"kak Adrian"

Sudah dua hari berlalu sejak pertengkaran Kalael dan Nayla, dan selama itu juga gue mendiamkan Kalael. Gue ga mau ikut campur urusan mereka berdua lebih tepatnya malas.

"Sya gue pergi ya, jangan lupa sarapan"

Yah selama dua hari ini juga gue ga keluar kamar kecuali Kalael udah berangkat kerja. Biasanya gue akan menunggu 10 menit setelah Kalael pergi baru gue keluar.

Setelah 10 menit berlalu gue keluar kamar untuk sarapan, karena bunda selalu membiasakan sarapan pagi akhirnya gue ga pernah bisa untuk skip sarapan.

"Akhirnya keluar juga lo~"

Mendengar suara itu gue berbalik badan dan mendapati Kalael yang sedang bersandar diambang pintu kamarnya. Gue berlari untuk kembali masuk kekamar gue namun baru saja gue meraih gagang pintu dan membukanya sedikit secara bersamaan Kalael juga meraih tangan gue dan menutup pintu dan mengunci pergerakan gue.

"Kenapa lo ngediamin gue?" tanyanya.

"Karena gaada yang mau diomongin, lagian bukan kewajiban gue buat ngomong ama lo"

"Iya bener juga, tapi ada yang mau gue ngasih tau ke lo. Lo itu ga usah terlalu PD kalau lo yang jadi penyebab pertengkaran gue sama Nayla, kan gue udah pernah bilang kalau lo itu ga ada apa-apanya kalau dibandingin ama Nayla jadi lo ga usah merasa bersalah karena lo AWWW"

Gue menendang tulang kering Kalael dan mendorongnya menjauh.

"Harusnya lo ngomong kek gitu ke Nayla biar dia tau biar dia ga salah paham, gue juga sadar kok selera lo bukan gue yah karna lo juga bukan selera gue... sekalipun di dunia ini tinggal lo satu-satunya cowo gue tetap ga minat, mending single seumur hidup gue"

...****************...

Gue membuat sup setelah mendapat kabar dari kak Adrian kalau Alya masih di rumah sakit, kondisinya juga sudah mulai membaik.

Ponsel gue berdering paanggilan video call masuk dan tertera nama kak Adrian disana.

"Hai" sapa kak Adrian gue balas dengan senyuman.

"Kamu jadi kesini?" tanyanya lagi.

"Iyah, kalu udah masak supnya aku langsung kesitu. Alya dimana kak?"

"Masih tidur dia hehe, maaf banget udah ngerepotin"

"Nggak kok, kan aku sendiri yang mau buat"

"Makasih yah, oh iya hampir lupa alasan aku nelpon... Sebentar malam tuh..."

Gue ga begitu mendengar lanjutan perkataan kak Adrian karena fokus gue teralihkan pada tangan yang tiba-tiba memeluk pinggang gue dari belakang.

"Supnya udah jadi sayang?"

"Lo gila ya, lepasin tangan lo sebelum gue potong" ucap gue berbisik tapi penuh penekanan.

Bukannya melepas pelukannya Kalael malah menarik tengkuk gue dan mencium tepat dibibir gue. Gue memberontak dan mencoba mendorongnya namun hasilnya nihil dia malah menarik pinggang gue makin rapat dengannya, bahkan ciumannya terasa semakin berani.

"Sampai jumpa nanti Sya" pamit kak Adrian.

Entah kekuatan dari mana gue berhasil mendorong Kalael menjauh dan langsung menamparnya.

"GILA LO KAL, ****... malu banget sumpah diliatin kak Adrian, buat apa coba lo kek gitu" murka gue. Gue mengelap bibir gue dengan punggung tangan.

Kalael tak berbicara apapun dia hanya tertawa dan bergumam pelan tak bisa gue dengar sambil mengelap bibirnya dengan ibujarinya.

"Dasar GILA mesum, brengsek lo"

"Gue ngelakuin ini buat lo"

"WHAT?! CRAZY *****"

"Ucapan lo terlalu kasar untuk keluar dari bibir lo itu... gue ga peduli lo punya hubungan apa sama si Adrian itu sekarang, tapi kalau bisa lo tahan, jangan dinampak-in... Semua harus berjalan sesuai yang sudah kita rencanakan, harus gue yang selingkuh sedangkan lo harus jadi korban ini semua demi kesehatan ayah, lo ga mau kan ayah jadi drop gara-gara kelakuan lo?"

"Kelakuan gue?.... hubungan gue sama kak Adrian? hahaha... ayah ga bakal kenapa-napa karna gue sama kak Adrian tuh hanya teman doang... atau.. lo kali yang kenapa-napa. Belakangan gue liat lo sinis banget ke kak Adrian, kenapa? lo cemburu?"

"Ya nggak lah. ngapain juga gue cemburu.. Intinya tadi itu gue lakuin demi ayah"

"Dasar gila"

...****************...

Gue sampai di rumah sakit dianter sama Kalael, dan seperti biasa lagi-lagi kami beradu argumen. Kali ini di tempat parkir.

"Lo ga usah turun, tunggu aja disini" perintah gue.

"Kenapa? gue pengen jenguk Alya juga kan yang deket ama Alya bukan cuma lo doang"

"Pokoknya ga gue bolehin, tunggu aja disini"

"Ohh gue tau, lo pasti mau mesra-mesraan kan sama kekasih gelap lo itu" tuduh Kalael.

Gue mengangkat tangan berniat memukulnya namun sebuah panggilan membuat gue mengurungkan niat gue.

"Kesya" panggil kak Adrian.

"Aku kira kamu ga jadi datang" lanjutnya.

"Kak Kesya.. kangen" Alya memeluk gue.

"Alya udah bisa pulang ya?" tanya gue ke kak Adrian.

"Iyah, waktu aku vc tadi niatnya mau ngasih kabar kalau Alya udah sembuh tapi... hehe... oh suaminya Kesya kan, salam kenal ya bro" kak Adrian bersalaman dengan Kalael.

"Ini sup buat Alya,eh karna Alya udah pulang ayo kita dinner bareng!"

"Maaf banget Sya kita ga bisa dinner bareng, aku sama Alya bukan pulang ke rumah disana tapi aku sama Alya bakal balik ke Jakarta soalnya istri aku mau lahiran hehe"

"Waah selamat ya kak"

"Makasih Kesya.. oh iya aku juga bersyukur banget kamu bisa datang sekarang jadi kita bisa salam perpisahan, makasih banyak ya Kesya, Kalael kalian udah banyak membantu Alya dan aku juga"

"Sama-sama kak, aku juga bersyukur banget bisa kenal orang baik seperti kalian berdua"

"Aku boleh peluk kan?" tanya kak Adrian ke Kalael dan Kalael mengangguk.

"Percaya sama aku Sya, suami kamu pasti beneran cinta sama kamu cuma gengsi aja dianya" ucap kak Adrian berbisik.

"Nggak mungkin" jawab gue sambil melepas pelukan.

Selanjutnya kak Adrian memeluk Kalael sedangkan gue kembali memeluk Alya.

Kalael dan kak Adrian melepas pelukan sambil tertawa riang. Memang benar ucaapn orang-orang tidak sulit bagi cowo untuk cepet akrab.

"Aku ambil ya supnya, makasih sekali lagi Sya... Semoga kalian langgeng ya dan bisa segera nyusul aku sama istri aku jadi orangtua haha" ucap kak Adrian yang gue hadiahi tatapan tajam bercanda.

"Bye kak Kesya keknya aku bakal rindu berat deh" pamit Alya.

"Kalau kamu rindu langsung aja hubungi kakak, kakak punya banyak waktu kosong buat layani kamu... Sampai disana cari teman yang benar-benar baik jangan salah lagi okey?! Byebye"

Gue menatap mobil kak Adrian dan Alya sambil melambaikan tangan hingga mobil tersebut tak lagi terlihat.

"Ayo kita juga pulang" ucap gue ke Kalael tapi dia tak bergeming dan hanya menatap gue.

"Kenapa lo ga bilang kalau Adrian udah punya istri? mana udah mau jadi ayah lagi" tanya Kalael.

"Karna lo gak nanya, lagian jugaa ngapain gue ngasih tau lo. Makanya lain kali ga usah ikut campur urusan orang lain, urusin dulu tuh masalah lo... satu lagi, ingat lo masih punya utang di gue karna lo udah melanggar satu persyaratan kita" Kalael memutar bola matanya mendengar jawaban gue.

"Lo mau berapa?"

"Gue ga butuh duit, sebagai bayarannya gue mau selama seminggu lo yang beberes dan memasak di rumah"

"Gue mau, asalkan lo kabulin satu permintaan gue"

"Apa?"

"Gue mau cara ngomong lo ke gue sama seperti cara lo ngomong ke Adrian. kalau lo ga mau kabulin gue bakal masak dan beberes sehari aja"

"Hh mimpi lo"

"Yaudah kalau gitu gue beberes dan masak sehari aja"

"Yaaa!!! gue sopan ke kak Adrian karna dia orangnya sopan lah lo..."

"Aku juga bakal lakuin hal yang sama"

"......."

Terpopuler

Comments

Kaka

Kaka

kan? kan? makin keliatan nih aslinya si Kalael

2023-03-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!