Pendapat Dewi

"Ada apa dengan kamu," tanya dewi kepada Marissa yang termenung sendiri di dalam kelas. Marissa bersikeras masuk sekolah hari ini karena keinginannya untuk menghilangkan janin itu dari tubuhnya sudah bulat. Marissa takut terlalu banyak absen jika hari ini dirinya tidak masuk.

Hari ini adalah hari ketiga di semester genap bagi mereka untuk menerima pelajaran dan pendidikan dari pihak sekolah. Para teman teman sudah keluar dari ruangan karena saat ini adalah jam istirahat pertama. Marissa dan Dewi berada bertahan di ruangan itu karena mereka sama sama mempunyai masalah serius. Marissa dengan kehamilannya dan Dewi dengan masalah kesehatan ibunya.

Marissa menggelengkan kepalanya. Hamil di luar nikah adalah aib. Dia tidak akan memberitahukan kehamilan itu kepada Dewi. Marissa takut jika kabar itu akan cepat menyebar dan akan membuat dirinya malu.

Dua tahun saling mengenal. Tentu saja, Dewi mengenal karakter temannya itu. Marissa adalah teman yang paling menyenangkan dan periang. Melihat wajah mendung temannya itu. Dewi sudah menduga jika Marissa mempunyai masalah.

Di tengah masalah yang kini dihadapi oleh dirinya. Marissa mengingat masalah apa yang dihadapi temannya itu. Arjuna sudah bersedia membantu Dewi tapi sepertinya akan tertunda karena masalah kehamilannya. Marissa sengaja tidak menyinggung tentang pembicaraan dengan Arjuna kepada Dewi. Bukan karena berniat menunda. Tapi Marissa merasa perlu untuk memperjelas bantuan itu kepada Arjuna.

"Jangan pendam sendiri, jika kamu mempunyai masalah Marissa. Terkadang kita harus butuh teman untuk mengatasi masalah Kita sendiri. Sudah kodrat manusia harus saling membutuhkan. Manusia adalah mahkluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Maka dari itu, jangan pendam sendiri masalah yang kamu hadapi," kata Dewi. Dia sudah mengalami sendiri. Bercerita kepada Marissa tentang penyakit dan kondisi ibunya membuat Dewi mempunyai harapan.

Marissa membenarkan perkataan Dewi. Tapi masalah yang dia hadapi saat ini bukan masalah biasa. Masalah yang berkaitan dengan harga dirinya.

"Menurut kamu. Apakah seseorang bisa hamil tanpa melakukan dosa?" tanya Marissa. Dia akhirnya bertanya hal itu tanpa menyebutkan bahwa dirinya saat ini sedang hamil.

"Bisa, jaman kan sudah canggih."

"Maksud kamu?" tanya Marissa bingung.

"Ada ilmu kedokteran yang bisa membuat seorang wanita hamil tanpa berbuat hubungan dewasa itu," jawab Dewi. Gadis itu bahkan mengeluarkan ponsel dari saku rok miliknya dan mencari bukti di internet atas apa yang dia katakan tadi.

"Ternyata ada," gumam Marissa. Dia baru saja membaca apa yang dikatakan oleh dewi di ponsel wanita itu.

Marissa mendadak gelisah. Dia sangat yakin jika dirinya hamil dengan sistem yang baru saja dia baca.

Otaknya terus berputar mengingat kejadian tiga hari ini yang terjadi kepada dirinya. Kecurigaan langsung mengarahkan ke mama Nisa. Wanita itu menunjukkan jika dirinya menginginkan janin itu. Itu artinya, mama Nisa lah dalang atas semua ini.

Marissa mendadak ingin pulang saja. Dia ingin bertanya langsung atas kecurigaannya kepada mama Nisa. Tapi akhirnya Marissa tetap bertahan di ruangan itu. Seperti dewi yang mengingatkan dirinya akan kodrat manusia adalah mahkluk social. Marissa sadar jika dirinya butuh teman untuk membuktikan kecurigaannya.

Sekarang yang pertanyaan Marissa dalam hati adalah siapakah Pemilik benih itu. Apakah dia Dino?.

Marissa terus memikirkan siapa yang menjadi Ayah dari anaknya. Setelah menduga jika Dino adalah ayah dari janin yang dia kandung. Marissa juga akhirnya membantah dalam hati. Tidak mungkin Dino Pemilik benih tersebut.

"Bukan kah mama menginginkan bayi ini dan memperkenalkan nya sebagai anak kandung Mereka. Jangan,, Jangan...."

"Tidak mungkin," gumam Marissa pelan.

Marissa menggelengkan kepalanya. Membayangkan jika kemungkinan ayah dari janinnya itu adalah papa angkatnya sendiri. Marissa dapat melihat jika papa angkatnya itu juga terkejut dan tidak percaya ketika dokter menunjukkan layar komputer yang menunjukkan janinnya di layar itu.

"Apa yang tidak mungkin di dunia ini Sa. Semuanya mungkin."

Dewi tidak mengetahui masalah Marissa yang sebenarnya. Tapi gadis itu menanggapi perkataan Marissa. Karena baginya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

"Menurut kamu. Apa yang kamu lakukan jika hami tanpa melakukan dosa itu."

"Aku akan minta uang yang banyak. Kan kamu tahu sendiri aku butuh uang banyak saat ini," jawab Dewi sangat santai. Mungkin karena situasi itu bukan terjadi kepada dirinya membuat Dewi menjawab tanpa berpikir terlebih dahulu.

"Selain karena uang. Apa lagi?" tanya Marissa kepada Dewi.

"Aku akan mencari Pemilik benih itu."

.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!