Rania merasa lega dengan perkataan alkana barusan, akan tetapi hatinya juga merasa teriris dengan ucapan yang sadis itu. tapi bagaimanapun dia tetap bersyukur, karena alkana tidak minat dengan dirinya.
"Baguslah, setidaknya kalau kita sudah berpisah nanti aku masih perawan." Sahut Rania kesal.
Rania langsung berbaring dan membelakangi Alkana, lelaki itu langsung matikan lampu dan memejamkan matanya akan tetapi dia sangat sulit untuk tidur nyenyak malam ini.
Rania juga sebenarnya belum tertidur, dia masih memikirkan cara agar alkana mau menggugat cerai dirinya. jadi dengan alasan itu dia bisa terbebas dari pernikahan karena perjanjian konyol ini.
"Dia kan kalau melihatku selalu kesal ya, apalagi dia tidak berminat denganku. jadi kali ini aku akan jadi wanita sedikit murahan dihadapannya agar dia merasa risih, lalu segera menceraikanku." gumam Rania saat mendapatkan ide cemerlang.
Keesokan paginya Rania langsung memulai aksinya, setelah selesai mandi dan bersiap-siap dia mencari keberadaan alkana di lantai bawah. Dia melihat lelaki itu sedang duduk untuk menyantap sarapannya.
"Rania Ayo, kamu pasti bisa!" ujarnya menyemangati diri sendiri.
"Pagi alkana suamiku." sapa Rania dengan senyuman manisnya.
alkana yang sedang minum air putih langsung menyemburkan nya, dan menatap ke arahnya dengan Tatapan yang tajam.
"kesambet apa kau?"
"Kenapa? kamu kan sekarang suamiku kalau di rumah, jadi kita cukup tidak kenal nya hanya di sekolah saja karena di sana Aku mau cari pacar baru, kalau di rumah kan sudah punya suami." Jelas rania tersenyum manis.
"sialan! Apa kau bilang tadi?" tanya alkana emosi.
"Sayang, jangan emosi begitu. Rania benarkan Ma?" Tanya Rania kepada mertuanya yang baru saja datang.
"benar itu, kamu harus bisa lembut dengan Rania. dia kan sekarang istri kamu, beruntung kamu bisa mendapatkan Rania." ujar silvi.
"Nah dengar itu!"
Kini mereka Langsung sarapan dan setelah selesai, berangkat ke sekolah.
Rania langsung masuk ke dalam mobil alkana tanpa persetujuan lelaki itu, membuat alkana merasa kesal dan menatap tajam ke arah Rania.
"Keluar! Siapa yang menyuruhmu masuk? Kau diantar supir saja."
"tidak, Aku kan punya suami."
"Ran, aku tidak mau ya nanti semua orang tahu tentang hubungan kita."
"manis sekali panggilannya Ran, Coba kamu panggil lagi." pinta rania dengan wajah imutnya.
"Shiiiiiitt." umpat alkana.
mau tidak mau lelaki itu terpaksa memberikan tumpangan kepada Rania, kini mereka saling diam, alkana tidak tahu apa yang diinginkan oleh wanita itu karena sifatnya tiba-tiba saja berubah drastis namun sialnya alkana tidak bisa menolak sikap itu.
"Kau turunlah!" perintah alkana saat mereka masih jauh dari gerbang sekolah.
"Di sini?"
"Hmmm." Alkana hanya menjawab dengan deheman.
"Oke bye-bye suamiku sayang." Rania langsung meraih tangan alkana dan menciumnya, lalu keluar dari mobil.
Alkana menatap tangannya yang telah di kecup oleh Rania, lalu dia langsung melajukan mobilnya. Rania yang sudah melihat mobil akan melaju dan menjauh, dia langsung bergidik ngeri dan mengusap bibirnya.
"Baru kali ini aku merasa jijik dengan diriku sendiri." Rania langsung berjalan menuju SMA DarmaYudha, saat hampir sampai gerbang dia mendengar suara motor yang berhenti di dekat dirinya Rania langsung meliriknya dan melihat jika lelaki itu adalah Kevin.
"Hai." Siapa Kevin.
"Hai juga Kak." jawab Rania dengan tersenyum kikuk.
"Kenapa jalan? mau ikut aku?" tanya Kevin menawarkan diri.
"tidak usah kak, lagian sudah dekat kok."
"Tidak apa-apa, sudah naik lah masih lumayan jauh." ujar Kevin.
"Hmmm, benar tidak usah Kak." tolak rania karena merasa tidak enak.
"Aku sebagai ketua OSIS kalau aku duluan masuk, maka kamu akan aku hukum nanti. jadi, Cepatlah naik atau mau aku hukum nanti." jawab Kevin
"Kok begitu, ya sudah Iya aku akan naik." Rania langsung naik dan Kevin langsung melajukan motor sportnya.
kedatangan mereka menjadi sorotan utama para siswi Darma Yudha, dan ia merasa tidak nyaman dan menundukkan pandangannya. Alkana yang baru saja keluar dari mobil dibuat terkejut Pemandangan itu, dia mengetatkan rahangnya dan langsung menghampiri mereka berdua.
"Kak sudah sampai di sini saja, tidak enak dilihat begitu sama siswa lain." Ujar Rania.
"tidak usah dipedulikan, Anggap saja mereka semua penonton bayaran." jawab Kevin santai.
"T-tapi,"
Kevin memarkirkan motor sport nya, rania langsung turun dan tidak berani menatap ke arah lain selain kebawah. Alkana menghampiri mereka berdua, namun dia langsung sadar Jika dia terlihat emosi saat ini semua akan curiga dan terlebih lagi pasti wanita itu akan besar kepala.
"alkana." lirih Kevin.
Alkana melirik dari atas hingga bawah kearah Rania yang membuat wanita itu membulatkan matanya dan gugup sedangkan Kevin tidak menyukai pandangan itu.
"Jaga pandanganmu." Ketus Kevin.
"mainan baru lagi?" tanya alkana dengan menaikkan satu alisnya menatap remeh ke arah Kevin.
"calon pacarku!" jawab Kevin dengan tersenyum mengejek.
"yakin pacar? Semakin merendah saja tipe mu." alkana menyeringai dan melirik tajam kearah Rania.
Rania membulatkan matanya dan mengumpat alkana di dalam hatinya, lelaki itu selalu saja menyebalkan dan selalu merendahkannya. Rania mengepalkan tangannya, ingin sekali rasanya dia menjambak bibir lelaki itu tetapi dia Tahan karena ada Kevin disini.
Alkana tertawa dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua dan bergumam. "awas saja kau berani berhubungan lebih dengan lelaki itu, Rania."
"Rania, Tidak usah didengarkan ucapan alkana ya." ujar Kevin dengan lembut.
"Aku punya telinga kk, bagaimana tidak dengar? Tapi tenang saja aku tidak baperan kok." sahut Rania tersenyum kecil.
"Duh, kenapa dua lelaki ini sifatnya sangat bertolak belakang sih. Kenapa tidak kak Kevin saja yang menjadi suamiku." Batin Rania.
"Kalau gitu aku ke kelas dulu ya kak, terimakasih untuk tumpangannya." Ujar Rania.
"Eeh, t-tunggu."
Rania langsung berlari begitu saja meninggalkan Kevin yang belum selesai berbicara padanya, lelaki itu hanya tersenyum dan langsung berjalan ke arah yang berlawanan. Dia langsung menuju ruang OSIS karena hari ini mensra mengadakan penambahan anggota.
"Rania, sini!" Teriak Sherly.
Rania tersenyum dan melangkahkan kakinya cepat kearah Sherly. Dia melihat jika alkana berjalan menuju ke arahnya, membuat manik matanya menatap lelaki itu. Rania menghentikan langkahnya dan menunggu alkana, namun sayangnya alkana melewati Rania begitu saja. Rania menghela nafas kasar dan langsung menatap Sherly dan kembali melanjutkan langkahnya.
"Sherly, kamu kenapa? Wajahmu terlihat ceria sekali." Tanya Rania.
"Kamu kemana aja, kenapa libur lama sekali? Mana barengan sama kak alkana lagi." Ujar Sherly.
"Hah? M-maksud kamu, kak alkana yang tadi itu libur juga?" Tanya Rania.
"Iya, aku kan selalu update kalau tentang orang ganteng." Ujar Sherly dengan cengiran khasnya.
Rania hanya menggelengkan kepalanya dan langsung meninggalkan Sherly menuju ke dalam kelas. Sherly langsung menyusul Rania.
"Rania, kesana yuk. Kita ikutan daftar jadi anggota OSIS, mereka lagi cari anggota baru. Kalau kamu jadi wakil atau sekretaris cocok kayaknya, yuk." Ajak Sherly.
"Tidak ah, aku tidak ada minat ikut organisasi."
"Ayolah ran, demi aku."
"Kamu mau ikut daftar?" Tanya Rania.
Sherly dengan cepat menganggukkan kepalanya,
"Iya, ayo!"
"Ya sudah, aku temani kamu daftar saja ya. Aku tidak mau ikut." Jawab Rania.
"Baiklah, ayo." Sherly menarik tangan Rania.
"Sherly, kamu mau daftar anggota OSIS?" Tanya Abdul.
"Iya, kenapa?" Ketus Sherly.
"Tidak usah, lebih baik ikut Abang daftar ke KUA saja."
"Eeeewh, najis!" Sungut Sherly dengan memutar kedua bola matanya malas.
