Setelah mendengarkan penjelasan tentang tugas yang harus dikerjakan Desi, ia diberi tahu ruangannya.
“Ini adalah ruangan bu Desi dan di sebelahnya adalah ruangan direktur, apa ada yang ingin ditanyakan bu?” ucapnya
“Tidak ada” ucap Desi ramah
“Kalau begitu saya permisi, selamat bekerja bu”
Desi duduk dan mulai mengotak-atik komputer, berkas-berkas pun tak lupa ia baca dengan teliti, setelah dirasa cukup ia pergi ke ruangan direktur untuk menyerahkan laporannya.
Desi memang belum bertemu dengan bosnya itu, bahkan ia tak tahu wajahnya seperti apa. Di pikirannya bosnya sudah berumur dan pasti sangat tegas, kalau ia tidak tegas tidak akan ada peraturan-peraturan semacamnya tadi yang sudah dijelaskan.
“Pak ini laporannya” Desi menyerahkan berkas dokumennya
Pria itu membalikkan badannya dan menatap Desi. Desi terkejut melihat pria yang ada di depannya, dunia terasa sempit bahkan ia menggerutu di dalam hatinya.
“Jadi orang yang aku tabrak adalah bos aku, haduuh aku kira direkturnya sudah berumur tapi ini” Desi membatin
“Kamu” ucap Angga menunjuk Desi
Angga Wijaya adalah seorang pengusaha ternama di kota ini, orang tuanya yang meminta Angga untuk melanjutkan perusahaannya, karna Angga adalah anak tunggal.
“Kamu ngapain di sini?” tanya Angga datar
“Saya di sini sebagai sekretaris bapak” ucap Desi seramah mungkin
“Jadi kamu yang menggantikan Sita?”
Desi mengangguk
“Kamu boleh keluar” usir Angga
“Apa-apaan ini, dia malah mengusirku dasar bos es seharusnya dia tinggal di kutub utara bukan di sini” omel Desi dalam hati
Apalah daya Desi tak bisa mengatakan semua itu.
“Apa kamu tidak punya telinga?” ucapnya sinis
“Kalo begitu saya permisi pak” Desi keluar dari ruangan Rendra
“Bagaimana bisa perusahaan ini punya direktur seperti itu, sikapnya tidak ada lembut-lembutnya pantas saja sekretarisnya berhenti pasti tidak betah menghadapi sikapnya yang seperti itu” gerutu Desi sambil berjalan ke ruangannya.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Desi keluar dan mau pulang tapi Angga yang baru keluar dari ruangannya melihat Desi akan pergi menahannya.
“Mau ke mana kamu?” tanya Angga
“Mau pulang pak, pekerjaan sudah selesai semua dan sudah waktunya pulang juga” jawab Desi
Angga menyunggingkan senyumnya “Apa kamu tidak diberitahu kalo aku belum pulang berarti kamu juga tidak boleh pulang” ucap Angga datar
“Cih peraturan macam apa pula seperti ini” Ucap Desi dalam hati
“Tapi pak-“
“Tidak ada tapi-tapian kamu ikut ke ruangan” titah Angga
Mau tak mau Desi mengikuti Angga, ia berharap tak ada hal yang aneh-aneh yang diperintahkan atasannya itu.
“Kamu mau jadi pajangan di situ, cepat duduk” ucap Angga
“I-iya pak” Desi duduk di depan Angga
Desi tak tahu mengapa Angga menyuruhnya untuk ada di ruangan yang sangat mencekam, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut Angga.
“Em pak, kalo tidak ada yang saya kerjakan saya mau pamit pulang” Desi memberanikan diri untuk berbicara
Angga mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Desi.
“Tidak boleh ya” ucap Desi melihat Angga menatapnya saja seperti ingin memakannya
“Kamu mau pulang?” tanya Angga
“Pertanyaan macam apa ini, sudah jelas-jelas aku bilang kalo ingin pulang” omel Desi dalam hatinya
“Iya pak” jawab Desi
“Ya sudah sana pulang” ucap Angga enteng
“Apa! Apa-apaan ini dari tadi dia cuma ngerjain aku, disuruh menunggu tidak jelas terus di suruh pulang. Mudah sekali Anda” gerutu Desi dalam hatinya
“Kalo begitu saya pamit pulang pak” Desi berdiri dari tempat duduknya
Tak ada jawaban dari Angga, ia masih fokus pada laptopnya.
