Apakah ini Jebakan

Akhirnya Marissa menganggukkan kepalanya jika dirinya bersedia keluar dengan Dino. Mungkin karena kebersamaan dirinya dengan Dino bulan lalu tidak ketahuan kepada sang Papa membuat Marissa tidak berpikir ulang atas ijin sang mama dan ajakan Dino.

Dengan sangat sopan. Dino kembali meminta ijin kepada mama Nisa membawa Marissa keluar rumah. Lagi lagi laki laki itu juga meyakinkan mama Nisa bahwa mereka akan pulang sebelum Arjuna pulang. Mereka memutuskan keluar rumah dengan motor milik Dino.

Dino membantu Marissa memakaikan helm ke kepalanya. Marissa tersipu dan senang Lagi lagi Gadis belia itu merasakan hatinya berbunga bunga atas perlakuan Dino kepada dirinya. Mereka belum menjadi sepasang kekasih tapi Dino sudah memperlakukan dirinya seperti seorang kekasih.

Bahkan ketika Marissa sudah duduk di belakang Dino. Pria itu menarik tangan Marissa supaya memeluk pinggangnya. Tapi walau Marissa adalah gadis polos. Gadis belia itu tidak bersedia memeluk pinggang Dino. Baginya hal seperti itu merendahkan harga dirinya karena mereka belum berpacaran. Marissa tidak ingin dianggap murahan walau dirinya sudah tertarik bahkan jatuh cinta kepada laki laki itu. Marissa bahkan mengancam akan turun dari motor jika Dino memaksa dirinya memeluk laki laki itu.

Dino tertawa lebar mendapatkan penolakan itu. Dan laki laki itu tidak ingin ijin keluar dari mama Nisa berakhir sia sia. Dino langsung menghidupkan mesin motornya dan membawa Marissa menjauh dari halaman rumah luas milik Arjuna itu.

"Kamu mau kemana. Aku akan membawa kamu kemana saja yang inginkan," kata Dino. Laki laki itu sengaja memelankan laju motornya supaya Marissa mendengar perkataannya.

"Terserah kamu saja. Aku ikut," jawab Marissa. Keluar rumah hari ini tidak direncanakan sebelumnya membuat Marissa juga bingung hendak kemana. Marissa ada di boncengan Dino tapi hatinya entah kemana. Gadis belia itu memikirkan bagaimana jika Arjuna mengetahui dirinya keluar bersama Dino.

"Jangan begitu donk. Kamu buat permintaan. Aku akan membawa kamu ke sana. Ke kafe, ke mall. Aku siap mengantarkan kamu," kata Dino. Di belakang tubuh pria itu. Marissa mengerutkan keningnya. Dino yang mengajak dirinya keluar tapi pria itu tidak tahu membawa Marissa hendak kemana.

"Berhenti Dino," kata Marissa sambil menepuk punggung pria itu. Dino berhenti. Marissa langsung cepat turun dari motor itu dan berjalan cepat ke arah halte yang ada di depan mereka. Dino pun mengikuti Marissa dengan membawa motornya dengan pelan.

Marissa duduk di bangku halte itu. Tidak lama kemudian. Dino juga sudah duduk di sebelah Marissa setelah memarkirkan motornya agak jauh dari mereka. Dino tidak memarkirkan motor miliknya dekat mereka karena pria itu takut akan menjadi sasaran supir bus yang menaikkan atau menurunkan penumpang di halte itu.

"Mengapa kita disini. Masih banyak tempat nongkrong yang lebih keren dari tempat ini?" tanya Dino sambil menyandarkan tubuhnya. Dari perkataan pria itu. Dino sepertinya tidak suka duduk di tempat itu.

Marissa tidak menjawab. Bagi gadis belia itu untuk apa susah susah memikirkan tempat nongkrong jika di halte ini dirinya bisa melihat keramaian dengan berbagai macam tingkah manusia. Tidak jauh dari tempat mereka duduk, Marissa bisa melihat sepasang kekasih yang terlihat romantis. Pasangan itu dari tadi selalu bergenggaman tangan. Dengan minuman botol yang dibagi dua. Selain itu Melihat mobil yang bergerak berlawanan arah sungguh membuat Marissa ingin berlama lama di halte itu.

"Tidak jauh dari tempat ini. Ada sebuah kafe yang cocok untuk kita yang muda muda," kata Dino lagi.

"Kafe apa?" tanya Marissa. Dino menyebutkan nama kafe itu.

"Kita kesana yuk!" ajak Dino sambil menarik tangan Marissa dengan lembut. Marissa menahan tubuhnya supaya tidak berdiri.

"Kita disini saja. Kalau ke kafe hanya untuk minum dan mengobral. Kita bisa melakukannya di sini, bukan?" tanya Marissa.

"Baiklah. Aku akan membeli minuman untuk Kita. Tolong perhatikan motornya ya!"

Marissa menganggukkan kepalanya. Dia menoleh ke motor Dino yang masih aman di tempat itu. Kemudian Marissa menoleh ke Dino yang sudah terlihat mendorong pintu kaca swalayan yang tidak jauh dari halte itu.

"Apa Dino tidak mengetahui tentang kafe itu?" tanya Marissa dalam hati. Marissa memang anak rumahan dan masih polos tapi lewat teman temannya Marissa mengetahui tentang kafe yang disebutkan oleh Dino lagi. Kafe yang disebutkan Dino itu mempunyai reputasi yang buruk bagi orang yang berkelakuan baik. Kafe itu tidak hanya sekedar tempat nongkrong tapi di belakang kafe tersebut ada beberapa kamar yang bisa dipakai oleh pasangan non halal untuk melakukan dosa nikmat.

Marissa tidak langsung menilai Dino negative. Gadis itu berpikir mungkin Dino tidak mengetahui sama sekali tentang kafe itu.

"Aku beli minuman ini untuk kamu," kata Dino sambil menyodorkan minuman botol bersoda yang isinya berwarna hitam.

"Terima kasih."

"Semoga kamu suka," kata Dino. Marissa menganggukkan kepalanya tapi tidak langsung membuka minuman botol itu. Marissa meletakkan minuman itu di pangkuannya. Dan kembali fokus menatap jalanan ramai.

"Kenapa tidak diminum?" tanya Dino. Tapi pertanyaan itu seperti mendesak Marissa untuk segera minum.

"Nanti saja. Aku belum haus."

Marissa sama sekali tidak tertarik untuk minum minuman bersoda itu. Sejak Dino membawa dirinya keluar dari rumah dengan tujuan yang tidak jelas. Marissa merasa ilfil terhadap laki laki itu. Marissa berusaha bersikap biasa karena dirinya tidak ingin Dino tersinggung. Marissa pun sebenarnya ingin pulang secepatnya. Tapi lagi lagi Marissa menahan keinginan itu supaya Dino tidak menyadari jika dirinya sudah ilfil.

Marissa tersentak ketika melihat mobil yang sangat dia kenali sedang melintas di seberapa jalan. Mobil itu adalah mobil Arjuna. Mengingat halte itu tidak begitu jauh dari rumah orang tua angkatnya. Marissa mendukung jika mobil papanya melintas dari jalan itu pasti hendak pulang ke rumah.

"Kita pulang sekarang," kata Marissa. Marissa langsung berdiri dan langsung berjalan kea arah motor Dino.

"Mengapa terburu buru. Ini masih sore."

Dino bertanya sambil memasukkan kunci motor ke tempatnya.

"Aku melihat mobil papa. Cari jalan pintas Dino. Jangan sampai papa duluan di rumah daripada Kita," kata Marissa panik. Tapi setelah beberapa menit motor itu bergerak. Marissa merasa kesal. Selain motor itu bergerak lambat. Dino juga tidak mencari jalan pintas seperti permintaan Marissa.

Marissa merasakan ketakutan yang luar biasa. Dia berharap dalam hati, papanya melintas dari jalan itu bukan untuk pulang ke rumah. Tapi harapan itu tidak menjadi kenyataan. Baru saja mereka tiba di gerbang rumah orang tuanya. Dan saat itu juga Arjuna keluar dari dalam mobil. Arjuna terlihat marah melihat Marissa dan Dino yang kini sudah turun dari motor.

Terpopuler

Comments

Mesra Jenahara

Mesra Jenahara

Dino mencurigakan..apa Dino merencanakan sesuatu k Marissa..🤔🤔🤔

2022-10-26

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

kena omelan sepur papa

2022-10-26

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

jgn diminum.neng,...ada apa2nya tuh botol

2022-10-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!