6 Ekstra Sabar

“Bapak kayak mesin ATM ya” ledek Desi

“Kamu bulang apa tadi” Angga menatap Desi seperti tatapan membunuh

“Hah eh itu ee sebaiknya kita bersiap-siap karna meeting sebentar lagi akan dimulai” ucap Desi gelagapan karna takut dengan tatapan Angga

Desi langsung berdiri dan berjalan meninggalkan Angga. Namun baru saja ia keluar, Desi kembali masuk lagi.

“Kenapa balik lagi?” tanya Angga sinis

“Bapak jalan duluan” ucap Desi menunduk dan mempersilahkan agar Angga berjalan di depannya

“Cih baru sadar kalo saya itu bos kamu” Angga berjalan keluar dari ruangan Desi

“Cih baru sadar kalo saya itu bos kamu” Desi menirukan gaya bicara Angga

Mendengar Desi berbicara sesuatu, Angga menoleh.

Bruk

Desi yang tidak melihat kalau Angga berhenti menabraknya.

“Aduuh, bapak kenapa berhenti tiba-tiba sih” omel Desi memegang bahunya

“Kalo jalan itu pakai matanya, jangan cuma ngedumel bisanya” ucap Angga berlalu meninggalkan Desi yang masih diam

Angga dan Desi sudah berada di tempat meeting.

Sudah satu jam mereka meeting dan telah selesai, para klien sudah keluar hanya tersisa Angga dan Desi yang masih berada di ruangan itu.

“Setelah ini apa jadwal saya?” tanya Angga

“Nanti saat makan siang bapak akan menemui klien dari Harapan Sentosa” jawab Desi

“Siapkan semua berkasnya dan kamu ikut dengan saya nanti” titah Angga

“Sa-saya pak?” Ujar Desi

“Apa ada orang lain lagi di sini selain kamu” Angga menatap Desi

Desi melihat sekeliling dan memang hanya dirinya yang sedang berada di sana dengan Angga.

Angga masih menatap Desi, sedangkan Desi hanya menunjukkan muka konyolnya.

“Saya siapkan berkas-berkasnya pak, permisi” Desi pergi keluar dengan berjalan cepat hingga ia tak sadar sudah ada di depan pintu dan ia menabrak pintu yang belum dibukanya.

Bruk

“Aduuh” Desi mengelus jidatnya yang terasa sakit

“Sudah berapa kali saya bilang, kalo jalan itu matanya dipakai apa gunanya punya mata kalo benda sebesar ini saja tidak terlihat” ujar Angga yang masih duduk santai

Desi tak menghiraukan ucapan Angga, ia keluar dengan muka memerah sudah berapa kali ia menabrak benda bahkan bosnya sendiri karna salah tingkah dari tatapan Angga.

“Huh kenapa aku seperti orang bodoh, bisa-bisa pintu sebesar itu tidak terlihat semua ini karna pak Angga kalo saja dia tidak menatapku seperti itu pasti aku tidak harus menyapa pintu dengan keningku” gerutu Desi sepanjang jalan menuju ruangannya

“Kamu kenapa bicara sendiri seperti itu” tanya seseorang yang sedari tadi ada di belakangnya

“Hah sejak kapan kamu ada di sini?” tanya Desi terkejut

“Sejak tadi kamu keluar dari ruang rapat dan mengomel sendirian” jawabnya “Oh ya, aku Sarah, kamu pasti bu Desi ya sekretaris barunya pak Angga” ujar Sarah

“Kok kamu bisa tahu sih?” tanya Desi

“Kan kamu sempat dikenalkan, kamunya saja yang tidak ingat dengan aku, apa kamu betah bekerja di sini?” tanya Sarah

“Masih tahap percobaan, tapi semoga saja betah deh aku tidak tahu harus bekerja di mana lagi soalnya butuh banget pekerjaan ini, meskipun butuh tenaga ekstra harus bertahan” jawab Desi penuh keyakinan

“Semoga saja kamu tidak jantungan ya, setiap hari harus mendengar pak Angga marah-marah” ucap Sarah

“Apa dia memang sering marah?” tanya Desi penasaran

“Dia lebih galak dari ibu tiri” bisik Sarah

“He’em” Angga yang sudah ada di belakan Sarah dan Desi membuat mereka terkejut

“Pa-pak Angga” ucap Sarah

“Saya menggaji kalian bukan untuk gosip, cepat kembali bekerja” bentak Angga

Seketika Sarah berlari dengan kecepatan penuh ke ruangannya.

“Dan kamu Desi” Desi menghentikan langkahnya “Jangan pernah mengobrol disaat jam kerja karna itu bisa membuat kerugian di perusahaan saya, paham!” ujar Angga

“Paham pak” jawab Desi

“Cepat kembali dan siapkan berkas yang saya minta tadi” ucap Angga

Desi berlalu masuk ke dalam ruangannya.

Desi masih sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Angga yang terlihat sedikit lebih santai di ruangannya. Ia mencoba menghubungi sang kekasih, namun nihil tak ada jawaban bahkan pesannya pun tak dibalas.

Merasa bosan dan tidak tahu harus melakukan apa, Angga memilih menghampiri Desi. Entah mengapa sejak Desi bekerja di perusahaannya, ia sedikit tidak kaku lagi pada karyawannya.

Angga membuka pintu tapi Desi tak menyadari itu, sehingga Angga duduk di depannya.

“Pak Angga” ucap Desi terkejut

“Duh bisa-bisa jantungan beneran kalo setiap hari dikageti terus” ucap Desi dalam hati

“Ada apa ya pak? Apa ada pekerjaan lagi yang harus saya selesaikan?” tanya Desi

“Tidak, saya hanya bosan di ruangan saya sekalian saya ingin melihat kinerja kamu sebagai sekretaris aku” jawab Angga

“Dasar bos aneh, biasanya bos sibuk dengan pekerjaannya ini malah santai-santai di sini mengganggu saja” Desi membatin

“Tidak usah menggerutu di dalam hati, cepat selesaikan pekerjaannya sebentar lagi makan siang” titah Angga

“Kok bisa tahu kalo aku lagi ngomel” Desi masih bengong karna Angga bisa tahu apa yang sedang ia lakukan “Jangan-jangan dia bisa dengar suara hati” Desi menerka-nerka

“Sudah saya bilang jangan menggerutu di dalam hati” ujar Angga

Desi melanjutkan pekerjaannya tanpa memedulikan Angga yang duduk di depannya.

“Sudah” Desi merapikan dokumen yang akan dibawanya untuk bertemu klien

“Ayo berangkat” ajak Angga

“Tapi pak, saya kan baru selesai apa tidak bisa istirahat dulu” tawa Desi yang meregangkan otot-otonya

“Kamu bilang apa tadi? Istirahat? Kamu lihat sekarang jam berapa kalo klien kita menunggu di sana bagaimana? Kalo dia tidak mau menunggu terus akhirnya membatalkan kerja samanya apa kamu akan mengganti kerugian perusahaan” Ucap Angga panjang lebar

“Ya elah pak, cuma satu menit tidak akan sampai telat lagian kan tempatnya juga dekat” Desi masih membujuk Angga

“Berangkat!” bentak Angga

“Nasib-nasib punya bos kayak bekerja waktu zaman penjajahan saja” gumam Desi

“Cepat Desi!” teriak Angga yang sudah di ambang pintu

“Iya pak iya, tunggu” Desi berlari kecil agar bisa berada di belakang Angga

“Baru satu hari bekerja sudah mengeluh capek, saya bekerja terus tidak pernah mengeluh capek. Kalo memang tidak mau capek jangan bekerja tidur di rumah” omel Angga selama berjalan keluar dari perusahaan

“Iya pak, lagian kan bukan robot yang tidak pernah capek gini-gini juga ciptaan Tuhan yang bisa merasakan lelah letih lesu” jawab Desi

“Kamu, masih menjawab saja kalo dinasihati itu tidak perlu dijawab dasar wanita mengeluh saja pekerjaannya” ucap Angga

“Iya kayak pacar bapak yang mengeluh kalo bapak sibuk terus hahaha” Desi tertawa merasa lucu dengan ucapannya, namun berbeda dengan Angga yang menatapnya tajam

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

ia mesin ATM yg bodoh

2024-12-12

0

Ta..h

Ta..h

😃😃😃 lama2 kocak y desi angga.

2023-04-08

1

lihat semua
Episodes
1 1 Berubah
2 2 Pergi
3 3 Keputusan
4 4 Bekerja
5 5 Salah Paham
6 6 Ekstra Sabar
7 7 Pertengkaran
8 8 Menyesal?
9 9 Candae (Calon Janda Elit)
10 10 Pilihan Tak Tepat
11 11 Cerai!
12 12 Ternodai
13 13 Rumah Sakit
14 14 Mengamuk
15 15 Curhat
16 16 Resti Minggat
17 17 Putus
18 18 Ketahuan Lagi
19 19 Membujuk
20 20 Membesuk
21 21 Ditemani Bos
22 22 Melabrak Resti
23 23 Menyampaikan
24 24 Bertamu Pagi-Pagi
25 25 Bertemu Sely
26 26 Kemarin Resti Sekarang Sely
27 27 Mantan Suami Posesif
28 28 Adegan Lalu
29 29 Definisi Cewek Selalu Benar
30 30 Kalah Start
31 31 Rencana Burhan
32 32 Siapa?
33 33 Makan Malam Bersama
34 34 Numpang Makan
35 35 Sely Berulah Lagi
36 36 Menebus Kesalahan
37 37 Jebakan
38 38 Desi Cemburu?
39 39 Angga Murka
40 40 Menemui Sely
41 41 Solusi Desi
42 42 Antara Desi, Sely dan Angga
43 43 Melihat Proyek
44 44 Kembali?
45 45 Bad Mood
46 46 Pulang Bareng Lagi
47 47 Weekend Di Kebun
48 48 Gagal Romantis
49 49 Digantung Atau Menggantung
50 50 Angga Mulai Mencari Tahu
51 51 Memberi Pinjaman
52 52 Desi Mengetahuinya
53 53 Angga Mencari Tahu
54 54 Proses
55 55 Satu Ruangan
56 56 Darto Murka
57 57 Desi Khawatir
58 58 Terungkap
59 59 Terungkap
60 60 Desi Dan Angga
61 61 Melamar
62 62 Pulang Ke Rumah
63 63 Mengenal
64 64 Bertemu Calon Mertua
65 65 Mencari Gaun
66 66 Hari Bahagia
67 67 Sah
68 68 Kejutan
69 69 Hamil
70 70 Arumi
71 71 End
72 Draft
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1 Berubah
2
2 Pergi
3
3 Keputusan
4
4 Bekerja
5
5 Salah Paham
6
6 Ekstra Sabar
7
7 Pertengkaran
8
8 Menyesal?
9
9 Candae (Calon Janda Elit)
10
10 Pilihan Tak Tepat
11
11 Cerai!
12
12 Ternodai
13
13 Rumah Sakit
14
14 Mengamuk
15
15 Curhat
16
16 Resti Minggat
17
17 Putus
18
18 Ketahuan Lagi
19
19 Membujuk
20
20 Membesuk
21
21 Ditemani Bos
22
22 Melabrak Resti
23
23 Menyampaikan
24
24 Bertamu Pagi-Pagi
25
25 Bertemu Sely
26
26 Kemarin Resti Sekarang Sely
27
27 Mantan Suami Posesif
28
28 Adegan Lalu
29
29 Definisi Cewek Selalu Benar
30
30 Kalah Start
31
31 Rencana Burhan
32
32 Siapa?
33
33 Makan Malam Bersama
34
34 Numpang Makan
35
35 Sely Berulah Lagi
36
36 Menebus Kesalahan
37
37 Jebakan
38
38 Desi Cemburu?
39
39 Angga Murka
40
40 Menemui Sely
41
41 Solusi Desi
42
42 Antara Desi, Sely dan Angga
43
43 Melihat Proyek
44
44 Kembali?
45
45 Bad Mood
46
46 Pulang Bareng Lagi
47
47 Weekend Di Kebun
48
48 Gagal Romantis
49
49 Digantung Atau Menggantung
50
50 Angga Mulai Mencari Tahu
51
51 Memberi Pinjaman
52
52 Desi Mengetahuinya
53
53 Angga Mencari Tahu
54
54 Proses
55
55 Satu Ruangan
56
56 Darto Murka
57
57 Desi Khawatir
58
58 Terungkap
59
59 Terungkap
60
60 Desi Dan Angga
61
61 Melamar
62
62 Pulang Ke Rumah
63
63 Mengenal
64
64 Bertemu Calon Mertua
65
65 Mencari Gaun
66
66 Hari Bahagia
67
67 Sah
68
68 Kejutan
69
69 Hamil
70
70 Arumi
71
71 End
72
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!