Kisah Cinta Si Kembar Adha

Kisah Cinta Si Kembar Adha

Bab 1

Please baca novel Ini Asisten pilihan nona manja dulu ya sebelum membaca ini.🙏

Aya dan keluarganya berkumpul di kamar tempat aya menginap. Begitu juga dengan Azzam juga berada di sana. Setelah kurang lebih 30 menit kakaknya Daffin pergi mencari Daren, tetapi tidak ada hasil seperti yang sudah diprediksi oleh Aya.

"Karena kami tidak mau malu maka kami terpaksa menikahi Aya dengan Azzam, apa kamu keberatan lan?" tanya Abian dengan agak sedih.

"Itu keinginan aku sejak dulu, tapi aku kembalikan kepada mereka, Apakah mereka setuju?" jawab Alan.

"Dulu kami di jodohkan tanpa cinta, tapi lama kelamaan cinta itu tumbuh karena kebiasaan." ucap Abian.

"Sepertinya Azzam tidak masalah bang, karena sejak dulu dia memang sangat menyukai Aya." jawab Bella sang istri Alan.

"Bagaimana dengan Aya?" tanya Azzam karena dia tau bahwa wanita itu sangat tidak menyukainya.

Dia tidak mau mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"Dia sudah tidak punya pilihan kali ini." jawab Abian.

"Mohon maaf pa, ai nggak setuju menikah dengan Azzam., ai tidak mau, jika itu terjadi maka ai akan pergi dari rumah." jawab Aya.

"Kamu tidak punya pilihan lagi saat ini." ucap Abian tegas.

"Jika Aya tidak bersedia maka saya mohon maaf om, saya juga tidak bersedia."jawab Azzam.

Aya sedikit senang ketika Azzam menolak permintaan sang papa. Dia yakin bisa mengelak kaki ini, walaupun ada yang akan di korban sedikit.

"Pa, pa ai mohon, ai yakin papa tidak akan pernah membuat hidup air menderita seumur hidup." ucap Aya memulai aksi manjanya.

"Tapi kamu tetap menikah hari ini." jawab sang papa.

"Kamu tidak bisa menolak sampai kamu membawa pengantin pengganti saat ini juga, karena sebentar lagi acara akan di mulai." jawab sang papa yakin bahwa Aya tidak akan menemukan solusinya.

"Baik pa, ai lebih memilih Alfa sebagai suami di banding Azzam." jawab Aya menyakiti perasaan Azzam.

Saat Azzam merasa sakit hati dengan jawaban Aya, berbeda dengan Alfa. Dia merasa jantungnya berdetak lebih cepat ketika namanya dibawa-bawa oleh Adik majikannya.

"Apakah kamu bersedia Alfa."

Alfa bingung harus menjawab apa. Baginya menolak akan membuat harga diri sang nona hancur. Sedangkan Jika ia menerima, dia lebih takut lagi dengan bosnya Daffin.

"Kamu tidak usah segan sama saya." Jawab Daffin melihat Alfa bingung.

Daffin mengerti dengan perasaan Alfa. Dia juga paham Kenapa adiknya memilih Alfa dibanding Azzam yang kaya raya.

"Jika ai memang nyamannya sama Alfa nggak apa-apa pa, yang penting pernikahan ini tetap berjalan dengan baik, Alfa anak yang baik kok pa." ucap Daffin.

"Kamu benaran dengan keputusan kamu tadi?" tanya Abian.

"Iya pa, aku yakin."

"Baik, tapi setelah kamu menikah maka kamu tidak boleh tinggal beberapa bulan di rumah, kamu harus ikut Alfa sementara waktu." ucap sang papa.

"Baik pa, aku akan sanggup."

Abian dan Dita saling menatap ketika putrinya menjawab tanpa ragu. Aya Menang sudah terbiasa tidak tinggal di rumahnya. Namun tetap aja ditinggal di rumah mewah milik mereka di luar negeri.

"Bagaimana Alfa, kamu bisa membantu saya menjadi menantu saya?" tanya Abian.

"Gimana ya om, aku hanya ingin menikah satu kali seumur hidup." jawab Alfa semakin bingung dengan jawabannya sendiri.

"Ya kamu dan ai juga begitu, siapa yang suruh kamu main - main pernikahan, atau nikah kontrak segala, di sini tidak ada yang namanya nikah kontrak." jawab sang papa yang paham tentang nikah kontrak.

"Apa yang membuat nona Aya memilih saya?" tanya Alfa.

"Karena kamu pilihan yang cocok selain Azzam."

"Aya, di sini masih ada Azzam." tegur sang mama.

"Nggak apa-apa tante, sama saya santai aja." jawab Azzam tersenyum.

"Kamu anak yang baik, tapi sayang hatinya tidak memilih kamu." jawab mama Dita.

"Nggak apa-apa tante, hati tidak bisa dipaksakan, mungkin Alfa memang pilihan yang tepat."

"Alfa juga anak yang baik, baiklah siapkan diri kamu saat ini Alfa." perintah Abian.

"Saya ini tidak pantas bersanding dengan nona tuan." jawab Alfa merasa tidak enak.

"Kamu jangan banyak basa-basi dengan saya, kamu juga bagian dari kami, dan kamu memang anak yang baik, maka ayo nikahi. anak saya." ujar Abian.

"Ini perintah." ucap Daffin.

"Baik bos."

"Mulai saat ini hilangkan kata bos, panggil aku Abang ipar." ucap Daffin tersenyum kepada Alfa.

"Kamu yakin dengan pilihan kamu?" tanya Shena bingung dengan pilihan sang sahabat.

"Kenapa memang?" tanya Aya.

"Kenapa harus memilih dia yang asisten padahal ada Azzam sang calon CEO Adha.?" tanya Shena.

"Selagi di bumi ini ada pilihan lain selain Azam."

"Hater abadi Azzam." ucap Shena tersenyum.

"Biarin."

"Yuk keluar, mumpung papa belum berubah pikiran." ajak Shena.

Saat mempelai di panggil, di situlah Aya keluar dengan sedikit senyum. Aya didampingi oleh Shena dan mamanya.

Aya duduk di sebelah kursi yang sudah di tempatkan oleh Alfa. Dia agak sedikit tersenyum karena dia sudah posisi mau menikah.

Melihat wanita yang di cintainya ingin menikah membuat Azzam terluka. Bahkan di saat ada pilihan tetap saja Aya menolaknya karena alasan terlalu dekat dengan Azzam sejak kecil.

Setelah pernikahan selesai, Azzam pergi menjauh dari tempat pernikahan. Dia ingin menenangkan hatinya yang terluka.

Azzam keluar dari hotel mencari sebuah pub. Dia tidak pernah meminum minuman yang sudah di haramkan bagi agamanya. Namun karena terluka dia memilih minuman itu.

Dia yakin keluarganya akan mengutuknya jika tau apa yang ia lakukan.

Azzam sudah sempoyongan berjalan menuju hotel. Dia melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Saat menuju ke kamarnya dia melihat bayang - bayang Aya tersenyum kepadanya. Azzam lansung menarik wanita itu masuk kedalam kamarnya.

Dia tidak sadar dengan apa yang ia lakukan. Dia menodai wanita itu dengan paksa. Wanita itu hanya menangis karena tidak kuat melawan Azzam.

...****************...

Azzam terbangun mengucek matanya. Kepalanya masih pusing pagi ini. Dia merasakan bahwa ia membawa Aya tadi malam ke kamarnya. Namun dia tidak menemukan siapapun di kamarnya.

"Apa aku hanya bermimpi atau berhalusinasi?" ucapnya memijit kepalanya yang pusing.

"Sepertinya aku butuh tidur kembali." ucapnya lalu melanjutkan tidurnya kembali.

Dia juga malas untuk sarapan pagi bergabung dengan yang lain. Karena ia yakin bahwa wanita pujaan hatinya sedang bersama lelaki pilihannya.

"Arhhh, tapi jika aku nggak tidur akan membuat aku seperti orang yang sakit hati yang nggak move on, udahlah berendam dulu agar lebih segar." ucap Azzam bangkit dan lansung masuk ke kamar mandi.

Setelah cukup lama berendam akhirnya ia keluar dari kamar mandi. Ia keluar dari kamar setelah dia nampak sudah segar. Dia berjalan ke meja makan seolah ikhlas melepaskan Aya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!