"terbongkar"

Tak terasa akhirnya sampai juga kami di hari terakhir kami sebagai siswa. Ujian telah dilaksanakan hingga akhirnya hari ini tiba, hari pelulusan kami.

Di hari spesial ini seluruh siswa seangkatan gue diharuskan memakai kebaya untuk para wanita dan kemeja untuk para pria. Gue mengenakan kebaya berwarna peach yang dipadukan dengan rok berwarna hitam silver dan heals yang berwarna senada dengan kebaya dan roknya. Begitupun juga dengan Nayla, dia juga mengenakan kebaya dengan warna yang sama dengan punya gue. Sebenarnya kita janjian hehe. Tetapi Nayla menggunakan rok berwarna putih hitam dengan heals yang berwarna peach.

"..... Saya selaku kepala sekolah, dengan ini menyatakan bahwa seluruh siswa angkatan tahun 2022 LULUS seratus persen"

"Huuuuu HOREEE"

"NICE"

"MANTAP"

Teriak teman-teman seangkatan gue begitu kepala sekolah mengumumkaan kelulusan diiringi dengan tepuk tangan meriah.

"Selanjutnya akan dipanggil seorang siswa dengan nilai terbaik tahun ini...." ucap salah seorang guru.

"Pasti lo Sya" ucap David.

"Iya dong, udah pasti Syasya aku yang terbaik" pungkas Nayla dengan nada sombong yang dibuat-buat.

"Yee sejak kapan Kesya jadi milik lo" David menggoda Nayla.

"Sya?, Syasya milik aku kan?" tanya Nayla yang gue iyakan.

"Denger tuh Dav. wleee" ejek Nayla ke David.

"..... KESYA ANANDA"

Gue berjalan menuju panggung begitu nama gue dipanggil sambil diiringi tepuk tangan dari teman-teman lainnya.

...****************...

Acara perpisahan sudah selesai sejak beberapa waktu yang lalu namun gue belum juga meninggalkan sekolah karena menemani Nayla menyalami semua guru-guru dan teman-temannya, yah namanya juga social butterlfy punya banyak kenalan.

"Nayl udah semua kan?"

"Hmm... oh masih satu lagi Sri anak MIPA.3 dia pernah bagiin aku permennya waktu kita MOS"

'Ya Tuhan, bahkan kejadian 3 tahun lalu masih diingat ama ni anak' (ucap gue dalam hati)

"Ya udah tapi jangan lama ya, kaki gue udah mau lepas dari tempatnya"

"Hahaha Syasya bisa aja, mana ada kaki lepas dari tempatnya kalau ga dipotong"

"Maksudnya gue udah cape Nay.... udahlah ayo kita cari si Sri itu"

Gue bersama Nayla berkeliling mencari keberadaan Sri yang entah dimana keberadaannya dan bahkan ga gue tau wujudnya.

"Itu disana Sya! itu yang namanya Sri. Ayo kita samperin" ucap Nayla begitu mendapati sosok Sri.

"Lo aja yang samperin gue nunggu disini aja"

"Awas ya kalau kamu tinggalin"

"Iya iya"

Nayla pun meninggalkan gue menghampiri Sri yang sedang berkumpul sepertinya mereka menggosip.

"Yang inikan orangnya? dia kan?"

"Wah gila sih, temen makan temen"

"Padahal Nayla udah baik banget loh mau berteman ama dia"

"Sakit hati gue kalau jadi Nayla"

Bisikan-bisikan semacam itu terus terdengar di telinga gue. Awalnya gue ga mau meduliin mereka tapi saat nama Nayla disebut gue jadi kepo.

Gue melihat Nayla mulai beranjak dari tempatnya, akhirnya bisa pulang.

"Udah sel...."

PLAAK!!

Nayla batu aja nampar gue dan rasanya sakit banget. Selama gue berteman sama Nayla belum pernah sekalipun dia mukul gue.

"Nay lo kenapa?" tanya gue penasaran.

"Chh tega banget lo sumpah. Nih liat" ucap Nayla sambil menyodorkan sebuah ponsel.

Gue hendak mengambil ponsel yang diberikan oleh Nayla namun seseorang datang lebih dulu dan menahan tangan gue.

