Contract Marriage
Keluarga Sebastian sudah berada di depan rumah keluarga ku. Aku akan dijodohkan dengan anak bungsu dari keluarga tersebut.
Kakakku menggenggam tanganku agar tetap tenang dan ikhlas menerima perjodohan ini.
Aku yang berstatus dari anak keluarga Wijaya menuruni tangga dan menghampiri keluarga pria yang akan menjadi suamiku kelak.
Aku mencium punggung tangan kedua orang tua Steven dengan tersenyum manis kepada mereka.
Keluarga Sebastian tampak menyukaiku terkecuali Steven. Pria itu hanya menatap datar ke arahku.
"Ya Tuhan, dia cantik sekali," ucap Nyonya Sebastian memujiku.
"Terima kasih, Bu,"ucapku seraya tersenyum.
"Duduklah, Alina. Mereka yang akan menjadi mertuamu dan wanita yang ada di sebelah calon suamimu itu akan menjadi Kakak iparmu," ucap Nyonya Lely.
Namaku adalah Alina Saputri. Aku gadis yang begitu menyukai anak kecil. Aku selalu bertutur kata baik. Dan aku juga memiliki rambut hitam yang panjang.
Aku menatap ke arah Steven dan menundukkan kepalaku di saat pria itu memandang tajam ke arahku. Kedua keluarga meninggalkan kami di ruang tamu. Hanya keheningan yang ada diantara kami.
"Jangan pernah berharap jika aku akan mencintaimu. Menerima pernikahan ini saja, Aku terpaksa karena tidak ingin jatuh miskin." Jelas Steven yang sudah bosan dengan keheningan di antara kami.
Saat mendengar ucapan calon suamiku, hatiku terasa begitu teriris. Aku berusaha tersenyum dan tidak ingin memperlihatkan rasa sakit hatiku. Lagi pula pria itu juga tidak akan peduli,kan? Jadi aku tidak perlu memasang wajah kecewa di depannya.
"Setelah menikah kita akan membuat sebuah perjanjian. Tidak ada yang boleh mencampuri pribadi masing-masing. Dan juga tidak ada yang namanya bersentuhan secara fisik," ucap Steven dengan santainya dan menatap ke arah ku dengan tatapan tajam.
Aku hanya bisa diam dan menundukkan kepala. Steven mulai kesal karena melihatku tak merespon ucapannya. Ia mencengkram wajahku hingga memerah.
"Kau setuju atau tidak, hah! Kalau kau tidak setuju, aku akan mengatakan kepada orang tuaku untuk membatalkan perjodohan ini. Lagi pula aku juga tidak mencintaimu. Heh, Apa kau bisu?!" tegas Steven.
Steven berdiri dan akan menghampiri kedua orang tuanya yang berada di ruang keluarga. Namun, aku secepat mungkin menahan tangan calon suamiku. Tapi Aku tetap dalam posisi menundukkan kepalaku.
"A-aku... Aku setuju," ucapku singkat dan menahan kegugupan hatiku.
Pria itu langsung duduk di hadapanku yang setia menunggu jawaban darinya.
"Baiklah, setelah menikah denganku, kamu harus menandatangani kontrak perjanjian pernikahan kita," sambung Steven.
Aku hanya mengangguk. Lalu aku mengambilkan minum untuk calon suamiku.
Yang sudah menunjukkan pukul 08.00 malam. Keluarga Sebastian sudah berada di kediaman mereka. Mereka telah kembali dari kediaman rumahku.
***
Aku segera bergegas mengikuti kakakku ketika dia mengajakku untuk pergi ke toko perhiasan. Kakakku ini baru datang dari luar negeri karena ingin menghadiri pernikahan ku beberapa hari lagi.
Dia ingin memberikan ku hadiah untuk kado pernikahan ku dengan membelikan ku sebuah perhiasan mewah.
Namun ketika di dalam toko perhiasan itu, dari kejauhan tak sengaja Aku melihat siluet Steven. Aku tertegun melihatnya. Calon suamiku itu sedang memanjakan seorang gadis dan terkadang dia juga mencium pipi gadis tersebut.
Aku tidak tahu sebenarnya siapa gadis itu. Tapi mereka terlihat sangatlah begitu mesra. Dan entah mengapa membuat hatiku begitu teriris melihatnya.
"Kesayangan, ada apa? Kenapa berhenti?"
Aku terkejut saat mendengar suara kakakku. Ku tarik saja tangan kakakku agar tak melihat Steven yang sedang bersama seorang gadis dengan begitu mesranya.
"Kak, Aku lapar," rengek ku.
"Kamu lapar?" tanyanya dan dengan cepat Aku mengangguk.
"Baiklah, kita makan. Tapi Aku ingin membelikan mu perhiasan dulu."
"Tapi Aku sudah sangat kelaparan lho ini, Kak." a Aku memberengut membuat Kak Roy terkekeh.
