"apa yang terjadi" tanya Julia sambil mengemudikan mobilnya.
"kecelakaan" jawab August simpel.
"apa ada korban jiwa?" tanya Julia
"aku tak tau, jika ada pasti supir truk itu." ucap August.
"kau tak apa-apa?" tanya Julia.
"aku baik-baik saja. ngomong-ngomong mengapa Rafael mengundang kita makan malam? kali ini August bertanya.
"dia mengatakan senang setelah mengetahui hubungan kita, dan dia juga ingin mengenalkan sepupunya." ucap Julia.
"apakah tidak berlebihan?" tanya August.
"apa maksudmu?" Julia balik bertanya.
"ini tentang kita bukan dirinya, mengapa dia yang harus repot merayakannya." kata August.
Hening.
"sudahlah tidak usah dipikirkan, bagaimana pun Rafael teman kita, Tidak baik bila kita menolaknya." kata Julia.
lima belas menit kemudian. mereka tiba di golden lane restaurant. setelah memarkir mobilnya Julia langsung menaiki lift masuk menuju ruang VIP di lantai empat.
Tak banyak meja di ruangan ini, jadi mudah menemukan dimana Rafael.
Rafael berdiri melambaikan tangannya ketika melihat August dan Julia keluar dari lift.
"Brengsek! jika aku tau kau sekaya ini aku akan memukulimu waktu kau mencuri roti gulungku." ucap August.
Tak dipungkiri golden lane restaurant adalah restoran paling terkenal seantero Royan. tak semua orang bisa makan di restoran ini walaupun hanya memesan makanan yang ada di lantai dasar. harganya bisa membuat orang menepuk jidad.
Pertemanan August dan Rafael dimulai ketika sekolah menengah. ketika itu August yang berasal dari keluarga miskin tak pernah diberikan uang jajan sebagai gantinya ibu August selalu memberi bekal makan siang berupa roti gulung dan lainnya.
Setiap jam makan siang August sering mendapati roti gulung pemberian ibunya selalu hilang. hingga suatu hari ia memergoki Rafael tengah mencurinya.
melihat ia tertangkap basah. Rafael mengungkapkan bahwa ia menyukai roti gulung buatan ibunya August dan bersedia membayarnya atau mentraktir August.
Pertemanan mereka semakin akrab ketika ada kakak kelas yang mencoba membuli August, Rafael yang melihat itu lansung berlari meninju anak itu. walau akhirnya mereka berdua dipukuli.
"duduklah" ucap Rafael kepada Julia dan August.
"aku senang mendengar kalian meresmikan hubungan ke publik." ucap Rafael.
"omong kosongmu seolah-olah menganggap kami adalah artis yang besok akan menikah." kata August.
Julia yang mendengar ini tersenyum malu.
"Hahaha, baiklah aku tak kan menggoda kalian."
"Bro makan malam ini sebagai permintaan maafku" kata Rafael.
"maaf untuk apa?" tanya August.
"aku sangat menyesal tak berada di sana ketika peristiwa itu terjadi, aku juga tak menghadiri acara ulang tahunmu Julia, aku baru mengetahui semuanya setelah aku kembali." ucap Rafael penuh sesal.
"Tidak ada yang perlu dimaafkan, semuanya baik-baik saja." kata August.
"ngomong-ngomong dimana sepupumu bukankah kau ingin mengenalkannya pada kami." kali ini Julia berkata.
"itu dia" Rafael sambil menunjuk arah di belakang.
Tampak seorang wanita berjalan dengan anggun ke arah mereka yang sudah berdiri menyambutnya.
August terkejut melihat wanita itu.
bukankah dia wanita di taman itu. pikir August terus menatapnya.
Rasa cemburu mulai bergejolak di dada Julia ketika melihat August menatap tajam wanita itu. namun ia mencoba bersikap tenang.
wanita itu menggunakan gaun berpayet slash tanpa leher dan bahu lengan pendek berwarna biru, kulitnya putih mulus terlihat dari kaki dan bahunya juga area di sekitar dadanya yang terbuka.
August masih mengenali wanita itu walau busana yang dikenakannya berbeda. gelang mutiara biru di tangan kirinya itu yang membuat August yakin dia adalah wanita di taman itu.
Wanita itu berdiri di samping Rafael.
"perkenalkan ini sepupuku Aruna."
"Aruna ini August dan Julia." ucap Rafael.
Aruna tersenyum mengulurkan tangannya. August dan Julia menyambut uluran tangan Aruna.
ada kecanggungan diantara Aruna, August dan Julia.
