaksanya berjalan ke warung kecil yang terletak di samping halaman parkir.

"Eh, jangan. Nanti uangmu habis," tolak Rain. Dia teringat pada dua adik Binar di teras rumah tadi.

"Tenang saja, Rain. Ada bule yang memberiku tips lumayan. Tidak akan berkurang banyak kalau hanya membelikan kita berdua sepiring nasi campur dan es jeruk," tutur Binar.

"Um, baiklah," ragu-ragu Rain mengikuti Binar memasuki warung yang terlihat sederhana itu.

"Makanlah," Binar menyodorkan sepiring nasi penuh lauk pauk pada Rain. Pria itu segera menyambutnya dan mulai makan ketika pesanan Binar telah datang. Dua anak manusia itu menikmati hidangan sore penuh canda dan suka cita.

Sementara itu, tak jauh dari tempat makan Rain dan Binar, seorang pria bersama seorang wanita cantik tengah sibuk membagikan selebaran pada setiap orang yang lewat di sepanjang trotoar. "Kalau bapak atau ibu menemukan pria yang ada di gambar ini, segera hubungi nomor di bawahnya, ya," pesan wanita yang tak lain adalah Winona.

Terpopuler

Comments

Yeni Eka

Yeni Eka

padahal Deket ya, tapi gak ketemu. Biarin aja mending ga usah ketemu , biar Arsen SM Binar aja

2022-11-22

1

Aurizra Rabani

Aurizra Rabani

hatimu perlu di cuci pake air tujuh sumur bu, biar bersih dari sipat dengki.

2022-10-25

0

StrawCakes🍰

StrawCakes🍰

dapet hadiah gak ini?

