Di hari yang sama di tempat yang terpisah. Seorang pria berpakaian rapi sedang turun dari mobil mewah. Pria itu menggerakkan tangannya untuk menyuruh supir pribadinya untuk tetap tinggal di dalam mobil. Pria itu melangkahkan kakinya menyusuri sebuah gang sempit.
Pria itu adalah Arjuna. Sesekali dirinya memakai jasa supir pribadi jika dirinya mempunyai masalah yang sulit diselesaikan. Pria itu berada di tempat ini tentu saja berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh Marissa. Arjuna bukan orang yang bodoh. Dia bisa menjalankan perusahaan milik orang tuanya karena Arjuna mempunyai otak yang pintar dan insting yang tajam.
Masalah Marissa bukan masalah sepele bagi Arjuna. Sejak, dokter Marsel memberitahukan diagnosa tentang apa yang dialami oleh Marissa saat itu. Arjuna sudah memikirkan kemungkinan kemungkinan terburuk siapa sebenarnya ayah dari janin yang dikandung oleh putrinya itu.
Arjuna banyak terdiam. Selain karena rasa marah dan rasa kasihan yang bersatu di hatinya. Arjuna juga menganalisa setiap apa yang dikatakan oleh Marissa dan mama Nisa.
Kesimpulan pertama, Arjuna bisa merasakan jika Marissa memang benar benar tidak mengetahui siapa ayah dari janin yang dia kandung.
Tujuan Arjuna berada di tempat ini adalah untuk meminta keterangan dari Dino. Pria yang dekat dengan putrinya itu. Tadi malam. Arjuna berusaha meredam kemarahan karena Arjuna tidak ingin membuat kegaduhan di rumahnya sendiri.
Tidak sulit bagi Arjuna menemukan rumah Dino. Pria itu terlihat sangat terkejut melihat Arjuna berdiri di hadapannya setelah membuka pintu. Hari ini, Dino tidak mengantarkan ibu Nilam bekerja di rumah Arjuna karena pria itu ingin menghindar dari Arjuna. Tapi apa yang di pikirannya ternyata salah. Kini Arjuna menatap Dino dengan tajam. Bahkan, Arjuna mendorong tubuh Dino dengan kasar masuk ke dalam rumah.
"Apa yang kamu lakukan kepada putriku?" tanya Arjuna tanpa basa basi. Arjuna mendorong Dino hingga terduduk di sebuah sofa yang sepertinya baru dibeli.
"Aku sudah mengakuinya tadi malam pak. Tapi Marissa yang tidak bersedia menikah denganku," jawab Dino ketakutan.
"Kamu melakukan itu kepada putriku?. Kamu memaksa putriku?" tanya Arjuna. Pria itu menduga jika Dino melakukan hal itu kepada Marissa dalam kondisi yang tidak sadar.
"Aku bisa memasukkan kamu ke dalam penjara. Lagi pula, Marissa tidak menginginkan pertanggungjawaban kamu," kata Arjuna marah. Dia bahkan menginjak kaki milik Dino.
"Tega sekali kamu Dino," kata Arjuna. Pria itu akhirnya melayangkan tinju ke wajah Dino.
"Marissa tidak sebaik yang kamu duga pak," kata Dino setelah mengusap wajahnya yang masih sakit.
"Apa maksud kamu?"
"Apa babak ingin mengetahui yang sebenarnya?" tanya Dino. Arjuna menatap Dino sangat tajam.
"Perhatikan sofa ini Pak, di dapur juga sudah ada kulkas baru. Ini semua dari Marissa. Dia menginginkan dirinya hamil karena ingin mengusai harta bapak. Aku menceritakan ini karena kasihan kepada ibu Nisa yang tulus menyayangi Marissa tapi Marissa tidak tahu diri. Awalnya aku ingin tetap ingin mengikuti skenario Marissa. Tapi aku tidak ingin terus larut dalam dosa."
"Jangan bertele tele kamu. Aku tidak bisa menangkap maksud dari perkataan kamu itu," kata Arjuna tajam.
Dino pun akhirnya mengatakan apa yang sudah diperintahkan oleh mama Nisa kepada dirinya. Mereka memfitnah jika Marissa bukanlah gadis yang baik. Marissa justru ingin menghancurkan rumah tangga Arjuna dan mama Nisa. Dino mengatakan apa yang terjadi tadi malam adalah skenario Marissa.
