Permintaan Mama

Sakit hati tidak membuat Marissa langsung membenci atau bersikap tidak sopan kepada kakek dan Neneknya. Gadis belia itu bahkan membuat jus buah sebelum kakek dan nenek pergi dari rumah. Inilah salah satu sikap yang membuat Arjuna dan Nisa semakin sayang kepada Marissa. Gadis belia itu selalu memaafkan orang yang menyakitinya walau tidak ada permohonan maaf. Bukan hanya memaafkan. Marissa juga bersikap baik seakan sudah lupa hal yang membuat hatinya sakit.

"Marissa, kemari," panggil Nisa. Nisa memanggil Marissa dari pintu kamar yang baru saja mengantarkan nenek dan kakek sampai ke mobil. Kedua orang tua itu, akan berangkat ke luar Kota dan mungkin berbulan bulan supaya kembali ke kota ini. Nisa tidak ikut mengantarkan nenek sampai ke mobil karena wanita itu mendadak sakit kepala. Tapi bukan sakit kepala yang sebenarnya. Itu hanya alasan menyembunyikan sakit hatinya kepada kedua mertuanya.

"Ada apa ma?" tanya Marissa kemudian menjatuhkan tubuhnya di ranjang empuk milik Nisa dan Arjuna. Nisa melakukan hal yang sama. Wanita itu berbaring telentang seperti yang dilakukan oleh Marissa. Mereka memang sering melakukan seperti itu jika Arjuna tidak ada di rumah. Marissa tidak hanya sebagai anak angkat bagi Nisa, Marissa juga bisa sebagai sahabat untuk wanita itu.

"Nanti sore, kita ke dokter ya!, kata Nisa sambil memiringkan tubuhnya supaya bisa menatap Marissa.

"Untuk apa ma, aku tidak mual mual lagi."

"Tapi kan ada baiknya kita periksa secepatnya. Aku mengkhawatirkan kamu sayang," kata Nisa sambil memainkan rambut Marissa. Marissa tersentuh mendengar perkataan Nisa. Dia sangat jelas mengetahui jika Nisa adalah bukan mama kandungnya. Tapi Marissa bisa merasakan kasih sayang seperti dari seorang mama kandung.

"Hari ini, jangan dulu ya ma!. Tapi kalau besok masih mual. Aku janji akan ikut saran mama dan papa untuk berobat."

Nisa menganggukkan kepalanya. Kemudian wanita itu kembali terlentang dan menatap langit langit kamar. Marissa menoleh ke mama Nisa ketika mendengar wanita itu menghela nafas panjang.

Seketika itu juga, Marissa merasa kasihan kepada sang mama. Marissa mengetahui apa yang menjadi beban pikiran mama Nisa. Tidak lain tidak bukan pasti karena kedatangan Kakek nenek dan semua perkataannya.

"Mama, apa mama sedih karena semua perkataan kakek dan nenek?" tanya Marissa. Walau dirinya sangat disayang oleh Arjuna dan Nisa. Marissa tidak khawatir jika Arjuna dan Nisa mempunyai anak kandung. Dirinya justru menantikan hal itu. Marissa juga ingin mempunyai adik dari kedua orang tua angkatnya.

"Setiap wanita menikah pasti menginginkan seorang anak Sa," jawab wanita itu sedih. Dia dan Arjuna sudah menikahi lebih dari sebelas tahun tapi sampai saat ini tanda tanda kehadiran seorang anak tidak ada dalam kehidupan mereka.

"Mungkinkah itu karena mama dan papa mengangkat aku sebagai anak kalian?" tanya Marissa. Gadis belia itu terkontaminasi dengan semua perkataan kakek dan nenek yang mengatakan dirinya adalah anak pembawa sial dalam rumah tangga Nisa dan Arjuna.

"Tidak sayang. Tidak ada hubungannya karena kami mengangkat kamu menjadi anak sehingga mama tidak kunjung hamil. Jangan katakan itu sekali lagi. Mama tidak suka."

"Maaf ma."

Nisa membelai rambut Marissa dengan penuh kasih sayang.

"Jadi bagaimana kalau kakek dan nenek benar benar meminta papa untuk menikah lagi," kata Marissa membuat wajah Nisa kembali mendung. Sebagai istri, dirinya tidak mengharapkan suaminya untuk menikah lagi dengan alasan apapun termasuk dengan alasan ketidakhadiran anak kandung di dalam rumah tangga mereka.