2022-10-23

1

lihat semua
Episodes
1 Perjalanan Pertama
2 Mengambil Risiko
3 Pertengkaran Malam
4 Elegi Pagi
5 Konsekuensi
6 Wajah Lusuh
7 Di Bawah Air Terjun
8 Tentang Hujan
9 Optimisme
10 Sore Yang Hangat
11 Seandainya ...
12 Pakaian Mahal
13 Bayangan Hitam
14 Want To take You Away
15 Nama Yang Hilang
16 Gelang Emas
17 Ujung Langkah
18 Bayangan Indah
19 Terikat Kontrak
20 Di Penghujung Kesabaran
21 Keputusan Besar
22 Sepuluh Malam di Jogja
23 Penampakan Yang Lain
24 Mencari Binar
25 Kenyataan dan Harapan
26 Another Woman
27 Patah
28 Di Taman Renata
29 Tragedi Kamar Kecil
30 Makan Sore
31 Hiburan Untuk Chand
32 Dua Kotak Gurame
33 Masa Lalu Kelam
34 Sebingkai Foto Buram
35 Something to Remember
36 Ghea si Penggoda
37 Sekilas Pandang
38 Tanpa Restu
39 Hembusan Angin Malam
40 Sang Penghibur
41 Kenyataan Menyakitkan
42 Ingatan Yang Kembali
43 Tato Naga
44 Bangkitnya Arsenio
45 Sang Detektif
46 Senyuman Binar
47 Si Duda Bening
48 Nasihat Chand
49 Bab Visual
50 Petunjuk Baru
51 Kekasih Baru Sang Duda
52 Pelayanan Istimewa
53 Berharap Pada Keajaiban
54 Pertemuan Kembali
55 Cinta Dua Cabang
56 Perjuangan Dimulai
57 Diskusi Malam
58 Beratnya Rindu
59 Getaran Yang Sama
60 Gadis Penyelamat
61 Selangkah Lebih Dekat
62 Teman Merangkai Bunga
63 Ciuman Kedua
64 Sarapan Bersama
65 Cinta Sebiru Langit
66 Berebut Perhatian
67 Orang Ketiga
68 Penyesalan
69 Nirmala Dan Binar
70 Titik Terang
71 Ungkapan Masa Lalu
72 Janji Manis Arsenio
73 Si Kepiting Merah
74 Mister Trap
75 Pengakuan Chand
76 Dua Pesaing Tampan
77 Aroma Yang Tertinggal
78 Si Pemikat Hati
79 One Stop Cassanova
80 Praduga
81 Terluka
82 Cemburu
83 Tak Mampu Berpaling
84 Tenggelam Semakin Dalam
85 Metamorfosis
86 Berjuang Bersama
87 Amarah Winona
88 Let's Get Married
89 Adegan Manis
90 Yang Teristimewa
91 Menjawab Tantangan
92 Satu Rahasia
93 Di Bawah Bintang
94 Detik Mendebarkan
95 Keberanian Yang Datang
96 Harga Sebuah Cinta
97 Kenangan Terakhir
98 Gelang Pengikat
99 Pengganti Segala Hal
100 Binar Indah di Pagi Hari
101 Semua Karena Binar
102 Perjalanan Panjang
103 Di Antara Kebun Kopi
104 Melepas Rindu
105 Sisi Bijak Arsenio
106 Dua Cinderamata
107 Gereja Putih
108 Balada Cincin Lumba-lumba
109 Price To Pay
110 Sepenggal Kepedihan
111 Malam Pertama Sang Pengantin
112 Secarik Kertas
113 Surat Dari Ayah
114 Pamit
115 Akhir Untuk Sebuah Awal
116 Tawaran Manis
117 Hati Yang Rapuh
118 Ungkapan Perih
119 Alleen Binar
120 Obrolan Petang
121 Pertengkaran Pertama
122 Bad Girl
123 Setitik Kebaikan
124 Mencari Yang Telah Pergi
125 Melepaskan Diri
126 Pesan Tak Berbalas
127 Menembus Awan
128 Sang Perayu
129 Berlin, Aku Kembali
130 Flower Bloom in Berlin
131 Restu Dalam Genggaman
132 Cafe Pilihan
133 A New Life
134 Chef de Cuisine
135 Ex Girlfriend
136 Pertengkaran Mesra
137 Cooking With Love
138 Penawaran Menarik
139 Sweet Night
140 Cinta Tulus
141 Di Bawah Kilatan Cahaya
142 Binar Yang Nakal
143 Hamil Muda
144 Redupnya Harapan
145 Setitik Dusta
146 Kegalauan Di Sore Hari
147 Bulan Madu Palsu
148 Jealous Not Jealous
149 Wanita Istimewa
150 Ujian Cinta
151 Cinta Dan Kecewa
152 Ich Liebe Dich, Rain!
153 Funny Fight
154 Bernyanyi Dalam Suka
155 Tempat Singgah
156 Kunci Baru
157 Mimpi Arsenio
158 Gundah
159 Father And Son
160 Pesan Di Ujung Malam
161 Jalan Yang Terang
162 Semalam Di Istana Rainier
163 Maaf Untuk Papa
164 Secercah Cahaya
165 Misi Rahasia
166 Pengintaian Pertama
167 Antrian Cinta
168 Rahasia Biantara
169 Menjemput Kenangan Lama
170 Antara Cinta Dan Dendam
171 Menunggu Kejutan
172 Serangan Tengah Hari
173 Tawa Kepalsuan
174 Senyuman Winona
175 Selembar Kertas Putih
176 Sopir Tampan Sang Nona
177 Antara Risau Dan Bahagia
178 Drama Dua Sejoli
179 Sisi Lain
180 Dimulainya Sebuah Permainan
181 Teman Bicara
182 Tentang Luka
183 Senyum Di Atas Skateboard
184 Dinner Out
185 Gencatan Senjata
186 Potongan Apel Terakhir
187 Bad Dream
188 Aksi Ajisaka
189 Antara Dua Sepupu
190 Kenyataan Pahit
191 Hancurnya Sebuah Hati
192 Seruan Damai
193 Di Ujung Perselisihan
194 Setetes Air Mata
195 Dua Wanita
196 Perkumpulan Tiga Pria
197 Rapat Kuliner
198 Karaoke Ria
199 Ancaman Baru
200 Peliknya Hidup
201 Salah Tingkah
202 Antara Croissant Dan Steak Wagyu
203 Sang Perayu
204 Atas Nama Ngidam
205 Firasat Binar
206 Reuni Keluarga
207 Nama Untuk Sang Cucu
208 Yang Teristimewa
209 Nasihat Ibu
210 Keinginan Terpendam
211 Pagi Kelabu
212 Mimpi Buruk Di Siang Hari
213 Berita Buruk
214 Jiwa Yang Hancur
215 Perpisahan Terakhir
216 Mata-mata Tampan
217 Dimulainya Pelacakan
218 Shower Box
219 Sarapan Syahdu
220 Foto Kejutan
221 Rekaman Terkutuk
222 Sejuta Maaf
223 Identitas Palsu
224 Kepedihan Yang Tersisa
225 Dua Hati Yang Tak Menyatu
226 Sosok Tak Bernyawa
227 Cinta Mati
228 Lirikan Dalam Diam
229 Setelan Cinta
230 One Step Closer
231 Spa Day
232 Sebutir Peluru
233 Satu Cup Es Krim
234 Berdamai Dengan Masa Lalu
235 Akhir Dari Segalanya
236 Tiga Serangkai
237 Setangkai Mawar
238 Tiba Saatnya
239 Kejutan Membahagiakan
240 Takdir Yang Berbicara
241 Pengumuman
242 Promosi Judul Baru
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Perjalanan Pertama
2
Mengambil Risiko
3
Pertengkaran Malam
4
Elegi Pagi
5
Konsekuensi
6
Wajah Lusuh
7
Di Bawah Air Terjun
8
Tentang Hujan
9
Optimisme
10
Sore Yang Hangat
11
Seandainya ...
12
Pakaian Mahal
13
Bayangan Hitam
14
Want To take You Away
15
Nama Yang Hilang
16
Gelang Emas
17
Ujung Langkah
18
Bayangan Indah
19
Terikat Kontrak
20
Di Penghujung Kesabaran
21
Keputusan Besar
22
Sepuluh Malam di Jogja
23
Penampakan Yang Lain
24
Mencari Binar
25
Kenyataan dan Harapan
26
Another Woman
27
Patah
28
Di Taman Renata
29
Tragedi Kamar Kecil
30
Makan Sore
31
Hiburan Untuk Chand
32
Dua Kotak Gurame
33
Masa Lalu Kelam
34
Sebingkai Foto Buram
35
Something to Remember
36
Ghea si Penggoda
37
Sekilas Pandang
38
Tanpa Restu
39
Hembusan Angin Malam
40
Sang Penghibur
41
Kenyataan Menyakitkan
42
Ingatan Yang Kembali
43
Tato Naga
44
Bangkitnya Arsenio
45
Sang Detektif
46
Senyuman Binar
47
Si Duda Bening
48
Nasihat Chand
49
Bab Visual
50
Petunjuk Baru
51
Kekasih Baru Sang Duda
52
Pelayanan Istimewa
53
Berharap Pada Keajaiban
54
Pertemuan Kembali
55
Cinta Dua Cabang
56
Perjuangan Dimulai
57
Diskusi Malam
58
Beratnya Rindu
59
Getaran Yang Sama
60
Gadis Penyelamat
61
Selangkah Lebih Dekat
62
Teman Merangkai Bunga
63
Ciuman Kedua
64
Sarapan Bersama
65
Cinta Sebiru Langit
66
Berebut Perhatian
67
Orang Ketiga
68
Penyesalan
69
Nirmala Dan Binar
70
Titik Terang
71
Ungkapan Masa Lalu
72
Janji Manis Arsenio
73
Si Kepiting Merah
74
Mister Trap
75
Pengakuan Chand
76
Dua Pesaing Tampan
77
Aroma Yang Tertinggal
78
Si Pemikat Hati
79
One Stop Cassanova
80
Praduga
81
Terluka
82
Cemburu
83
Tak Mampu Berpaling
84
Tenggelam Semakin Dalam
85
Metamorfosis
86
Berjuang Bersama
87
Amarah Winona
88
Let's Get Married
89
Adegan Manis
90
Yang Teristimewa
91
Menjawab Tantangan
92
Satu Rahasia
93
Di Bawah Bintang
94
Detik Mendebarkan
95
Keberanian Yang Datang
96
Harga Sebuah Cinta
97
Kenangan Terakhir
98
Gelang Pengikat
99
Pengganti Segala Hal
100
Binar Indah di Pagi Hari
101
Semua Karena Binar
102
Perjalanan Panjang
103
Di Antara Kebun Kopi
104
Melepas Rindu
105
Sisi Bijak Arsenio
106
Dua Cinderamata
107
Gereja Putih
108
Balada Cincin Lumba-lumba
109
Price To Pay
110
Sepenggal Kepedihan
111
Malam Pertama Sang Pengantin
112
Secarik Kertas
113
Surat Dari Ayah
114
Pamit
115
Akhir Untuk Sebuah Awal
116
Tawaran Manis
117
Hati Yang Rapuh
118
Ungkapan Perih
119
Alleen Binar
120
Obrolan Petang
121
Pertengkaran Pertama
122
Bad Girl
123
Setitik Kebaikan
124
Mencari Yang Telah Pergi
125
Melepaskan Diri
126
Pesan Tak Berbalas
127
Menembus Awan
128
Sang Perayu
129
Berlin, Aku Kembali
130
Flower Bloom in Berlin
131
Restu Dalam Genggaman
132
Cafe Pilihan
133
A New Life
134
Chef de Cuisine
135
Ex Girlfriend
136
Pertengkaran Mesra
137
Cooking With Love
138
Penawaran Menarik
139
Sweet Night
140
Cinta Tulus
141
Di Bawah Kilatan Cahaya
142
Binar Yang Nakal
143
Hamil Muda
144
Redupnya Harapan
145
Setitik Dusta
146
Kegalauan Di Sore Hari
147
Bulan Madu Palsu
148
Jealous Not Jealous
149
Wanita Istimewa
150
Ujian Cinta
151
Cinta Dan Kecewa
152
Ich Liebe Dich, Rain!
153
Funny Fight
154
Bernyanyi Dalam Suka
155
Tempat Singgah
156
Kunci Baru
157
Mimpi Arsenio
158
Gundah
159
Father And Son
160
Pesan Di Ujung Malam
161
Jalan Yang Terang
162
Semalam Di Istana Rainier
163
Maaf Untuk Papa
164
Secercah Cahaya
165
Misi Rahasia
166
Pengintaian Pertama
167
Antrian Cinta
168
Rahasia Biantara
169
Menjemput Kenangan Lama
170
Antara Cinta Dan Dendam
171
Menunggu Kejutan
172
Serangan Tengah Hari
173
Tawa Kepalsuan
174
Senyuman Winona
175
Selembar Kertas Putih
176
Sopir Tampan Sang Nona
177
Antara Risau Dan Bahagia
178
Drama Dua Sejoli
179
Sisi Lain
180
Dimulainya Sebuah Permainan
181
Teman Bicara
182
Tentang Luka
183
Senyum Di Atas Skateboard
184
Dinner Out
185
Gencatan Senjata
186
Potongan Apel Terakhir
187
Bad Dream
188
Aksi Ajisaka
189
Antara Dua Sepupu
190
Kenyataan Pahit
191
Hancurnya Sebuah Hati
192
Seruan Damai
193
Di Ujung Perselisihan
194
Setetes Air Mata
195
Dua Wanita
196
Perkumpulan Tiga Pria
197
Rapat Kuliner
198
Karaoke Ria
199
Ancaman Baru
200
Peliknya Hidup
201
Salah Tingkah
202
Antara Croissant Dan Steak Wagyu
203
Sang Perayu
204
Atas Nama Ngidam
205
Firasat Binar
206
Reuni Keluarga
207
Nama Untuk Sang Cucu
208
Yang Teristimewa
209
Nasihat Ibu
210
Keinginan Terpendam
211
Pagi Kelabu
212
Mimpi Buruk Di Siang Hari
213
Berita Buruk
214
Jiwa Yang Hancur
215
Perpisahan Terakhir
216
Mata-mata Tampan
217
Dimulainya Pelacakan
218
Shower Box
219
Sarapan Syahdu
220
Foto Kejutan
221
Rekaman Terkutuk
222
Sejuta Maaf
223
Identitas Palsu
224
Kepedihan Yang Tersisa
225
Dua Hati Yang Tak Menyatu
226
Sosok Tak Bernyawa
227
Cinta Mati
228
Lirikan Dalam Diam
229
Setelan Cinta
230
One Step Closer
231
Spa Day
232
Sebutir Peluru
233
Satu Cup Es Krim
234
Berdamai Dengan Masa Lalu
235
Akhir Dari Segalanya
236
Tiga Serangkai
237
Setangkai Mawar
238
Tiba Saatnya
239
Kejutan Membahagiakan
240
Takdir Yang Berbicara
241
Pengumuman
242
Promosi Judul Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!