Rania tertawa keras melihat perdebatan mereka berdua, lalu Abdul memanyunkan bibirnya dan tatapannya beralih ke arah Rania dengan membulatkan kedua matanya seperti akan keluar.
"Biasa saja lihatnya." Ketus Sherly pada Abdul.
"Aaah ****! Ternyata ada bidadari jatuh dikelas ini, kenapa aku baru tahu?" Tanya Abdul.
"Kenalin, namaku Abdul. Bisa dipanggil mas, Abang atau sayang juga bisa." Abdul mengulurkan tangannya kearah Rania yang tertawa.
"Kudanil, ini teman kamu urus dulu! Dasar buaya buntung!" Ketus Sherly saat melihat Dani.
"Dedek Sherly jangan cemburu dong." Ujar Abdul.
Rania mengulurkan tangannya juga untuk menjabat tangan Abdul, "Rania, murid baru."
Dion selaku ketua kelas dikelas mereka baru saja terlihat beberapa hari tidak masuk, kini dia tersenyum kearah Rania dan Sherly lalu melirik Abdul dan menatapnya dengan tajam. Dia langsung menepuk jidat Abdul dan menyeretnya menjauh dari para wanita.
"Sudah ayo, nanti kita terlambat." Sherly kembali menarik tangan Rania dan mereka berlari kencang menuju ruangan OSIS.
"K-kak a-aku mau daftar jadi anggota OSIS juga." Ujar Sherly dengan nafas tersenggal.
"Tapi kandidatnya sudah mencukupi, Kalian terlambat." Sahut Seorang wanita.
"Yah, gara gara Abdul sialan! aaaargh." Teriak sherly.
"Rania? Mau daftar juga?" Tanya Kevin yang baru saja datang karena melihat kehadiran Rania.
"Ngk-ngga-"
"Iya kak, mau ikut daftar! Masih bisa kan kak." Tanya Sherly.
"Berdua?" Tanya Kevin lagi.
"Ng-nggak-" lagi dan lagi ucapan rania dipotong oleh Sherly.
"Iya kak, kami berdua." Jawab Sherly.
"Oke, Riska catat nama mereka berdua ya!" Perintah Kevin.
"Tapi orangnya sudah berlebih Vin, tidak bisa ditambah lagi!" Ujar Riska.
"Catat saja, aku ketuanya!" Ketus Kevin.
"Sherly, kamu apa apaan sih kan tadi aku bilang, kalau aku tidak mau ikut." Protes Rania.
"Sudah, kamu tenang saja! Kamu itu cantik pokoknya perfect pasti akan diterima." Jawab Sherly dengan tersenyum menampakkan deretan giginya yang putih dan rapi.
"Bukan masalah it-"
"Shuuuuuutt! Sudahlah, tidak apa apa kok, kamu tidak akan dijadikan tumbal disini." Sherly menghentikan ucapan rania dengan menempelkan jari telunjuknya dibibir rania.
"Kak Kevin, seleksinya kapan?" Tanya Sherly.
"Nanti akan diumumkan ya." Jawab Kevin.
"Oke kak, masya Allah ganteng banget ciptaan tuhan." Ujar Sherly dengan mata berbinar.
Rania merasa malu dan langsung menutup mulut sherly, dan menarik tangannya untuk segera pergi dari sana. Namun Kevin langsung menarik lengan Rania menghentikan langkah wanita itu.
Rania membalikkan tubuhnya lalu menatap Kevin, "ada apa kak?" Tanyanya.
Alkana yang baru saja keluar kelas, melihat pemandangan itu lagi membuatnya bedecih kesal. Dia berpura-pura berjalan melewati ruang OSIS, kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana. Dengan sengaja alkana menabrak tangan yang berpegangan itu hingga terlepas, alkana menarik sudut bibirnya dan berjalan lurus tanpa menoleh lagi.
"Aah, kak alkana ada disini juga? Kali ini mataku benar benar sehat." Ujar Sherly.
"Rania, aku mau ngomong sama kamu!" Ujar Kevin.
"Ngomong aja kak."
"Hanya berdua!" Ujar Kevin.
Alkana kembali lewat dengan tampang khasnya, yaitu cuek dan dingin seperti kulkas seribu pintu. Namun kali ini membuat Kevin sangat kesal, karena alkana terus mengusik momennya bersama Rania. Kevin meraih kerah baju alkana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ngapain kamu mondar mandir di depan mereka??! Iri bilang boss atau ada yg terbakar ya??🤣🤣🤣🤣😜😜
2022-12-27
0
Qaisaa Nazarudin
Hadeehh Rania bego banget,ini saatnya kamu memanasi Si Alkana utk deket2 dengan Kevin loh🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2022-12-27
0
Qaisaa Nazarudin
Haaahaaaa,,,,jangan sampai nanti kamu yg jungkir balik tak karuan,dan bertekuk lutut pada Rania🤣🤣🤣🤣
2022-12-27
0