"shock"

Gue bersantai diranjang menikmati kesendirian gue di rumah sambil menonton konten Seventeen di ponsel. Sebuah panggilan telpon masuk menghentikan kegiatan nonton gue.

"Halo Nay"

"Sya ada yang mau aku bicarakan, kamu bisa kesini ga?"

"Bisa kok, share aja lokasi lo dimana"

Begitu panggilan diputuskan gue segera bangkit beranjak dari kasur untuk bersiap-siap.

Tak butuh waktu lama gue udah siap dan langsung menuju kafe temapt Nayla nunggu.

...****************...

Gue mengedarkan pandangan kesegala penjuru kafe mencari keberadaan Nayla.

"Syasya disini" Nayla melambai-lambaikan tangannya sambil memanggil nama gue.

Gue langsung beranjak menuju tempat Nayla dan duduk dihadapannya yang ternyata sudah ada minuman dan cake coklat dimeja.

"Lo emang paling tau gue, the best lah" gue memberikan finger heart buat Nayla dan dia tersenyum.

"Jadi apa yang mau lo omongin?" tanya gue.

"Makan aja dulu, habisin" ujar Nayla.

Gue menyuapi sesendok cake coklat kedalam mulut gue dan menikmati rasanya, coklat yang lumer didalam mulut memberikan sensasi menyenangkan seolah menghibur gue.

"Sesuka itu ya kamu ama coklat?" tanya Nayla.

"Mmm" gue mengangguk mengiyakan.

Gue sedikit bingung dengan sikap Nayla hari ini, dia terlihat agak kaku padahal selama tiga tahun gue berteman dengan dia ga pernah sekalipun Nayla kaya gini. Dia selalu menjadi mood maker dimanapun dia berada.

"Aku harap kamu ga akan anggap Kalael sebagai coklat" gumam Nayla pelan.

"Ha?" tanya gue. Jujur gue denger gumaman Nayla tapi gue ga yakin dengan apa yang gue dengar.

"Ngga bukan apa-apa. Kalau ini Sya gimana? kamu mau coba ga cake aku" Nayla menyodorkan piringnya yang berisi cake dengan beberapa buah didalamnya.

"No big no. gue ga suka, sorry Nay gue tolak" tolak gue mengembalikan piringnya kedepan Nayla.

"Sya misal nih... misal yah Kalau seandainya di dunia ini cuma ada cake rasa buah, cake coklat atau jenis cake lainnya tuh ga ada atau dilarang pembuatannya. kamu bakal gimana? apa kamu memilih untuk memakannya atau pilihan yang lain mungkin.. gimana?"

"Lo ngajak gue kesini bukan untuk tanyain ini kan?"

"Ihh jawab dulu" rengek Nayla

"Gueee.... mending milih ga makan cake deh" jawab gue.

"Segitu ga sukanya ya Syasya ama buah?" tanya Nayla lagi.

Gue hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Aku harap kamu selalu liat Kalael sebagai cake buah bukan cake coklat" pinta Nayla sambil menatap gue.

Gue terdiam ga tau harus bilang apa, satu hal yang bisa gue pastiin yaitu Nayla cemburu.

Setelah perbincangan itu, gue dan Nayla saling diam seribu bahasa. Gue yang canggung buat ngomong dan Nayla yang ga gue tau pikirannya. Hal tersebut berlanjut hingga kami keluar kafe.

"Kamu bisa pulang duluan, aku dijemput sama Kalael... oh iya sepertinya aku sama Kalael bakal ga pulang hari ini kita ada rencana mau mendaki dan spertinya bakal bermalam disana" ujar Nayla.

"Okey" jawab gue singkat.

Gue hendak berjalan pergi meninggalkan Nayla namun sebuah mobil yang berhenti didepan gue menghentikan langkah gue.

"Ayo pulang" ucap Kalael. Orang yang membawa mobil tersebut adalah Kalael.

"Ayo" bukan... bukan gue yang ngomong tapi Nayla. Nayla berjalan masuk kedalam mobil.

"Kesya buruan masuk, gue sama Nayla mau mendaki lo mau ikut ga? kasian gue liat lo dirumah mulu" tawar Kalael.

"Klian duluan aja gue masih ada janji jadi ga bisa ikut mendaki" tolak gue.

"Janjian sama siapa lo? lo kan ga ada temen David juga masih diluar kota"

"Samaaaa.... mm anu ee.."

"KESYA" panggil seseorang yang sepertinya bisa menjadi malaikat penyelamat gue.

"Sya kamu ada wak.." belum selesai kak Adrian bicara gue udah memotong ucapnnya.

"Ada, kita kan udah janjian"

"Ha?!" muka kak Adrian tampak bingung. 'maaf banget kak aku harus memanfaatkanmu'.

"Kalian jalan gih, yang gue tunggu udah datang. Byebye" gue langsung menarik kka Adrian menjauh dan langsung masuk ke mobilnya. agak gak tau diri emang hehe.

"Bukannya tadi itu suami kamu?" tanya kak Adrian.

"Iyah, nanti deh aku jelasin. sekarang kak Adrian jelasin dulu ada apa cariin aku" sebenarnya sejak pagi kak Adrian udah hubungin gue bersamaan dengan Nayla tapi ga gue hirau.

"Itu mm Alya masuk rumah sakit dan katanya pengen dijenguk sama kamu"

"Alya sakit apa?"

"Hanya kecapean aja tadi makanya tiba-tiba pingsan di sekolah, emang dari kecil dia sering sakit-sakitan... Alya juga ga punya banyak temen makanya dia minta pengen dijenguk sama kamu"

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang, mumpung aku lagi free"

"Sambil jalan bisakan kamu jelasin soal tadi? soal suamimu tadi"

Gue mengangguk sebagai jawaban.

...****************...

Pukul 4 sore gue tiba di rumah dianter sama kak Adrian. Gue berencana untuk membuatkan Alya bubur dan sup karena Alya ga suka sama makanan rumah sakit.

"Kalau udah siap hubungi aku yah biar aku jemput" ujar kak Adrian.

"Ga usah kak, ga perlu repot-repot nanti aku naik taxi aja kesana, kak Adrian jagain aja Alya" tolak gue.

"Aduh tapi kayanya aku deh yang ngerepotin kamu"

"Ga kok, aku juga udah anggap Alya sebagai teman sekaligus adik aku. aku masuk ya kak byebye hati-hati dijalan"

Gue berjalan masuk kedalam rumah sedikit kebingungan begitu mendapati pintu rumah yang tidak terkunci. 'apa Kalael ama Nayla belum pergi ya?! atau mungkin mereka lupa ngunci pintu'.

Gue langsung menuju dapur untuk membuat bubur dan sup. Saat gue melewati tangga gue mendengar suara berisik dari lantai dua membuat gue penasaran untuk mengecek apa yang terjadi.

Belum juga gue sampai ke ujung tangga seseorang keluar dari kamar Kalael yang tak lain adalah Nayla. Langkah Nayla terhenti saat berhadapan dengan gue, tatapannya begitu tajam menusuk ke jantung. Gue berniat untuk bertanya tapi entah mengapa lidah gue terasa kelu.

"Semua ini gara-gara lo, gue benci ama lo Sya.. dasar ******" umpat Nayla, kemudian sengaja menabrak gue.

Gue terdiam bagai patung masih kencerna semua yang Nayla katakan, Nayla tadi benar-benar Nayla yang ga gue kenal.

"Sya.. Sya Kesya!"

"Ha? oh" Kesadaran gue kembali pulih setelah dikagetkan Kalael.

"Lo gapapa?" tanyanya.

"Hooh"

"Gue ambilin air minum dulu"

"Ga usah"

"Tadi gue sama Nayl.."

"Gue ga mau denger Kal bukan urusan gue juga, gue cape mau istirahat"

Geu masuk ke kamar gue dan menguncinya. Gue benar-benar shock dengan apa yang terjadi tadi sehingga gue memutuskan untuk beristirahat tak lupa pula gue mengabari kak Adrian kalau gue ga bisa ke RS.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!