"Itu tidak akan pernah terjadi," jawab Nisa dengan sangat yakin. Marissa menganggukkan kepalanya berharap apa yanng dikatakan oleh mamanya adalah kenyataan nantinya. Marissa dapat melihat kedua orang tuanya saling mencintai. Bahkan dirinya menginginkan jika kelak menikah, Marissa berharap mendapatkan suami seperti Arjuna yang sangat mencintai mama Nisa dengan segala kekurangannya.

"Aku pun tidak yakin papa mau menikah lagi ma. Papa sangat mencintai mama," kata Marissa mengatakan apa yang sebenarnya dan kata kata itu bisa membuat Nia merasa terhibur.

"Maksud perkataan mama tadi. Mama akan berusaha keras supaya papa kamu tidak akan pernah menikah lagi," kata Nisa memperjelas perkataannya tadi.

"Maksud mama?"

"Mama hanya seorang wanita yang mandul Sa. Kakek dan Nenek akan berusaha keras juga supaya papa kamu mendapatkan keturunan kandung. Mama diberi waktu satu tahun untuk berobat dan hamil."

Kini Nisa terlihat frustasi. Bukan hari ini, yang pertama kedua mertua memberikan ancaman. Dua bulan lalu, juga kedua mertuanya sudah memberikan ancaman yang lebih menakutkan. Calon istri kedua bagi Arjuna bukan hanya sekedar ada tapi sudah bekerja di perusahaan yang sedang dipimpin oleh Arjuna saat ini atas rekomendasi dari kedua mertuanya. Hal itu dilakukan oleh sang Kakek untuk mendekatkan Arjuna dengan wanita itu. Kedua mertuanya dan wanita itu sengaja menyembunyikan identitasnya supaya Nisa tidak bisa melabrak wanita tersebut. Hampir satu bulan setelah mengetahui rencana kedua mertuanya, Nisa berusaha menemukan pria itu diantara ratusan karyawan wanita yang ada di perusahaan milik suaminya. Tapi usahanya tidak membuahkan hasil.

Dan yang membuat Nisa frustasi. Arjuna bersikap cuek jika ditanya tentang hal itu. Pria itu mengaku tidak ada wanita yang berusaha mendekati dirinya di kantor.

"Ma, jangan berkata seperti itu. Mungkin saja waktunya belum tepat. Aku sangat yakin. Papa dan mama akan mempunyai anak kandung," kata Marissa memberikan semangat kepada sang mama. Nisa tidak menanggapi. Tapi sorot matanya jelas menunjukkan kesedihan yang sangat dalam. Melihat itu, Marissa memeluk mama Nisa.

"Tapi entah mengapa. Mama mempunyai firasat jika apa yang dikatakan oleh kakek nenek kamu akan menjadi kenyataan," kata Nisa sedih. Marissa tidak tahu harus mengucapkan apapun yang membuat sang mama bisa terhibur.

"Sa, kamu sayang mama kan?" tanya Nisa.

"Sayang ma. Sangat sayang malah," Marissa serius. Gadis belia itu berharap sang mama bisa terhibur dengan mengetahui rasa sayangnya yang sangat dalam.

"Benar sayang?. Marissa menganggukkan kepalanya cepat.

"Kalau mama meminta sesuatu kepada kamu. Kamu mau mengabulkan permintaan mama?"

"Mama minta apa. Selagi bisa dan ada padaku apa yang mama minta. Pasti aku berikan."

"Benar. Janji?"

"Benar ma. Aku janji. Mama minta apa?"

Marissa tidak ragu ragu berjanji akan memberikan apapun permintaan sang mama. Marissa ingin membalas kebaikan wanita yang menjadi mama angkatnya itu.

"Tidak hari ini sayang. Mungkin suatu hari nanti. Mama sangat senang ternyata kamu sangat menyayangi mama. Makasih ya Sa," kata mama Nisa. Wajahnya sudah berubah ceria.

Melihat wajah mama Nisa yang tidak terlihat sedih lagi. Marissa ikut tersenyum. Dia merasa senang karena bisa membuat wanita itu melupakan kedatangan dan perkataan Kakek dan Nenek.

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

anaknya nisa wae ksn bisa jadi cucu "cicit
.....nini aki,terimaalah lapang dada mereka...nasib marisa -nisa,samadimata ini aki

2022-10-26

0

Mesra Jenahara

Mesra Jenahara

ayo lanjut kak cantik 🤗🤗🥰🥰

2022-10-24

0

Anah Raditya Arrasya

Anah Raditya Arrasya

pertama seru jg..

2022-10-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!