(not) BAD WEDDING

(not) BAD WEDDING

"sekolah"

Jam menunjukkan pukul 05:45 saat gue berdiri memperhatikan penampilan gue sendiri yang sudah siap dengan seragam dan atribut lengkap di depan cermin. Tak terasa tinggal 3 bulan lagi gue di jenjang pendidikan SMA, gue punya impian setelah lulus yaitu untuk berkuliah di luar negri, negara mana saja yang penting harus luar Indonesia. hehe^^

Gue Kesya, Kesya Ananda. Siswa kelas XII yang ingin cepet lulus. Gue baru berusia 17 tahun, yup umur gue setahun lebih muda dari teman seangkatan, kata Ibu gue waktu kecil nangis kejer pengen sekolah, ibu menyetujuinya dan mengatakan kepada pihak sekolah kalau gue hanya sebagai murid pendengar, tapi karna gue cerdas jadi yaa.... bisa ditebak sendiri kelanjutannya.

Gue susah dalam bersosialisasi sehingga selama hidup gue hanya punya 1 teman Nayla namanya yang entah mengapa mau berteman dengan gue yang sulit bergaul ini, mungkin karna pribadinya yang ceria ddan friendly membuatnya sangat mudah diterima dimanapun.

Gue berjalan keluar kamar setelah memastikan sekali lagi penampilan gue dan menuju ke ruang makan. Disana sudah ada ayah yang duduk di kursi dengan bunda yang sibuk menata sarapan.

"Mari sayang sarapan dulu" kata bunda sambil menepuk kursi disebelahnya.

"Apa ga kecepetan kamu ke sekolahnya?" tanya ayah.

"Ayah juga apa ga kecepetan ke kantornya?" sengaja gue jawab pertanyaan ayah dengan pertanyaan yang sama karena gue kepo tidak biasanya ayah ke kantor di pagi buta begini.

"Haha, kamu ini ayah nanya malah nanya balik tinggal bilang aja kepo susah amat haha. Ayah mau menyambut kawan lama ayah yang baru balik dari Amerika sudah 12 tahun ga tatap muka, mereka tiba pagi ini" jelas ayah panjang lebar.

"Bunda ikut sama ayah?"

"yaiya dong sayang masa bunda ditinggal, kawan ayah kan kawan bunda juga"

"Kesya nebeng ya yah, udah lama juga ayah ga nganterin Kesya lagi"

"Baru aja ayah mau nawarin"

"Udah-udah cepet habisin makanannya nanti telat" kata bunda menengahi.

***

"Kesya masuk ya, dadah bunda dadah ayah" ucap gue setelah turun dari mobil sambil melambaikan tangan ke ayah dan bunda yang sudah melajukan mobilnya.

Inilah suasana yang gue suka saat pagi buta seperti ini di sekolah, belum terlalu banyak siswa yang datang sehingga sekolah terasa nyaman, tentram dan damai.

"SYASYA" panggil seseorang yang mengganggu ketentraman pagi gue, siapa lagi kalau bukan Nayla cuma dia yang manggil Syasya

"Syasya kangen" ucapnya sambil meluk gue.

"Perasaan kita ga ketemu cuma dua hari deh masa udah kangen"

"Dua hari itu lama loh"

"Eh ayang aku sudah datang" lanjut Nayla sambil melepaskan pelukannya dari gue kemudian berlari memeluk kekasihnya yang baru saja memasuki kelas.

"Cerah banget senyumnya sayang aku" ucap Kalael sambil membalas pelukan Nayla.

Gue yang sudah jengah dengan pemandangan itu memutuskan untuk segera ke tempat duduk gue yang terletak di ujung dekat dinding.

Gue duduk sendiri sambil mendengarkan musik lewat earphone yang sedang memutar lagu dari boyband k-pop kesukaan gue yaitu 2 minus 1 by SEVENTEEN sambil menunggu bel untuk upacara bendera karena ini hari senin, Sedangkan Nayla dan kekasihnya sudah keluar kelas entah kemana.

Upacara bendera telah selesai gue balik ke kelas berjalan beriringan dengan Nayla dan Kalael. Jujur gue sebenarnya risih apalagi kalau hanya ada kami bertiga di satu ruangan tapi mau bagaimana lagi Nayla segitu sayangnya ama gue gamau dia gue berdiam diri sendirian, untungnya kejadian itu cukup jarang gue alamin karna biasanya dua sahabat Kalael sering ikut bersamanya David dan Dion.

"Sya, Kalael bolos lagi" kata Nayla yang membuat gue refleks melihat ke belakang tempat seharusnya Kalael berada.

Gue mengangguk setuju saat melihat bangku Kalael dan juga dua shabatnya itu kosong. Bukan hal baru Kalael bersama sahabatnya bolos, mereka sering melakukannya. Tentu saja mereka tidak akan merasa khawatir dengan nilai karna mereka merupakan siswa yang cerdas, selain itu Ayah Kalael juga merupakan pemilik sekolah sehingga Kalael bebas melakukan apapun sesuka hatinya.

"Kalael lagi banyak pikiran deh keknya" lanjut Nayla

"Orang tuanya balik hari ini, dia ga begitu akrab dengan orang tuanya sya apalagi ayahnya" sambung Nayla gue cuma nyimak aja karna fokus gue terbagi dengan guru yang sedang menerangkan didepan.

Nayla terus bercerita tentang Kalael yang tidak negitu akrab dengan orang tuanya sendiri. Gue ga begitu mengetahui kehidupan pribadi Kalael karna ga penting juga buat gue tapi gue pernah denger kalau Kalael cukup dekat dengan sang ibu tapi tidak dengan ayahnya. Ayah Kalael adalah orang yang ga bisa dibantah walaupun Kalael adalah darah dagingnya sendiri. Hal itu membuat gue merasa iba ke dia ga heran dia sangat mencintai Nayla karna Nayla sangat pengertian padanya.

KRIIINGGG~~ (bunyi bel pulang)

Gue pulang di jemput supir peribadi, sesampainya di rumah gue ga melihat keberadaan ayah dan bunda, yang gue liat hanya mbok Yumi yang jalan perlahan ke arah gue sambil menawarkan makan.

"Non mau langsung makan atau mau mandi dulu?"

"Mau mandi dulu mbok, ayah sama ibu belum balik ya?"

"Udah tadi non tapi katanya ada urusan mendadak makanya langsung keluar lagi deh" jelas mbok Yumi yang membuat gue mengangguk mengerti.

Gue berjalan ke kamar gue yang terletak di lantai dua untuk mandi. Setelah mandi gue turun kebawah untuk makan dan menonton TV di ruang keluarga sambil menunggu ayah dan bunda pulang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!