“Terus kamu masih peduli dengan mantan suami kamu itu?” tanya Sarah
“Bukan peduli, tapi aku kasihan saja dia harus bekerja terus membagi waktu untuk menjaga ibunya” jawab Desi
“Itu karma buat dia karna sudah menyia-nyiakan kamu dan memilih wanita lain, sudah jangan dipikirkan mungkin Tuhan sedang memberi balasan karna mantan suami kamu sudah menyakiti orang sebaik kamu dan memilih wanita yang tidak baik seperti itu”
“Jadi mereka curhat” ucap Angga
“Pak Angga” ucap OB yang sedang berada di belakang Angga
“Sstt” Angga menutup mulutnya pertanda untuk diam
Namun Desi dan Sarah mendengar karna memang cukup keras suaranya.
“Pak Angga?” ucap Sarah mengerutkan keningnya
“Kamu cepat pergi” ucap Angga pada OB
“I-iya pak”
“Bapak ngapain di situ?” tanya Desi
“Em itu saya, saya baru sampai terus mau masuk ke ruangan saya malah lihat kalian mengobrol jadi saya mau menegur tapi keburu dipanggil sama OB tadi” ucap Angga kikuk
“Oh” Desi mengangguk
“Kami tidak mengobrol kok pak, tadi habis makan siang” ucap Sarah mencari pembelaan
“Apa sekarang masih jam makan siang?” tanya Angga dengan mata tajamnya
Desi dan Sarah saling berpandangan dan melihat jam, waktu makan siang sudah berakhir 10 menit yang lalu, sontak mereka bingung mau menjawab apa hanya menunjukkan deretan giginya yang putih.
“Hehehe sudah selesai ya ternyata makan siangnya, kalo begitu saya permisi ke ruangan saya pak” Sarah melirik Desi untuk segera kabur dari hadapan Angga sebelum pria itu mengamuk
“Saya juga mau pamit masuk ke ruangan saya pak” Desi berjalan dengan cepat namun lagi-lagi kakinya tak bisa terkontrol membuatnya hampir jatuh untung saja tubuhnya bisa menyeimbanginya.
“Misi pak” ucap Desi konyol
Angga menahan ketawanya, ia tak mau menunjukkan kalo dirinya bisa tertawa karna melihat tingkah Desi yang konyol itu.
“Dasar para wanita senangnya curhat-curhatan” ucap Angga yang kemudian masuk ke dalam ruangannya.
*
Desi yang sudah sampai di rumahnya langsung menengok bapaknya yang ada di kamarnya.
Tok tok tok
“Pak, Desi masuk ya” ucap Desi dari balik pintu
“Iya” jawab Darto
Kreek
Pintu terbuka dan Desi masuk ke dalam kamar Darto untuk melihat keadaan bapaknya.
“Bagaimana pak, apa ada yang sakit?” tanya Desi
“Tidak ada nak, sudah mendingan cuma masih lemas kalo jalan jauh-jauh paling sampai kamar mandi sama ruang depan saja” ucap Darto
“Ya sudah bapak istirahat saja ya, jangan terlalu memikirkan perkebunan kan sudah ada yang mengurusnya, kalo bapak sudah sembuh baru boleh ke kebun lagi” ucap Desi
“Iya, kamu baru pulang?” tanya Darto
“Iya pak, tadi mampir dulu beli buah-buahan untuk bapak nanti Desi kupas untuk bapak ya, sekarang aku mau mandi dulu” ucap Desi
“Iya”
Desi keluar dari kamar Darto dan membersihkan tubuhnya yang sudah bau keringat.
Selesai mandi, Desi memasak untuk makan malam.
“Masak apa Des” ucap Darto yang berada di belakangnya
“Loh bapak kenapa ke luar, bapak istirahat saja nanti aku antar ke kamarnya makanannya” ucap Desi khawatir bapaknya kenapa-napa
“Bapak tidak kenapa-napa kok, bosan di kamar terus jadi sambil jalan-jalan sekalian mau ambil buah” ucap Darto
“Duh iya aku lupa bawa buah, maaf ya pak tadi aku langsung masak padahal niatnya mau ambilkan buah dulu”
“Iya tidak apa-apa, lagian bapak sudah tidak terlalu lemas dan masih kuat kalo hanya jalan ke sini”
“Bapak duduk di kursi, biar aku ambilkan buahnya di kulkas”
Darto duduk dan Desi mengambil buah juga pisau.
“Biar bapak kupas sendiri, kamu lanjutkan masak saja” ucap Darto
“Tidak apa-apa, aku kupaskan lagian masaknya hampir selesai tinggal sayur saja”
Desi mengupas buah dan memberikan pada Darto.
“Aku masak sayur dulu ya pak, kalo buahnya kurang panggil saja” ucap Desi
“Iya, kalo kurang nanti bapak kupas sendiri bisa kok” ujar Darto
“Ya sudah, bapak di sini jangan ke mana-mana ya”
Desi melanjutkan memasaknya di dapur.
*
“Kamu bisa tidak jangan boros-boros, ibu lagi sakit dan butuh biaya kamu juga tidak pernah menjenguknya” ucap Anton emosi
“Aku sibuk mas, kamu kan tahu sendiri” jawab Resti enteng
“Memang kamu sibuk apa hah! Sibuk keluar tidak jelas dengan teman-teman kamu itu buang-buang duit, pokoknya kamu besok jaga ibu, aku mau kerja dan saat makan siang tidak perlu ke rumah sakit biar tidak terlalu capek”
“Tapi besok aku mau-“
“Mau apa? Mau bilang sibuk? Pokonya kalo kamu tidak menjaga ibu besok jangan harap aku memberimu uang sepeser pun” ancam Anton
“Oh jadi kamu mau mengancam aku mas? Uang yang kamu beri itu tidak seberapa dan juga tidak cukup untuk aku belanja”
“Kamu bilang tidak cukup? Bahkan hampir seluruh gaji aku kamu ambil kamu masih bilang tidak cukup, kamu memang benar-benar Resti, aku menyesal menikahi kamu”
“Maksud kamu apa mas, kamu mau bilang menyesal meninggalkan mantan istri kamu itu dan memilih aku, jadi dia lebih baik dari aku begitu mas? Kamu ingat ya, kamu yang pertama kali mengejar-ngejar aku padahal aku sudah menolaknya tapi kamu memaksa”
“Arrgh sudahlah bicara sama kamu cuma bikin pusing” Anton masuk ke dalam kamarnya, Resti masih mengikuti Anton karna belum puas menyampaikan semua unek-uneknya
“Dasar suami tidak bisa diandalkan, bisanya cuma mengeluh saja. Setiap hari membanding-bandingkan istrinya dengan mantan istrinya” sindir Resti
“Cukup Resti! Aku malas berantem dengan kamu” ucap Anton
“Siapa yang mulai dulu mas, kamu! Kamu pikir aku akan betah kalo kamu seperti ini setiap hari. Ibu kamu itu sudah sakit-sakitan menghabiskan uang saja bentar lagi juga mati”
Plak
Satu tamparan mendarat di pipi Resti.
“Jaga mulut kamu Resti, dia ibu aku kamu seharusnya menganggap seperti ibu kamu sendiri bukan malah seperti ini, yang menghabiskan uang itu kamu keluar tidak jelas ke mana, kerjanya setiap hari belanja terus” ucap Anton tersulut emosi
“Kamu berani tampar aku mas” suara Resti bergetar
Resti mengambil koper dan memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper.
“Mau ke mana kamu Resti?” bentak Anton
Resti tak menjawab, ia masih memasukkan semua pakaian dan barang-barangnya ke dalam koper.
“Resti, kamu dengar atau tidak? Mau ke mana kamu bawa koper segala”
“Aku mau pergi, kamu balik saja sama mantan istri kamu yang lebih baik itu biar dia yang mengurus kamu dan ibu kamu yang penyakitan itu”
Resti membawa kopernya dan keluar dari kamarnya, namun Anton menahan dan menarik tangannya.
“Lepas mas” Resti mencoba memberontak dan melepaskan tangannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Alanna Th
knapa msh dprtahankn? istri dpt resty hanya nyusahin!
2024-12-11
0