Menyesal Setelah Dibuang
Desi yang baru saja pulang dari pasar langsung menuju ke dapurnya untuk memasak karna suaminya sebentar lagi akan bangun dan berangkat bekerja. Di tengah kesibukannya, sang suami memanggilnya.
“Desi!” Panggil Anton
Desi menghampiri suaminya yang berteriak-teriak memanggil namanya
“Ada apa sih mas, kenapa mesti teriak-teriak, aku lagi masak di dapur” ujar Desi
“Ini baju aku mana, baju warna biru kenapa tidak ada?” Bentak Anton
“Cuma perkara baju sampai teriak-teriak begitu, malu didengar tetangga mas” ucap Desi menenangkan suaminya
“Kamu ini tidak becus jadi istri, mana bajunya mau aku pakai”
“Itu bajunya aku gantung mas, kan kamu bilang mau dipakai sekarang jadi aku sudah setrika juga” Desi menunjuk baju hem biru yang sudah rapi
“Setelah ini aku mau makan” ucapnya berlalu ke kamar mandi
Desi menghela nafasnya, memang ini bukan yang pertama kali suaminya membentaknya tapi tetap saja hatinya merasa sakit jika suaminya selalu bahkan hampir setiap hari membentaknya. Desi kembali ke dapur menyiapkan makanan untuk suaminya.
Desi dan Anton sudah menikah selama 3 tahun, namun sampai saat ini mereka belum mempunyai anak. Ibu Anton selalu menanyakan kapan dirinya akan menggendong cucu, karna tetangga-tetangganya sudah menggendong cucunya.
“Sudah bertahun-tahun menikah tapi belum juga kasih mamah cucu, mamah juga ingin gendong cucu kayak tetangga-tetangga mamah, anak-anak mereka saja baru menikah beberapa bulan sudah hamil, lah kamu sudah 3 tahun belum ada tanda-tanda juga” bahkan setiap ibu mertuanya ke rumah kalimat itu seperti keharusan yang diucapkannya membuat hati Desi semakin sakit, apalagi sikap suaminya akhir-akhir ini berubah kasar dan seperti tak ada lembut-lembutnya lagi.
Desi bertahan karna ia yakin suaminya akan berubah, mungkin karna lelah bekerja sikapnya seperti itu. Entah sampai kapan ia harus bersabar lagi, jatah yang diterimanya pun semakin menurun. Tahun pertama Desi menerima jatah bulanan 1,5 juta, setelah tahun kedua jatah itu menurun alasan yang diberikan suaminya adalah untuk ibunya, agar ibunya tidak kesusahan, dan parahnya tahun ke 3 pernikahannya jatah yang diberikan Anton hanya 700 ribu, dan itu harus cukup untuk belanja dan bayar listrik serta keperluan lainnya.
Setiap kali ditanya, pasti ia bilang untuk ibunya padahal ibunya hanya tinggal sendiri, untuk belanja pun tidak terlalu banyak pengeluaran, beda dengan dirinya yang tinggal berdua dan Anton selalu meminta menu yang berbeda setiap harinya, membuat Desi harus pintar-pintar mengatur uangnya agar cukup selama satu bulan.
Jika bagi suaminya uang 700 ribu sudah sangat cukup untuk kehidupan selama satu bulan, karna ia belum tahu jika harga bahan-bahan, ikan dan sayuran sudah naik belum lagi gas yang harus ditukarnya selama lima hari sekali.
“Nanti aku pulang telat ya, lembur karna pekerjaan menumpuk” ucap Anton menyuapkan nasi pada mulutnya
“Kenapa lembur hampir setiap hari mas?” tanya Desi
“Ya namanya juga kerja, kamu bagaimana sih suami bekerja bukannya didukung malah dicurigai” ucapnya meninggi
“Bukan curiga mas, kenapa mesti setiap hari lemburnya”
“Aah sudahlah aku malas makan kalo kamu cerewet seperti ini, aku itu bekerja juga untuk kamu kenapa kamu malah jadi curiga kalo aku aneh-aneh, suami bekerja bukannya suport ini malah dituduh-tuduh sembarangan lebih baik aku berangkat saja” Anton berdiri dan pergi menaiki motornya
Desi hanya menatap kepergian suaminya, ia berniat mengecek ke kantornya nanti sore benarkah suaminya akan lembur, ia hanya memastikan saja, Desi tak mau hanya berjuang sendiri untuk mempertahankan rumah tangganya, jika memang suaminya sudah ada yang lain maka ia akan mundur, sudah cukup satu tahun ia sabar dengan perlakuan suami dan ibu mertuanya yang semakin tidak menghargai keberadaannya dirinya.
