"the day"

Gue duduk termangu menatap pantulan wajah gue sendiri disebuah cermin meja rias dengan banyak alat make up diatasnya. Perasaan baru kemarin gue fitting gaun pengantin namun sekarang gaun itu sudah membungkus tubuh gue dengan pas, yups hari ini hari pernikahan gue dengan Kalael.

Gue ga nyangka Kalael bener-bener menyiapkan semuanya dengan sangat cepat dan teliti, hanya dalam kurun waktu kurang dari seminggu setelah dia memberitahukan kedua orang tua kami untuk segera menikah semuanya siap. Sedangkan gue.... ga ada hal yang gue lakuin untuk pernikahan ini selain beli cincin dan fitting baju.

"Sayangnya bunda udah siapkan? ayo, sebentar lagi udah harus naik ke altar" panggil bunda yang baru saja datang.

Gue hanya mengangguk menanggapi panggilan bunda. Kalian pasti bertanya-tanya, Kenapa harus sampai naik ke altar? bukankah ini hanya sebuah private wedding yang hanya dihadiri oleh orangtua gue dan Kalael saja? Jawabannya iya, tadinya. Namun semuanya berubah pernikahan yang awalnya direncanakan hanya diketahui oleh orangtua saja malah berubah menjadi sebuah intimate wedding dimana pernikahan ini dihadiri oleh beberapa colega bisnis penting ayah dan papa Juan (gue manggilnya papa Juan sekarang hehe^^).

FLASHBACK ON~~

Semua anggota keluarga Ananda dan Adiwarman berkumpul disebuah ruangan yang didominasi oleh warna putih dengan sentuhan gold, lebih tepatnya ruang utama kediaman Adiwarman (Kalael beserta kedua orangtuanya).

Gue duduk berdampingan se-sofa dengan Kalael dengan bunda dan mama Rena dihadapan kami berdua sedangkan aya dan papa Juan berada disamping kiri kanan kami duduk di sofa yang berbeda. (pahami saja ya^^)

"Ada apa nih semuanya disuruh kumpul?" tanya gue antusias.

"Kalael, kamu belum ngasih tau Kesya ya?" tanya mama Rena pada Kalael.

"Ngasih tau apa nih mama Rena?, kayanya Kalael belum ada ngomongin apa-apa deh ke Kesya hari ini" tanya gue mulai kepo.

"Soal pernikahan kalian" bukan mama Rena melainkan bunda yang jawab.

"Ohh soal itu udah kok mah, Kalael udah ngasih tau kemarin. Lusa kan? bunda sama mama ga usah khawatir deh Kalael udah urus semuanya, kita tinggal santai aja sampai the day"

"Pernikahan kita dilaksanakan di hotel CaratLand dengan sedikit tamu undangan yaitu para colega bisnis ayah sama papa" ucap Kalael tanpa basa basi.

"Why?? bukannya rencananya tanpa tamu undangan?" tanya gue berpura-pura tidak mengerti.

"Kesya dengerin papa, kalian berdua sama-sama anak tunggal yang artinya kalian berdua menjadi satu-satunya penerus keluarga Ananda dan Keluarga Adiwarman. Untuk itu kalian berdua harus bertemu langsung dengan para kolega bisnis ayah sama papa, dan acara pernikahan inilah kesempatan yang sangat bagus untuk memperkenalkan kalian berdua" ucap papa Juan panjang lebar.

"Ngga banyak kok tamu undangannya, hanya beberapa rekan itupun dari luar negri semua dan salah satunya dr. Richo, dokter yang rencananya akan merawat ayah di Jerman" ucap ayah.

Gue pengen banget ngamuk namun gue memutuskan untuk menahannya dalam hati saja, gue ga mau merusak suasana bahagia ini.

Gue berdiri dari tempat gue duduk berjalan meninggalkan ruangan ini untuk mendinginkan otak gue yang mulai panas karna menahan emosi.

"Kesya ga marah ya, Kesya cuma butuh udara segar aja" ucap gue berhenti sebentar kemudian melanjutkan langkah kaki gue keluar rumah Kalael.

Kaki gue berhenti di sebuah taman yang sangat luas dengan berbagai macam bunga yang tertanam disitu. Gue mendudukkan bokong gue disebuah ayunan taman untuk segera menyegarkan pikiran.

