Kini Desi lebih semangat untuk bekerja, bukan hanya untuk mendapatkan uang Desi juga ingin mengisi waktu tanpa harus memikirkan perkara rumah tangganya yang sebentar lagi akan berakhir. Ya tahap mediasi sudah Desi lewati, Anton tak hadir pada hari itu entah karna ada urusan atau sengaja menghindar, sampai saat ini Desi tak pernah lagi bertemu dengan Anton.
Desi memfokuskan dirinya untuk pekerjaan dan bapaknya, ia bukan remaja lagi yang harus melewati fase galau karna putus cinta. Pengkhianatan yang dilakukan Anton tidak bisa lagi dimaafkan dan Desi tak akan pernah kembali pada Anton lagi.
“Sudah siap saja” sapa Darto yang baru keluar dari kamarnya
“Iya pak, hari ini ada meeting jadi berangkatnya lebih awal buat menyiapkan berkas-berkasnya” ujar Desi
“Apa kamu nyaman bekerja di sana?” tanya Darto
Darto menatap lekat putri satu-satunya itu.
“Nyaman pak, orang-orang di sana juga baik dan ramah-ramah apalagi bosnya Desi baik banget” ucap Desi
“Baik kalo lagi ada maunya, sikapnya kayak batu huh kudu menyiapkan sabar ekstra biar tidak naik dara” ucap Desi dalam hati
“Syukurlah kalo kamu nyaman bekerja di sana” ucap Darto tersenyum
“Bapak tidak perlu khawatir, aku sudah tidak sedih lagi kok apalagi sebentar lagi proses perceraian aku dan mas Anton hampir ketuk palu, semoga saja tidak ada hambatan” ucap Desi menunjukkan wajah yang tegar
“Rasanya bapak ingin memukul dia kalo ingat bagaimana dia menyakiti kamu, ingin bapak ulek-ulek biar kapok dia” Darto terlihat sangat kesal dan memeragakan seperti sedang mengulek sambal
“Kalo diulek dijadikan sambal dong pak terus kita makan pakai telur ceplok” Desi terkekeh
“Kamu ini bapak lagi serius juga” omel Darto
“Hehehe ya maaf pak, lagian ngapain sih mikirin mas Anton buang-buang tenaga dan waktu saja biarkan saja semua itu urusan mas Anton, aku sudah tidak mau tahu tentang dia” ucap Desi
“Sudah sana berangkat, jangan mikirin laki-laki tak berguna itu” ucap Darto
“Siap pak” Desi memeragakan seperti orang yang sedang hormat
“Aku berangkat ya, bapak jangan terlalu lelah Assalamualaikum” Desi mencium punggung tangan Darto
“Iya, hati-hati ya Waalaikumsalam” jawab Darto
Desi menaiki ojek yang sudah menunggunya di depan rumah. Semenjak Desi bekerja, ia mencari tukang ojek langganan yang bisa mengantarnya setiap hari. Desi bisa saja naik taksi, tapi ia harus berjalan kaki dulu agar bisa sampai di jalan raya, jarak dari rumah ke jalan raya tidak terlalu jauh tapi cukup buat pemanasan, karna itu Desi menaiki ojek. Sesekali saja ia naik taksi kalau cuaca sedang tidak mendukung, sekalian pengiritan karna ia belum menerima gaji.
Sesampainya di kantor, Desi langsung masuk ke ruangannya dan mulai fokus menyiapkan materi untuk meeting nanti.
“Desi” panggil Angga yang tiba-tiba masuk ke ruangannya
“Astagfirullah” Desi mengelus dadanya karna terkejut “Bapak kalo masuk ketuk dulu biar orang tidak kaget” omel Desi
“Kok malah kamu yang ngomel” Ucap Angga datar
“Hehehe maaf pak habisnya bapak sih masuk tidak bilang dulu saya kan jadi kaget untung saya tidak mengeluarkan jurus saya” ucap Desi
“Jurus apa? Jurus pingsan” bentak Angga
Desi hanya menunjukkan deretan giginya yang putih dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Materi buat meeting nanti sudah siap?” tanya Angga
Desi berdiri untuk memberikan berkas-berkas yang diperlukan untuk meeting nanti.
“Sudah pak, ini”
Namun ketika Desi hendak kembali duduk ia malah tersandung dengan kakinya sendiri. Untung Angga sigap menangkap tubuh Desi, dan terjadilah adegan saling pandang-pandangan.
“Sayang kamu di si-“ Sely yang membuka pintu kaget melihat Angga dan Desi yang seperti berpelukan
“Ma-maaf pak” Desi berdiri membetulkan posisinya
“Kamu ngapain di sini Angga? Kamu selingkuh sama dia ya?” sidik Sely
“Kamu bicara apa sih, siapa yang selingkuh tadi itu aku Cuma bantu dia” jawab Angga
“Halah alasan, mana ada orang selingkuh mau mengaku dan kamu” Sely menunjuk pada Desi dengan tatapan buas “Kamu tahu kan dia itu bos kamu, dia pacar aku atau jangan-jangan kamu dekati dia hanya karna dia itu bos kamu ya, dasar wanita murahan” cibir Sely
“Maaf ya bu, saya tidak berminat merebut pacar ibu dan tadi hanya salah paham pak Angga memang mau menolong saya karna hampir saja terjatuh dan semua yang ibu tuduhkan itu tidak benar” terang Desi
“Sudah berapa kali aku bilang jangan panggil ibu, memang aku ibu kamu apa! Wanita kayak kamu ini banyak di luar sana, alasannya bekerja tapi nanti mendekati bosnya terus menguras semua hartanya, pura-pura polos eh maunya jadi simpanan” ujar Sely
“Saya bekerja di sini murni untuk mendapatkan uang hala, jadi kalo ibu berpikir saya mau merebut pak Angga saya tidak sampai kepikiran sampai ke situ, jangan-jangan ibu lagi yang mau menguras hartanya pak Angga” Desi membalikkan omongan Sely
“Heh kurang ajar kamu ya, sini kamu biar aku robek itu mulut bicara kurang ajar, tidak tahu sopan santun banget aku ini pacar atasan kamu, dan kamu bisa dipecat dari kantor ini kalo sampai berani sama aku” bentak Sely
Desi diam, memang benar ia bisa dipecat karna sudah lancang berbicara seperti itu kalo Angga memang sudah cinta mati sama Sely, tapi kalo Angga masih berpikir dengan jernih mungkin semua itu tak akan terjadi.
“Sudahlah Sel, sebaiknya kamu pulang saja jangan buat kekacauan di sini” Angga mulai angkat bicara
“Kamu usir aku Ga? Jadi kamu lebih belain perempuan ini daripada aku yang pacar kamu, kamu pasti mau enak-enakan di sini kan mau selingkuh berduaan sama dia, jawab Ga?!” bentak Sely
“Kamu bicara apa sih Sel, aku suruh kamu pulang bukan mau berduaan seperti yang kamu tuduhkan. Aku sama Desi nanti ada meeting jadi aku sibuk pasti tidak ada waktu sama kamu, nanti kamu malah marah karna merasa dicuekin di sini, makanya aku suruh kamu pulang atau pergi ke mana, belanja gitu” ujar Angga panjang lebar
“Oke aku akan pergi dari sini, tapi kamu transfer aku ya yang kemarin sudah habis buat belanja” Sely bergelayut manja di lengan Angga
“Iya nanti aku transfer” jawab Angga pasrah
Sely menatap Desi
“Awas ya kalo sampai kamu dekati pacar aku” Sely melotot pada Desi pertanda kalo dirinya harus menjaga jarak dengan Angga
“Sudah kamu pergi sana” ucap Angga membuyarkan tatapan Sely
“Iya sayang ini aku pergi, tapi kamu jangan macam-macam sama dia ya” Sely hendak keluar namun terhenti “Jangan lupa transfer ya” imbuhnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ta..h
tuh kan benerrr kt desy mau menguras harta wong matre ky gitu.
cinta nya g tulus.
2023-04-08
2