"aneh"

Hari demi hari, minggu demi minggu hingga dua bulan pun berlalu semenjak gue pindah. Semuanya berjalan normal, Kalael yang setiap pagi berangkat ke kantor dan gue menyiapkan sarapan. Terkadang juga Nayla datang menginap untuk beberapa malam karena harus mengerjakan tugas diluar dan pulang larut malam sedangkan asramanya akan di kunci saat larut malam tiba.

Seperti rutinitas sebelumnya hari ini gue bangun pukul 6:00 untuk menyiapkan sarapan, gue melihat ke samping mendapati Nayla yang masih nyaman memeluk gulingnya. Gue menyibak selimut dengan pelan kemudian turun dari ranjang dan berjalan perlahan keluar.

"Pagi" sapa Kalael.

"Ohh ssstt.... pagi juga" sapa gue balik.

"Nayla masih tidur?"

"Iyah, mungkin kecapean ngerjain tugasnya semalaman... lo sendiri tumben banget bangun sepagi ini"

"Ohh gue ada rapat penting di perusahaan pagi ini, ada brand dari Jepang yang ngajak kerja sama dan dia tentuin buat meeting pagi ini sekitaaar jam sembilan lah"

"Kalau gitu lo siap-siap gih gue siapin sarapan biar lo ga kelaparan"

Kalael mengangguk kemudian pergi bersiap-siap. Untungnya Kalael ga bisa sarapan pake nasi, jadi ga sulit buat nyiapin dia sarapan.

Untuk menghemat waktu gue memilih untuk menyiapkan roti tawar saja dengan selai buah kesukaannya. Agak mengherankan emang ada orang yang ga suka coklat padahal ga alergi. Setelah menyiapkan semuanya gue segera menatanya di meja makan dan kemudian membangunkan Nayla untuk sarapan bersama.

...****************...

Gue berjalan menuruni tangga setelah membangunkan Nayla yang ternyata sudah bangun deluan dan sedang bersiap karena ada kelas pagi.

"Pagi Sayang" sapa Nayla ssmbil memeluk Kalael dari belakang.

"Ohh pagi juga babe" sapa balik Kalael dengan senyum di wajahnya.

"Sini aku pasangin dasinya" ujar Nayla lemudian mengambil dasi dari tangan Kalael dan memakaikannya.

Melihat pemandangan itu sepertinya tidak seharusnya gue ada disini, gue berniat untuk kembali diatas namun panggilan Kalael membuat gue mengurungkan niat gue tadi.

"Sya, ayo sarapan bareng" panggil Kalael.

Gue menurutinya dan bergabung dengan mereka berdua untuk sarapan. Gue benar-benar khusyuk saat sarapan entah mengapa gue merasa jadi berdosa kalau gue ngeluarin suara sedikit saja.

"Lo mau belanja kan?....... Kesya, gue ngomong sama lo" ujar Kalael.

"Ohh sorry gue kira bukan gue" jawab gue tersenyum kikuk.

"Ikut bareng gue sama Nayla" ucap Kalael.

"Ha?! ah ga usah lo anterin aja sahabat tercinta sekaligus kekasih tercinta lo ini, gue bisa pergi nanti agak siangan dikit lagian jam segini mana ada minimarket yang buka" tolak gue. Jujur banget belakangan ini rasanya aneh banget berada diantara Nayla dan Kalael. Mereka baik-baik aja hanya saja sepertinya gue yang terlalu takut salah bertindak.

"Supermarket dekat kantor buka 24 jam lo bisa belanja disana, disana juga barangnya lebih lengkap dari minimarket tempat biasa lo belanja" ucap Kalael.

"Okey gue belanja disana tapi nanti siangan dikit lah, nanti gue naik taksi kesana" balas gue.

"Ga ada naik taxi, lo jarus barengan ama gue sama Nayla" gigih Kalael.

"Ga, gue ga mau. Kenapa sih lo maksa banget" tolak gue tidak kalah gigih.

"Ah gue tau lo pasti sengaja mau pergi agak siangan biar bisa jalan ama siapa lagi namanya tuh tetangga sebelah?... A... Ad.. Adrian iyah Adrian itu iya kan?" tuduh Kalael.

"Aneh lo, lagian kalau gue mau jalan sama siapa pun bukan urusan lo. Gue ingetin nih kalai aja lo lupa, lo sendiri yang bilang jangan ikut campur urusan masing-masing" murka gue.

Ting nong~~ Suara bel rumah berbunyi menghentikan gue dari aksi ngamuk gue dan bergegas membuka pintu.

"Eh Alya, ada apa nih?" tanya gue pada tamu yang datang. sekedar info Alya adalah adik dari Adrian.

"Ini buat kak Kesya sama suami kakak, kemarin kak Adrian manen jeruk manis ini karena hasilnya banyak jadi aku bawain buat kakak separuh" jawab Alya denagn senyum di wajah manisnya.

