“Kan memang benar, kalo aku jadi Sely pasti setia sampai mati, uangnya tidak habis-habis dan tampan lagi”
“Tampan dari mana, kayak begitu dibilang tampan masih tampan bapak aku” ucap Desi
“Hati-hati ya kalo bicara nanti malah jodoh loh”
“Ih amit-amit jodoh sama dia, sudah galak tidak bisa diajak kompromi”
“Dari benci jadi cinta” Sarah memainkan alisnya
“Apa pekerjaan kalian sudah selesai lalu kalian gosip di sini” bentak Angga dari belakang
Sontak Desi dan Sarah terperanjat kaget mendengar suara yang menggelegar dari belakang.
“Ki-kita tidak gosip kok pak, kita lagi bicara masalah pekerjaan ya kan Desi” Sarah menyenggol Desi agar ia menjawab iya
“Memang kalian suka bergosip, kamu pecat saja karyawan seperti dia merugikan perusahaan saj waktunya kerja malah mengobrol” cerocos Sely
“Sudah! Kalian kembali ke ruangan masing-masing” titah Angga
Desi dan Sarah langsung kembali ke ruangan masing-masing, namun Angga memanggil Desi
“Desi” panggil Angga
Desi pun menoleh dan menghadap pada Angga.
“Iya pak, ada apa?” tanya Desi
“Saya mau ke luar, kalo nanti ada yang perlu ditanda tangani kamu taruh saja di ruangan saya” ujar Angga
“Baik pak” jawab Desi
“Kalo ada apa-apa kamu langsung hubungi saya” tambah Angga
“Iya pak”
“Ayo sayang, jangan lama-lama di sini panas bikin gerah” Sely mengibaskan tangannya lalu melirik ke arah Desi
Desi yang mendengar ucapan Sely, menatapnya dengan tatapan tak suka.
“Oh iya, bapak hati-hati ya sekarang itu rawan orang selingkuh jadi bapak harus teliti” setelah mengatakan itu Desi menyunggingkan senyumnya
“Maksud kamu apa bilang kayak begitu? Kamu mau menuduh aku selingkuh” Sely tak terima lalu mendorong Desi, untung Desi masih bisa menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh.
“Memang aku tadi sebut nama, kalo merasa ya tidak tahu deh” ucap Desi berlalu pergi membuat Sely semakin kesal
Sely hendak mengejar namun Angga langsung menahan dan menarik tangannya agar segera keluar dari kantor, untuk menghindari keributan.
*
Anton yang merasakan perubahan pada hidupnya yang semakin terpuruk, ibunya jatuh sakit dan membutuhkan biaya, sedangkan istrinya selalu sibuk dengan urusannya sendiri.
“Ibu makan dulu ya” Anton menyuapi bubur yang diberikan pihak rumah sakit
“Ibu bosan makan bubur terus, ibu mau makan yang lain saja” ujar Ratna
“Tapi bu kata dokter ibu harus makan yang lembut-lembut dulu” ujar Anton
“Ibu bosan Anton, masak setiap hari harus makan bubur terus, belikan ibu apa kek yang bisa buat ibu jadi selera makan lagi” ucap Ratna
“Iya nanti Anton belikan tapi ibu makan ini dulu ya”
Akhirnya Ratna menurut dan membuka mulutnya.
Setelah selesai makan, Ratna kembali merebahkan tubuhnya pada kasur.
“Resti ke mana kok ibu tidak pernah lihat dia ke sini?” tanya Ratna
“Aku juga tidak tahu bu, setiap aku suruh jenguk ibu ke sini bilangnya nanti aku masih ada urusan” ucap Anton
“Kamu sih milih dia, sudah jelas-jelas Desi lebih bisa diandalkan malah milih perempuan yang malas itu” omel Ratna
“Kali tahu bakal seperti ini, aku tidak akan selingkuh dan menceraikan Desi bu” ucap Anton lirih
“Kamu coba bujuk Desi siapa tahu dia mau kembali sama kamu, kalo dia mau kembali sama kamu ada yang mau urus ibu dan kamu bisa fokus kerja tidak perlu membagai waktu seperti ini” ujar Ratna
“Sepertinya tidak mungkin kalo Desi mau kembali bu, kemarin saja waktu bertemu di depan rumah sakit dia hanya titip salam untuk ibu” ucap Desi
“Memang dia sedang apa ada di rumah sakit ini?” tanya Ratna
“Bapaknya juga dirawat tapi sudah pulang tadi pagi, Desi sepertinya sudah tidak ada perasaan lagi sama aku apalagi sekarang dia sudah bekerja”
“Bekerja?”
“Iya dia sudah bekerja, aku pernah melihat dia makan dengan laki-laki di Restoran dan katanya dia bosnya, karna aku tidak percaya aku langsung pukul saja siapa suruh dia berduaan dengan istri aku”
“Desi makin sukses ya setelah pisah dengan kamu, beda dengan kamu yang semakin tidak jelas apalagi dapat istri seperti Resti yang tidak bisa mengurus rumah dengan baik”
“Mau bagaimana lagi bu, semuanya sudah takdir mau disesali juga tidak akan kembali dan terulang” ucap Anton lirih
“Kamu melihat perempuan cantik sedikit saja langsung melirik, tidak kuat iman” sindir Ratna
“Sudahlah bu, jangan menyalahkan aku terus aku juga tidak mau semua ini terjadi” Anton memelas
“Makanya lain kali lihat dulu seperti apa yang kamu nikahi, kalo seperti Desi ya tidak masalah malah kamu beruntung tapi kalo seperti Resti duh bikin pusing yang ada” keluh Ratna
“Ibu istirahat saja ya, Anton mau kembali ke kantor jam makan siang hampir selesai, kalo ada apa-apa kabari Anton bu” ucap Anton
“Kamu hati-hati ya” ujar Ratna
Meskipun Ratna cerewet tapi perhatian dan juga kasih sayang untuk Anton tidak pernah berkurang walaupun Anton sudah dewasa.
“Iya bu, Assalamualaikum” Anton mencium punggung tangan Ratna
“Waalaikumsalam” jawab Ratna
*
“Kamu pulang sendiri tidak apa-apa kan?” tanya Angga
“Memang kamu mau ke mana?” ujar Sely
“Aku harus kembali ke kantor”
“Apa tidak bisa sebentar saja antar aku pulang” bujuk Sely
“Tidak bisa Sel, ada pekerjaan yang harus segera aku selesaikan”
“Ya sudah” Sely memajukan bibirnya
“Jangan seperti ini dong, kamu kan tahu tadi aku sibuk tapi kamu paksa buat makan siang di luar”
“Iya iya, aku pulang sendiri bisa kok”
“Ya sudah kamu hati-hati ya, aku balik ke kantor dulu” ucap Angga
“Hemm”
Angga berjalan ke parkiran lalu masuk ke dalam mobilnya dan langsung melajukan mobilnya kembali ke kantor.
Sesampainya di kantor Angga melihat Desi yang sedang mengobrol dengan Sarah, memang bukan pertama kalinya Angga melihat Desi mengobrol apalagi dengan Sarah, sudah beberapa kali Angga menegurnya namun tetap saja mereka mengulanginya, kali ini raut wajah Desi berbeda seperti ada kegelisahan dan kecemasan namun Angga tidak tahu apa yang sedang terjadi.
“Yang sabar ya, aku baru tahu kalo serumit itu” ucap Sarah menenangkan Desi
“Apanya yang rumit, serius sekali mereka mengobrol sepertinya bukan sedang bergosip” Angga bermonolog sendiri
“Semua sudah berlalu kok, cuma aku kasihan saja sama mantan suami aku sepertinya istrinya itu sedang ada pria lain, buktinya mertuanya sakit dia tidak pernah menjenguk bahkan menemaninya di rumah sakit” ujar Desi
“Terus kamu masih peduli dengan mantan suami kamu itu?” tanya Sarah
“Bukan peduli, tapi aku kasihan saja dia harus bekerja terus membagi waktu untuk menjaga ibunya” jawab Desi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Oetaribardaini
oke
2023-10-25
0