Setelah selesai membereskan semua makanan, Desi membersihkan kamar dan mencuci baju.
“Desi! Desi! Buka pintunya” teriak Ratna
Mendengar ada yang memanggil namanya Desi segera keluar dan membukakan pintu.
“Ibu, ayo masuk bu, sudah dari tadi ya bu?” ucap Desi
“Kamu ini ibu panggil-panggil ke mana saja sih suara ibu sampai habis gara-gara kamu. Ibu mertua datang bukannya disambut malah dibiarkan teriak-teriak menantu macam apa kamu ini” bentak Ratna
“Maaf bu tadi aku cuci baju jadi tidak dengar kalo ibu panggil, ayo masuk bu malu didengar orang kalo ibu teriak-teriak begini” jawab Desi
“Biar saja tetangga kamu tahu kalo kamu itu menantu tidak becus. Sudah sana lanjutkan cuci bajunya, lihat kamu begini kok cocoknya jadi pembantu bukan menantu, seharusnya kamu itu berpenampilan menarik agar suami kamu betah, kalo kamu begini bisa-bisa suami kamu malah melirik wanita lain” ucap Ratna
“Ibu kok bicara seperti itu sih, aku begini kan juga untuk mas Anton” jawab Desi
“Kamu dikasih tahu bukannya mikir menjawab ibu, setiap ibu ke sini jadinya malah kesal, bukannya disambut dengan baik malah melawan kalo dikasih tahu” ujar Ratna sinis
“Maaf bu, tapi ucapan ibu tadi menyakiti hati aku, seharusnya ibu senang kalo aku bisa mengurus mas Anton meskipun penampilan aku seperti ini, ini semua an juga karna mas Anton bu” ucap Desi sendu
“Ibu mau pulang saja kalo begini, malah bikin emosi” ucap Ratna pergi keluar
Ucapan ibu mertuanya itu melukai hatinya, lagi dan lagi hatinya harus terluka akibat ucapan ibu mertuanya yang tidak pernah sadar atas ucapannya sendiri.
Desi melanjutkan mencuci bajunya, ia menyelesaikan semua dan ia juga membersihkan dirinya agar lebih segar karna dari pagi sudah kucel akibat pergi ke pasar dan memasak untuk suaminya, tapi suaminya tak menghabiskan sarapannya.
Desi menjatuhkan air matanya, pernikahan yang ia harapkan bisa membuatnya merasa bahagia justru membuatnya tersiksa, dulu sikap suaminya yang lembut kini seperti singa yang ingin menyantap mangsanya. Tak ada keharmonisan, tak ada sapaan hangat bahkan pulang bekerja pun Desi tak tahu karna terlalu larut sehingga membuatnya tidur lebih dulu. Ia bahkan lupa jika dirinya belum sarapan karna sibuk dengan mengurus rumah. Desi ke meja makan untuk mengganjal perutnya yang sudah berbunyi.
Desi mengingat ucapan ibu mertuanya yang mengatakan kalo dirinya seperti pembantu hanya karna penampilannya yang tidak ia jaga. Padahal Desi melakukan semua itu untuk melayani semua kebutuhan dan keperluan sang suami, sampai ia tak sempat memikirkan penampilannya lagi.
“Oh iya nanti sore aku akan pergi ke kantor mas Anton untuk membuktikan apakah dia benar-benar lembur atau tidak” ucap Desi
Selesai melakukan semua pekerjaan rumah Desi beristirahat, tubuhnya terasa pegal-pegal karna tadi harus mencuci baju, ia tidak menggunakan meson cuci agar lebih hemat, karna uang yang diberikan selalu pas setiap bulannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ta..h
getiiirr y ky nya desy tersiksa batin deh.
2023-04-08
0