"Makasih ya Alya, makasih banyak loh"

"Sama-sama kak, anggap aja ini hadiah buat kakak karena idah mau ajarin aku matematika, aku pamit ya kak, byebye"

...****************...

Pada akhirnya gue berakhir duduk di kursi penumpang bagian belakang mobil Kalael sedangkan Kalael dan Nayla duduk didepan. Yup gue bareng mereka, tentu saja gue menolak sepenuh hati ajakan Kalael tapi pertahanan itu runtuh ketika Nayla yang ngajak spwrti yang udah pernah gue bilang, susaaah banget bagi gue buat nolak ajakan ataupun permintaan Nayla.

"Yey sampai" ucap Nayla.

"Semangat ya belajarnya" ucap Kalael sambil mengusap rambut Nayla. Hmmm lagi-lagi jadi obat nyamuk gue.

"Kamu juga ay jangan kebanyakan kerja nanti sakit akunya yang sedih.. Sya aku titip pacar aku yah" pinta Nayla, gue mengangguk mengiyakan.

"Jagain bukan diambil" sambung Nayla kemudian berlalu pergi meninggalkan gue yang mematung.

Tunggu dulu, maksud Nayla apa nih, dia cemburu kah atau curiga sama gue. Aish ini pasti gara-gara Kalael tadi.

Bippp!!

Gue tersadar dari lamunan gue karena bunyi klakson yang sengaja Kalael bunyikan.

"Buruan pindah kedepan samping gue" suruh Kalael.

"Ga mau, gue disini aja" tolak gue.

"Lo kira gue supir, buruan pindah.. gue hitung sampai tiga kalau lo ga pindah kesini gue gendong lo... 1.... 2... Sya jangan uji kesabaran gue"

"Bawel" yah lagi-lagi gue kalah.

"Good girl" ucap Kalael sebelum akhirnya menginjak gas.

...****************...

Mobil Kalael udah sampai di tempat parkir supermarket yang dia maksud. Gue bergegas turun dari mobil namun tangan Kalael menahan gue.

"Apalagi kali ini Kal? gue cape sumpah. Lo sadar gak sih kalu lo aneh banget hari ini?" ucap gue frustasi.

"Lo mau belanja apa?" tanyanya.

"Gue bukan tipe planner kalau belanja, gue tipe yang masuk liat kalau ada yang gue mau atau gue suka baru gue beli trus pulang" jawab gue.

"Nih pakai ini aja buat belanja" Kalael menyodorkan gue sebuah kartu atm.

"Harus banget yah gue flexing, Gue bukan orang susah Kal, gue nikah sama lo karna permintaan ayah gue bukan karna mereka ngejual gue" ucap gue benar-benar sudah frustasi dengan perilaku Kalael hari ini.

"Sya, kalau gitu lo kabulin satu permintaan gue dong" pinta Kalael.

"Apa? jangan aneh-aneh lo, masih pagi loh ini dan lo udah bikin gue badmood"

"Perbaiki dasi gue" pinta Kalael kemudian menengadahkan sedikit kepalanya untuk memberi akses gue memperbaiki dasinya.

"Why? udah bagus loh itu, biasanya orang akan lebih semangat kerja kalau yang masangin dasinya orang yang dia cintai, jadi ga usah ya"

Tanpa menghiraukan perkataan gue Kalael langsung melepas dasinya.

"Pasangin, ga mungkinkan gue meeting ama Mr. Katori dengan penampilan adala kek gitu" pintanya lagi sambil memberikan gue dasinya yang udah dia lepas dan mencondongkan tubuhnya ke arah gue.

Untuk kesekian kalinya pagi ini gue mengalah lagi dari Kalael. Gue memasang ulang dasinya dengan serapi mungkin biar ga banyak komplain lagi.

"Selesai" ucap gue begitu selsai memasang dasi ke leher Kalael.

"Udah selesai Kal" ucap gue lagi karna Kalael tak kunjung kembali ke posisinya dan malah menatap gue dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

Gue mengangkat dan mengerutkan alis gue sebagai ungkapan pertanyaan 'ada apa'. namun bukannya menjawab Kalael malah...

Cup!! Kalael mengecup pipi gue sekilas.

"Thank you" ucapnya setelah mengecup pipi gue.

Gue benar-benar terpaku dan bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Otak gue serasa blank ga mampu bekerja.

"Lo mau turun sekarang atau gue bawa lo ke perusahaan"

Perkataan Kalael membuat gue langsung sadar dan turun dari mobil. Setelah itu Kalael langsung meninggalkan gue yang masih belum bisa mencerna semua kejadian pagi ini.

Terpopuler

Comments

Kaka

Kaka

cemburu lah tuh🤭

curiga aku Kalael udah suka ama Kesya

2023-03-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!