Xena menghela nafas ia tidak tahu harus berkata apa pada Olive. ia tidak mungkin mengatakan padanya jika ia telah mengalami kelahiran kembali dan tidak ingin mengalami hal yang sama untuk kedua kalinya.
mengingat kehidupannya yang lalu yang begitu menyesakan. Ia merasakan rasa sakit di dadanya begitu sesak dan sulit untuk bernafas.
Entah ia juga tidak tahu, apakah perasaannya terhadap Vano sudah menghilang atau rasa cinta itu masih tumbuh di dalam hatinya.
Namun mengingat rasa sakit di kehidupannya yang dulu ia tidak ingin merasakan rasa sakit yang sama dan ia tidak ingin jatuh untuk kedua kalinya dengan cintanya pada kakak laki-laki sahabatnya itu.
"Xena, Kenapa kamu mau diam saja? Apa yang sedang kamu pikirkan sih?" tanya Olive
"Aku hanya tidak ingin membuang waktuku untuk hal yang belum tentu terjadi, Liv. Aku sudah memikirkannya matang-matang dan aku sudah menyerah tentang perasaanku terhadap Kak Vano. biarkan perasaan itu mengalir dengan sendirinya, Aku sudah lelah berharap dan kau tahu sendiri. Jika Kak Vano selama ini hanya menganggapku seorang adik" ucap Xena.
"hufftt... baiklah aku mengerti, tapi aku tetap ingin kamu ikut menjemput Kak Vano di airport bersama ku, setidaknya temani aku ke sana, Oke "ucap Olive, Xena hendak mengatakan sesuatu, namun terpotong oleh Olive.
"Aku tidak ingin mendengar penolakan Xena. Aku ingin kamu menemaniku menjemput Kak Vano. Tapi aku berjanji tidak akan ikut campur dengan perasaan kamu ataupun perasaan kak Vano. Meskipun aku berharap kalian berdua bisa bersama" ucap Olive lagi, sebelum Xena angkat suara
"Baiklah, kamu menang Liv" ucap Xena menghela nafasnya menyerah, ia tidak bisa lari dari hal ini.
Ia harus bisa menghadapi tentang masa lalunya, ia juga berharap perasaannya terhadap Vano sudah mati sama seperti ia mati di kehidupannya yang dulu.
...••••...
Pagi-pagi sekali, Xena terbangun, saat waktu menunjukkan pukul lima pagi. Ia beranjak dari tempat tidur untuk mencuci muka dan gosok gigi. Ia kemudian keluar dari dalam kamarnya, dan beranjak ke dapur.
Saat ia mengambil air minum, ia melihat isi kulkas. Di sana ada banyak sekali bahan makanan yang belum di olah, dari daging, sayur dan lain-lain.
Tangan Xena mengambil beberapa bahan masakan. Ia mencuci dan memotongnya dengan lihai seperti sudah terbiasa dengan kegiatan memasak itu.
Sampai akhirnya masakan terhidang di atas meja makan dengan wangi yang menggoda. Baru saja Xena hendak mencicipi masakan yang ia buat, Sendok yang ia pegang jatuh ke lantai.
"Se-sejak kapan ak-ku bisa masak?" ucap Xena pada dirinya sendiri, tangannya gemetar saat baru saja menyadari jika dirinya sudah selesai masak.
"Akhhh..." Xena menjerit kecil, sepintas memori seorang gadis yang begitu pandai memasak dan lihai dengan semua jenis peralatan dan bumbu dapur terlintas di kepalanya.
"Haaahhh, haaahhh" nafas Xena terengah.
Pandangannya kosong saat ia melihat bayangan seorang gadis tengah memasak dengan lihai. Terlihat sekali ia sangat profesional dan pandai meracik makanan lezat seperti seorang Chef profesional.
"Siapa gadis itu? Dan sejak kapan aku bisa masak? Apa aku punya dua kepribadian?" ucap Xena bermonolog sendiri.
Pasalnya, sejak dulu Xena tidak bisa memasak. ia hanya bisa masak telor dan merebus mie. Itu semua membuatnya bingung sendiri, dan ia terlihat seperti orang lain.
Bahkan tangannya seolah bergerak sendiri memotong dan memasak dengan sangat baik, saat melihat bahan makanan di dalam kulkas.
"Hmm, masakan siapa ini? Kenapa wangi sekali, sepertinya enak" ucap Utami melihat makanan yang sudah tertata rapi di meja makan.
Utami terkejut saat ia melihat putrinya yang sudah berdiri di sana.
"Xena, kamu kok sudah bangun, kirain mamah kamu masih tidur. Jangan bilang ini semua kamu yang masak?" tanya Utami dengan terkejut dan tatapan tidak percaya.
Xena hanya menggaruk tengkuknya dan tersenyum canggung. Meskipun benar ia yang memasak, namun ia tidak tahu makanan yang ia buat enak atau tidaknya.
"I-iya mah, ini masakan Xena. Ini kali pertama Xena masak" ucap Xena jujur
"Benarkah? "ucap Utami terkejut, beliau kemudian mengambil sendok dan mencicipi masakan Putri satu-satunya itu.
"Hmmm, Ini beneran kamu yang masak, sayang?" tanya Utami menatap tidak percaya
"iya mah, apakah rasanya tidak enak? Maaf ini kali pertama Xena masak, Xena tidak tahu rasanya seperti apa, tolong harap maklum"ucap Xena menunduk
"Sayang ini sungguh masakan terlezat yang pernah Mama makan ini sungguhan kamu yang masak wah ternyata anak mama punya bakat terpendam soal urusan dapur "ucap Utami dengan mata berbinar menatap lembut ke arah putrinya itu.
"Benarkah?" ucap Xena tidak percaya
"Tentu saja, Mama mana mungkin berbohong padamu. Jangan-jangan Kamu belum sempat mencicipi masakan yang kamu buat? "ucap Utami menebak.
"he-he-he iya ma Xena belum sempat mencicipinya keburu Mama datang terlebih dulu, kalau begitu Xena akan mencicipinya" ucap Xena ia mengambil sendok dan mencicipi masakan yang sudah ia masak.
Xena terkejut saat ia mencicipi masakan yang sudah ia buat dengan secara tidak sengaja itu. Matanya membola karena terkejut merasakan masakan yang sangat lezat yang ia buat itu, bahkan makanan ini adalah makanan terenak yang pernah ia makan selama ia hidup.
Tak lama kemudian Indra, papa dari Xena datang keluar dari kamar iya kemudian bergabung dengan anak dan istrinya di meja makan dan menyantap makanan dengan sangat lahap.
"Wah masakan ini sangatlah lezat Siapa yang masak mah? Apa Mama membeli makanan ini dari restoran luar?" Tanya Indra
"Coba papa tebak siapa yang memasak masakan yang lezat ini?" tanya Utami
"Memang siapa yang masak, Bukankah masakan ini adalah masakan yang Mama buat atau mamah beli?" tanya Indra.
"Ini adalah masakan anak gadis papa, bagaimana enak bukan Pah? Mama juga tidak menyangka kalau anak gadis Mama ternyata mempunyai bakat terpendam dalam soal memasak. Bukankah dia sudah menjadi salah satu kriteria wanita idaman sebagai istri dan ibu rumah tangga yang baik" ucap Utami terkekeh
"Ih Mama bisa saja deh menggoda aku, ini kan hanya percobaan pertama yang Cena buat. Xena senang karena papa dan Mama menyukai masakan yang Xena buat. Lain kali aku akan memaksakan mama dan papa makanan lezat lainnya" ucap Xena tersenyum
"Wah ternyata enak juga kita memiliki koki pribadi, bahkan masakan anak kita lebih nikmat di bandingkan masakan chef restoran bintang 5 yang pernah kita kunjungi" ucap Indra memuji masakan anaknya yang memang sangatlah lezat itu.
ketiganya kemudian melanjutkan acara makan itu dengan lahap kemudian mereka bertiga berkumpul di ruang tamu duduk sambil mengobrol dan bercerita mengenai Apa saja kegiatan yang mereka lakukan dalam seminggu terakhir ini.
Xena sangat nyaman bisa berbincang-bincang dengan kedua orang tuanya dengan nyaman, di kehidupannya yang dulu jangankan untuk mengobrol ringan seperti ini, pikirannya hanya tertuju pada pada Vano seseorang, dirinya yang dulu memang bodoh.
...••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Erna Masliana
anggap aja sistem Xen.. tiba-tiba kamu punya kemampuan tapi kali ini tanpa misi 😁
2025-03-21
0
leahlaurance
mampir...kerana alur cerita nya
2024-07-16
0
kareena
cinta boleh, bodoh jangan.....
itu lah dunia percintaan....
2023-09-25
3