Saling Menyalahkan

"Pa, tolong urus Marissa. Aku butuh waktu sendiri untuk menerima kenyataan ini. Aku akan menjumpai Marissa setelah aku bisa mengendalikan emosi ini. Aku terlalu kecewa kepadanya pa," kata mama Nisa pura pura sedih.

Arjuna menganggukkan kepalanya. Ternyata akting mama Nisa sangat sempurna sehingga Arjuna dapat melihat dan kesedihan di wajah istrinya. Dia merasa jika mama Nisa mungkin merasakan apa yang saat ini dia rasakan. Gagal menjadi seorang mama bagi Marissa.

Arjuna menatap punggung istrinya yang semakin menjauh. Arjuna juga lebih setuju, mama Nisa menenangkan dirinya terlebih dahulu daripada langsung menghampiri Marissa dan memarahi gadis belia itu.

Menghadapi kenyataan anak gadisnya hamil di luar nikah adalah kehancuran bagi setiap orang tua termasuk Arjuna. Walau dirinya hanya sebagai papa angkat tapi Arjuna sangat sedih dan marah kepada laki laki yang dia duga adalah Dino.

Apa yang dirasakan oleh Arjuna sangat berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Marissa. Di salah satu kamar tamu di rumah itu. Mama Nisa mengembangkan senyumnya. Dia berhasil membuat rencana besar sehingga Marissa hamil. Dan dia juga sudah mempunyai rencana untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik supaya Arjuna dan Marissa tidak mengetahui bahwa ini adalah rencananya.

Memberikan Marissa dan Dino waktu berbicara di ruang tamu satu bulan yang lalu, memberikan ijin keluar dan meminta Arjuna pulang cepat hingga membuat janji dengan dokter untuk memeriksa Marissa. Semuanya adalah rencana mama Nisa. Sejak mengetahui jika Marissa mual mual untuk pertama kalinya. Mama Nisa sudah menduga jika putri angkatnya itu sudah hamil. Itulah sebabnya, mama Nisa sangat mengkhawatirkan Marissa lebih tepatnya mengkhawatirkan janin yang dikandung oleh Nia.

Mama Nisa menghubungi rekan rekannya. Dengan suara yang pelan dia memberikan informasi jika rencana mereka berhasil. Mama Nisa menepuk Dadanya sendiri. Wanita itu merasa bangga karena bisa menghadirkan cucu bagi kedua mertuanya tanpa susah payah mengandung karena dirinya memang tidak bisa hamil. Dan dia juga sangat yakin jika Arjuna akan setuju dengan rencana yang sudah ada di otaknya.

Arjuna sangat mencintai dirinya. Menikah dengan kurun waktu yang lama. Arjuna menerima dirinya dan kekurangannya. Tidak Ada pernah kata cerai dari mulut pria itu meskipun kedua orang tuanya mendesak Arjuna harus mempunyai anak kandung.

Rasa bangga itu perlahan memudar. Dia memang sangat menyayangi Marissa. Selama ini, kasih sayangnya tulus kepada Marissa. Dia terpaksa melakukan ini karena mama Nisa sangat yakin jika Marissa juga sangat menyayangi dirinya. Untuk meminta orang lain atau membiarkan Arjuna menikah kembali, mama Nisa tidak menginginkan itu. Wanita itu takut, jika akhirnya dirinya yang tersisih nantinya.

"Maafkan mama Sa," kata mama Nisa dalam hati. Dia mengetahui dari konsekuensi yang dilakukan ini akan menghancurkan masa depan Marissa. Tapi mama Nisa sudah menyiapkan tabungan yang jumlah fantastis untuk modal Marissa nantinya.

Wanita itu tidak sadar. Bahwa apa yang dilakukannya ini adalah bentuk kejahatan dan sangat egois. Dia berencana membayar semua apa yang terjadi saat ini jika rencananya berhasil tanpa ada persetujuan sebelumnya dari Marissa.

Mama Nisa memang menyayangi Marissa dan membesarkan putri angkatnya itu. Tapi tidak sepantasnya dirinya melakukan ini kepada Marissa karena sudah melanggar hak asasi manusia.

Setelah hampir satu jam berada di kamar itu. Mama Nisa menghampiri Arjuna yang masih berdiam diri di meja makan. Makanan dan minuman yang sudah dia siapkan untuk suaminya itu tidak disentuh sama sekali.

