Tidak berniat kabur kan?

Gavin menyeka keringat yang mengucur, melepas gown dan bersiap membersihkan diri setelah berperang melawan malaikat maut di dalam kamar operasi. Dia melirik jam dinding sudah sore ternyata,, mendadak bayangan cantik menggemaskan itu muncul di kepalanya,, dimana calon istrinya itu berada sekarang? Gavin tersenyum segera mencuci bersih-bersih tangannya dan hendak berganti pakaian, ketika tepukan itu mendarat di bahunya.

"Vin sudah selesai?"

Gavin menoleh langsung menundukkan kepala sebagai wujud hormat kepada sosok itu, siapa lagi kalau bukan Profesor Heru, direktur rumah sakit yang juga seorang guru besar di kampus tempat Gavin mengajar.

"Sudah Prof. Alhamdulillah semua lancar," jawab Gavin sambil tersenyum.

"Dengar-dengar gosip di kampus, kamu mau menikah Vin?" tanya Profesor Heru.

Gavin membelalakkan matanya, Ah... agaknya memang satu universitas sudah dengar semua kabar itu, maka tidak heran sekelas Profesor Heru pun tau tentang hal tersebut.

"Minta do'a Prof semoga lancar sampai hari H," ucap Gavin yang memang ingin menikah, dia sudah bertekad dan jangan lupa dia sudah menekan Diandra bahwa apapun yang terjadi mereka harus tetap menikah.

"Tentu saya akan doakan yang terbaik untuk kalian, calonmu anak Profesor Darmawan kan? cocoklah kalian!!!" ucap Profesor Heru.

Gavin tersenyum dan mengangguk,, cocok? orang-orang tidak ada yang tahu bukan, bagaimana Gavin dan Diandra kalau hanya berdua saja? jangankan mau berbuat mesum, ngomong sama Diandra rasanya kalau Gavin tidak kepepet Gavin malas sebenarnya, karena ujung-ujungnya bikin darah tinggi.

"Pilihanmu oke banget Vin,, saya malah makin tidak sabar tunggu hari besar kalian,, kabarin yah nanti," ucap Profesor Heru.

"Pasti Prof,, terima kasih atas doa dan supportnya pada kami," ucap Gavin.

Profesor Heru mengangguk lalu kembali menepuk pundak Gavin lalu melangkah pergi dari hadapan Gavin, Gavin tersenyum,, kembali pada rencananya yang hendak ganti baju, tidak lupa dia merogoh ponsel hendak menghubungi gadis yang sejak tadi dia bicarakan dengan Profesor Heru, siapa lagi kalau bukan Diandra.

###########

"Batalinlah perjanjian kalian itu,, Dian," ucap Kiki yang mencoba membujuk. Kiki sendiri heran ibunya bukan, saudara juga bukan, tapi kenapa Kiki tidak terima kalau Dokter Gavin dan Diandra menikah hanya main-main seperti itu?

Diandra yang sejak tadi belum berhenti mengunyah cemilan itu sontak melotot tajam, menatap Kiki dengan tatapan tidak bersahabat. Dia menelan dengan susah payah keripik kaca yang tengah dia kunyah itu, lalu buru-buru memprotes saran Kiki barusan.

"Batalin? rencana kawinnya saja yang dibatalin Ki," teriak Diandra, satu tangannya meraih botol air mineral dan meneguk isinya.

Kiki menepuk jidatnya, susah memang kalau bicara pada Diandra karena dia keras kepala!!!

"Kamu sudah bersumpah mengatasnamakan Tuhan dan sekarang mau ingkar janji?" ucap Kiki lagi.

Kembali hal itu didengar oleh Diandra kali ini dari mulut Kiki.

"Kenapa nggak nikah beneran sih? Dokter Gavin itu kece abis, Dian. Memperbaiki keturunan itu!!!" ucap Kiki lagi.

Diandra bergidik ngeri, mendengar kata keturunan mendadak bayangan tidak senonoh yang kurang ajarnya begitu indah dan erotis itu tergambar di dalam otaknya dengan begitu jelas, membuat tubuh Diandra meremang luar biasa.

"Please deh Ki, daripada mikirin itu yang kejauhan banget, kenapa kamu nggak mikirin gimana nasib kewarasan aku? ketemu dan ngobrol bareng dia sebentar saja sudah bikin aku hipertensi apalagi harus serumah,, sekamar dan..."

"Dan serasa, setubuh dan senikmat sama dia..." ucap Kiki sambil nyengir lebar, wajahnya nampak memerah sambil geleng-geleng kepala.

"Kiki," teriak Diandra kembali kencang-kencang, dia hendak memaki dan mengomeli Kiki lagi tapi tiba-tiba dering ponselnya menggema yang langsung mengejutkan mereka berdua.

Kiki melongo melirik ponsel Diandra, mata Kiki membelalak, meskipun Diandra dengan secepat kilat lantas meraih ponsel itu, tetapi dia sudah membaca dengan jelas nama siapa yang terpampang di layar ponsel Diandra.

"Cie!!! namanya di ponsel sudah "suamiku tercinta" ucap Kiki dengan tawa yang seketika pecah.

"Bilangnya ogah tapi eh..." goda Kiki sambil tertawa terbahak-bahak.

Diandra mencebik, menimpuk lengan Kiki lalu memberikan kode agar dia diam sejenak, Kiki langsung mengangguk menutup mulutnya dengan kedua tangan, membiarkan Diandra mengangkat panggilan itu.

"Halo," ucap Diandra sambil meletakkan toples yang di pangkunya lalu menatap Kiki yang masih nyengir tanpa suara itu.

"Kamu di mana? saya sudah keluar nih," ucap Gavin di seberang sana.

"Di kos Kiki Dok, oke saya jemput ke sana sekarang," ucap Diandra malas.

"Benar di kos Kiki? tidak pergi ke tempat macam-macam kan?" tanya Gavin dengan nada suara yang terdengar menyelidik, membuat Diandra menghela nafas kesal.

"Perlu berapa pap? mau pap apa aja Dok, biar Dokter percaya kalau saya sekarang lagi berada di kos Kiki," tantang Diandra yang tidak takut.

"Baiklah saya percaya,, cepetan ke sini saya tunggu!!!" ucap Gavin.

Tuttttt....

Sambungan terputus, Diandra sontak *******-***** ponselnya dengan kesal.

"Dasar bujang lapuk menyebalkan!!!" teriak Diandra gemas.

"Belum jadi suami saja sudah over protektif apalagi besok kalau sudah jadi suami," ucap Diandra.

Tawa Kiki kembali pecah dia tertawa terbahak-bahak melihat wajah Diandra, bagaimana jeleknya ketika habis ditelepon oleh suamiku tercintanya.

"Apaan tertawa? kalau bukan sahabat udah aku huhh!!!" ucap Diandra sambil memperagakan adegan mengulek sambal dengan kedua tangan,, hal yang membuat Kiki kembali tertawa terbahak.

"Dah sana!!! sudah ditelepon sama suamiku tercinta kan? sana temui dulu," goda Kiki yang masih terbahak.

Diandra mencebik, mengambil tas dan kunci mobil milik Dokter Gavin lalu bangkit dan melangkah ke pintu.

"Pamit deh pamit, udah diusir sama yang punya kamar," ucap Diandra dengan wajah masam.

Kembali Kiki tertawa hanya sebentar karena dia kembali bersuara.

"Dian" panggil Kiki yang membuat Diandra menoleh, menaikkan kedua alisnya sebagai bentuk pertanyaan, kenapa Kiki kembali memanggilnya.

"Pegang omongan ku, kalian tidak bakalan cerai," ucap Kiki.

Diandra melongo, menaikkan kedua bahu lalu melesat pergi begitu saja.

Kiki menatap kepergian Diandra sambil tertawa.

"Dian...Dian... lihat deh nanti palingan kalau udah ngerasain punya Dokter Gavin, klepek-klepek deh kamu," ucap Kiki.

##########

Gavin melirik jam tangannya berkali-kali, dia sudah berdiri di depan loby rumah sakit.

"Ini bocah ke mana sih? dia tidak sedang mencoba melarikan diri bukan?" ucap Gavin sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Awas saja kalau sampai dia melarikan diri, aku perkosa saja sekalian sampai hamil," ucap Gavin.

"Astaga Vin jangan,, jangan jadi kriminal Gavin," ucap Gavin lagi dengan tegas mengingatkan dirinya sendiri.

Gavin menghirup udara banyak-banyaknya mencoba untuk sabar dan tidak berpikiran macam-macam. Gavin baru akan kembali menghirup udara ketika melihat mobil putih itu masuk ke dalam gerbang rumah sakit dan menuju ke arahnya.

Senyum Gavin tersungging,, itu mobilnya, Gavin hafal betul dengan mobil dan plat nomor mobilnya dan itu benar-benar mobil Gavin. Gavin segera melangkah turun dan menghampiri mobil itu,, begitu berhenti tepat di depannya, Gavin hendak membuka pintu mobil ketika kaca jendela mobil turun dan gadis itu berteriak ke arahnya.

"Dokter yang nyetir dong,, masa iya saya yang harus nyetir sih Dok," protes Diandra dengan wajah masam.

Gavin kembali menghela nafas panjang tanpa bersuara dia mengangguk pelan, Gavin melangkah ke sisi lain mobil pintu terbuka nampak Diandra hendak turun ketika kemudian dia kehilangan keseimbangan, dengan sigap Gavin meraih tubuh itu sebelum jatuh membentur tanah. Mata mereka beradu, jarak wajah mereka cukup dekat, membuat jantung Gavin berdetak tidak karuan.

"Astaga Vin!!! tahan Vin!!!" batin Gavin.

