"Kalael marah?"

Gue berjalan menuju kantin sekolah seorang diri, Nayla ga ikut masih kenyang katanya dia cuma nitip coklat sama air mineral saja sedangkan gue harus menuntaskan rasa lapar di perut gue yang keroncongan seperti orang demo. Namun langkah gue terhenti saat tiba-tiba seseorang menarik tangan gue kasar menuju sebuah ruangan kosong yang pernah gue masuki sebelumnya dengan orang yanng sama pula, Kalael.

"aww sakit" ucap gue sambil memegang bekas genggaman Kalael yang sedikit memerah.

"Maksud lo apa tiba-tiba terima perjodohan gila itu? lo tau ga gue udah nyaris berhasil batalin perjodohan gila itu dan lo mengacaukan semuanya" ucap Kalael murka bisa gue lihat dari rahangnya yang mengeras.

"gue ga mau jelasin apa-apa ke lo, namun yang pasti ada hal yang penting yang membuat gue harus terima perjodohan ini"

Bukannya gue ga mau jelasin alasan gue mau nerima perjodohan gila itu tapi gue ga mau Kalael ngatain ayah mengingat mulut nih cowok ga ada filternya dengan perkataan yang setajam silet.

"kenapa, udah ga perawan lo" ucap Kalael dengan nada mengejek. Kan apa gue bilang nih anak kalau ngomong ga ada filternya sakit banget sumpah.

"terserah lo mau ngomong apa gue gak bakal berubah pikiran"

"Egois lo! gue kira lo cuma ga punya teman ternyata lo juga ga punya hati, lo udah khianatin satu-satunya orang yang terima lo di sekolah ini"

"Ga usah ngatain gue egois gue tau Kal lo juga ga bisa batalin perjodohan itu kita sama-sama buntu"

Gue liat Kalael tampak memikirkan sesuatu, sepertinya dia masih mau berusaha.

"Okey gini kita nikah kontrak aja, kita rahasiain ini dari semuanya. Hanya orang tua masing-masing yang boleh tau soal pernikahan itu kita bakal lakuin secara private gimana?" usul Kalael.

Not bad lah.Kalau dipikir-pikir juga gue ga mungkin mau habisin waktu gue seumur hidup gue sama orang yang ga gue cintai sama sekali.

"Dari raut wajah lo gue yakin lo setuju, pikirin syarat yang lo mau gue juga bakal lakuin yang sama. Hubungi gue kalau sudah"

"Pe nga ca ra?" tanya gue dengan suara pelan namun pasti masih bisa di dengar Kalael.

"Lo nyiapin aja syarat lo gue yang urus sisanya. Ini nomor gue, gue tau lo ga punya kontak gue" Kalael memberikan kontaknya ke gue kemudian berjalan keluar ruangan.

Gue keluar ruangan kosong tersebut setelah selesai men-save kontak Kalael. Baru beberapa langkah gue meninggalkan ruangan itu sebuah intrupsi menghentikan langkah gue membuat gue melihat ke belakang dan mendapati David salah satu teman geng Kalael yang sedang memanghil gue.

"Lo ngapain didalam situ kosong loh ga takut ada apa-apa lo?"

"Ga lah ga takut apa-apa gue selain tuhan" ucap gue sambil bercanda kemudian gue sama David tertawa bersama.

"Mau ke kantin kan? bareng yuk. oh iya Nayla udah nagih titipannya"

"Astaga gue lupa, ayo buruan" ucap gue kemudian berlari kecil menuju kantin yang diikuti oleh David.

Sekedar info, gue pernah bilang kalau gue cuma punya satu teman di sekolah yaitu Nayla. iya bener Nayla satu-satunya temen gue tapi kenapa gue akrab sama David tapi ga pernah bilang dia temen gue, karna bagi gue David lebih dari sekedar teman, dia seperti kakak yang selalu ada kalau gue butuh. David juga yang menjadi alasan gue betah nongkrong berlima di kantin.

Ga banyak orang yang tau gue deket sama David karena hubungan kita tuh kek backstreet gitu wkwkwkwk... David tuh tulus orangnya dan sangat perhatian selain itu gue rasa yang buat gue nyaman sama dia yaitu dia bener-bener nge treat gue kek adik perempuannya ga pernah gue berpikir kalau itu perlakuan lebih yang mengarah ke cinta. Bukannya gue kePDan ya tapi emang kebanyakan cowo yang deketin gue selalu mengarah kearah itu walaupun pada akhirnya mereka memilih untuk mundur karena ga tahan ama sikap gue.

***

Gue berjalan masuk ke sebuah kedai kopi yang sangat terkenal di daerah sini 'coffeelosofi' namanya.

Gue mengedarkan pandangan ke penjuru kedai dan melihat sosok yang gue ajak ketemu yang sedang duduk di salah satu kursi yang berada di samping 3 orang wanita yang sedang berbincang sambil tertawa.

Sepertinya Kalael sudah saar dengan kedatangan gue dilihat dari tangannya yang dia angkat sambil digerakkan dengan gestur memanggil sambil menatap gue.

"Mau minum apa lo? tadinya mau gue pesenin langsung tapi gue gatau selera lo" tanya Kalael saat gue duduk.

"Coklat panas aja" jawab gue seadanya.

"Ga heran gue lo ga punya temen, ga asik banget sumpah untung Nayla baik jadi mau terima lo sebagai temannya"

Ucapan Kalael membuat gue terdiam apa gue emang setidak asik itu ya sampe hanya Nayla yang mau temenan ama gue.

"Hot americano?"

"Hhh HAHAHA"

Kalael terbahak membuat gue berpikir apa gue salah omong ya.

"udah ga usah paksa hot choco kan" lanjutnya kemudian memanggil waiters.

"jadi?" tanya gue pada Kalael.

"Sabar Kesya minuman lo aja belum datang"

Tak berselang lama seorang waiter datang membawa pesanan gue hot choco dan ada dua cake buah yaitu mangga dan strawberry yang sepertinya dipesan sama Kalael tadi.

"Tuh minuman lo, nikmatin dulu baru kita bahas"

"nih cake buat lo"

Kalael menyodorkan sebuah cake rasa mangga dilihat dari topingnya yang penuh dengan mangga.

"Gapapa, gue ini aja" kata gie sambil menunjuk cangkir di meja.

"Kalau lo ga suka inii... lo boleh deh ambil yang ini"

"Gue ga suka buah, sorry"

"ohh gitu bilang dong daritadi" stelah mengatakan itu Kalael kembali memanggil waiter dan ternyata ia memesan cake coklat buat gue.

"Udah lo pikirin persyaratannya?"

"Udah, gue hanya punya satu syarat yaitu gue ga mau skinship itu aja"

"Bingung gue sama cara berpikir lo, gini aja gue udah bicara sama pengacara gue dia bakal bikin kontraknya setelah kita nikah jadi lo boleh deh nambahin syarat lo entar"

"Habisin cake lo baru gue anterin pulang"

"Ga usah Kal, gue nelpon supir gue aja kita ga searah"

"Gue maksa itung-itung biar ayah sama bunda lo percaya sama gue dan ga curiga apa-apa lagian juga gue mau ke rumah Nayla"

Akhirnya gue pulang dianterin Kalael. Diperjalanan gue cuma diam aja gatau juga mau bahas apa.

"Gue lupa bahas mengenai Nayla" ucap Kalael tiba-tiba membuat gue menatapnya.

"Gue rasa keknya gapapa deh kalau dia ta..." lanjut Kalael namun gue memotong ucapannya cepat.

"Ga, ga boleh. Kita usahain ga ada yang tau, gue pengen pertemanan gue sama Nayla baik-baik aja gue ga mau Nayla jaga jarak dari gue karna hal ini"

"Okedeh kalau itu yang lo mau"

Keadaan di mobil kembali hening sampai gue tiba di rumah. Kalael memutuskan untuk mampir ke dalam buat ketemu dengan ayah dan bunda.

"Om tante, ini ada sedikit buah tangan"

Kalael memberikan ayah dan bunda sebuah bingkisan yang tadi ia beli di coffeelosofi yang gue pikir dia beli buat Nayla.

"Makasih nak, ga salah memang ayah milih kamu buat Kesya. Mari masuk"

"Sama-sama om, kayanya aku ga bisa lama deh om soalnya mau ke rumah temen udah ditungguin soalnya, maaf ya om tante"

"Gapapa, kamu mampir kesini aja bunda udah seneng loh, sering-sering mampir ya"

"Iya tante, om aku pamit" ucap Kalael kemudian memasuki mobilnya namun ia berbalik dan menghampiri gue dan membuat gue mengangkat alis bertanya.

"Gue balik"

HANYA ITU. Hanya itu yang mau dia bilang tapi jantung gue serasa minta keluar dari tempatnya. Bukan karna ucapannya melainkan karena dia mengucapkan itu sambil berbisik di telinga gue dan mengikis jarak antara gue dan dia hingga aroma mintnya tercium di indra penciuman gue. Gue ga pernah sedeket itu sama cowo selain ayah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!