Setelah Desi melangkahkan kakinya, Angga melirik Desi.
Namun belum sempat Desi membuka pintu, sudah ada yang membukanya dan pintu itu hampir mengenai Desi.
“Halo sayang” ucap Sely
Melihat ada perempuan di depannya membuat Sely mode bawel
“Kamu siapa? Kenapa ada di sini? Perlu apa sama Angga?” Sely melontarkan beberapa pertanyaan dengan tatapan sinis
“Saya-“
“Dia sekretaris baruku” jawab Angga
“Seperti ibu tiri saja, galak banget sih. Lagian buat apa aku ke sini kalo bukan karna kerjaan juga ogah ada di tempat mencekam seperti ini” Desi membatin
“Kalo sekretaris kenapa ada di ruang kamu” Sely menatap Desi dan Angga bergantian
“Karna dia sekretaris aku, dia bisa berada di ruangan aku” ucap Angga
Desi melihat wanita yang ada di depannya, memang cantik dengan make up yang mendukung apalagi penampilannya yang mewah bisa dilihat dia adalah orang kaya.
“Apa dia istrinya pak Angga ya, atau pacarnya kalo cuma pacarnya semoga pak Angga sadar dapat wanita seperti ini” ucap Desi dalam hati
“Apa kamu lihat-lihat, pasti kamu terpana karna penampilan aku ya” ucap Sely
“Eh tidak bu sa-“
“Kamu bilang apa tadi? Ibu? Apa aku setua itu sampai kamu panggil ibu hah” bentak Sely
Angga yang mendengar itu menahan tawanya.
“Sayang kamu pecat saja dia, cari yang lain” Sely bergelayut manja dan melingkarkan tangannya pada leher Angga
“Sudah berapa orang yang aku pecat karna kamu tidak suka Sely, Desi bekerja dengan baik dia bisa menggantikan Sita dan menyelesaikan semua pekerjaannya” ucap Angga
“Tapi dia bicaranya tidak sopan” Sely berbicara manja membuat Desi yang masih di sana ingin segera ke luar.
“Drama apa ini? Huh ada-ada saja manusia” Desi menggelengkan kepalanya
“Kamu ngapain masih di sini? Cepat keluar!” bentak Sely
“Saya permisi pak, bu” Desi segera keluar dari ruangan itu
“Kalo setiap hari aku seperti ini, bisa-bisa ikutan tidak waras” gerutu Desi
Desi melangkah keluar dari gedung yang menjulang tinggi itu, ia mencari ojek.
Sesampainya di rumah, Desi mencari keberadaan bapaknya.
“Bapak ke mana ya kok tidak ada, apa belum pulang dari kebun ini kan sudah sore biasanya bapak juga sudah di rumah sebelum jam segini” Desi bermonolog
Karna tak menemukan bapaknya, Desi pergi ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket.
Selesai mandi, Desi memasak untuk makan malamnya bersama bapaknya.
“Sudah jam 5, bapak kok belum pulang juga apa ada sesuatu ya” Desi khawatir dengan bapaknya karna tak bisanya ia pulang hingga hampir maghrib
Desi memutuskan untuk mencari bapaknya, ia membuka pintu dan Desi melihat bapaknya sedang berjalan ke arah rumahnya.
“Bapak kok pulangnya sampai sore, biasanya sudah ada di rumah bapak ke mana?” tanya Desi
“Bapak tadi menyelesaikan pekerjaan di kebun dulu terus ada yang rusak jadinya sampai surut, maaf ya bikin kamu khawatir bapak lupa kasih kabar sama kamu” ucap Darto
“Tidak apa-apa pak, yang penting bapak baik-baik saja dan tidak terjadi apa-apa sama bapak” ucap Desi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Nie
jdi lupa aq Thor alur ceritanya ,,,
2023-02-28
2