Bayangan Indah

Di dalam kendaraan, Rain tak banyak bicara. Dia masih tampak kebingungan dan juga merasa asing. Rain pun terus memperhatikan tangannya yang digenggam erat oleh Winona. Sesekali, pria itu melirik kepada wanita berparas cantik yang tengah duduk dan bergelayut manja pada lengan kirinya. Sementara, di samping kanannya adalah seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat cantik dan juga anggun. Rain memperkirakan usia wanita itu pasti sebaya dengan Widya. Bedanya, wajah Widya terlihat lebih berkerut akibat terlalu sering marah.

“Panggil aku mama, Nak,” ucap Anggraini yang merasa terus diperhatikan oleh Rain sambil tersenyum.

“Maaf. Aku benar-benar lupa dengan semuanya. Aku hanya tahu dengan Winona saja yang terlihat samar-samar, dan juga ….” Rain mengatupkan mulutnya. Mungkin lebih baik baginya, agar dia tak menceritakan sosok gadis lain yang juga hadir dalam kilasan bayang-bayang yang pernah muncul. Dia pun masih merasa penasaran, dengan gadis berambut panjang dan bermata sayu yang kerap memanggil dirinya dengan nama Arsenio.

“Winona adalah kekasihmu, Nak. Rencananya, minggu depan kalian akan melangsungkan pesta pertunangan." Lievin yang saat itu duduk di kursi depan ikut bersuara. Dia juga sempat menoleh kepada Chand yang serius mengemudi.

“Kekasih?” Rain kembali menoleh pada Winona yang menatapnya penuh damba. Gadis di sisinya itu memang terlihat menawan. Polesan make up sederhana ditambah aroma parfum mahal, jelas menunjukkan bahwa status sosialnya jauh di atas Binar. “Binar,” gumamnya pelan. Namun, semua orang di dalam kendaraan itu dapat mendengar suaranya.

“Siapa Binar?” tanya Anggraini dan Winona secara bersamaan.

“Dia … dia yang menemukanku saat terluka. Dia juga yang membawaku ke rumah sakit, kemudian merawatku sepenuh hati,” jawabnya ragu. “Binar memberiku nama Rain,” imbuhnya lirih seraya tersenyum samar.

“Namamu Arsenio, Nak. Kami selalu memanggilmu dengan nama Arsen. Itu namamu,” ujar Lievin pelan, menanggapi penuturan putranya.

“Arsenio?” ulang Rain yang segera disambut dengan anggukan kepala oleh Anggraini.

“Sepertinya, Mama harus bertemu dan mengucapkan terima kasih kepada Binar,” cetus wanita itu.

“Itu ide yang bagus. Mungkin kita bisa pergi ke sana besok? Karena aku sudah berjanji untuk membawanya serta jika telah menemukan keluargaku, dan juga jika ingatanku sudah kembali,” sahut pria bernama Arsenio itu penuh semangat.

“Jangan bilang kalau Binar itu perempuan,” Winona menggeleng pelan sebagai bentuk protes.

“Dia yang sudah menyelamatkanku. Lagi pula, aku sudah berjanji padanya,” sahut Arsenio dengan raut tak suka.

“Ya ampun.” Winona mengeluh pelan, lalu memalingkan wajah ke arah jendela.

“Kenapa?” Arsenio mengernyitkan kening saat melihat sikap kekasih yang masih samar-samar dia ingat.

“Tak apa-apa, Nak. Mungkin kita cukup memberinya uang sebagai bentuk ucapan terima kasih dan anggap saja sebagai ganti rugi atas tenaga dan waktu yang telah dia korbankan selama merawatmu,” saran Anggraini menengahi.

“Astaga,” Arsenio melepaskan genggaman tangan Winona dan meraup wajahnya kasar. Entah kenapa, dirinya merasa sakit hati ketika orang-orang di sekitarnya terasa seperti meremehkan Binar. “Tidak semuanya bisa dihargai dengan uang,” ucapnya kemudian.