Arjuna merasakan kepalanya sangat berat setelah mendengar perkataan Dino. Dino tidak mengatakan inti dari masalah yang dipertanyakan oleh Arjuna. Kedatangan Arjuna ke rumah itu untuk memastikan jika Dino adalah ayah kandung dari janin yang berada di rahim Marissa justru dihadapkan dengan masalah baru yang membuat dirinya tidak percaya.
Arjuna meninggalkan rumah Dino tanpa mengetahui siapa sebenarnya pemilik benih itu. Yang dia dapatkan adalah informasi tentang Marissa yang ingin menghancurkan rumah tangganya lewat kehamilan itu.
Dengan penuh amarah tertahan. Arjuna memerintahkan supir pribadinya menuju rumah kediamannya. Ketika dirinya tiba di rumah itu. Arjuna menemukan situasi rumah yang membuat dirinya tertegun sebentar.
Ruang tamu berantakan dengan dengan barang barang yang berserakan. Bantal sofa berserakan di lantai dan ada pecahan vas bunga juga. Di sofa mahal itu. Mama Nisa menangis terisak.
"Ada apa ini sayang?" tanya Arjuna panik. Masalah Marissa belum selesai. Kini pria itu dihadapkan dengan keadaan istrinya yang sangat bersedih.
"Diam kamu pa.. Kamu tega kepadaku. Pantas saja kamu bersikap tenang mengetahui Marissa sedang hamil ternyata karena itu adalah hasil perbuatan kalian berdua?" kata mama Nisa sambil menangis. Tangannya bergerak memukul tubuh Arjuna.
"Apa maksud kamu?."
Arjuna semakin bingung. Baru saja Dino mengatakan hal buruk tentang Marissa kini mama Nisa menuduh dirinya menghamili Marissa.
"Kalian bermain di belakang ku kan mas.Kalian memanfaatkan waktu yang aku berikan untuk kalian berdua. Pantas saja kamu tidak mengaku lelah mengantarkan Marissa setiap pagi ke sekolah. Ternyata itu hanya alasan supaya kalian mempunyai waktu berdua."
Arjuna semakin tidak mengerti apa yang menjadi tuduhan istrinya terhadap dirinya. Mendengar perkataan marah dari istrinya. Arjuna mengingat setiap perkataan yang dia dengar tadi dari Dino.
"Apakah ini saling berhubungan?" tanya Arjuna dalam hati. Pertanyaan Arjuna itu memang berhubungan. Tapi Arjuna tidak mengetahui jika mama Nisa bersandiwara seperti ini karena sudah mendengar laporan dari Dino jika Arjuna mendatangi rumahnya.
Mama Nisa tidak ingin gagal dalam rencana itu. Setelah rencana pertama gagal. Dirinya menemukan rencana ini. Menjadikan dirinya sebagai pihak yang tersakiti padahal dirinya yang menyakiti.
"Nisa, jangan menuduh aku sembarangan dan serendah itu. Aku menyayangi Marissa layaknya seorang papa ke putrinya. Bukan rasa sayang bentuk lain. Dan aku rasa kamu bisa melihat hal itu."
Arjuna tidak terima semua tuduhan istrinya itu. Arjuna membantah dengan kebenaran karena memang seperti itulah kenyataan yang sebenarnya. Selama ini dirinya sangat setia terhadap Nisa karena Arjuna sangat mencintai wanita itu. Bentuk rasa cintanya dis tunjukkan dengan menerima istrinya itu.
"Bohong. Kamu dan Marissa sama sama orang yang tidak tahu diri," teriak mama Nisa marah. Wanita itu semakin pintar memerankan wanita yang tersakiti. Perkataan dan gerakannya tidak menunjukkan jika dirinya saat ini hanya berpura pura.
Arjuna menarik nafas panjang. Mendapatkan tuduhan dari mama Nisa seperti itu membuat pria itu marah. Tapi ketika mama Nisa mencampakkan ponsel ke pangkuannya membuat pria itu semakin bingung.
"Apa ini?" gumam Arjuna sambil memperhatikan video itu dengan seksama. Ketika dirinya melihat dengan jelas apa yang Ada di video itu. Arjuna bukan hanya terkejut. Arjuna melemas dan bersandar di sofa dengan lesu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments