Please baca novel Ini Asisten pilihan nona manja dulu ya sebelum membaca ini.🙏
Aya dan keluarganya berkumpul di kamar tempat aya menginap. Begitu juga dengan Azzam juga berada di sana. Setelah kurang lebih 30 menit kakaknya Daffin pergi mencari Daren, tetapi tidak ada hasil seperti yang sudah diprediksi oleh Aya.
"Karena kami tidak mau malu maka kami terpaksa menikahi Aya dengan Azzam, apa kamu keberatan lan?" tanya Abian dengan agak sedih.
"Itu keinginan aku sejak dulu, tapi aku kembalikan kepada mereka, Apakah mereka setuju?" jawab Alan.
"Dulu kami di jodohkan tanpa cinta, tapi lama kelamaan cinta itu tumbuh karena kebiasaan." ucap Abian.
"Sepertinya Azzam tidak masalah bang, karena sejak dulu dia memang sangat menyukai Aya." jawab Bella sang istri Alan.
"Bagaimana dengan Aya?" tanya Azzam karena dia tau bahwa wanita itu sangat tidak menyukainya.
Dia tidak mau mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Dia sudah tidak punya pilihan kali ini." jawab Abian.
"Mohon maaf pa, ai nggak setuju menikah dengan Azzam., ai tidak mau, jika itu terjadi maka ai akan pergi dari rumah." jawab Aya.
"Kamu tidak punya pilihan lagi saat ini." ucap Abian tegas.
"Jika Aya tidak bersedia maka saya mohon maaf om, saya juga tidak bersedia."jawab Azzam.
Aya sedikit senang ketika Azzam menolak permintaan sang papa. Dia yakin bisa mengelak kaki ini, walaupun ada yang akan di korban sedikit.
"Pa, pa ai mohon, ai yakin papa tidak akan pernah membuat hidup air menderita seumur hidup." ucap Aya memulai aksi manjanya.
"Tapi kamu tetap menikah hari ini." jawab sang papa.
"Kamu tidak bisa menolak sampai kamu membawa pengantin pengganti saat ini juga, karena sebentar lagi acara akan di mulai." jawab sang papa yakin bahwa Aya tidak akan menemukan solusinya.
"Baik pa, ai lebih memilih Alfa sebagai suami di banding Azzam." jawab Aya menyakiti perasaan Azzam.
Saat Azzam merasa sakit hati dengan jawaban Aya, berbeda dengan Alfa. Dia merasa jantungnya berdetak lebih cepat ketika namanya dibawa-bawa oleh Adik majikannya.
"Apakah kamu bersedia Alfa."
Alfa bingung harus menjawab apa. Baginya menolak akan membuat harga diri sang nona hancur. Sedangkan Jika ia menerima, dia lebih takut lagi dengan bosnya Daffin.
"Kamu tidak usah segan sama saya." Jawab Daffin melihat Alfa bingung.
Daffin mengerti dengan perasaan Alfa. Dia juga paham Kenapa adiknya memilih Alfa dibanding Azzam yang kaya raya.
"Jika ai memang nyamannya sama Alfa nggak apa-apa pa, yang penting pernikahan ini tetap berjalan dengan baik, Alfa anak yang baik kok pa." ucap Daffin.
"Kamu benaran dengan keputusan kamu tadi?" tanya Abian.
"Iya pa, aku yakin."
"Baik, tapi setelah kamu menikah maka kamu tidak boleh tinggal beberapa bulan di rumah, kamu harus ikut Alfa sementara waktu." ucap sang papa.
"Baik pa, aku akan sanggup."
Abian dan Dita saling menatap ketika putrinya menjawab tanpa ragu. Aya Menang sudah terbiasa tidak tinggal di rumahnya. Namun tetap aja ditinggal di rumah mewah milik mereka di luar negeri.
"Bagaimana Alfa, kamu bisa membantu saya menjadi menantu saya?" tanya Abian.
"Gimana ya om, aku hanya ingin menikah satu kali seumur hidup." jawab Alfa semakin bingung dengan jawabannya sendiri.
"Ya kamu dan ai juga begitu, siapa yang suruh kamu main - main pernikahan, atau nikah kontrak segala, di sini tidak ada yang namanya nikah kontrak." jawab sang papa yang paham tentang nikah kontrak.
"Apa yang membuat nona Aya memilih saya?" tanya Alfa.
"Karena kamu pilihan yang cocok selain Azzam."
"Aya, di sini masih ada Azzam." tegur sang mama.
"Nggak apa-apa tante, sama saya santai aja." jawab Azzam tersenyum.
"Kamu anak yang baik, tapi sayang hatinya tidak memilih kamu." jawab mama Dita.
"Nggak apa-apa tante, hati tidak bisa dipaksakan, mungkin Alfa memang pilihan yang tepat."
"Alfa juga anak yang baik, baiklah siapkan diri kamu saat ini Alfa." perintah Abian.
"Saya ini tidak pantas bersanding dengan nona tuan." jawab Alfa merasa tidak enak.
"Kamu jangan banyak basa-basi dengan saya, kamu juga bagian dari kami, dan kamu memang anak yang baik, maka ayo nikahi. anak saya." ujar Abian.
"Ini perintah." ucap Daffin.
"Baik bos."
"Mulai saat ini hilangkan kata bos, panggil aku Abang ipar." ucap Daffin tersenyum kepada Alfa.
"Kamu yakin dengan pilihan kamu?" tanya Shena bingung dengan pilihan sang sahabat.
"Kenapa memang?" tanya Aya.
"Kenapa harus memilih dia yang asisten padahal ada Azzam sang calon CEO Adha.?" tanya Shena.
"Selagi di bumi ini ada pilihan lain selain Azam."
"Hater abadi Azzam." ucap Shena tersenyum.
"Biarin."
"Yuk keluar, mumpung papa belum berubah pikiran." ajak Shena.
Saat mempelai di panggil, di situlah Aya keluar dengan sedikit senyum. Aya didampingi oleh Shena dan mamanya.
Aya duduk di sebelah kursi yang sudah di tempatkan oleh Alfa. Dia agak sedikit tersenyum karena dia sudah posisi mau menikah.
Melihat wanita yang di cintainya ingin menikah membuat Azzam terluka. Bahkan di saat ada pilihan tetap saja Aya menolaknya karena alasan terlalu dekat dengan Azzam sejak kecil.
Setelah pernikahan selesai, Azzam pergi menjauh dari tempat pernikahan. Dia ingin menenangkan hatinya yang terluka.
Azzam keluar dari hotel mencari sebuah pub. Dia tidak pernah meminum minuman yang sudah di haramkan bagi agamanya. Namun karena terluka dia memilih minuman itu.
Dia yakin keluarganya akan mengutuknya jika tau apa yang ia lakukan.
Azzam sudah sempoyongan berjalan menuju hotel. Dia melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Saat menuju ke kamarnya dia melihat bayang - bayang Aya tersenyum kepadanya. Azzam lansung menarik wanita itu masuk kedalam kamarnya.
Dia tidak sadar dengan apa yang ia lakukan. Dia menodai wanita itu dengan paksa. Wanita itu hanya menangis karena tidak kuat melawan Azzam.
...****************...
Azzam terbangun mengucek matanya. Kepalanya masih pusing pagi ini. Dia merasakan bahwa ia membawa Aya tadi malam ke kamarnya. Namun dia tidak menemukan siapapun di kamarnya.
"Apa aku hanya bermimpi atau berhalusinasi?" ucapnya memijit kepalanya yang pusing.
"Sepertinya aku butuh tidur kembali." ucapnya lalu melanjutkan tidurnya kembali.
Dia juga malas untuk sarapan pagi bergabung dengan yang lain. Karena ia yakin bahwa wanita pujaan hatinya sedang bersama lelaki pilihannya.
"Arhhh, tapi jika aku nggak tidur akan membuat aku seperti orang yang sakit hati yang nggak move on, udahlah berendam dulu agar lebih segar." ucap Azzam bangkit dan lansung masuk ke kamar mandi.
Setelah cukup lama berendam akhirnya ia keluar dari kamar mandi. Ia keluar dari kamar setelah dia nampak sudah segar. Dia berjalan ke meja makan seolah ikhlas melepaskan Aya.
POV Azzam
Beberapa tahun kemudian.
Aku ini lelaki yang ditinggal nikah oleh wanita idamanku. Wanita yang aku jaga sejak kecil ternyata lebih memilih menikah dengan seseorang.
Semenjak itu aku fokus menjalani bisnis papa. Aku tidak ingin menganggu kebahagiaan wanita itu.
Aku juga mendengar bawah wanita itu pergi meninggalkan rumah. Ketika aku mengikutinya keluar negeri, lagi - lagi aku agak kecewa karena wanita itu kembali ke mantannya.
Aku memantau wanita itu sesekali. Terkadang secara tidak sengaja aku menemui Alfa memantau wanita itu. Dan yang aku tau bahwa lelaki itu juga memperkerjakan Aya itu disana.
Setelah sekian lama akhirnya aku mencoba melupakan dia. Namun dalam perjalanan ada menuju rumah Aya tujuannya.
Di perjalanan aku kesal sendiri karena hampir saja menabrak seseorang wanita.
"Hey jika mau mati kelaut aja sana, jangan di sini, bikin repot aja." ucap ku sambil masuk kembali dalam mobil.
Aku memacu mobil keju rumah papa Abian. Keluarga ini salah termasuk sudah lama aku tidak temui mereka.
Sesampainya di sana bukan mendapatkan sambutan yang meriah. Akan tetapi Aku malah di berikan sebuah pukulan yang dahsyat oleg bang Daffin.
Aku bingung apa salahku sampai di pukul begini. Namun ternyata kesalahan ku fatal karena hampir menabrak Aya.
Aku lansung mencari Aya bersama abangnya Daffin. Namun lelaki yang menjadi suaminya lebih dulu menemuinya.
Setelah itu aku sadar bahwa Aya Memang bukan untuk diriku. Aku berpikir untuk ingin memulai hidup baru.
Lama setelah itu aku mendengar Aya dan Alfa sudha baikan. saya juga mendengar bahwa Aya di berikan sebuah perusahaan oleh om Abian.
Setelah Aya bekerja kamu berkomunikasi dengan biasa dengan Aya. Kali ini aku sudah menganggap dia sebagai adik sekaligus teman.
Ketika jam makan siang Aku dan Aya akhirnya pergi makan siang keluar. Kami sudah janjian dengan di kafe milik keluarga ku.
Kata wanita itu ada yang ingin dia tanyakan kepada ku mengenai kejadian waktu pernikahan dia. Entah apa yang mau ditanyakan wanita itu.Membuat penasaran saja.
Aya sudah duduk di depan ku. Aku yang di hubungi oleh Aya merasa senang. Karena memang sudah lama aku tidak makan siang bersama wanita ini.
"Kenapa kamu senang sekali nampaknya?" tanya Aya.
"Macam nggak tau aja, kamu sih memilih Alfa yang dingin itu, harusnya kamu pilih aku maka hidup kamu akan bahagia." ucap ku sambil tersenyum.
"Nggak ah, aku tidak habis pikir jika harus hidup di masa depan dengan kamu, bisa mati muda aku." jawab aya membuatku membelalakkan matanya.
"Mulut kamu jahat kali, kenapa seperti itu? aku kaya, aku ganteng, apa kurangnya aku?" tanya ku pura pura sedih.
"Kurang kamu banyak, buktinya kamu masih jomblo sampai sekarang." jawab Aya sambil tertawa mengejekku.
"Itu karena kamu, aku menolak wanita lain karena kamu." jawab ku tidak mau kalah.
"Jika aku nggak kenal kamu dari kecil mungkin aku tertarik dengan kamu, tapi ah aneh jika harus menikah dengan kamu, apalagi kamu agresif kali sama aku, aku nggak suka sama lelaki yang terlalu agresif." jawab wanita itu.
"Iya seleramu suka yang dingin - dingin, sama kayak tante Dita, apa nggak bosan kamu sama lelaki dingin, papa udah dingin, Abang juga." ucap ku membuat wanita itu agak emosi.
"Enak aja, papa dan abangku mana ada dingin, mereka yang paling hangat kepadaku." jawab Aya.
"Kamu tanya aja yang lain."
"Itu ke mereka yang bukan akrab dengan papa dan bang Daffin." jawab wanita itu tidak terima.
"Udah ah, ada keperluan apa kamu mengajak aku makan siang? tidak mungkin tidak ada udang di balik bakwan." ucap ku membuat Aya tersenyum.
"Ah kamu ngerti aku aja, aku mau minta tolong, kamu selidiki masalah yang terjadi di hotel kamu ketika hari pernikahan kamu." ucap Aya.
"Emang kenapa?" tanya ku bingung.
"Kamu kenal Shena kan?"
"Iya, Sahabat kamu itu." jawab ku dengan cepat.
"Kamu jangan bilang - bilang siapa-siapa, dia waktu itu ada masalah di hotel pas malam aku pesta di sana, aku mau menyelidiki kasus dia."
"Kamu bisa kasih tau detailnya?"
"Aku mau cari sesuatu, kamu bantu aku melihat seseorang yang masuk ke kamarnya." jawab Aya.
"Buat apa? kamu nggak boleh mencampuri urusan privasi seseorang."ucap ku sambil menasehatinya.
"Kamu nggak tau apa - apa, intinya kamu harus bantu aku, jika tidak aku akan ngambekin kamu selamanya."jawabnya mengancam aku.
Selalu seperti itu dan lucunya aku akan menurut.
"Biarin aja, toh udah istrinya orang."jawab ku tersenyum mendengar wanita itu mengancamku.
"Ayolah bantu aku Azzam." ucap Aya memegang tangan kanan ku sambil memasang wajah imutnya.
"Nggak usah sok imut." ucap ku mengacak rambut Aya.
Saat kejadian tersebut senyum di wajah Aya menghilang. Dia melihat Alfa dan seorang wanita sedang duduk di meja yang tidak jauh dari kami.
Aku melihat tatapan mata Aya dan Alfa bertemu. Namun ketika baru saja bertemu Alfa mengalihkan pandangannya. Dia nampak datar seperti biasa.
"Sibuk sama itu wanita sampai nggak bisa kekantor." ucap Aya dengan bergumam.
Aku memperhatikan arah tatapan Aya. Lelaki itu lansung melepas tangan wanita itu karena suaminya melihat ke arah mereka dengan dingin.
"Sana samperin suami kamu, nanti dia salah paham karena melihat kita " nasehat ku dengan tersenyum.
"Malas ah, dia nampak sibuk dengan wanita itu." jawab Aya.
"Kamu cemburu?emang itu siapanya? pacarnya ya? soalnya semenjak kamu pergi mereka tampak akrab sekali, bahkan wanita itu rela mengasuh anak kalian. cerita ku kepada Aya.
"Mungkin dia suka sama Alfa." jawab Aya dengan sambil meminum minumannya.
Alfa dan wanita itu nampak meninggalkan kafe. Hal itu semakin membuat Aya marah. Aku melihat kemarahan di wajahnya.
"Dia berubah lagi?" tanya Aya lebih tepatnya bicara sendiri.
"Ngomong apa tanyaku lagi?"
"Nggak apa-apa, tolong selidiki kasus ini, aku mohon sama kamu karena ini menyangkut nasib sahabat aku." ucap wanita itu.
"Kenapa kamu tidak minta tolong sama Alfa atau bang Daffin aja?" tanyaku kepadanya.
"Karena aku percaya kamu, aku yakin bahwa kamu bisa mencari tau ini." jawab Aya.
"Baiklah, akan aku bantu sebisa mungkin." jawab Azzam.
"Secepatnya kabari aku ya Zam." ucap Aya tersenyum manis.
"Kamu benaran nggak apa-apa?" tanyaku saat menyadari ada perbedaan melihat wajahnya.
Setelah melihat suaminya sedang keluar bersama teman wanitanya membuat wanita itu nampak murung.
Like, dan komen ya, terima kasih kepada pembaca setia***.
Azzam bersemangat mencari tau tentang apa yang terjadi di hotelnya. Dia sangat ingin mencari tau apa yang terjadi dengan Shena sahabatnya Aya.
Azzam juga mencoba meminta data beberapa tahun yang lalu. Namun ketika ia mendapati apa yang ia temukan membuatnya terkejut.
Karena yang ditemukan faktanya adalah dirinya sendiri yang melakukan semua itu.
"Aku? apa yang aku lakukan kepada Shena?" tanya Azzam menepuk jidatnya.
Rasanya kepalanya lansung pusing saat itu juga. Lama dia terdiam langkah apa yang ia lakukan. Dia tidak mungkin menikahi Shena Dia tidak mencintai wanita itu.
"Wanita itu pergi tanpa pamit, artinya dia tidak ingin aku tangung jawab, mungkin karena dia juga tidak mencintai aku." ucapnya agak sedikit lega.
"Tapi bagaimana jika Aya tau, wanita itu pasti akan heboh, sepertinya aku nggak usah kasih tau dia, semoga dia tidak meminta bantuan keluarganya." ucap Azzam.
Setelah tau siapa pelakunya maka Azzam berusaha untuk tidak bertemu dengan Aya.
Ketika perayaan pesta ulang tahun perusahaan Aya, Azzam berusaha menghindari wanita itu. Dia tidak ingin bertemu wanita itu dalam waktu dekat.
Agak cukup lama Azzam memikirkan caranya. Dia sangat ingin melihat anak yang terlahir dari wanita itu. Akan tetapi dia tidak ingin menikahi Shena.
"Jika aku ambil anaknya, siapa yang rawat?" tanyanya.
"Apa aku kasih dia uang untuk biaya hidup sehari-hari, dia pasti mau karena hidupnya juga nggak kaya - kaya amat." ucapnya bicara sendiri.
...****************...
Aya telah sampai di depan rumah Azzam. Dia segera masuk kedalam rumah. Sedangkan Alfa setelah Aya masuk, dia juga berangkat ke kantor.
Om Alan serta Tante Bella senang dengan kedatangan Aya. Mereka sudah lama tidak bertemu dengan Aya.
"Apa kabar Tante, om?" tanya Aya dengan lembut.
"Baik sayang, kangen sekali sama kamu." jawab Tante Bella.
"Makin cantik aja kan ma." ucap Alan kepada istrinya.
"Ah om bisa aja, om juga makin ganteng." jawab Aya.
"Tentu, jika tidak nggak mungkin Tante kamu bisa lengket seperti ini dengan om." jawab Alan sambil tertawa.
"Hahahah iya juga."
"Jangan dengarin om kamu, mama sehat sayang?" tanya Tante Bella.
"Alhamdulillah kesehatan mama semakin membaik."
"Alhamdulillah." ucap om Alan dan Tante Bella bersamaan.
"Om, Tante, Azzam masih adakan? aku mau bicara penting."
"Ada di kamar."
"Gimana ya, nggak mungkin aku kekamarnya, apa sebaiknya kita bicara di sini aja." ucap Aya dengan ragu.
"Ada masalah apa sayang?" tanya Bella.
"Lebih baik tunggu Azzam ke bawah dulu Tan." jawab Aya.
"Baik, Tante akan panggil Azzam." ucap Tante Bella.
"Biar aku aja ma." ucap Azzura yang kebetulan mendengar dari tangga.
Azzura berjalan menuju kamar saudara kembarnya. Dia memanggil Azzam yang sedang melamun di kamarnya.
"Zam ada Aya cari Lo."
"Aya, ngapain?" tanya Azzam kaget.
"Mana aku tau, emang aku peramal." jawab Azzura lansung menutup pintu kamar Azzam.
"Apa dia masih cari informasi lelaki itu? bagaimana jika dia tau? aduh bahaya " gumam Azzam sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Tidak sampai sepuluh menit Azzam sudah turun kelantai satu. Perasaannya merasa tidak enak dengan kedatangan wanita ini.
"Duduk zam." ucap papanya.
Azzam duduk tidak jauh dari papanya. Sedangkan Aya duduk di sebelah mamanya Azzam yaitu Tante Bella.
"Ada apa ai? Tante merasa ini kabar yang tidak baik." ucap Tante Bella.
"Sebelumnya aku minta maaf jika kedatanganku mengganggu semuanya, tapi aku harus sampaikan agar semua mendapatkan yang terbaik." ucap Aya dengan yakin.
"Cerita lah, apa Azzam melakukan hal yang tidak baik?" tanya mamanya.
"Kenapa mama bicara seperti itu?" tanya Azzam.
"Karena mama melihat ada yang berbeda dengan dirimu belakangan ini." ucap mamanya.
"Azzam telah melakukan pemerkosaan terhadap sahabat saya Shena Tan, om." ucap Aya.
"Astaghfirullah Azzam, apa yang kamu lakukan?"tanya mamanya.
"Apa benar itu Azzam?" tanya papanya dengan tegas.
Azzam bingung harus bicara apa kepada kedua orang tuanya. Dia juga yakin bahwa Aya sangat akan membencinya karena mengira dia bejat.
"Waktu itu aku mabuk pa." ucapnya sambil menundukkan kepalanya.
"Mabuk, astaghfirullahaladzim Azzam, beraninya kamu meminum minuman haram itu." ucap mamanya semakin histeris.
Azzam juga bingung kenapa dia nekat meminum minuman haram itu. Dalam hidupnya itu baru pertama melakukannya.
"Kamu yakin wanita itu tidak sedang menjebak dia Aya?" tanya papa Azzam kepada Aya.
"Shena bukan wanita seperti itu om, melihat videonya Azzam lah yang datang lalu membawa wanita itu ke kamarnya."
"Maaf Ai soalnya om Alan pernah dulu di jebak oleh wanita, lalu ngakunya hamil, ternyata bukan anak om Alan." ucap Tante Bella.
"Shena bukan wanita seperti itu Tante, aku bisa jamin,aku kecewa dengan Azzam, udah tau tapi berusaha menyembunyikannya." ucap Aya.
"Apakah anak itu sudah lahir?" tanya om Alan.
"Sudah, Shena sangat takut waktu itu memberi tau kita karena takut kita tidak akan percaya dia, makanya dia memilih pergi." ucap Aya.
"Kamu nikahi dia Azzam." perintah papanya.
"Pa apakah tidak tes DNA dulu, baru bertanggung jawab karena bisa jadi itu milik lelaki lain." ucap Azzam.
"Shena bukan wanita seperti itu Azzam." sangkal Aya dengan cepat.
"Nggak,semua salah kamu, kenapa kamu menyentuh minuman haram itu, tidak ada keluarga kamu yang mengajarkan." ucap om Alan.
"Aku selama ini tetap taat pa, tapi Aya tetap tidak memilih aku, aku kecewa hari itu karena di permalukan oleh Aya, dia menolak aku sebagai penggantinya, dan lebih memilih asisten itu." ucap Azzam agak emosi.
"Berati Aya bukan jodoh kamu." ucap Tante Bella.
"Apapun alasannya kamu tidak di perbolehkan meminum minuman itu, harusnya kamu paham hal itu." ucap om Alan.
"Nikahi secepatnya sahabat Aya, cari dia dan temukan dia secepatnya." perintah papanya sudah tidak bisa di bantah lagi.
"Bagaimana jika aku tidak setuju pa?" tanya Azzam.
"Kali ini papa sedang tidak meminta pendapat kamu." ucap papanya dengan tegas.
"Kami tidak saling mencintai pa, apa jadinya nanti pa rumah tangga tanpa ada landasan." jawab Azzam lagi.
"Lalu bagaimana dengan anak Shena? apa kamu pernah berpikir ke sana?" tanya Aya geram melihat lelaki itu.
"Ya, kamu tau rasanya hidup dengan orang yang tidak kita cintai, kamu aja pernah kabur." ucap Azzam.
"Buktinya kami disatukan lagi, mungkin memang Shena jodoh kamu, percayalah cinta akan tumbuh karena kebiasaan." ucap Aya mencoba meyakinkan Azzam.
Dia tidak ingin anak Shena besar tanpa sosok seorang ayah.
"Aya benar zam, kami tidak pernah membesarkan kamu menjadi lelaki yang tidak bertanggung jawab, mungkin memang Shena jodoh kamu, kamu udah punya anak, dewasalah." nasehat papanya.
"Mulai besok kamu kasih anak buah kamu tugas untuk mencari anak dan wanita itu. Dan setelah itu kalian menikah." ucap mama Azzam Tante Bella.
"Nanti aku kasih tau alamatnya Tan, nanti aku tanyakan di mana keberadaan dia. " ucap Aya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!