Akhirnya kakakku ini luluh. Aku tahu jika kak Roy tidak akan pernah bisa menolak apapun yang ku inginkan. Akhirnya kami berjalan menuju cafe yang ada di dekat Mall dan langsung memesan makanan.
Namun Aku rasanya tak berselera. Aku mengajak kak Roy karena ingin menghindari bertemu dengan Steven.
Sementara otakku terus saja terpikirkan oleh Steven yang terlihat begitu mesra bersama seorang gadis tadi. Dan itu semua membuat ku sangat tidak berselera.
"Katanya lapar, kenapa tidak di makan makanannya?" Suara kak Roy menyadarkan ku.
"Ah, maaf kak. Iya Aku makan," ucap ku tersenyum terpaksa. Aku memaksa memakan makanan yang sudah kami pesan itu.
***
Hari ini adalah hari yang di nantikan oleh keluarga Sebastian dan juga keluarga Wijaya. Kedua anak mereka akan menikah di depan penghulu dan juga para tamu.
Berada di posisi ini membuat ku begitu gugup. Tapi syukurlah semuanya berjalan dengan lancar. Setelah Steven mengucapkan ijab Kabul, Aku mencium punggung tangannya pria yang kini sudah berstatus sebagai suamiku.
Entah mengapa, Aku bahagia dengan pernikahan ini. Ku tatap suamiku dan ku tampilkan senyum manis ku padanya. Namun Steven menatap ku seolah malas. Dan itu membuat ku teringat akan ucapnya beberapa hari lalu tentang dirinya yang tidak mencintai ku. Apalagi setelah ini nanti akan ada sebuah perjanjian antara kita. Tapi Aku terus berharap jika Steven tak serius dan ucapannya waktu itu.
Setelah acara pernikahan selesai, Steven membawa ku untuk tinggal di rumah pribadi miliknya.
Aku mulai melakukan tugasku sebagai seorang istri. Ku rapikan baju-baju suamiku dan ku letakkan di dalam lemari pakaian.
Namun Aku di buat terkejut saat suamiku melemparkan sebuah map coklat ke arahku.
"Cepat tandatangani! Aku sudah begitu muak melihat mu!" teriak Steven dan itu membuat ku begitu ketakutan.
Aku langsung memandangi surat perjanjian itu dan memberikannya kepada suamiku dengan perasaan hancur.
"Baiklah. Tidak akan pernah ada sentuhan fisik, Kau paham! Kita tetap akan tidur dalam satu kamar dan satu kasur yang sama. Tapi jangan pernah berani menyentuh tubuh ku!" seru Steven dan langsung keluar dari kamar.
Aku mencoba menahan rasa sakit ini sendirian. Rasanya begitu sesak mengingat sikap Steven padaku.
Ku putuskan untuk turun kebawah dan membuatkan makan malam untuk suamiku. Tapi Aku menghentikan langkahku ketika melewati ruang tengah.
Tubuhku tercekat melihat pemandangan yang membuat lutut ini seolah tak dapat menopang tubuh ini. Hatiku hancur seketika melihat suamiku yang bercumbu mesra bersama seorang gadis di depan mataku.
Tanpa sengaja gadis itu menyadari ku yang berada di sana. Gadis itu tersenyum menyeringai dan menatap ku begitu remeh. Gadis itu dengan sengaja membalas setiap ciuman dari suamiku dan memamerkannya kepada ku.
Tak kuasa melihat semua itu, Aku segera berlari menuju kamar dan menutupnya. Lutut ku melemah, air mataku sudah tak terbendung lagi.
"Kenapa terasa begitu sakit sekali? Kenapa mereka begitu tega padaku? Apa salah ku di masalalu, Tuhan?" Aku menangis mengingat yang terjadi.
Tiba-tiba Steven masuk kedalam kamar tanpa melihat ku yang sedang menangis akibat perbuatannya. Steven langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur dan tertidur pulas. Sementara Aku berdiri dan melangkah ke arah suamiku yang sudah terlelap di atas kasur.
Aku menyelimuti tubuh suamiku karena Aku tak ingin dia terganggu oleh ku.
"Apa Kamu melupakan ku, Steve? Dulu Kau pernah berjanji akan menikahiku dan akan menjagaku saat kita sudah dewasa. Secepat itukah Kau melupakan kata-katamu?" ucap ku menahan tangis.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Vita Zhao
hadir kak.
baru bab pertama aku udah nyesek😭😭😭😭
2022-10-18
0
Rosy
kok ikut sakit hati ya dg sikap Steven..seperti tidak pernah menghargai seorang wanita padahal ibunya juga seorang wanita..meskipun dia tidak mencintai Alina tapi sikapnya tidak harus seperti itu juga dong 😤😤
Dan sebenarnya aku suka dg karakter wanita yg kuat dan tidak mudah di tindas Thor biar para lelaki tidak seenaknya saja sama perempuan seperti yg Steve lakukan kepada Alina..
2022-10-17
1
ossy Novica
janji di masa kecil tidak bisa di pedomani .
2022-10-17
1