"rumah Nayla"

"Sya! Syasya!" panggil Nayla dengan suara berbisik.

"Hmmm" balas gue sambil mengangkat alis tanpa memandangnya.

"Sya! liat aku dong" rengeknya masih dengan suara berbisik.

"Apa sih Nay, ntar di amuk pak Rudy loh kita kalau ketahuan berisik"

"Main ke rumah aku dong sebentar, mau ya?"

"Ga bisa, gue udah ada janji ama David"

"SYASYA PACARAN AMA DAVID???"

Mata gue membesar dan menatap heran Nayla. budeg nih anak.

"HEI!! NAYLA KESYA, SEKALI LAGI KALIAN RIBUT, BAPAK KELUARIN KALIAN DARI KELAS BAPAK" murka pak Rudy.

"Iya pak" ucap gue dan Nayla bersamaan.

...****************...

Ruang kelas sudah mulai kosong hanya menyisakan gue, Nayla, Kalael dan 2 sohibnya David sama Dion.

"Sya.. mau ya? ya? ya? Sya!!" bujuk Nayla.

"Dav... kita tunda aja ya janjinya?! gue mau ke rumah Nayla" ucap gue pada David.

"Ohh oke, kebetulan tadi ada ajakan dari Kalael" balas David.

"Kalian mau kemana?" tanya Nayla.

"Biasa anak cowo, kalian yang ciwi-ciwi urus aja urusan kalian" ucap David dengan nada mengejek.

"Ayo, aku anter pulang! Dav? lo boncengin Kesya" ucap Kalael sambil menggenggam tangan Nayla.

"Go?" ucap David sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Let's go!!" ucap gue sambil tersenyum ceria.

Kami berdua berjalan keluar kelas bersama menyusul Nayla, Kalael dan Dion yang sudah keluar lebih dulu.

...****************...

"Dav? Kalael ngajakin lo kemana?" tanya gue memulai obrolan dengan David yang sibuk mengegas motornya.

"Kan udah gue bilang tadi, inituh urusan cowo... Kalau lo kepo tanyain tuh ke suami lo dia yang ngajak soalnya" jawab David sengaja menggoda gue.

Gue memukul helm David membuatnya berteriak kesakitan, yang pastinya kesakitan pura-pura.

"Gue cuma mau bilang kalau seandainya ajakan Kalael itu buat balapan gue mohon tolak dong.... Gue kasian ama mama Rena tiap ngasih nasehat tuh anak gamau dengar, mama Rena sampai minta bantuan gue buat bujuk Kalael biar ga balapan lagi" jelas gue panjang lebar.

"Hhhh, susah Sya.. Gue udah sering ngelarang tapi kalau udah pelariannya disitu yah kita bisa apa" balas David.

Gue hanya mengangguk paham membalas ucapan David.

"Coba deh lo yang ngasih tau, kali aja dia mau dengerin lo" sambung David.

"Ga mungkinlah, lo aja sahabatnya yang udah bareng dia bertahun-tahun ga dia dengerin apalagi gue" bantah gue.

"Yaa emang gue kenal lama, tapi kan lo istrinya, kali aja dia mau dengerin larangan istrinya" balas David.

"ngaco lo" ucap gue.

"Ohh... apa gue minta Nayla aja ya buat ngasih tau Kalael, secara kan Kalael tuh bucin akut tuh sama Nayla pasti dia bakal dengerin kan? kan David?" tanya gue exited.

"Lo pikir Nayla ga pernah ngelarang Kalael balapan? Nayla bahkan udah sampe tahap cape buat ngelarang Kalael. Udah lo aja coba sekali" jawab David.

Gue hanya terdiam tidak membalas ucapan David. Gue lagi mikir saran dari David, apa gue coba aja ya sekali. Oke, bakal gue coba tapi kalau ga berhasil gaakan gue ikut campur lagi urusan dia, semua ini juga gue lakuin karna gue iba sama mama Rena.

...****************...

"Syasya, ganti dulu seragam kamu pilih aja di lemari. Karna ga ada apa-apa buat makan aku pesen fastfood aja ya?" ucap Nayla.

"Boleh"

Nayla tinggal sendiri di rumahnya dikarenakan orang tuanya sedang berada diluar kota menjalankan bisnis keluarga mereka.

Gue memilah pakaian Nayla di lemarinya mencari yang pas buat gue namun karna perbedaan style kami berdua yang sangat mencolok sehingga gue cukup bingung untuk memilih.

Ini bukan pertama kalinya gue ke rumah Nayla tapi ini pertama kalinya gue ke rumah Nayla sepulang sekolah.

"Loh, kenapa belum gantian Syasya?"

"Lo punya baju rumahan gitu gak?"

"Ada dong, geser!... biar aku ambilin"

Gue menggeser kesamping memberikan ruang untuk Nayla mencarikan gue baju.

"Tadaaa... ini yang biasa aku pake kalau di rumah"

Nayla menyodorkan sebuah tank top dan celana pendek. Gue hendak menolak tapi perkataan Nayla membuat gue akhirnya nurut.

"Udah pake aja Sya, lagian ga ada orang lain di rumah ini"

Setelah mengganti pakaian, gue berbaring diatas ranjang Nayla sambil menunggunya menyetel drama yang akan kami tonton.

"Udah selesaii..." ucap Nayla kemudian naik ke atas ranjang.

Gue dan Nayla mulai menikmati drama kami sesekali diselingi dengan teriakan Nayla karna drama yang kami tonton bergenre horor komedi. Kami juga nonton sambil ngemil banyak jajanan.

Perut gue tiba-tiba keroncongan berdemo minta diisi.

"Nay.. masih lama ya makanan kita datang?"

"Astagaa! aku lupa pesen Sya, bentar ya aku pesen dulu paling lima belas menit sampai abangnya"

Gue hanya mengangguk lesu.

"Syasya, aku ke minimarket depan ya, mau beli mie, takutnya abangnya kelamaan"

"Gausah Nay, kita tunggu aja gue juga belum lapar banget kok"

"Tapi aku udah lapar pake banget"

"Yaudah gue ikut"

"Jangan!! nanti kalau abangnya datang gimana? siapa yang mau terima pesanan kita? lagian Syasya ga mungkin mau keluar pake baju itu"

Setelah mengatakan itu, Nayla langsung berlari keluar rumah. Gue menunggu sambil memainkan ponsel hingga sebuah pesan masuk mengintrupsi perhatian gue.

'Gue ga jadi balapan, lo balik bareng gue' isi pesan dari Kalael.

Flashback on

Gue dan David sampai didepan rumah Nayla, disana sudah ada Kalael beserta tuan rumah.

"Nayla anter gue kedalam gue mau numpang WC lo" ucap David.

"Buruan kebelet nih gue, Kal tungguin gue awas aja lo ninggalin gue" sambungnya kemudian berlari masuk ke rumah Nayla setelah Nayla membuka kunci.

"Kal?"

"....."

"Kalael?"

"hmmm"

"Kalael Adiwarman?"

"Apasih?! lo kalau mau ngomong langsung aja ga usah pake intro, bikin orang emosi aja"

"Lagian lo kalau dipanggil tuh jawab"

"Yaudah apa yang mau lo omongin?"

"I-itu.. anu... eeemm Lo jangan balapan ya?"

"ngapain lo ngatur-ngatur gue"

"Nyokap lo khawatir Kal... Gue jug-"

"Ternyata karna dia, lo ga usah ikut campur urusan gue lagi karna gue bakal masukin ini sebagai syarat nanti"

"Udah yakin gue pasti bakal kek gini, serah lu dah" Gue hendak pergi masuk ke rumah Nayla namun Kalael mencengkram tangan gue.

"Lo mau bermalam disini?" tanyanya.

"Mmm maybe" jawab gue kurang yakin.

"Kalau gue ga balapan, lo harus pulang ke rumah bareng gue!" tawarnya.

"Kalau lo ga balapan selama setahun gue mau pulang bareng lo" balas gue ikut menawar.

"Seminggu..."

"Setengah tahun..."

"Sebulan., ini udah tawaran terbaik gue"

"Tiga bulan. ini tawaran terakhir gue, deal or not?"

"Deal"

Gue cukup tertegun dengan jawaban spontan Kalael. Gue yakin dia gabakal cancel balapannya hanya demi gue ikut pulang gaada untungnya sama skali buat dia. Gue juga gaada niat mau bermalam di rumah Nayla karena bakal dijadiin laporan sama mata-mata para orangtua yang ada di rumah Kalael, soalnya para orangtua masih trust issue sama kita.

Flashback off

Gue tersadar dari lamunan gue setelah mendengar bel rumah yang berbunyi sepertinya makanan kami sudah datang. Gue bergegas berjalan ke depan untuk membuka pintu.

Gue terkejut saat membuka pintu karna yang ada disana bukanlah kurir melainkan Kalael dengan paper bag yang berlogo makanan yang kami pesan.

"Kalian ngapain sih didalam? kasian tadi abangnya ga dibukain pintu untung gue datang"

"Gue ga denger, Nayla lagi ke minimarket ada yang mau dibeli"

Gue membuka pintu lebar mempersilahkan Kalael masuk, namun Kalael ga kunjung masuk dan terpaku ditempatnya.

"Lo mau masuk ga?"

"Oohoh iya" ucapnya kemudian berjalan masuk.

Gue hendak duduk di sofa namun ucapan Kalael mengintrupsi niat gue.

"Lo ga niat ganti baju gitu?" tanyanya.

****!! Seketika gue sadar kalau gue cuma make tanktop sama celana pendek doang.

"Kenapa? gerah lo?" balas gue sok ga peduli.

"Haha gue? gue gerah liat lo? sorry... body lo itu ga menarik sama sekali dimata gue, gue udah punya Nayla yang 100 kali lebih wow dari lo"

"Syukur deh kalau gitu" ucap gue sembari berjalan meninggalkan Kalael menuju kamar Nayla untuk mengambil jaket.

Gue keluar dari kamar dan mendapati Kalael dan Nayla yang sedang menyajikan makanan sambil sesekali bercanda.

'Gue ga jahat kan? selagi gue ga naruh perasaan ke Kalael artinya gue ga jahat kan?'

"Sya! ayo cepetan, kita makan bareng" panggil Nayla.

Gue menghampiri mereka dan duduk disamping Nayla dengan Kalael yang duduk didepan Nayla.

Suasana makan bersama kami begitu tenang sesekali terdengar Nayla bercerita dan langsung ditanggapi oleh Kalael. Ahh melihat pemandangan ini gue merasa seperti obat nyamuk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!