Menyesal Setelah Dibuang

Menyesal Setelah Dibuang

1 Berubah

Desi yang baru saja pulang dari pasar langsung menuju ke dapurnya untuk memasak karna suaminya sebentar lagi akan bangun dan berangkat bekerja. Di tengah kesibukannya, sang suami memanggilnya.

“Desi!” Panggil Anton

Desi menghampiri suaminya yang berteriak-teriak memanggil namanya

“Ada apa sih mas, kenapa mesti teriak-teriak, aku lagi masak di dapur” ujar Desi

“Ini baju aku mana, baju warna biru kenapa tidak ada?” Bentak Anton

“Cuma perkara baju sampai teriak-teriak begitu, malu didengar tetangga mas” ucap Desi menenangkan suaminya

“Kamu ini tidak becus jadi istri, mana bajunya mau aku pakai”

“Itu bajunya aku gantung mas, kan kamu bilang mau dipakai sekarang jadi aku sudah setrika juga” Desi menunjuk baju hem biru yang sudah rapi

“Setelah ini aku mau makan” ucapnya berlalu ke kamar mandi

Desi menghela nafasnya, memang ini bukan yang pertama kali suaminya membentaknya tapi tetap saja hatinya merasa sakit jika suaminya selalu bahkan hampir setiap hari membentaknya. Desi kembali ke dapur menyiapkan makanan untuk suaminya.

Desi dan Anton sudah menikah selama 3 tahun, namun sampai saat ini mereka belum mempunyai anak. Ibu Anton selalu menanyakan kapan dirinya akan menggendong cucu, karna tetangga-tetangganya sudah menggendong cucunya.

“Sudah bertahun-tahun menikah tapi belum juga kasih mamah cucu, mamah juga ingin gendong cucu kayak tetangga-tetangga mamah, anak-anak mereka saja baru menikah beberapa bulan sudah hamil, lah kamu sudah 3 tahun belum ada tanda-tanda juga” bahkan setiap ibu mertuanya ke rumah kalimat itu seperti keharusan yang diucapkannya membuat hati Desi semakin sakit, apalagi sikap suaminya akhir-akhir ini berubah kasar dan seperti tak ada lembut-lembutnya lagi.

Desi bertahan karna ia yakin suaminya akan berubah, mungkin karna lelah bekerja sikapnya seperti itu. Entah sampai kapan ia harus bersabar lagi, jatah yang diterimanya pun semakin menurun. Tahun pertama Desi menerima jatah bulanan 1,5 juta, setelah tahun kedua jatah itu menurun alasan yang diberikan suaminya adalah untuk ibunya, agar ibunya tidak kesusahan, dan parahnya tahun ke 3 pernikahannya jatah yang diberikan Anton hanya 700 ribu, dan itu harus cukup untuk belanja dan bayar listrik serta keperluan lainnya.

Setiap kali ditanya, pasti ia bilang untuk ibunya padahal ibunya hanya tinggal sendiri, untuk belanja pun tidak terlalu banyak pengeluaran, beda dengan dirinya yang tinggal berdua dan Anton selalu meminta menu yang berbeda setiap harinya, membuat Desi harus pintar-pintar mengatur uangnya agar cukup selama satu bulan.

Jika bagi suaminya uang 700 ribu sudah sangat cukup untuk kehidupan selama satu bulan, karna ia belum tahu jika harga bahan-bahan, ikan dan sayuran sudah naik belum lagi gas yang harus ditukarnya selama lima hari sekali.

“Nanti aku pulang telat ya, lembur karna pekerjaan menumpuk” ucap Anton menyuapkan nasi pada mulutnya

“Kenapa lembur hampir setiap hari mas?” tanya Desi

“Ya namanya juga kerja, kamu bagaimana sih suami bekerja bukannya didukung malah dicurigai” ucapnya meninggi

“Bukan curiga mas, kenapa mesti setiap hari lemburnya”

“Aah sudahlah aku malas makan kalo kamu cerewet seperti ini, aku itu bekerja juga untuk kamu kenapa kamu malah jadi curiga kalo aku aneh-aneh, suami bekerja bukannya suport ini malah dituduh-tuduh sembarangan lebih baik aku berangkat saja” Anton berdiri dan pergi menaiki motornya

Desi hanya menatap kepergian suaminya, ia berniat mengecek ke kantornya nanti sore benarkah suaminya akan lembur, ia hanya memastikan saja, Desi tak mau hanya berjuang sendiri untuk mempertahankan rumah tangganya, jika memang suaminya sudah ada yang lain maka ia akan mundur, sudah cukup satu tahun ia sabar dengan perlakuan suami dan ibu mertuanya yang semakin tidak menghargai keberadaannya dirinya.

Setelah selesai membereskan semua makanan, Desi membersihkan kamar dan mencuci baju.

“Desi! Desi! Buka pintunya” teriak Ratna

Mendengar ada yang memanggil namanya Desi segera keluar dan membukakan pintu.

“Ibu, ayo masuk bu, sudah dari tadi ya bu?” ucap Desi

“Kamu ini ibu panggil-panggil ke mana saja sih suara ibu sampai habis gara-gara kamu. Ibu mertua datang bukannya disambut malah dibiarkan teriak-teriak menantu macam apa kamu ini” bentak Ratna

“Maaf bu tadi aku cuci baju jadi tidak dengar kalo ibu panggil, ayo masuk bu malu didengar orang kalo ibu teriak-teriak begini” jawab Desi

“Biar saja tetangga kamu tahu kalo kamu itu menantu tidak becus. Sudah sana lanjutkan cuci bajunya, lihat kamu begini kok cocoknya jadi pembantu bukan menantu, seharusnya kamu itu berpenampilan menarik agar suami kamu betah, kalo kamu begini bisa-bisa suami kamu malah melirik wanita lain” ucap Ratna

“Ibu kok bicara seperti itu sih, aku begini kan juga untuk mas Anton” jawab Desi

“Kamu dikasih tahu bukannya mikir menjawab ibu, setiap ibu ke sini jadinya malah kesal, bukannya disambut dengan baik malah melawan kalo dikasih tahu” ujar Ratna sinis

“Maaf bu, tapi ucapan ibu tadi menyakiti hati aku, seharusnya ibu senang kalo aku bisa mengurus mas Anton meskipun penampilan aku seperti ini, ini semua an juga karna mas Anton bu” ucap Desi sendu

“Ibu mau pulang saja kalo begini, malah bikin emosi” ucap Ratna pergi keluar

Ucapan ibu mertuanya itu melukai hatinya, lagi dan lagi hatinya harus terluka akibat ucapan ibu mertuanya yang tidak pernah sadar atas ucapannya sendiri.

Desi melanjutkan mencuci bajunya, ia menyelesaikan semua dan ia juga membersihkan dirinya agar lebih segar karna dari pagi sudah kucel akibat pergi ke pasar dan memasak untuk suaminya, tapi suaminya tak menghabiskan sarapannya.

Desi menjatuhkan air matanya, pernikahan yang ia harapkan bisa membuatnya merasa bahagia justru membuatnya tersiksa, dulu sikap suaminya yang lembut kini seperti singa yang ingin menyantap mangsanya. Tak ada keharmonisan, tak ada sapaan hangat bahkan pulang bekerja pun Desi tak tahu karna terlalu larut sehingga membuatnya tidur lebih dulu. Ia bahkan lupa jika dirinya belum sarapan karna sibuk dengan mengurus rumah. Desi ke meja makan untuk mengganjal perutnya yang sudah berbunyi.

Desi mengingat ucapan ibu mertuanya yang mengatakan kalo dirinya seperti pembantu hanya karna penampilannya yang tidak ia jaga. Padahal Desi melakukan semua itu untuk melayani semua kebutuhan dan keperluan sang suami, sampai ia tak sempat memikirkan penampilannya lagi.

“Oh iya nanti sore aku akan pergi ke kantor mas Anton untuk membuktikan apakah dia benar-benar lembur atau tidak” ucap Desi

Selesai melakukan semua pekerjaan rumah Desi beristirahat, tubuhnya terasa pegal-pegal karna tadi harus mencuci baju, ia tidak menggunakan meson cuci agar lebih hemat, karna uang yang diberikan selalu pas setiap bulannya.

Terpopuler

Comments

Ta..h

Ta..h

getiiirr y ky nya desy tersiksa batin deh.

2023-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 1 Berubah
2 2 Pergi
3 3 Keputusan
4 4 Bekerja
5 5 Salah Paham
6 6 Ekstra Sabar
7 7 Pertengkaran
8 8 Menyesal?
9 9 Candae (Calon Janda Elit)
10 10 Pilihan Tak Tepat
11 11 Cerai!
12 12 Ternodai
13 13 Rumah Sakit
14 14 Mengamuk
15 15 Curhat
16 16 Resti Minggat
17 17 Putus
18 18 Ketahuan Lagi
19 19 Membujuk
20 20 Membesuk
21 21 Ditemani Bos
22 22 Melabrak Resti
23 23 Menyampaikan
24 24 Bertamu Pagi-Pagi
25 25 Bertemu Sely
26 26 Kemarin Resti Sekarang Sely
27 27 Mantan Suami Posesif
28 28 Adegan Lalu
29 29 Definisi Cewek Selalu Benar
30 30 Kalah Start
31 31 Rencana Burhan
32 32 Siapa?
33 33 Makan Malam Bersama
34 34 Numpang Makan
35 35 Sely Berulah Lagi
36 36 Menebus Kesalahan
37 37 Jebakan
38 38 Desi Cemburu?
39 39 Angga Murka
40 40 Menemui Sely
41 41 Solusi Desi
42 42 Antara Desi, Sely dan Angga
43 43 Melihat Proyek
44 44 Kembali?
45 45 Bad Mood
46 46 Pulang Bareng Lagi
47 47 Weekend Di Kebun
48 48 Gagal Romantis
49 49 Digantung Atau Menggantung
50 50 Angga Mulai Mencari Tahu
51 51 Memberi Pinjaman
52 52 Desi Mengetahuinya
53 53 Angga Mencari Tahu
54 54 Proses
55 55 Satu Ruangan
56 56 Darto Murka
57 57 Desi Khawatir
58 58 Terungkap
59 59 Terungkap
60 60 Desi Dan Angga
61 61 Melamar
62 62 Pulang Ke Rumah
63 63 Mengenal
64 64 Bertemu Calon Mertua
65 65 Mencari Gaun
66 66 Hari Bahagia
67 67 Sah
68 68 Kejutan
69 69 Hamil
70 70 Arumi
71 71 End
72 Draft
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1 Berubah
2
2 Pergi
3
3 Keputusan
4
4 Bekerja
5
5 Salah Paham
6
6 Ekstra Sabar
7
7 Pertengkaran
8
8 Menyesal?
9
9 Candae (Calon Janda Elit)
10
10 Pilihan Tak Tepat
11
11 Cerai!
12
12 Ternodai
13
13 Rumah Sakit
14
14 Mengamuk
15
15 Curhat
16
16 Resti Minggat
17
17 Putus
18
18 Ketahuan Lagi
19
19 Membujuk
20
20 Membesuk
21
21 Ditemani Bos
22
22 Melabrak Resti
23
23 Menyampaikan
24
24 Bertamu Pagi-Pagi
25
25 Bertemu Sely
26
26 Kemarin Resti Sekarang Sely
27
27 Mantan Suami Posesif
28
28 Adegan Lalu
29
29 Definisi Cewek Selalu Benar
30
30 Kalah Start
31
31 Rencana Burhan
32
32 Siapa?
33
33 Makan Malam Bersama
34
34 Numpang Makan
35
35 Sely Berulah Lagi
36
36 Menebus Kesalahan
37
37 Jebakan
38
38 Desi Cemburu?
39
39 Angga Murka
40
40 Menemui Sely
41
41 Solusi Desi
42
42 Antara Desi, Sely dan Angga
43
43 Melihat Proyek
44
44 Kembali?
45
45 Bad Mood
46
46 Pulang Bareng Lagi
47
47 Weekend Di Kebun
48
48 Gagal Romantis
49
49 Digantung Atau Menggantung
50
50 Angga Mulai Mencari Tahu
51
51 Memberi Pinjaman
52
52 Desi Mengetahuinya
53
53 Angga Mencari Tahu
54
54 Proses
55
55 Satu Ruangan
56
56 Darto Murka
57
57 Desi Khawatir
58
58 Terungkap
59
59 Terungkap
60
60 Desi Dan Angga
61
61 Melamar
62
62 Pulang Ke Rumah
63
63 Mengenal
64
64 Bertemu Calon Mertua
65
65 Mencari Gaun
66
66 Hari Bahagia
67
67 Sah
68
68 Kejutan
69
69 Hamil
70
70 Arumi
71
71 End
72
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!