Bayangan Arsenio berkelana kembali pada waktu ketika Binar mengajaknya ke dekat air terjun. Dia sempat mencium gadis itu di sana. Bahkan Arsenio masih dapat membayangkan dengan jelas seperti apa rasanya.

“Tidak, bukan itu maksud Mama. Itu hanya sebagai bentuk ucapan terima kasih saja, Sayang," kilah Anggraini demi menenangkan hati putranya.

“Menurut saya, hal itu bisa dibicarakan nanti saja, Oom dan Tante. Alangkah lebih baik kalau Arsen beristirahat dulu. Kita tahu kondisi tubuhnya masih kurang sehat,” saran Chand yang sedari tadi terdiam. Sahabat dekat Arsenio tersebut akhirnya membuka suara sambil menunjuk ke arah kepala Arsen yang terlilit perban.

“Ya, kamu benar, Nak. Kita beristirahat saja dulu saja di villa,” sambung Lievin setuju. Bersamaan dengan itu, kendaraan yang mereka tumpangi telah memasuki halaman berumput sebuah villa yang tampak begitu asri. Mobil SUV hitam itu pun berhenti tepat di depan sebuah teras yang tampak begitu luas.

“Rumah siapa ini?” tanya Arsen kebingungan.

“Ini villa milikmu, Arsen. Sebelum kejadian menghilangnya dirimu beberapa hari lalu, kamu berniat untuk mendatangi villa ini dan menghadiri rapat kesokan harinya. Namun, sayang sekali karena kamu harus mengalami perampokan lebih dulu,” jelas Chand sembari melepas sabuk pengaman dan membuka pintu mobil.

“Jadi, aku dirampok?” tanya pria tampan itu lagi masih terlihat kebingungan.

“Iya, Sayang. Untungnya Indah berhasil mengabari kami secepatnya,” jawab Winona.

Nama ‘Indah’ kembali menggema di dalam kepalanya dan terus berada di sana saat dirinya turun dari kendaraan. Arsenio pun mengikuti langkah pria yang memperkenalkan diri sebagai ayahnya. Mereka berjalan lurus melintasi teras dan memasuki ruang tamu yang terlihat mewah sekaligus artistik, dengan segala pernak-pernik yang sangat khas bernuansa Pulau Bali.

Tepat saat keluarga Arsenio mengantarkan pria itu ke kamarnya, ketika itulah sosok gadis yang selama ini berada dalam kilasan bayangan Arsenio, keluar dari salah satu ruangan yang bersebelahan dengan kamar itu. “Ya ampun, Arsen!” seru gadis berambut lurus dan panjang itu tak percaya. Dia setengah berlari menghampirinya.

“Dia adalah ….”

“Indah?” ucap Arsenio memotong perkataan Winona begitu saja, membuat suasana di sekitarnya menjadi canggung.

“Arsen memang playboy, ya. Dia tidak ingat sama sekali dengan kita ataupun om dan tante. Giliran sama cewek-cewek cantik itu, langsung deh, terpatri di memori dia,” seloroh Chand yang segera disambut dengan tawa renyah oleh Lievin dan Anggraini.

“Indah sahabatku, Sen. Jadi, bisa dibilang bahwa dia sahabat kamu juga,” terang Winona.

“Oh,” sahut Arsenio singkat sambil mengangguk pelan dan melangkah santai memasuki kamar. Dia mengedarkan pandangannya ke tiap sudut ruang untuk beberapa saat. Arsenio lalu duduk di tepi ranjang. Dirabanya permukaan ranjang yang terasa begitu halus dan lembut. Jauh berbeda dengan dipan milik Binar yang tipis dan keras. Namun, entah kenapa kehadiran Binar di kamar sederhana itu, seakan mampu menghilangkan segala perasaan tidak nyaman bagi dirinya.

“Apa kamu mau Mama ambilkan sesuatu? Teh hangat? Kopi? Kamu suka sekali dengan kopi,” tawar Anggraini.

Arsenio tak segera menjawab. Dia mengamati setiap wajah yang berdiri mengelilinginya. Sorot lembut dan sendu milik Winona, tatap mata penuh semangat dari Indah, juga pandangan penuh haru dari kedua orang tuanya. “Jadi, kapan kita akan menjemput Binar?” pada akhirnya dia tak menjawab pertanyaan ibunya. Arsenio malah kembali membahas Binar.

“Astaga,” ucap Lievin dan Chand secara bersamaan. Sedangkan Anggraini hanya tertawa pelan seraya mendekati putranya. Tampak raut tak suka terpancar dari wajah cantik Winona sambil sesekali mengibaskan rambut bergelombangnya yang indah.

“Pelan-pelan, Nak. Pulihkan dulu kondisimu, setelah itu kita datangi rumah Binar bersama-sama,” jawab Anggraini lembut.

“Saya juga sudah menghubungi dokter keluarga, Tante. Beliau sudah bersiap-siap kapanpun kita memanggilnya,” sela Indah.

“Bagus. Kalau begitu panggilkan saja sekarang. Biar dia bisa memeriksa keadaan Arsen secepatnya,” cetus Lievin.

“Baik, Oom.” Indah segera meraih ponselnya dan berjalan keluar kamar. Sayup-sayup terdengar suaranya yang tengah menghubungi seseorang. Anggraini juga bergegas ke dapur untuk membuatkan putra kesayangannya secangkir kopi.

Sementara Lievin tak hendak pergi. Dia masih ingin mengobrol banyak dengan putranya. Namun, Chand berkali-kali menyenggol lengan pria paruh baya yang berwajah mirip Arsenio itu. Lievin menoleh pada Chand sembari menautkan alis.

Chand menanggapinya dengan mengarahkan dagu ke arah Winona yang terpaku dan berkaca-kaca menatap Arsenio. Lievin pun akhirnya mengangguk. Dia mengerti isyarat dari anak angkatnya tersebut. “Baiklah. Papa keluar dulu. Langsung panggil Papa jika kamu butuh sesuatu ya, Nak,” pesannya seraya menepuk pelan punggung Arsenio sebelum berlalu bersama Chand dari sana.

Kini, di sana hanya ada Winona dan Arsenio berdua saja. Wanita cantik itu berdiri menunduk di dekatnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keheningan sempat menguasai kamar luas itu. “Jadi, apa aku sering kemari?” tanya Arsenio memecah kebisuan di antara mereka berdua.

“Iya, kamu sering mengadakan meeting di sini. Banyak kolega-kolega kita dari luar negeri yang lebih memilih rapat di Bali daripada di Jakarta. Kamu tahu sendiri, di sini suasananya jauh lebih bersahabat,” jelas Winona dengan nada datar. Namun, tak lama kemudian seutas senyuman muncul di sudut bibirnya. "Sebentar, aku harus menghubungi orang tuaku dulu. Beristirahatlah." Winona mendekat, kemudian mengecup pipi Arsenio dengan mesra.

Arsenio tersenyum canggung menerima perlakuan itu. Namun, semua rasa canggung itu sirna ketika gadis bernama Indah kembali masuk. "Aku sudah menghubungi dokter Hendrawan. Dia akan segera kemari," ucapnya.

"Terima kasih, In. Aku permisi dulu sebentar," pamit Winona meninggalkan Arsenio dan Indah berdua saja di dalam kamar.

Indah gadis yang cantik dengan penampilan yang terbilang seksi. Dia berdiri di hadapan Arsenio dengan senyuman yang terlihat aneh dan cukup menggoda. "Bagaimana kabarmu, Arsen?" tanyanya setelah mereka berpandangan untuk beberapa saat.

"Seperti yang kamu lihat," jawab Arsenio. Tiba-tiba, hadir dalam bayangan pria tampan itu ketika dirinya berdiri saling berhadapan dengan Indah. Mereka berdua tak hanya berbincang, tapi juga melakukan sesuatu yang lebih dari itu. Ya, Arsenio melihat dirinya berciuman mesra dengan gadis tersebut. Ciuman yang bahkan jauh lebih panas dari yang dia lakukan bersama Binar. "Astaga!"

Terpopuler

Comments

Aurizra Rabani

Aurizra Rabani

yes kamu benar Rain, ....
uang memang segalanya tp tak semua bisa terselesaikan dgn uang
minimal kasih pekerjaan yg lebih layak, ingat tanpa pertolongan Binar, bukan tak mungkin lg kamu masih hidup atau nggak

2022-10-29

2

lihat semua
Episodes
1 Perjalanan Pertama
2 Mengambil Risiko
3 Pertengkaran Malam
4 Elegi Pagi
5 Konsekuensi
6 Wajah Lusuh
7 Di Bawah Air Terjun
8 Tentang Hujan
9 Optimisme
10 Sore Yang Hangat
11 Seandainya ...
12 Pakaian Mahal
13 Bayangan Hitam
14 Want To take You Away
15 Nama Yang Hilang
16 Gelang Emas
17 Ujung Langkah
18 Bayangan Indah
19 Terikat Kontrak
20 Di Penghujung Kesabaran
21 Keputusan Besar
22 Sepuluh Malam di Jogja
23 Penampakan Yang Lain
24 Mencari Binar
25 Kenyataan dan Harapan
26 Another Woman
27 Patah
28 Di Taman Renata
29 Tragedi Kamar Kecil
30 Makan Sore
31 Hiburan Untuk Chand
32 Dua Kotak Gurame
33 Masa Lalu Kelam
34 Sebingkai Foto Buram
35 Something to Remember
36 Ghea si Penggoda
37 Sekilas Pandang
38 Tanpa Restu
39 Hembusan Angin Malam
40 Sang Penghibur
41 Kenyataan Menyakitkan
42 Ingatan Yang Kembali
43 Tato Naga
44 Bangkitnya Arsenio
45 Sang Detektif
46 Senyuman Binar
47 Si Duda Bening
48 Nasihat Chand
49 Bab Visual
50 Petunjuk Baru
51 Kekasih Baru Sang Duda
52 Pelayanan Istimewa
53 Berharap Pada Keajaiban
54 Pertemuan Kembali
55 Cinta Dua Cabang
56 Perjuangan Dimulai
57 Diskusi Malam
58 Beratnya Rindu
59 Getaran Yang Sama
60 Gadis Penyelamat
61 Selangkah Lebih Dekat
62 Teman Merangkai Bunga
63 Ciuman Kedua
64 Sarapan Bersama
65 Cinta Sebiru Langit
66 Berebut Perhatian
67 Orang Ketiga
68 Penyesalan
69 Nirmala Dan Binar
70 Titik Terang
71 Ungkapan Masa Lalu
72 Janji Manis Arsenio
73 Si Kepiting Merah
74 Mister Trap
75 Pengakuan Chand
76 Dua Pesaing Tampan
77 Aroma Yang Tertinggal
78 Si Pemikat Hati
79 One Stop Cassanova
80 Praduga
81 Terluka
82 Cemburu
83 Tak Mampu Berpaling
84 Tenggelam Semakin Dalam
85 Metamorfosis
86 Berjuang Bersama
87 Amarah Winona
88 Let's Get Married
89 Adegan Manis
90 Yang Teristimewa
91 Menjawab Tantangan
92 Satu Rahasia
93 Di Bawah Bintang
94 Detik Mendebarkan
95 Keberanian Yang Datang
96 Harga Sebuah Cinta
97 Kenangan Terakhir
98 Gelang Pengikat
99 Pengganti Segala Hal
100 Binar Indah di Pagi Hari
101 Semua Karena Binar
102 Perjalanan Panjang
103 Di Antara Kebun Kopi
104 Melepas Rindu
105 Sisi Bijak Arsenio
106 Dua Cinderamata
107 Gereja Putih
108 Balada Cincin Lumba-lumba
109 Price To Pay
110 Sepenggal Kepedihan
111 Malam Pertama Sang Pengantin
112 Secarik Kertas
113 Surat Dari Ayah
114 Pamit
115 Akhir Untuk Sebuah Awal
116 Tawaran Manis
117 Hati Yang Rapuh
118 Ungkapan Perih
119 Alleen Binar
120 Obrolan Petang
121 Pertengkaran Pertama
122 Bad Girl
123 Setitik Kebaikan
124 Mencari Yang Telah Pergi
125 Melepaskan Diri
126 Pesan Tak Berbalas
127 Menembus Awan
128 Sang Perayu
129 Berlin, Aku Kembali
130 Flower Bloom in Berlin
131 Restu Dalam Genggaman
132 Cafe Pilihan
133 A New Life
134 Chef de Cuisine
135 Ex Girlfriend
136 Pertengkaran Mesra
137 Cooking With Love
138 Penawaran Menarik
139 Sweet Night
140 Cinta Tulus
141 Di Bawah Kilatan Cahaya
142 Binar Yang Nakal
143 Hamil Muda
144 Redupnya Harapan
145 Setitik Dusta
146 Kegalauan Di Sore Hari
147 Bulan Madu Palsu
148 Jealous Not Jealous
149 Wanita Istimewa
150 Ujian Cinta
151 Cinta Dan Kecewa
152 Ich Liebe Dich, Rain!
153 Funny Fight
154 Bernyanyi Dalam Suka
155 Tempat Singgah
156 Kunci Baru
157 Mimpi Arsenio
158 Gundah
159 Father And Son
160 Pesan Di Ujung Malam
161 Jalan Yang Terang
162 Semalam Di Istana Rainier
163 Maaf Untuk Papa
164 Secercah Cahaya
165 Misi Rahasia
166 Pengintaian Pertama
167 Antrian Cinta
168 Rahasia Biantara
169 Menjemput Kenangan Lama
170 Antara Cinta Dan Dendam
171 Menunggu Kejutan
172 Serangan Tengah Hari
173 Tawa Kepalsuan
174 Senyuman Winona
175 Selembar Kertas Putih
176 Sopir Tampan Sang Nona
177 Antara Risau Dan Bahagia
178 Drama Dua Sejoli
179 Sisi Lain
180 Dimulainya Sebuah Permainan
181 Teman Bicara
182 Tentang Luka
183 Senyum Di Atas Skateboard
184 Dinner Out
185 Gencatan Senjata
186 Potongan Apel Terakhir
187 Bad Dream
188 Aksi Ajisaka
189 Antara Dua Sepupu
190 Kenyataan Pahit
191 Hancurnya Sebuah Hati
192 Seruan Damai
193 Di Ujung Perselisihan
194 Setetes Air Mata
195 Dua Wanita
196 Perkumpulan Tiga Pria
197 Rapat Kuliner
198 Karaoke Ria
199 Ancaman Baru
200 Peliknya Hidup
201 Salah Tingkah
202 Antara Croissant Dan Steak Wagyu
203 Sang Perayu
204 Atas Nama Ngidam
205 Firasat Binar
206 Reuni Keluarga
207 Nama Untuk Sang Cucu
208 Yang Teristimewa
209 Nasihat Ibu
210 Keinginan Terpendam
211 Pagi Kelabu
212 Mimpi Buruk Di Siang Hari
213 Berita Buruk
214 Jiwa Yang Hancur
215 Perpisahan Terakhir
216 Mata-mata Tampan
217 Dimulainya Pelacakan
218 Shower Box
219 Sarapan Syahdu
220 Foto Kejutan
221 Rekaman Terkutuk
222 Sejuta Maaf
223 Identitas Palsu
224 Kepedihan Yang Tersisa
225 Dua Hati Yang Tak Menyatu
226 Sosok Tak Bernyawa
227 Cinta Mati
228 Lirikan Dalam Diam
229 Setelan Cinta
230 One Step Closer
231 Spa Day
232 Sebutir Peluru
233 Satu Cup Es Krim
234 Berdamai Dengan Masa Lalu
235 Akhir Dari Segalanya
236 Tiga Serangkai
237 Setangkai Mawar
238 Tiba Saatnya
239 Kejutan Membahagiakan
240 Takdir Yang Berbicara
241 Pengumuman
242 Promosi Judul Baru
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Perjalanan Pertama
2
Mengambil Risiko
3
Pertengkaran Malam
4
Elegi Pagi
5
Konsekuensi
6
Wajah Lusuh
7
Di Bawah Air Terjun
8
Tentang Hujan
9
Optimisme
10
Sore Yang Hangat
11
Seandainya ...
12
Pakaian Mahal
13
Bayangan Hitam
14
Want To take You Away
15
Nama Yang Hilang
16
Gelang Emas
17
Ujung Langkah
18
Bayangan Indah
19
Terikat Kontrak
20
Di Penghujung Kesabaran
21
Keputusan Besar
22
Sepuluh Malam di Jogja
23
Penampakan Yang Lain
24
Mencari Binar
25
Kenyataan dan Harapan
26
Another Woman
27
Patah
28
Di Taman Renata
29
Tragedi Kamar Kecil
30
Makan Sore
31
Hiburan Untuk Chand
32
Dua Kotak Gurame
33
Masa Lalu Kelam
34
Sebingkai Foto Buram
35
Something to Remember
36
Ghea si Penggoda
37
Sekilas Pandang
38
Tanpa Restu
39
Hembusan Angin Malam
40
Sang Penghibur
41
Kenyataan Menyakitkan
42
Ingatan Yang Kembali
43
Tato Naga
44
Bangkitnya Arsenio
45
Sang Detektif
46
Senyuman Binar
47
Si Duda Bening
48
Nasihat Chand
49
Bab Visual
50
Petunjuk Baru
51
Kekasih Baru Sang Duda
52
Pelayanan Istimewa
53
Berharap Pada Keajaiban
54
Pertemuan Kembali
55
Cinta Dua Cabang
56
Perjuangan Dimulai
57
Diskusi Malam
58
Beratnya Rindu
59
Getaran Yang Sama
60
Gadis Penyelamat
61
Selangkah Lebih Dekat
62
Teman Merangkai Bunga
63
Ciuman Kedua
64
Sarapan Bersama
65
Cinta Sebiru Langit
66
Berebut Perhatian
67
Orang Ketiga
68
Penyesalan
69
Nirmala Dan Binar
70
Titik Terang
71
Ungkapan Masa Lalu
72
Janji Manis Arsenio
73
Si Kepiting Merah
74
Mister Trap
75
Pengakuan Chand
76
Dua Pesaing Tampan
77
Aroma Yang Tertinggal
78
Si Pemikat Hati
79
One Stop Cassanova
80
Praduga
81
Terluka
82
Cemburu
83
Tak Mampu Berpaling
84
Tenggelam Semakin Dalam
85
Metamorfosis
86
Berjuang Bersama
87
Amarah Winona
88
Let's Get Married
89
Adegan Manis
90
Yang Teristimewa
91
Menjawab Tantangan
92
Satu Rahasia
93
Di Bawah Bintang
94
Detik Mendebarkan
95
Keberanian Yang Datang
96
Harga Sebuah Cinta
97
Kenangan Terakhir
98
Gelang Pengikat
99
Pengganti Segala Hal
100
Binar Indah di Pagi Hari
101
Semua Karena Binar
102
Perjalanan Panjang
103
Di Antara Kebun Kopi
104
Melepas Rindu
105
Sisi Bijak Arsenio
106
Dua Cinderamata
107
Gereja Putih
108
Balada Cincin Lumba-lumba
109
Price To Pay
110
Sepenggal Kepedihan
111
Malam Pertama Sang Pengantin
112
Secarik Kertas
113
Surat Dari Ayah
114
Pamit
115
Akhir Untuk Sebuah Awal
116
Tawaran Manis
117
Hati Yang Rapuh
118
Ungkapan Perih
119
Alleen Binar
120
Obrolan Petang
121
Pertengkaran Pertama
122
Bad Girl
123
Setitik Kebaikan
124
Mencari Yang Telah Pergi
125
Melepaskan Diri
126
Pesan Tak Berbalas
127
Menembus Awan
128
Sang Perayu
129
Berlin, Aku Kembali
130
Flower Bloom in Berlin
131
Restu Dalam Genggaman
132
Cafe Pilihan
133
A New Life
134
Chef de Cuisine
135
Ex Girlfriend
136
Pertengkaran Mesra
137
Cooking With Love
138
Penawaran Menarik
139
Sweet Night
140
Cinta Tulus
141
Di Bawah Kilatan Cahaya
142
Binar Yang Nakal
143
Hamil Muda
144
Redupnya Harapan
145
Setitik Dusta
146
Kegalauan Di Sore Hari
147
Bulan Madu Palsu
148
Jealous Not Jealous
149
Wanita Istimewa
150
Ujian Cinta
151
Cinta Dan Kecewa
152
Ich Liebe Dich, Rain!
153
Funny Fight
154
Bernyanyi Dalam Suka
155
Tempat Singgah
156
Kunci Baru
157
Mimpi Arsenio
158
Gundah
159
Father And Son
160
Pesan Di Ujung Malam
161
Jalan Yang Terang
162
Semalam Di Istana Rainier
163
Maaf Untuk Papa
164
Secercah Cahaya
165
Misi Rahasia
166
Pengintaian Pertama
167
Antrian Cinta
168
Rahasia Biantara
169
Menjemput Kenangan Lama
170
Antara Cinta Dan Dendam
171
Menunggu Kejutan
172
Serangan Tengah Hari
173
Tawa Kepalsuan
174
Senyuman Winona
175
Selembar Kertas Putih
176
Sopir Tampan Sang Nona
177
Antara Risau Dan Bahagia
178
Drama Dua Sejoli
179
Sisi Lain
180
Dimulainya Sebuah Permainan
181
Teman Bicara
182
Tentang Luka
183
Senyum Di Atas Skateboard
184
Dinner Out
185
Gencatan Senjata
186
Potongan Apel Terakhir
187
Bad Dream
188
Aksi Ajisaka
189
Antara Dua Sepupu
190
Kenyataan Pahit
191
Hancurnya Sebuah Hati
192
Seruan Damai
193
Di Ujung Perselisihan
194
Setetes Air Mata
195
Dua Wanita
196
Perkumpulan Tiga Pria
197
Rapat Kuliner
198
Karaoke Ria
199
Ancaman Baru
200
Peliknya Hidup
201
Salah Tingkah
202
Antara Croissant Dan Steak Wagyu
203
Sang Perayu
204
Atas Nama Ngidam
205
Firasat Binar
206
Reuni Keluarga
207
Nama Untuk Sang Cucu
208
Yang Teristimewa
209
Nasihat Ibu
210
Keinginan Terpendam
211
Pagi Kelabu
212
Mimpi Buruk Di Siang Hari
213
Berita Buruk
214
Jiwa Yang Hancur
215
Perpisahan Terakhir
216
Mata-mata Tampan
217
Dimulainya Pelacakan
218
Shower Box
219
Sarapan Syahdu
220
Foto Kejutan
221
Rekaman Terkutuk
222
Sejuta Maaf
223
Identitas Palsu
224
Kepedihan Yang Tersisa
225
Dua Hati Yang Tak Menyatu
226
Sosok Tak Bernyawa
227
Cinta Mati
228
Lirikan Dalam Diam
229
Setelan Cinta
230
One Step Closer
231
Spa Day
232
Sebutir Peluru
233
Satu Cup Es Krim
234
Berdamai Dengan Masa Lalu
235
Akhir Dari Segalanya
236
Tiga Serangkai
237
Setangkai Mawar
238
Tiba Saatnya
239
Kejutan Membahagiakan
240
Takdir Yang Berbicara
241
Pengumuman
242
Promosi Judul Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!