"BBQ"

"Sering-sering hubungi mama ya sayang, kalau butuh apa-apa bilang ke mama atau papa" pinta mama Rena sambil menggenggam kedua tangan gue.

"Iyah ma"

"Sedih loh mama rumah jadi sepi kalau kalian pindah"

"Mama jangan bilang gitu dong kan Kesya jadi ga tega pindah" jujur banget ga tega gue.

"Biar tau rasanya jadi gue" celetuk Kalael yang membuat mama Rena tertunduk sedih langsung gue hadiahi cubitan di lengannya.

Kalael berjalan menghampiri mama Rena kemudian memeluknya membuat gue cukup terkejut. Sepertinya perkataan Nayla benar kalau Kalael hanya tidak cocok dengan ayahnya saja, hubungannya dengan ibunya ternyata tidak seburuk itu.

"Ga usah lebay mah kita pindahnya ga jauh-jauh amat kok dari sini kalau mau ke rumah juga bisa pakek mobil ga harus pake pesawat" ucap Kalael membuat ibunya tertawa.

"Ya tetep aja mama bakal rindu sama kalian" balas mama Rena sambil memukul bahu Kalael pelan.

"Jagain Kesya, jangan sakiti fisiknya apalagi hatinya. Mama sama papa percaya sama kamu makanya kita izinin kalian tinggal sendiri" pesan mama Rena untuk Kalael.

"Iyah ma, kita pamit ya" jawab Kalael.

Gue memeluk mama Rena kemudian berpamitan. oh iya, papa Juan lagi ga di rumah ada kerjaan soalnya.

"Mama sehat-sehat ya Kesya bakal sering datang kok, mama tenang aja"

"Mama ikut kalian aja gimana?, sore mama pulang deh" melihat usaha mama Rena seperti ini bisa diketahui turunan dari siapa sifat keras kepala Kalael.

"Ck ga usah ma" tolak Kalael.

"Kalau gitu jangan lupakan satu hal yang paling penting .."

"Apa mah?"

"Buatin mama cucu, mama pengen gendong bayi lagi"

"Hhh entar ditelantarin lagi" celetuk Kalael yang kembali gue hadiahi dengan cubitan.

"Yah maksud aku tinggal buat aja mama sama papa atau kalau mau banget tinggal ke NICU banyak tuh bayi disana atau ke panti asuhan juga bisa"

"Lo Kal, lama-lama gue lem tuh mulut pake lem korea... ga pernah disaring kata-katanya heran gue..... Mama ga usah pikirin ya ucapan Kalael tadi"

"Iyah sayang mama udah biasa kok"

"Kita pamit yah ma"

Gue berjalan beriringan menuju mobil bersama Kalael. Tiba-tiba saja Kalael merangkul pinggang gue dan berkata...

"Lo beneran mau buat" ucapnya sambil nyengir.

"Apaan?"

"Anak.... AWWW" teriak Kalael kesakitan karena gue menendang tulang keringnya.

"Rasain lo, anak dari hongkong" ucap gue kemudian memasuki mobil.

...****************...

"Akhirnya sampai juga" ucap gue sambil meregangkan otot yang kaku.

Gue mengambil koper gue dari bagasi mobil berniat membawanya masuk namun Kalael menahannya dan menawarkan untuk membawanya. yah gue bolehin dong kapan lagi coba Kalael pengertian kek gini hehe.

Gue berjalan mendahului Kalael untuk membuka kunci rumah. Begitu gue membuka pintu rumah....

Duarrr!!

Sebuah suara ledakan kecil terdengar diiringi dengan banyaknya kertas warna warni yabg melayang di udara.

"David.... Dion.... NAyLaa" gue langsung berlari menghambur ke pelukan Nayla.

"Lo bilang udah mau berangkat, kok bisa ada disini?" tanya gue.

"Ga jadi, aku kuliah disini Sya" jawab Nayla.

"Ohh bagus dong, sering-sering main kesini atau nginap juga boleh" ucap gue kegirangan.

"Udah kalian siapin?" tanya Kalael.

"Udah dong" jawab David dan Dion bersamaan.

"Kalian mau ngapain?" tanya gue penasaran.

"Kita mauuuu BBQ-an, udah kami siapin semuanya lo tinggal duduk cantik dan makan" jawab Kevin dengan nada nyolot tapi diakhiri dengan senyum manis di wajah tampannya.

"Kalian duluan ke belakang gue mau bawa barang dulu ke kamar" perintah Kalael.

"Mari aku bantu sayang" tawar Nayla sambil mengambil koper punyaku dari tangan Kalael.

"Ah yang ini biar gue yang bawa punya gue soalnya" ucap gue ga enak hari sambil mengambil koper gue dari Nayla.

Bodoh banget gue, kalau gue tau ada Nayla ga bakal gue bolehin Kalael bawain koper gue. Gimana nanti kalau Nayla jadi mikir yang engga-ngga.

"Mari gue bantu bawain Sya, kamar lo yang di lantai dua berhadapan sama kamar Kalael kan?" tawar David.

"Iyah, makacih David" ucap gue bahagia.

"Jangan Dav.. biarin dia bawa sendiri kopernya. manja banget padahal kopernya ringan kaya gaada isinya" larang Kalael.

"Idih sewot lo" sinis gue.

"Udah-udah hhh sejak kapan kalian berdua kayak tom and jerry begini" lerai David.

Dan oada akhirnya tentu saja David memilih untuk membantu gue.

...****************...

Para pria sedang sibuk dengan tugas masing-masing. Kalael yang memanggang daging sedangkan David dan Dion membuat minuman dan lainnya. Jangan tanyakan gue dan Nayla karena sekarang kita lagi duduk cantik menunggu semuanya siap.

"Ayo makan" ucap Kalael sembari menghidangkan daging hasil panggangannya.

Kami semua menikmati acara barbeque sambil bercanda dan bercerita tentang masa depan hingga tanpa sadar daging yang kami makan tinggal sedikit.

"Sayang tambah dong dagingnya" pinta Nayla.

"Bentar yah, aku ambilin dulu" jawab Kalael.

"Jadi lo Sya beneran ga mau lanjut? kan Kalael yang ambil alih perusahaan ayah lo jadi lo bisa lanjut kuliah" tanya David.

"Hmmm gimana yah jelasinnya, lo tau kan impian gue itu mau keluar negri baik kuliah ataupun tidak yang penting harus keluar indo. Alasan dibalik itu semua karna seperti yang kalian semua tau kalau gue jarang bersosialisasi maka dari itu gue pengen keluar negeri untuk menjadi orang yang berbeda menjadi Kesya yang baru gitu... Hehehe agak childish emang pemikiran ini tapi niat gue dari dulu gitu... pengen aja gitu jadi Kesya yang ga kaku kalau ketemu orang banyak" jelas gue panjang lebar.

"Sayangnya impian lo harus kandas" timpa Dion. Tumben nih anak ikut nimbrung.

"Gak sepenuhnya kandas sih lebih tepatnya tertunda... begitu gue cerai sama Kalael gue bakal bikin impian gue jadi kenyataan. Maka dari itu gue minta doa kalian semua yah biar ayah gue cepet sembuh" ucap gue sambil memakan daging terakhir di piring gue.

"Nih makan! biar lo punya cukup tenaga selama tinggal sama gue" ucap Kalael sambil menaruh piring berisikan daging didepan gue.

Baru saja gue berniat mengucapkan terima kasih namun keheningan yang tiba-tiba membuat gue beralih menatap Nayla, David dan Dion yang ternyata menatap gue dan Kalael secara bergantian. Ahh baru sadar gue kan yang minta tambah daging Nayla.

"Ini Nayl lo tadi kan yang mau nambah daging" ucap gue sembari memberikan piring berisikan daging ke Nayla.

Kalael mengambil piring yang gue kasih ke Nayla dan mengembalikannya ke gue.

"Ini yang biasa buat lo, kalau untuk ayang gue harus yang spesial" ucapnya kemudian menaruh piring yang penuh dengan daging didepan Nayla kemudian merangkul Nayla dengan mesra.

"Kalau masih kurang bilang aja ke gue Sya ntar gue panggangin yang lebih banyak dan lebih spesial buat lo" ucap Kevin.

"Hahahah Okey" jawab gue sambil tertawa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!