Terpopuler

Comments

Sri Nuryanti447

Sri Nuryanti447

di tunggu kelanjutannya,seru ceritanya

2022-10-30

0

Ma Wa Rindu

Ma Wa Rindu

gak ada kelanjutanya

2022-10-30

0

Siti Ramadani

Siti Ramadani

up nya donk

2022-10-30

0

lihat semua
Episodes
1 Jodohku kemana sih Ya Allah?
2 Ini sangat tidak adil!!!
3 Flashback...
4 Flashback 2...
5 Mencari Dokter Gavin...
6 Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7 Lulus!!!
8 Bujang lapuk menyebalkan!!!
9 Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10 Makan malam absurd...
11 Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12 Kirimkan fotomu...
13 Nah ketemu kau!!!
14 Diktator,,,
15 Terima babak belur...
16 Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17 Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18 Kabar burung,,
19 Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20 Tidak berniat kabur kan?
21 Batalkan saja!!!
22 Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23 Saya akan bantu sebisa saya,,,
24 Gimana caranya?
25 Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26 Semoga beneran jodoh yah,,,
27 Cara kedua?
28 Bayangkan Dian,,,
29 Otak kamu kenapa?
30 Diandra mengomel...
31 Mimpi aneh...
32 Sisi lain,,,
33 Mimpi aneh lagi...
34 Nggak mungkin!!!"
35 Ingin cucu kembar,,,
36 Pengen nikah kan?
37 Kapan nak Gavin bisa kesini?
38 Kepikiran!!!
39 Tidak main-main!!!
40 Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41 Apa benar yang Diandra katakan?
42 Kedatangan Gavin...
43 Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44 Makin tidak terduga?
45 Ketahuan bohong!!!
46 Kelak kamu akan mengerti..
47 Anak orang jangan diapa-apain,,,
48 Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49 Are you ready, Vin?
50 Dibalik ajakan hiking mendadak!
51 Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52 Habis wisuda!
53 Sudah siap nikah?
54 Sebahagia kita selamanya!!!
55 Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56 Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57 Keep calm, Dian!!!
58 Nggak! pokoknya nggak!!!
59 Gavin benar-benar ragu,,
60 Dokter ngapain!
61 Tanpa pikir panjang,,,
62 Kenapa sehoror ini sih?
63 Bisa jadi partner kamu!
64 Kenapa dia begitu lemah?
65 Nangis aja dulu, Dian!
66 Ngambek dikit!
67 Jatuh cinta?
68 Pernyataan cinta!
69 Diandra vs Tati!
70 Permintaan!
71 Tertunda!
72 Teman-teman Gavin...
73 Sampai dimana tadi?
74 Mas sakit!
75 Gagal lagi!
76 Sorry yah Vin!
77 Kaget aja...
78 Dia siapa?
79 Mencoba bertahan!
80 Ingin nambah cucu..
81 Ingin pulang secepatnya!
82 Tidak sabar!
83 Pegang boleh kok!
84 Telepon dari siapa?
85 Buat cucu!
86 Lebih baik tahan dulu!
87 Lagi dan lagi!
88 Rahasia pabrik....
89 Kepo!!!
90 Agenda kita jalan-jalan kan?
91 Setuju kalau begitu!
92 Waktu berdua!
93 Yang di depanku ini apa?
94 Itu janji Mas!
95 Ingin tahu!
96 Aku nggak bisa janji!
97 Giliran Mas kan, Dian?
98 Ki udah dong! jangan nangis,,,
99 Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100 Hanya itu!!!
101 Aku maunya di sini,,
102 Program kembar...
103 Gercep amat Om,
104 Aliya!
105 Baik-baik saja kan?
106 Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107 Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108 Dia kan...
109 Tempat biasa kan?
110 Kenapa rasanya begitu sulit?
111 Susah fokus!
112 Tawar menawar!
113 Derren!
114 Terpejam erat!
115 Kamu nggak apa-apa Dek?
116 Dasar lelaki menyebalkan,,
117 Mas, ibu datang, Mas...
118 Sekarang dia harus bagaimana?
119 Ikut ke dalam ya?
120 Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121 Bayangin Ki...
122 Kamu nggak apa-apa kan?
123 Jamu!
124 Penasaran namanya!
125 Aku belum siap hamil!
126 Begitu dia sukai...
127 Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128 Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129 Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130 Namanya Derren!!!
131 Kiki cantik kok!
132 Nggak usah sirik gitu!!!
133 Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134 Ngapain sih di sana?
135 Mau kan?
136 Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137 Dermaga cinta yang tak bertepi...
138 Nggak mau alasan apapun!
139 Dia sahabatnya Diandra!
140 Sekarang dia harus apa?
141 Kalian jodoh!
142 Maaf!
143 Tidak terima!
144 Kenapa rasanya sedikit sakit?
145 Boleh, kan?
146 Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147 Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148 Selamat yah!!!
149 Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150 Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151 Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152 Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153 Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154 Bertemu lagi!!!
155 Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156 Kejadian sesungguhnya!
157 Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158 Beruntung!
159 Nguping!
160 Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Jodohku kemana sih Ya Allah?
2
Ini sangat tidak adil!!!
3
Flashback...
4
Flashback 2...
5
Mencari Dokter Gavin...
6
Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7
Lulus!!!
8
Bujang lapuk menyebalkan!!!
9
Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10
Makan malam absurd...
11
Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12
Kirimkan fotomu...
13
Nah ketemu kau!!!
14
Diktator,,,
15
Terima babak belur...
16
Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17
Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18
Kabar burung,,
19
Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20
Tidak berniat kabur kan?
21
Batalkan saja!!!
22
Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23
Saya akan bantu sebisa saya,,,
24
Gimana caranya?
25
Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26
Semoga beneran jodoh yah,,,
27
Cara kedua?
28
Bayangkan Dian,,,
29
Otak kamu kenapa?
30
Diandra mengomel...
31
Mimpi aneh...
32
Sisi lain,,,
33
Mimpi aneh lagi...
34
Nggak mungkin!!!"
35
Ingin cucu kembar,,,
36
Pengen nikah kan?
37
Kapan nak Gavin bisa kesini?
38
Kepikiran!!!
39
Tidak main-main!!!
40
Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41
Apa benar yang Diandra katakan?
42
Kedatangan Gavin...
43
Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44
Makin tidak terduga?
45
Ketahuan bohong!!!
46
Kelak kamu akan mengerti..
47
Anak orang jangan diapa-apain,,,
48
Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49
Are you ready, Vin?
50
Dibalik ajakan hiking mendadak!
51
Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52
Habis wisuda!
53
Sudah siap nikah?
54
Sebahagia kita selamanya!!!
55
Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56
Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57
Keep calm, Dian!!!
58
Nggak! pokoknya nggak!!!
59
Gavin benar-benar ragu,,
60
Dokter ngapain!
61
Tanpa pikir panjang,,,
62
Kenapa sehoror ini sih?
63
Bisa jadi partner kamu!
64
Kenapa dia begitu lemah?
65
Nangis aja dulu, Dian!
66
Ngambek dikit!
67
Jatuh cinta?
68
Pernyataan cinta!
69
Diandra vs Tati!
70
Permintaan!
71
Tertunda!
72
Teman-teman Gavin...
73
Sampai dimana tadi?
74
Mas sakit!
75
Gagal lagi!
76
Sorry yah Vin!
77
Kaget aja...
78
Dia siapa?
79
Mencoba bertahan!
80
Ingin nambah cucu..
81
Ingin pulang secepatnya!
82
Tidak sabar!
83
Pegang boleh kok!
84
Telepon dari siapa?
85
Buat cucu!
86
Lebih baik tahan dulu!
87
Lagi dan lagi!
88
Rahasia pabrik....
89
Kepo!!!
90
Agenda kita jalan-jalan kan?
91
Setuju kalau begitu!
92
Waktu berdua!
93
Yang di depanku ini apa?
94
Itu janji Mas!
95
Ingin tahu!
96
Aku nggak bisa janji!
97
Giliran Mas kan, Dian?
98
Ki udah dong! jangan nangis,,,
99
Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100
Hanya itu!!!
101
Aku maunya di sini,,
102
Program kembar...
103
Gercep amat Om,
104
Aliya!
105
Baik-baik saja kan?
106
Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107
Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108
Dia kan...
109
Tempat biasa kan?
110
Kenapa rasanya begitu sulit?
111
Susah fokus!
112
Tawar menawar!
113
Derren!
114
Terpejam erat!
115
Kamu nggak apa-apa Dek?
116
Dasar lelaki menyebalkan,,
117
Mas, ibu datang, Mas...
118
Sekarang dia harus bagaimana?
119
Ikut ke dalam ya?
120
Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121
Bayangin Ki...
122
Kamu nggak apa-apa kan?
123
Jamu!
124
Penasaran namanya!
125
Aku belum siap hamil!
126
Begitu dia sukai...
127
Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128
Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129
Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130
Namanya Derren!!!
131
Kiki cantik kok!
132
Nggak usah sirik gitu!!!
133
Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134
Ngapain sih di sana?
135
Mau kan?
136
Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137
Dermaga cinta yang tak bertepi...
138
Nggak mau alasan apapun!
139
Dia sahabatnya Diandra!
140
Sekarang dia harus apa?
141
Kalian jodoh!
142
Maaf!
143
Tidak terima!
144
Kenapa rasanya sedikit sakit?
145
Boleh, kan?
146
Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147
Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148
Selamat yah!!!
149
Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151
Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152
Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153
Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154
Bertemu lagi!!!
155
Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156
Kejadian sesungguhnya!
157
Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158
Beruntung!
159
Nguping!
160
Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!