“Biarkan saja, biar dia menyesal sudah menyia-nyiakan anak bapak yang baik ini. Ibarat berlian dan sampah, Anton lebih memilih memungut sampah daripada mempertahan berliannya”
“Sudahlah pak, biarkan saja itu menjadi urusan rumah tangga mas Anton, sebaiknya bapak mandi saja sudah bau keringat” Desi menutup hidungnya
“Kamu ini, bapak lagi serius malah kamu usir begini, ya sudah bapak mandi dulu” Darto berlalu ke masuk ke kamarnya
Desi menyiapkan makanan di meja, Darto yang sudah selesai mandi dan berganti baju langsung menghampiri Desi.
“Ayo makan pak” ajak Desi
Desi mengambilkan nasi dan lauk.
“Bapak mau ke masjid setelah ini, kamu mau ikut?” tanya Darto
“Boleh deh, di sini juga bosan sekalian silaturahmi sudah lama tidak pernah ke masjid” jawab Desi
Setelah makan, Desi dan Darto bersiap-siap untuk pergi ke masjid. Jarak ke masjid tidak terlalu jauh sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
“Desi, ayo berangkat nanti keburu adzan” panggil Darto
“Iya pak sebentar” Desi keluar dengan membawa mukena
Di perjalanan Desi dan Darto bertemu dengan jamaah lainnya yang ingin pergi ke masjid.
Sesampainya di masjid, semua jamaah menunggu salat berjamaah.
Banyak warga yang datang malam ini, Desi merasa masa-masa sebelum menikah kembali lagi. Dulu sebelum menikah Desi sering ke masjid bersama kedua orang tuanya. Namun setelah ibunya meninggal dan Desi menikah ia bahkan jarang dan hampir tidak pernah ke masjid.
“Sudah lama ya, tidak pernah berjamaah ke masjid” ucap salah satu tetangga Desi
“Eh iya bu, kemarin-kemarin masih sibuk jadi tidak sempat ke sini dan jaraknya juga lumayan kalau jalan kaki, mau pakai motor tidak tahu nanti malah bukan ke masjid” Ucap Desi
Selesai salat Desi dan Darto langsung pulang, namun di perjalanan Desi bertemu dengan Anton dan Resti.
“Memang harusnya banyak-banyak ibadah, berdoa agar nanti kalo dapat suami tidak berpaling” sindir Resti yang jaraknya tidak terlalu jauh
“Resti, apa-apa sih kamu” omel Anton
Anton merasa malu bertemu dengan Desi dan juga Darto, apalagi Darto yang seperti tidak menyukainya dan sempat memukulnya.
“Ayo pulang” Anton menarik Resti agar segera masuk ke dalam mobil
“Apa sih mas, tunggu dong sabar aku kan lagi bicara sama canda” ucap Resti
“Canda, canda apaan sih tidak jelas kamu” sungut Anton
“Calon janda hahaha” Resti tergelak dengan ucapannya sendiri
Desi yang mulai terpancing membalas ucapan Resti.
“Aku koreksi ya, yang benar itu ‘candae’ calon janda elit” Desi mengibaskan bajunya seperti putri raja
“Janda elit dari mana, suami kamu itu kabur karna kamu itu tidak menarik lagi sadar diri dong” ucap Resti
“Haduh ada yang takut suaminya kepincut lagi nih sampai-sampai harus diikuti ke mana-mana, hati hati ya kalo laki-laki sudah pernah selingkuh tidak menutup kemungkinan akan mengulang lagi jadi ya hati-hati saja dan sabar kalo ada perempuan lain yang lebih menarik. Ayo pak kita pulang kalo di sini lama-lama bisa ikutan aneh” Desi menggandeng Darto untuk segera berjalan pulang
“Kurang ajar! Sini kamu, berani-berani bilang seperti itu kalo berani ke sini jangan kabur kamu takut kan” Resti berteriak-teriak seperti orang kesurupan namun Anton menahannya dan segera membawanya masuk ke dalam mobilnya.
“Kamu kenapa malah diam saja sih mas, atau memang benar ya yang dikatakan Desi kalo kamu sudah ada perempuan lain, atau kamu bahkan berniat kembali dengan dia ya!” bentak Resti
“Kamu tidak waras ya, kenapa kamu jadi emosian begini apa-apa emosi. Bukannya kamu duluan yang mulai perdebatan itu jadi kalo kamu bilang aku ada perempuan lain aku tidak akan menikahi kamu” Anton yang terlihat kesal dengan sikap Resti
“Awas ya mas kalo kamu sampai selingkuh dari aku, aku akan buat perempuan itu menderita termasuk kamu juga dan kalo kamu sampai kembali dengan Desi aku tidak akan segan-segan untuk melakukan sesuatu agar kamu tidak bahagia” ancam Resti
“Sudahlah tidak ada gunanya kamu membahas ini, lebih baik kamu kontrol diri kamu agar tidak emosi terus menerus seperti ini” ujar Anton
*
“Memang cocok Anton menikah dengan wanita tadi sama-sama tidak beres, untung kamu pisah dengan dia” ujar Darto
“Jadi bapak mensyukuri anaknya ini jadi janda, eh tunggu-tunggu candae calon janda elit hahaha” Desi tertawa mengingat julukan yang diberikan Resti
“Bukan mensyukuri, kalo kamu bersama dengan Anton bapak tidak tahu kamu masih waras atau tidak, dan itu julukan tadi itu ee canda calon janda itu bisa-bisanya dia memberi kamu julukan itu” Darto menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan perbuatan Resti, seharusnya dia malu karna sudah merebut suami orang bukan malah terang-terangan seperti itu bahkan tidak malu mengakui suami yang hasil merebut
“Ya begitu pak, zaman sekarang mana ada sih pelakor yang tahu malu kali pelakor tahu malu mungkin tidak akan jadi pelakor” ujar Desi
“Iya juga ya, tapi sekarang banyak yang jadi perebut suami orang bahkan dengan berani mengakui suami orang, kamu jangan sampai seperti itu nak, meski tidak ada lagi laki-laki lebih baik kamu jomblo deh daripada jadi sejenis pelakor” ucap Darto
“Desi kan anak baik pak, mana mungkin mau jadi pelakor kalo aku mau jadi pelakor buat apa aku kerja mendong tinggal minta dan mencari laki-laki kaya pasti banyak duit kita” Desi memainkan alisnya
“Kamu ini ada-ada saja, tapi enak kayaknya kalo tinggal minta duit jadi tidak perlu capek-capek kerja” ucap Darto
“Ish bapak kok malah serius menanggapinya aku kan cuma bercanda” gerutu Desi
“Eh bapak juga bukan serius hanya memberi pendapat saja hehehe” ucap Darto menggaruk kepalanya yang tidak gatal
“Awas saja kalo bapak sampai aneh-aneh ya, Desi tidak mau punya ibu lagi” ancam Desi
“Ya ampun Desi kamu berpikir terlalu jauh sampai-sampai bilang seperti itu mana mungkin bapak mau mencari pengganti ibumu, cinta bapak hanya untuk ibumu seorang tidak akan terganti” terang Darto
“Aku pegang kata-kata bapak ya, aku tidak mau punya ibu tiri pak ibu tiri itu jahat dan tidak akan pernah sayang sama anak sambungnya”
“Kebanyakan nonton TV jadi seperti ini kan, lagian siapa juga yang mau cari pengganti ibu meskipun ada seribu gadis yang mengantri bapak tidak akan terima karna cinta bapak hanya untuk ibu kamu seorang”
“Halah, bapak gombal pantas ibu mau sama bapak ternyata bapak pintar gombal” Desi tertawa
“Bapak bukan gombal, tapi memang seperti itu kenyataannya kalo cari laki-laki seperti bapak ini setia dan pasti membuat bahagia seumur hidup”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ta..h
seneng nya anak end bapak akur kompak .
2023-04-08
1