Tak berselang lama, ayunan taman yang gue duduki sedikit bergoyang menandakan seseorang telah duduk dibagian kosong sebelah gue. Ketika gue menoleh gue mendapati Kalael yang sudah duduk smbil memainkan ponselnya.

"Ternyata lo itu cerewet, bawel dan manja juga ya, bener-bener bertolak belakang sama lo yang di sekolah. Lo yang disini ga beda jauh sama Nayla di sekolah, hanya saja semua yang Nayla lakuin imut sedangkan lo bikin ilfeel" ucap Kalael memecah keheningan diantara kami.

Gue hanya diam mendengar hinaan Kalael anggap saja sebagai permintaan maaf gue karna sudah mengacau kehidupannya.

Gue kembali merasakan ayunan sedikit bergoyang sepertinya Kalael hendak segera pergi dari sini, namun dugaan gue salah saat secara tiba-tiba Kalael mengunci pergerakan gue dengan menaruh tangannya pada sandaran ayunan taman di kedua sisi gue. Gue menenggadahkan kepala gue menatapnya penuh tanya.

"Jadi lo cerewet dan manja cuma ke para orangtua saja gitu, oh salah gue lupa kalau lo kek gitu juga ke David" ucap Kalael.

"Ga jelas lo" ucap gue sambil mendorong Kalael menjauh dari gue namun tubuh Kalael tidak terpengaruh sama sekali sama dorongan gue.

"Ini Kalael yang terlalu kuat atau gue yang terlalu lemah" ucap gue dalam hati.

"David bakal datang ke nikahan kita nanti"

Perkataan Kalael membuat gue membelalakkan mata gue kaget.

"Ga usah sok kaget kan lo yang ngasih tau dia" lanjut Kalael sambil melepaskan kedua tangannya pada sandaran ayunan.

"Maaf gue ga minta izin lo sebelum ngasih tau David" ucap gue.

"It's okey gue ga kaget kalau lo ngasih tau David. By the way, Gue kek tadi itu karna orangtua kita lagi ngintip dari sana (tunjuk Kalael menggunakan dagunya) jadi gue harap kedepannya kita harus kek gitu kalau lagi bersama orangtua kita"

"Okey, kalau hanya kek gitu gue setuju"

"Ayo balik ntar kalau gue balik sendiri bakal diomelin lagi" ucap Kalael.

FLASHBACK OFF~~

Gue berjalan memasuki aula wedding menuju altar didampingi oleh ayah, gue liat Kalael berdiri diujung altar menunggu kedatangan gue dengan raut wajah yang biasa-biasa aja hehe^^ secara kan ini hanya pernikahan kontrak saja bagi gue dan Kalael.

...****************...

Gue dan Kalael berjalan turun dari altar untuk berbaur dan menyapa para tamu undangan.

"Hai cantik"

Panggil seseorang sambil menepuk bahu gue membuat gue berbalik badan dan mendapat David yang terbalut setelan jas sedang tersenyum lebar.

"Waah David, lo cocok banget pake jas, tampannya jadi plus plus" ucap gue sambil mengacungkan dua jempol padanya.

"Jelas dong gue kaan emang tampan dari lahir, by the way lo juga cantik banget hari ini hampir aja gue khilaf nyekap Kalael terus gantiin dia buat jadi mempelai pria hahha"

Gue hanya tertawa merespon candaan David namun tawa gue terhenti saat merasakan sebuah tangan yang melingkari pinggang gue dari belakang. Yups tangan itu milik Kalael.

"Sayangnya lo gabisa nyekap gue" ucap Kalael.

Gue bingung harus berkata apa melihat mereka berdua saling tatap dengan tatapan yang sulit dimengerti.

"Hihi gue ga jadi khilaf karna gue harus jadi sahabat yang baik buat lo sama Kesya" ucap David sambil tersenyum mencurigakan yang membuat Kalael membalas senyumannya dengan sama mencurigakannya.

Gue semakin bingung melihat kelakuan aneh mereka berdua, daripada gue ikut aneh lebih baik gue segera pergi dari sini. Gue melepas tangan Kalael yang melingkar di pinggang gue dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua tanpa pamit. Gue memutuskan untuk menyapa para kolega ayah dan papa Juan yang belum sempat gue sapa tadi.

Hai i'm back🥰

Maaf banget baru bisa update lagi🙏🙏 ada kesibukan di real life yang harus aku urus.

Mohon untuk tidak bosan dengan novelku ya, dukungan kalian sangat berarti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!