Pagi harinya Desi langsung mendatangi pengadilan agama, ia ingin segera berpisah dengan suaminya itu, meski masih ada perasaan di dalam hatinya tapi sakit hati yang diterimanya sudah cukup.
Setelah mengajukan perceraiannya, Desi pulang dan membantu bapaknya di kebun.
“Pak, kalo Desi bekerja lagi boleh?” tanya Desi pada bapaknya yang sedang memilah-milih hasil kebun
“Kenapa harus mencari bekerja? Kan kamu sudah bekerja, ini bantu bapak” ucap Darto
“Desi menarik nafasnya dalam-dalam “Desi mau bekerja pak bukan membantu, kalo seperti ini kan membantu bapak” Desi memajukan bibirnya
“Apa kamu yakin?” tanya Darto
“Yakin pak, Desi mau menyibukkan diri” jawab Desi
“Ya sudah terserah kamu saja” Darto pasrah pada keputusan Desi
Keesokan harinya...
Desi mendatangi sebuah perusahaan dan akan mencoba melamar, siapa tahu diterima.
“Permisi pak, apa di sini ada lowongan pekerjaan?” Tanya Desi
“Kebetulan, hari ini sedang dilakukan interview ibu boleh menunggu di sana untuk menunggu giliran diwawancarai” ucapnya
“Oh iya terima kasih ya pak” Ucap Desi
“Iya sama-sama” jawabnya
Desi menunggu giliran untuk melakukan wawancara, setelah menunggu beberapa orang sebelumnya kini giliran Desi untuk diwawancarai.
Beberapa menit berlalu, Desi pun sudah diwawancara. Desi keluar dan berjalan di lorong perusahaan, tak sengaja Desi menabrak seseorang
“Ma-maaf” Ucap Desi tak berani mengangkat wajahnya
“Kalo jalan itu yang benar” ucapnya ketus
Pria itu berlalu meninggalkan Desi.
“Apa semua orang kaya begitu” gumam Desi melihat sikap orang yang ditabraknya
Sesampainya di rumah, Desi melihat Anton yang tengah duduk seperti sedang menunggu.
“Mau apa kamu ke sini mas” ucap Desi
Anton berdiri dan melihat Desi yang baru datang dengan pakaian rapi.
“Maksud kamu apa, dengan surat ini?” tanya Anton menunjukkan surat panggilan dari pengadilan agama
“Kamu bisa baca kan? Berarti aku tidak perlu menjelaskan lagi” jawab Desi
“Sekarang kamu merasa hebat, berpakaian rapi seperti ini apa kamu baru datang berkencan dengan priamu” bentak Anton
“Kalo kamu hanya ingin membuat keributan lebih baik kamu pulang saja mas, aku malas bertengkar dengan kamu, dan perlu kamu tahu kita akan secepatnya bercerai dan kamu akan mudah bersama wanita kamu itu” ucap Desi tegas
Desi berlalu masuk meninggalkan Anton yang masih mengejarnya, namun pintu sudah ditutup dan dikunci oleh Desi.
Di luar rumah, Anton yang masih memanggil namanya dan berteriak untuk membukakan pintu tak dihiraukan oleh Desi.
“Desi! Buka!” teriak Anton
“Mau apa kamu?” tanya Darto yang baru pulang dari kebun
Untung saja dirinya langsung pulang, kalo saja ia masih di kebun mungkin Anton sudah melakukan sesuatu dengan Desi.
“Pak” Anton menyambut Darto dengan ramah dan mencium punggung tangannya, namun Darto menepis tangan Anton.
“Saya tanya mau apa kamu ke sini? Belum puas kamu menyakiti hati anak saya, apa kamu mau menyakiti fisiknya juga hah!?” bentak Darto
Emosinya tak terkontrol ketika melihat Anton, Darto tak pernah membentak atau memarahi Desi tapi Anton yang seharusnya melindungi Desi malah tega melakukannya.
“Pak, saya ke sini mau ketemu sama Desi untuk membicarakan semuanya agar tidak ada kesalah pahaman diantara kita” jelas Anton
“Kesalah pahaman kamu bilang? Sadar kamu itu sudah menyakiti anak saya, kamu bilang kesalah pahaman? Lebih baik kamu pergi atau aku akan bertindak sama kamu” ujar Darto
“Pak, aku butuh bicara dengan Desi. Desi tidak bisa mengambil keputusan seperti ini” ucap Anton kalang kabut
Buughh
Satu pukulan mendarat di pipi Anton, Desi yang mendengar suara keributan menghampiri bapaknya ia tak mau terjadi sesuatu dengan bapaknya.
“Mas Anton” ucap Desi yang baru membuka pintu
“Sekarang pergi atau aku akan benar-benar menghajar kamu, cukup anak saya kamu sakiti dan sekarang aku tidak akan membiarkan kamu membawa ataupun bertemu dengan Desi” teriak Darto
“Sudah pak, ayo kita masuk” Desi menuntun bapaknya yang sudah sangat emosi pada Anton
Anton meringis karna pukulan Darto cukup keras dan menyisakan bekas di pipinya.
Di dalam Desi menenangkan bapaknya.
“Bapak minum dulu” Desi memberikan segelas air putih “Bapak tidak perlu membuang tenaga untuk meladeni mas Anton, biar Desi yang selesaikan semua ini, mas Anton sudah menerima surat jadi insya Allah semuanya akan segera selesai dan Desi akan segera bercerai dengan mas Anton” ucap Desi
“Bapak hanya emosi melihat wajah lelaki itu, teganya dia menduakan kamu. Dulu dia meminta pada bapak dengan baik-baik tapi apa buktinya dia malah memulangkan kamu dengan seperti ini” ujar Darto
Setelah kejadian siang tadi, Desi menyiapkan makan malam untuk dirinya dan bapaknya.
Beberapa hari berlalu, namun Desi tak menerima kabar kalau dirinya diterima di perusahaan yang sudah ia lamar.
Akhirnya Desi memutuskan untuk kembali melamar di beberapa perusahaan dan toko namun mereka belum membutuhkan karyawan baru. Desi sempat menyerah, namun ia tetap semangat walau tidak sesemangat waktu awal ingin bekerja.
Mencari pekerjaan sekarang susah, jadi Desi harus bisa menerima jika dirinya ditolak bahkan menerima cibiran apalagi dirinya seorang janda yang terkadang banyak diremehkan oleh sebagian orang.
Hari ini Desi akan pergi ke sebuah perusahaan, Desi mendapat kabar bahwa di sana membutuhkan karyawan siapa tahu dirinya diterima agar Desi tidak terlalu membebankan hidupnya pada bapaknya. Meski Darto memiliki kebun tetap saja Desi tak bisa duduk bersantai hanya menunggu pendapatan dari Darto, yang terkadang naik turun.
Setelah beberapa lama Desi mencari pekerjaan, dan dirinya sudah menaruh berkas-berkas yang diperlukan di beberapa perusahaan hanya tinggal menunggu kabar apakah dirinya diterima atau tidak.
*
Hari ini Desi berada di rumahnya, ia menunggu kabar siapa tahu dari beberapa perusahaan yang ia datangi beberapa hari lalu menghubunginya.
Tiba-tiba ponsel Desi berdering
Triiing triiing
“Halo” ujar Desi
“Apa benar ini dengan ibu Desi Amalia?” tanya orang di seberang sana
“Iya benar dengan saya sendiri” jawab Desi
“Ibu diterima di perusahaan Jaya Abadi, jadi ibu bisa mulai bekerja mulai besok. Untuk mengetahui ibu ditempatkan di bagian mana, besok akan kami jelaskan dengan ibu” terangnya
“Benarkah pak? Saya diterima? Baik pak, besok saya akan datang ke perusahaan Abadi Jaya, terima kasih pak, terima kasih banyak” ucap Desi antusias
Desi menghampiri bapaknya dan ingin memberitahukan kabar bahagia yang ia dapatkan barusan.
“Pak, bapak” panggil Desi yang berlari kecil ke ruang tamu
“Ada apa Desi? Kenapa sampai buru-buru seperti itu?” tanya Darto
“Pak, Desi diterima bekerja pak dan besok bisa langsung bekerja” ucap Desi bahagia
“Alhamdulillah nak, bapak senang dengarnya” ucap Darto
“Hampir lupa, kita makan malam dulu pak, makanannya sudah siap tadi Desi mau panggil bapak untuk makan eh malah ada telepon jadi lupa. Ayo pak nanti keburu dingin” ajak Desi
Selesai makan Desi langsung mencuci piring, ia akan beristirahat karna adalah hari pertamanya bekerja setelah hampir 3 tahun tak bekerja. Desi belum tahu posisi apa yang ia dapatkan, karna memang perusahaan itu membutuhkan beberapa karyawan.
*
Pagi harinya selesai menyiapkan makanan, Desi langsung bersiap-siap untuk berangkat bekerja.
“Pak, Desi berangkat ya, bapak jangan terlalu capek di kebun kan sudah ada yang mengurus kebun” pamit Desi
“Iya nak kamu jangan khawatir, hati-hati ya” ucap Darto
“Ya sudah, Desi berangkat Assalamualaikum” ucap Desi
“Waalaikumsalam” jawab Darto
Desi berangkat menggunakan ojek agar lebih cepat.
Sesampainya di kantor Desi menghadap kepala bagian yang akan menjelaskan posisi apa yang akan diterimanya.
“Desi Amalia, posisi kamu sebagai sekretaris nanti saya akan jelaskan apa saja yang harus kamu kerjakan” ucap kepala bagian
“Sekretaris pak?” Desi tak menyangka posisi yang ia dapatkan
“Iya, kamu menggantikan bu Sita sebagai sekretaris pak Angga” ucapnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ta..h
semangat desi
2023-04-08
1