"Kalael?!" nama itu keluar dari mulut gue begitu melihat orang yang menahan tangan gue.

"Ikut gue.. Dion lo anterin Nayla pulang" perintah Kalael.

"T t tapi Kal gue harus ngomong dulu sama Nayla"

Tak memperdulikan gue, Kalael terus menarik tangan gue menuju parkiran dan melepasnya setelah masuk didalam mobil. Gue meringis melihat tanda merah bekas genggaman kuat Kalael pada pergelangan tangan gue.

"Nayla udah tau" ucap Kalael.

"Tau apa?, Haa jangan bilang Nayla tau hubungan kita? tau darimana coba?"

"Nih liat sendiri" Kalael menyodorkan ponselnya.

Gue kehabisan kata-kata saat melihat apa yang ada di ponselnya. Isinya adalah foto pernikahan gue dan Kalael yang diunggah di forum sekolah.

"****, siapa sih yang berani nyebarin ini? bakal gue cabik-cabik tuh orang"

Kriingggg!!

Ponsel Kalael berdering dan tertera nama David disana. Gue segera mengembalikan ponsel Kalael.

"Halo, gimana?"

"....."

"Apa? kenapa ga lo bawa pulang aja"

"....."

"Ya udah gue ke situ sekarang"

Kalael mematikan ponselnya kemudian membanting stir menghentikan mobilnya.

"Ada apa?" tanya gue.

"Nayla ga mau pulang dia mau ngomong sama kita, sekarang mereka lagi di apartement David"

"Ya udah, ayoo kesana"

"Lo siap buat ngomong ama Nayla?, kan lo yang ga mau Nayla tau soal ini. Kalau emang lo ga siap kita balik aja dulu terus nyari tau siapa yang nyebarin foto-foto itu"

"Gue setuju ama Nayla, gue rasa lebih baik kita jelasin semuanya kalau pernikahan kita tuh hanya sebatas kontrak kita ga selingkuh, kita ga sepenuhnya salah. Gue ga peduli sama pandangan teman-teman yang lain, gue juga ga peduli siapa yang nyebarin, tapi Nayla.... Gue ga mau kehilangan satu-satunya sahabat gue Kal"

"Oke kalau itu mau lo"

Kalael memutar arah mobilnya berbalik menuju apartement David.

...****************...

Tingg~ pintu lift terbuka, Kalael berjalan didepan dan gue mengekorinya di belakang. Begitu tiba didepan pintu apartement David Kalael langsung memasukkan pin apartement. Pintu terbuka dan langsung terlihat wajah Nayla yang sendu dan mata yang masih berair. Yah siapa sih yang ga nangis kalau pacarnya nikah sama sahabatnya sendiri.

Gue tetep mengekori Kalael memasuki apartement hingga Kalael duduk dan gue duduk langsung berhadapan dengan Nayla.

"Nay...." panggil gue.

"Nayla gue minta maaf, ini semua ga seperti yang lo pikir. Gu gue Kal Kalael aish gue sama Kalael seb... oh Nay?" Gue menghentikan penjelasan gue saat menatap Nayla yang sudah siap menangis.

"Huuuu Sya maafin aku udah nampar kamu tadi, David udah ceritain semuanya huhuuu" tangis Nayla pecah sambil menghampiri gue dan memeluk gue.

"Nggak, gue pantas kok ditampar ama lo hehe, seharusnya hal kek gini ga gue rahasiain dari lo. Maaf ya Nay Maaaaaaf banget"

"Mana pipinya tadi sini aku cium biar cepet sembuh" ucap Nayla membuat kami semua tertawa.

"Jadi gimana kabar ayah kamu sekarang?" tanya Nayla.

"Kata bunda udah ada kemajuan dikit, doain aja yah biar cepet sembuh setelah ayah sembuh gue sama Kalael bakal langsung cerai dan semua akan kembali normal"

"Iyah semoga ayahnya Syasya cepet sembuh"

Gue sedikit pun ga pernah membayangkan kalau ternyata memberitahukan Nayla tentang gue dan Kalael bakal semudah ini. Emang dasarnya malaikat tak bersayap nih anak baiik banget hatinya. ah cukup melegahkan setidaknya beban yang gue pikul menjadi lebih ringan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!