Perjodohan Siswa SMA
Di sebuah desa yang masih terlihat asri dan indah itu, Rania berdiri tepat di jembatan dan menghadap kearah sungai dia melemparkan batu besar ke sungai karena merasa kesal.
"Aaaaaaaaaaaargh."
setelah puas melampiaskan kekesalannya, ia langsung menuju ke rumah dan tentu saja akan mengemasi semua barangnya. hari ini dia akan pindah sekolah ke kota dan ibu bapaknya ikut mengantarkannya ke sana. Rania sedih karena harus berpisah dengan teman masa kecilnya, dia sudah nyaman di Desa ini. dan sekarang tiba-tiba bapaknya malah menyuruhnya pindah sekolah ke kota dan tidak dapat diganggu gugat lagi keputusannya itu.
"Pak... Rania Nggak mau loh pindah sekolah ke kota, lagian biaya di sana pasti mahal belum lagi rania nggak kenal sama siapapun di sana," ujarnya.
"nak, keputusan bapak sudah bulat. cepat bereskan semua barang-barangmu besok pagi kita berangkat!"
"Hmmmm, Ya udah Rania mau keluar dulu," izin Rania dengan wajah lesunya.
"mau ke mana toh Ran? sudah malam ini," teriak pak hary.
"Sudahlah, Pak. Mungkin dia mau bertemu temannya dulu untuk perpisahan, jangan terlalu keras loh sama dia," ujar Nilam istri dari hary yang tidak lain adalah ibu kandung Rania.
hary menghembuskan napasnya pasrah dan langsung mengemasi kembali barang-barang yang akan dibawa esok ke kota. mereka tidak Memberitahukan kepada Rania apa alasannya dia dipindahkan sekolah ke sana. hary memiliki sahabat seorang pengusaha di kota, dahulunya mereka mengikat perjanjian tentang sebuah pernikahan untuk anak mereka jika salah satunya sudah lebih dulu menginjak umur tujuh belas tahun. dan saat ini anak lelaki dari sahabatnya itu sudah genap tujuh belas tahun yang sudah seharusnya mereka menepati janji tersebut. hary juga merasa lega jika nanti rania dijaga oleh mereka di kota tanpa harus ngekost yang belum tentu akan baik untuk keselamatan rania.
Pagi hari sekali mereka sudah berada di stasiun kereta api. mereka telah menunggu hampir satu jam lamanya di tempat itu dan waktunya mereka berangkat. dengan disiplin mereka menaiki gerbong kereta api, rania hanya mampu tersenyum saja dan tidak ingin berbicara apapun. dia hanya harus ikhlas menjalani semuanya karena ini adalah yang terbaik untuk dirinya yang diberikan oleh kedua orangtuanya.
Pemandangan yang indah itu membuat terania sungguh takjub, manik matanya terus berbinar melihat keluar jendela bahkan perasaannya saat ini menjadi lebih baik dan dia menatap kedua orang tuanya.
"Pak... buk, Rania pindah ke sekolah apa,?" tanyanya.
"Nanti kamu juga akan tahu sayang. intinya, selama di sana kamu jangan lupa ibadah dan juga jangan berbuat hal yang bisa mengecewakan bapak ibu dan merugikan diri kamu sendiri nantinya," ujar Nilam sembari tersenyum menatap putrinya.
Rania menganggukan kepalanya dia terlihat sangat manis dan anggun. dia membayangkan sekolah yang bagus dan juga teman-teman yang baik dia berharap jika semuanya berjalan sesuai harapannya saat ini.
hampir lima jam lamanya mereka menempuh perjalanan hingga akhirnya mereka sampai di kota yang akan ditinggali oleh rania untuk beberapa tahun kedepan. tetapi, yang membuat Rania aneh adalah bawaan orangtuanya yang begitu banyak Padahal mereka hanya mengantarkan Rania saja. rasanya ia ingin bertanya namun tidak berani, jadi Dia pendam saja dan berusaha tidak berpikir yang aneh-aneh.
"loh Ini rumah siapa Bu?." tanya rania bingung.
dia memandangi rumah mewah di depannya. Apakah mereka salah alamat atau mereka salah diturunkan oleh taksi tadi?. pikiran Rania tidak tenang saat ini.
"ini rumah sahabat Bapak, ayo kita masuk" Ajak Hary.
"eh, hary... apa kabarnya?." teriak lelaki paruh baya dan langsung menjabat tangan Hary dan juga nilam.
Rania tersenyum manis sambil ikut menjabat tangan lelaki itu, lalu keluarlah seorang wanita yang dia yakini adalah istri dari om yang ada di depannya. Wanita itu sungguh sangatlah cantik. untuk seusianya masih terlihat muda, dan memeluk ibunya. Lalu kemudian memandang rania dengan senyum manisnya Rania langsung berdiri dan mencium tangan wanita itu.
"ini Rania? Astaga cantik sekali." Puji wanita itu.
"Iya Tante, terima kasih."
"sebentar ya biar tante panggilkan anak tante dulu." Silvi langsung pergi keatas untuk memanggil alkana.
"Al..... alkana...." Panggil Silvi.
tidak ada jawaban yang membuatnya langsung masuk saja. saat melihat alkana Masih nyenyak tidur diatas ranjangnya membuat amarah Silvi meluap, dia langsung menarik selimut dan membuka jendela.
"Mama apaan sih? ini kan hari Minggu, alka masih ngantuk ma."
"Bangun, ada yang mau Mama kenalkan sama kamu."
"argh, alka malas kenalan dengan siapapun."
"bangun atau semua kartu kredit dan Aset kamu Mama Sita!!!" ancam Silvi.
"Aaaargh.... Mama nggak asik main nya selalu mengancam terus. iya iya alka bangun, mau mandi dulu" rengek alkana. dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul Dia berjalan menuju kamar mandi.
Bruuuuugh..
Alkana menabrak pintu akibat berjalan sambil Menutup Mata, membuat Silvi menggelengkan kepalanya. alkana langsung membuka matanya dan mengusap kepalanya yang sakit dan berjalan kembali memasuki kamar mandi.
"cepat!! mama tunggu di bawah," teriak Silvi.
Tiga puluh menit lamanya sudah Rania berada di rumah ini. namun lelaki itu belum juga muncul, Silvi kembali gelisah dan izin untuk memanggil alkana namun belum sempat dia menaiki tangga sudah terlihat anak kesayangannya itu berdiri diatas dan menatap mereka semua dengan Tatapan yang tidak dapat diartikan.
Rania menatap alkana dengan wajah terpesona berbinar,Ia tidak menyangka jika anak dari sahabat bapaknya sungguh tampan sekali. seperti wanita pada umumnya jika sudah melihat lelaki tampan maka pandangannya sangat sulit dialihkan dan itu terjadi pada Rania saat ini.
alkana menuruni tangga dengan tangannya yang diletakkan di saku celana,setelahnya Dia turun kemudian mendekati silvi dan berbisik.
"mereka siapa ma?"
"mereka Calon keluarga kamu."
"Apa maksud Mama,?" tanya alkana sambil mengerutkan keningnya karena tidak paham dengan apa yang diucapkan oleh mamanya.
"Sudah kamu salaman dulu sana," silvi mendorong tubuh alkana sehingga dia tepat berdiri dihadapan hary.
alkana tersenyum kaku dan langsung mencium tangan hary dan juga Nilam, namun saat manik matanya melihat ke arah Rania dia langsung berdiri dan memasang wajah dinginnya kembali. Rania seketika langsung menaikkan satu alisnya. melihat perilaku lelaki itu, respeknya langsung hilang karena melihatnya seperti itu.
"Al, itu anaknya tante Nilam namanya Rania. kenalan dulu," ujar Silvi.
"aku sudah tahu" jawab alkana.
"Hah.. kalian sudah saling mengenal,?"
Rania langsung menggelengkan kepalanya, dia tidak mengenal lelaki itu sama sekali. saat alkana melihat reaksi wanita itu dia langsung tersenyum tipis dan menatap mamanya kembali.
"kan tadi mama yang memberi tahu" jawab alkana dengan santai dan duduk di samping mamanya.
"hary, jadi bagaimana? apa sudah sepakat kita menjalankan perjanjian itu?" tanya Hendra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Bella Anisa
seperti nyh kisah ini,sama seperti kisah yang gw baca di fizo novel, cuman beda tokoh nyh aja tapi alur nyh ttp sama
2023-06-22
1
Qaisaa Nazarudin
Aduuhhh anak org kota sama anak org desa,,takutnya Al akan memperlaku kan Rania seperti babu aja atau setidaknya dia akan memperlekeh kan Rania nanti nya,pasti dia malu sama temen di jodohin sama anak desa,,,
Semoga aja gak gitu ya..??
Mampir thor🙋🏻♀️🙋🏻♀️🙋🏻♀️
2022-12-27
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
lanjut
2022-12-27
0