"Kenapa tidak makan pa?" tanya mama Nisa heran.

"Tidak selera," jawab Arjuna jujur. Menghadapi kenyataan menyakitkan ini. Arjuna tidak merasakan lapar sama sekali. Pria itu membayangkan kehancuran putrinya yang harus mengandung di usia belia.

Mama Nisa menunjukkan bakti dan cintanya kepada sang suami. Dia menarik makanan iti dari hadapan Arjuna. Mama Nisa mengganti makanan dan minuman yang baru.

"Makan lah pa. Kita harus kuat menghadapi kenyataan ini. Jika Kita lemah bagaimana kita bisa menyemangati Marissa. Hanya kita berdua keluarganya," kata mama Nisa sambil mengulurkan tangannya yang memegang sendok ke arah mulut Arjuna. Arjuna menerima suapan dari istrinya itu. Kata kata mama Nisa terdengar bijaksana membuat Arjuna bersedia makan.

"Hubungi Dino setelah ini. Berani beraninya dia melakukan hal ini kepada putriku," kata Arjuna masih marah.

"Iya pa. Habiskan dulu makanannya. Tapi menurut aku jangan terburu buru. Kita harus menghibur Marissa terlebih dahulu."

"Terserah kamu saja. Aku Kira kamu bisa diandalkan menjaga Marissa tapi kenyataannya tidak," kata Arjuna. Suasana hatinya berubah kesal mengingat dia sudah mengingatkan istrinya untuk menjaga Marissa baik baik.

Mama Nisa juga ikut kesal. Dia meletakkan sendok itu dengan kasar di piring yang terletak di atas meja.

"Kamu kira menjaga gadis yang beranjak dewasa itu gampang. Aku tidak bersamanya setiap saat. Aku tidak mengetahui apa yang dia lakukan di luar rumah. Aku tidak mengetahui apa yang dilakukannya ketika aku beristirahat. Ini lah akibatnya karena kamu terlalu membatasi pergaulannya. Sekali saja keluar langsung tidak bisa mengendalikan dirinya. Jadi jangan salahkan aku atas kesalahan Marissa."

"Jadi maksud kamu. Aku harus membebaskan dia bergaul?" tanya Arjuna marah. Mama Nisa secara tidak langsung menyalahkan dirinya atas masalah ini.

"Tidak harus membebaskan. Tapi memberikan sedikit waktu dan memberikan pemahaman supaya dia bisa menjaga dirinya."

Seperti suami istri lainnya. Arjuna dan mama Nisa saling menyalahkan atas kehamilan Marissa. Mama Nisa berkata kesal. Dia sengaja menunjukkan kekesalannya karena tidak ingin ketahuan jika apa yang terjadi pada Marissa adalah perbuatannya. Mama Nisa mengatakan itu jika Marissa hamil memang karena pergaulan gadis itu sendiri.

"Kamu memang tidak bersama Marissa setiap saat. Tapi setidaknya kamu tidak membiarkan Marissa jalan berduaan dengan laki laki lain seperti semalam. Tidak membebaskan mereka."

"Aku tidak membebaskan mereka. Aku juga tidak mengetahui jika mereka keluar rumah. Kita sama sama mengetahui mereka keluar rumah Karena kedatangan kamu dan kepulangan mereka di waktu bersamaan. Kalau aku mengetahui mereka keluar, aku tidak mungkin meminta kamu cepat pulang. Karena aku tahu kamu akan marah besar."

Mama Nisa terus berusaha memojokkan Marissa. Dia bahkan sudah memfitnah Marissa. Marissa sudah menolak untuk tidak keluar rumah tapi dirinya terlalu pintar memanfaatkan kepolosan Marissa.

Mama bisa tersenyum dalam hati. Setelah saling menyalahkan atas kehamilan Marissa. Dia sangat yakin jika Arjuna akan percaya bahwa kehamilan Marissa karena gadis itu tidak bisa menjaga harga dirinya sebagai wanita.

"Kita tidak perlu saling menyalahkan. Sekarang yang kita pikirkan adalah solusi dari masalah ini. Meskipun ini adalah perbuatan Marissa aku sangat yakin jika dirinya juga tidak menginginkan hal ini terjadi," kata mama Nisa. Wanita itu kembali menunjukkan perannya sebagai mama yang baik bagi Marissa di hadapan Arjuna.

Terpopuler

Comments

Fei

Fei

ya amoun

2022-10-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!