Rafael menyadari itu, ia pun segera mencairkan suasana,
"Baiklah saatnya makan." ucap Rafael. mengangkat tangannya memanggil pelayan.
Pelayan segera membawa makanan yang sudah di pesan Rafael sebelumnya. di meja mereka tersaji, caviar, meat pie beberapa porsi craftsteak sebotol anggur putih dan lainnya. makanan-makanan mewah ini tak pernah August bayangkan untuk bisa mencipinya.
Tetapi rasa penasarannya di kalahkan oleh wanita bernama Aruna. ia ingin sekali bertanya tentang kejadian di taman itu. namun keberadaan Julia membuat geraknya terbatas.
"kau tak pernah bercerita tentang sepupumu selama ini?" tanya August.
"Aku pun baru mengetahuinya belakangan ini, dia cantik bukan?" tanya Rafael.
Degh!
pertanyaan Rafael seperti palu menghantam kepala August. setelah pertanyaan itu terucap. Aruna dan Julia melirik August menanti jawabnya.
"tentu" ucap August dengan terpaksa. ia melihat Aruna tersenyum kecil.
"Sepupumu sangat cantik, pasti banyak pria yang akan jatuh hati dengannya." ucap Julia sambil tangan kirinya mencengkram paha bawah August dengan keras.
"kalian terlalu banyak memuji" ucap Aruna santai.
"apa yang membuatmu berkunjung ke kota ini?" tanya August pada Aruna.
"hanya liburan, mungkin membuka bisnis dan mencari pria tampan." jawab Aruna datar.
mendengar itu cengkraman Julia semakin mengeras.
August mencoba bertahan menahan sakit, sial wanita ini kejam sekali, aku akan membalasnya. batin August.
"ah.. aku lupa mengabari orang tuaku, aku pulang terlambat." kata August. ia mengambil ponsel dalam saku bajunya lalu menunduk berpura-pura mengetik pesan. tangan kirinya memegang ponsel tapi tangan kanannya kini meraba paha Julia. belahan gaun di bagian kiri yang Julia pakai memudahkan aksinya tersebut.
Tangan August sudah sampai ujung paha Julia lalu mendekati area yang paling tersembunyi.
Julia yang sedang menyesap anggur di gelasnya tersedak ketika jari August menyentuh bagian tersebut.
"apa kau tidak apa" tanya August pura-pura.
"ya, aku terburu-buru meminumnya." jawab Julia dengan mata melototi August.
awas kau. ucap Julia dalam hati. ia lalu melepas cengkramannya. August pun menghentikan aksinya.
Aruna seolah mengerti apa yang sedang terjadi hanya membuang muka terlihat wajahnya memerah menahan malu, sementara Rafael asyik melahap makanan yang tersaji.
suasana semakin cair, empat orang tersebut tertawa bersama, sungguh makan malam yang menyenangkan.
Makan malam berakhir. August dan Julia berjalan ke area parkir.
"sepertinya aku terlalu banyak minum kau saja yang menyetir." pinta Julia.
"kau bawa saja mobil ini setelah mengantarku pulang" tambah Julia.
"Baiklah." August lalu mengambil kunci mobil dari tangan Julia lalu membukakan pintu untuknya.
Sudah hampir tengah malam. jalanan terlihat lengang.
hanya satu atau dua kendaraan terlintas dalam beberapa menit.
Julia memandangi August. August terlihat kikuk.
"ada apa? kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya August.
"apakah tidak boleh aku melihat kekasihku yang tampan" ucap Julia.
Walau mereka sudah resmi berpacaran. August masih salah tingkah bila Julia menggodanya. mengingat hubungan mereka sebelumnya layaknya tom and Jerry.
"kurangi kecepatan mobil ini?" pinta Julia.
"ada apa?" tanya August.
"tidak perlu buru-buru. kau pikir bisa pulang begitu saja setelah apa yang kau lakukan? aku akan balas dendam." kata Julia.
Julia melepas sabuk pengamannya, ia mulai mendaratkan ciuman di wajah dan leher August. August tak bisa berkutik. ia tetap harus fokus mengemudikan mobil. ciuman dan kecupan Julia bertubi-tubi membuat August tak berdaya hingga akhirnya Julia membungkuk membuka resleting celana August meraih sesuatu yang terlihat bergerak ingin meloncat
Malam semakin larut. terlihat laju mobil yang mereka tumpangi sangat lambat terkadang oleng ke kiri atau ke kanan. namun mereka selamat sampai tujuan, setelah mengantarkan Julia August pun pulang ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments