"apa sih, lucu sekali dia ini." Gumam alkana menyunggingkan senyumnya.
"Kak alka, tolong hentikan motornya! Aku naik taksi saja!" Pinta Rania.
"Yang minta aku antar sampai fitnah ke mama siapa? Rasain!" Ketus alkana.
"Ah, punya suami tidak peka banget."
Raut wajah alkana langsung berubah datar, "suami?"
Alkana langsung mengurangi laju motornya, hingga Rania bisa bernafas dengan lega. Wanita itu memukul punggung alkana dengan kuat karena sudah membuat nyawanya hampir saja melayang.
"Aargh, aku ngebut lagi nih!" Ucap alkana mengancam.
"Jangan!"
"Pegangan!" Perintah alkana tegas.
Rania kembali melingkarkan tangannya ke pinggang lelaki itu, Rania menyenderkan kepalanya ke pundak alkana dan menatap lurus ke depan. Alkana melirik ke samping kiri, wajah mereka saat ini jaraknya sangat dekat sekali.
"Eh, itu motornya kak alkana bukan sih?" Tanya Sherly.
"Kak alkana siapa?" Tanya Susi, sepupu Sherly.
Mereka saat ini sedang mengendarai mobil tepat dibelakang motor yang dikendarai alkana, manik mata Sherly membulat lebar saat mengetahui alkana membawa seorang wanita dan terlebih lagi wanita itu memeluk alkana dari belakang.
"Aaa, ini gila! Kak alkana sudah punya pacar?" Teriak Sherly begitu histeris.
"Kau ini kenapa sih? Dari tadi kak alkana terus, memangnya kalau dia sudah punya pacar kenapa? Tidak ada urusannya denganmu juga kan?" Ketus Susi merasa jengah.
"Loh, tentu saja ada. Secara aku ini fans garis keras kak alkana tidak terima kalau dia punya pacar apalagi selama ini aku tidak tahu. Masa iya aku yang menyukai dia lebih dulu tidak bisa mendapatkan, pakai jurus apa wanita itu." Sungut sherly.
"Sherly, yang katanya wanita cantik sejagat raya. Ingat ya, tidak semua yang kamu inginkan bisa kamu dapatkan, terkadang takdir hanya menyuruhmu untuk mengaguminya saja."
"Apaan sih, orang lagi panik juga malah bicara yang tidak jelas. Kau membuatku semakin pusing, tahu tidak?"
"Ya memang dia siapa?" Tanya Susi.
"Dia itu alkana, prince di darma yudha! Gantengnya tidak tertolong, pokoknya kak alkana harus jadi milikku! Ayo ikuti motornya, aku ingin tahu siapa wanita itu." Perintah Sherly.
"Tidak, kita punya urusan yang lebih penting Sherly. Kalau ayahmu membunyikan toa nya lagi, memang kamu akan bisa hidup dengan damai? Aku sih malas ya!"
"Apapun yang terjadi nantinya akan aku hadapi, sekarang kita ikuti dulu, please!" Mohon Sherly.
"Ya sudahlah, terserah kamu saja!"
Susi langsung mengikuti motor alkana hingga tiba di depan toko buku, manik mata Sherly membulat saat dia ingat jika harus membeli buku untuk tugas. Ada untungnya juga dia mengikuti alkana, sehingga dirinya tidak akan dihukum esok hari. Sherly langsung keluar, namun tangannya segera ditarik oleh Susi hingga dia kembali terduduk dikursi dan menatap tajam kearah sepupunya itu.
Didepan sana, Rania sedang melepas helm nya. Dia langsung memasuki toko buku, begitupun dengan alkana yang mengikutinya namun ketika sampai didalam mereka berpencar.
"Aku akan lihat sebelah sana, cepat cari bukunya lalu temui aku!" Ucap alkana cuek.
Lelaki itu langsung melangkahkan kakinya menuju kursi yang tersedia, sedangkan Rania langsung mencari buku yang harus dia beli. Jika di kampung dulu Rania selaku ke kota untuk membeli buku karena disana masih serba terbatas. Walaupun Rania dari kampung, akan tetapi dirinya tidak kuno atau norak. Dia bisa menyesuaikan keadaan tempatnya berada saat ini, mengingat kampungnya membuat Rania merindukan bapak dan ibunya. Haruskah dia menghubungi orang tuanya yang telah membuangnya? Tepatnya memberikan dirinya pada orang asing yang tidak dia kenal Bahkan dirinya tidak menyukainya.
Manik matanya langsung tertuju pada buku itu, saat Rania ingin mengambilnya ada tangan seseorang yang juga ikut memegangi buku itu. Rania langsung menoleh dan membulatkan matanya saat melihat Sherly di depannya.
"Eh, Rania kamu disini juga ya?" Tanya Sherly.
"Hei, kenapa melotot begitu sih! Kaget ya lihat cewek cantik seperti aku? Argh, tapi kamu lebih cantik." Keluh Sherly dengan memonyongkan bibirnya.
Rania langsung tersadar dan tertawa kecil, "kamu cantik juga kok, sejak kapan kamu disini?"
Rania melirik kesana kemari untuk mencari keberadaan alkana, dia berharap jika Sherly tidak melihat jika dirinya datang bersama alkana atau semoga saja alkana tidak akan datang kemari dan membuat kekacauan.
"Kamu cari siapa? Oh iya, kamu kesini dengan siapa?" Tanya Sherly.
"Aku.. na-ik... Taksi!" Jawab Rania tersenyum kaku.
"Ooh gitu ya, ya sudah nanti aku antarkan ya! Sekalian aku main ke rumah kamu, biar kita makin akrab."
"Eh tidak perlu, di rumah sedang ada renovasi jadi belum bisa di datangi tamu. lain kali saja ya, tidak apa-apa kan? Nanti aku pulang naik taksi lagi saja."
"Hmm, begitu ya? Ya sudah tidak apa-apa, ini bukunya tersisa dua. Satu untukku dan satu lagi untukmu." Ujar Sherly tersenyum.
"Eh aku hampir lupa, kak alkana mana ya, kok tidak terlihat?" Tanya Sherly.
"Kamu lihat?" Tanya Rania terkejut.
Sherly menganggukkan kepalanya, "lihat dan aku ikuti sampai sini, terus teringat buku yang harus kita beli. Dia tadi boncengan sama cewek loh, hatiku sakit. Kira-kira siapa ya wanita itu? Rania ayo kita cari kak alkana, aku penasaran."
"U-untuk apa? Le-lebih baik kita cari buku saja dulu!" Tolak rania gugup.
"Kan bukunya sudah ditanganmu, sudah ayo jangan banyak bantah lagi." Sherly langsung menarik tangan Rania dan mencari keberadaan alkana.
Lelaki itu sudah menunggu sekitar dua puluh menit namu Rania belum juga selesai, alkana berdecak kesal dan langsung bangkit. Dia melangkahkan kakinya untuk mencari keberadaan Rania.
"Nah, itu dia Rania! Awas saja kau, malah bergosip pula. Apa dia kira ini tempat jualan sayur tempat gosip bisa menyebar." Gerutu alkana.
Dia langsung menarik baju Rania dan memutarnya agar menghadap kearahnya. Rania terkejut dan ingin segera menghilang dari bumi ini, atau pindah ke tubuh manusia lain dari pada harus ketahuan oleh Sherly.
Sherly langsung menolehkan kepalanya ke belakang saat Rania menghentikan langkahnya, manik matanya terkejut saat melihat dua orang itu saling menatap. Sherly langsung melepaskan tangan Rania dan berdiri di tengah tengah mereka.
"Kak alkana?" tanya Sherly dengan mengarahkan jari telunjuknya ke arah alkana.
alkana ikut menelan salivanya dalam-dalam, dan langsung melepaskan tangannya dari pundak Rania. Ia juga berdehem untuk menghilangkan rasa terkejut dan canggungnya.
"Kalian ada hubungan apa? atau jangan-jangan..."
"Tidak!" Jawab rania spontan.
"Sorry salah orang! aku kira tadi mamaku" alkana langsung berjalan kembali meninggalkan mereka berdua.
"Mama? apa Iya Mama Kak alkana semuda itu? apalagi dibonceng naik motor seperti tadi?" tanya Sherly tidak percaya dia langsung melirik kearah Rania dengan tatapan menyelidik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments