Mencari Dokter Gavin...

"Mimpi apa sih aku semalam, Kiki?" ucap Diandra sambil menyusut air matanya.

Kiki menghela nafasnya panjang sambil menyodorkan tisu kepada Diandra.

"Sudahlah Dian,, kamu sepuluh menit lagi akan sidang dan kamu malah menangis sesenggukan seperti ini? kan file presentasi kamu sudah ketemu, Dian," ucap Kiki.

Diandra menghentakkan kakinya ke lantai tampak terlihat sangat frustasi.

"Iya ketemu sih cuma aku harus bayarnya pakai masa depan,, Kiki," ucap Diandra yang kembali terisak, sungguh simalakama sekali. Tidak ketemu flashdisk itu sama saja dia harus menunda wisuda S1 nya dan sekarang ketemu dia malah harus menukarkan masa depan cemerlangnya yang sudah Diandra rancang sejak lama, apakah dia tidak memiliki pilihan lain?

"Kamu sih," ucap Kiki sambil menggebuk pundak Diandra gemas.

"Siapa suruh asal bicara saja,, pakai bawa-bawa nama Tuhan lagi, rasain sekarang!!" ucap Kiki.

Tangis Diandra semakin kencang begitu mendengar ucapan Kiki, membuat Kiki langsung menggebuk kembali pundak Diandra dengan kesal.

"Aku lagi mengalami kejadian tidak enak seperti ini, kenapa kamu malah ikut nyalahin aku," ucap Diandra sambil mencebikkan bibirnya. Kenapa tidak ada yang simpatik padanya?

Kiki memutar bola matanya dengan gemas, bukankah Kiki sudah bilang berkali-kali bahwa Diandra tidak boleh sembarangan berbicara? tapi Diandra sama sekali tidak mendengarkan dia dan sekarang kena batunya,, bukan?

"Kan dulu aku sudah pernah bilang jangan asal ngomong,, kena kan sekarang?" ucap Kiki sedikit kesal.

"Udahlah Dokter Gavin ganteng banget kok, mana tinggi lagi memperbaiki keturunan, Dian,, tinggi kamu kan cuma satu setengah meter saja, nah nikah sama Dokter Gavin yang menjulang tinggi itu otomatis anak-anakmu nanti bak..." ucap Kiki yang terhenti karena mendengar tangisan Diandra yang semakin menjadi.

Tangisan Diandra membuat mahasiswa lain yang sedang menunggu giliran untuk sidang skripsi langsung melihat kepadanya, Kiki langsung membungkam mulut Diandra sambil menginjak kaki Diandra keras-keras.

"Sakit Ki," protes Diandra sambil melotot tajam pada Kiki.

"Ingat kata-kata ku Dian, bakalan lebih sakit lagi saat di perawani Dokter Gavin, daripada aku injak kaki mu seperti ini!!" ucap Kiki.

Diandra langsung membelalak, bayangan tidak senonoh yang pernah tidak sengaja Diandra lihat di ponsel sang Kakak kembali berputar dipikirannya saat ini.

Dia dan sosok itu? saling polos dan melakukan...

"Heh!!" ucap Kiki yang kembali menggebuk punggung Diandra.

"Mikirin apa kamu sampai wajahmu memerah gitu,, Heh?" tanya Kiki.

Diandra tersontak kaget, dia langsung menutupi wajah memerahnya dengan kedua tangannya, membuat Kiki sontak tertawa terbahak-bahak melihat Diandra.

"Hayo,, mikir ngeres kan kamu?" tanya Kiki dengan setengah menggoda.

"Apaan sih,, nggak jelas!!" ucap Diandra sambil menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Kayaknya punya Dokter Gavin itu gede deh,, Dian,, lihat saja postur tubuhnya, apalagi..." ucap Kiki yang tidak sampai selesai.

"STOP!!!" potong Diandra cepat.

"Apaan sih kamu kenapa bahas sampai disana,, apanya yang gede? lubang hidungnya? matanya atau apa?" ucap Diandra.

Kiki langsung nyengir lebar, lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Diandra kemudian berbisik. "Anunya lah,, mantap tuh kayaknya,"

Diandra langsung melotot,, mulutnya setengah terbuka sambil menatap nanar sahabatnya yang tampak nyengir lebar sambil menaikkan turunkan kedua alisnya,, Diandra hendak membuka mulut dan kembali berteriak tetapi sebuah panggilan itu langsung membungkam mulutnya.

"Diandra Safaluna,"

##########

Kiki menatap kepergian sahabatnya itu dengan tatapan iba, dia tahu betul sejak dulu sahabatnya itu selalu saja bertikai dengan Dokter yang sangat tampan itu,, seorang dokter bedah, dan sekarang dia malah termakan sumpahnya sendiri , dia mau tidak mau harus terima dinikahi oleh Dokter Gavin Narendra Putra yang dia benci setengah mati itu.

Kiki duduk di sofa di depan ruang sidang, dia baru akan sidang minggu depan dan untung sekali tadi dia membawa laptopnya, jadi bisa dipakai Diandra untuk sidang skripsi, dia masih tidak habis pikir bagaimana bisa laptop Diandra mati layarnya? mana tadi flashdisk nya sempat hilang lagi. Ah! agaknya semesta memang menjodohkan Diandra dengan Dokter bedah favorit se - Fakultas Kedokteran itu.

"Apes banget sih kamu,, Dian. Siapa suruh tuh mulut asal bicara saja?" ucap Kiki sambil tertawa konyol. Dasar Diandra sejak dulu dia memang selalu begitu.

Dulu Kiki sudah selalu menasehati Diandra tapi siapa suruh Diandra tidak pernah mendengarkan nasehatnya? akhirnya kena kan dia sekarang?

"Tapi lucu juga kayaknya kalau mereka nikah beneran," ucap Kiki sambil menopang dagunya, membayangkan bagaimana nanti Diandra bersanding dengan sosok itu di pelaminan.

"Pakai adat apa yah nanti?" ucap Kiki sambil memvisualisasikan sosok Diandra dalam busana pengantin, pasti sangat cantik! karena Kiki akui Diandra memang sangat cantik! coba saja kalau jelek pasti Dokter Gavin biarpun telah menemukan benda itu, dia tidak mau menikahi Diandra,, meskipun sudah mendengar sumpah Diandra.

Senyum Kiki merekah,, dia juga sudah tidak sabar menunggu Diandra dan Dokter Gavin bersanding. Ah! kenapa jadi Kiki yang menjadi tidak sabar.

"Kira-kira malam pertama mereka nanti gimana yah?" ucap Kiki dengan senyum yang kembali merekah,, dia malah menjadi macam orang gila kalau begini? senyum-senyum sendiri, ngomong sendiri seperti ini? Ah! semuanya gara-gara Diandra dan Dokter ganteng itu.

"Minta live boleh kali yah? live malam pertama mereka nanti sepanas apa yah?" ucap Kiki dengan tawa yang kembali pecah, lalu segera menutup mulutnya agar tawanya itu tidak terdengar dengan orang-orang di sekitarnya. Bisa-bisa Kiki dibawa ke Prof John di kira ada gangguan psikologis.

"Tunggulah tanggal mainnya dan nikmati jadi Nyonya Gavin,, beruntung banget yah Diandra langsung dapat suami yang udah spesialis," ucap Kiki.

###########

"AAAA SUMPAH DEMI ALLAH SIAPAPUN ORANG YANG MENEMUKAN FLASHDISK KU DAN MENGEMBALIKAN KE AKU HARI INI, KALAU PEREMPUAN AKAN AKU JADIKAN SAUDARA DAN KALAU LAKI-LAKI AKAN AKU JADIKAN SUAMI,"

Bunyi sumpah Diandra tadi entah mengapa terdengar begitu indah di telinga Gavin. Ah.. baru beberapa menit yang lalu dia ngeluh cari istri di mana,, eh tapi tidak lama dia langsung nemu.

Gavin melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya,, sudah setengah jam,, sudah selesaikah Diandra dengan sidang skripsinya? benarkah dia akan menemui Gavin atau malah kabur?

"Awas aja kalau kamu kabur aku akan kejar sampai kemanapun, Dian. Daripada harus menikahi Tati,, mendingan ngejar kamu lah," ucap Gavin sambil mengusap wajahnya.

Bayangan wajah itu masih terngiang di dalam benak Gavin,, membuat Gavin tidak terasa menyunggingkan senyum tipisnya.

Cantik, imut dan sangat menggemaskan!

Sedetik kemudian wajah sumringah Gavin berubah menjadi masam, begitu mengingat bagaimana menyebalkannya gadis itu,, baru menjadi mahasiswinya saja sudah sangat menyebalkan, sudah bikin sakit kepala lalu bagaimana nanti jika sudah menjadi istrinya?

"Ah... itu bisa diatur lah nanti,, yang penting tidak jadi menikahi Tati! gila apa aku nikah sama dia!!" ucap Gavin lalu kembali tersenyum kecut.

"Lagian Ibuku itu kenapa sih? dapat ide edan itu darimana? masa iya anaknya yang ganteng mau dinikahkan dengan wanita model begitu? ogah lah!" ucap Gavin.

Gavin kembali melirik jam tangannya, dia segera membereskan buku-buku dan keluar dari perpustakaan, siapa tahu gadis itu sudah menunggu Gavin,, bukan?

Intinya hanya Diandra yang bisa menyelamatkan masa depan Gavin sekarang! hanya dia Gavin melangkahkan kakinya dengan begitu santai, hingga kemudian ekspresi wajahnya berubah begitu cerah,, saat melihat gadis itu tengah berdiri di depan pintu ruangan dosen.

"Ah! baru aku mau cari, kamu sudah datang sendiri," ucap Gavin sambil mempercepat langkahnya, rasanya dia sudah tidak sabar lagi ingin berbincang banyak hal dengan gadis itu.

"Cari saya?" tanya Gavin begitu berada di dekat Diandra.

Terpopuler

Comments

Andriani

Andriani

kereen...

2022-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Jodohku kemana sih Ya Allah?
2 Ini sangat tidak adil!!!
3 Flashback...
4 Flashback 2...
5 Mencari Dokter Gavin...
6 Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7 Lulus!!!
8 Bujang lapuk menyebalkan!!!
9 Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10 Makan malam absurd...
11 Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12 Kirimkan fotomu...
13 Nah ketemu kau!!!
14 Diktator,,,
15 Terima babak belur...
16 Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17 Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18 Kabar burung,,
19 Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20 Tidak berniat kabur kan?
21 Batalkan saja!!!
22 Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23 Saya akan bantu sebisa saya,,,
24 Gimana caranya?
25 Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26 Semoga beneran jodoh yah,,,
27 Cara kedua?
28 Bayangkan Dian,,,
29 Otak kamu kenapa?
30 Diandra mengomel...
31 Mimpi aneh...
32 Sisi lain,,,
33 Mimpi aneh lagi...
34 Nggak mungkin!!!"
35 Ingin cucu kembar,,,
36 Pengen nikah kan?
37 Kapan nak Gavin bisa kesini?
38 Kepikiran!!!
39 Tidak main-main!!!
40 Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41 Apa benar yang Diandra katakan?
42 Kedatangan Gavin...
43 Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44 Makin tidak terduga?
45 Ketahuan bohong!!!
46 Kelak kamu akan mengerti..
47 Anak orang jangan diapa-apain,,,
48 Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49 Are you ready, Vin?
50 Dibalik ajakan hiking mendadak!
51 Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52 Habis wisuda!
53 Sudah siap nikah?
54 Sebahagia kita selamanya!!!
55 Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56 Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57 Keep calm, Dian!!!
58 Nggak! pokoknya nggak!!!
59 Gavin benar-benar ragu,,
60 Dokter ngapain!
61 Tanpa pikir panjang,,,
62 Kenapa sehoror ini sih?
63 Bisa jadi partner kamu!
64 Kenapa dia begitu lemah?
65 Nangis aja dulu, Dian!
66 Ngambek dikit!
67 Jatuh cinta?
68 Pernyataan cinta!
69 Diandra vs Tati!
70 Permintaan!
71 Tertunda!
72 Teman-teman Gavin...
73 Sampai dimana tadi?
74 Mas sakit!
75 Gagal lagi!
76 Sorry yah Vin!
77 Kaget aja...
78 Dia siapa?
79 Mencoba bertahan!
80 Ingin nambah cucu..
81 Ingin pulang secepatnya!
82 Tidak sabar!
83 Pegang boleh kok!
84 Telepon dari siapa?
85 Buat cucu!
86 Lebih baik tahan dulu!
87 Lagi dan lagi!
88 Rahasia pabrik....
89 Kepo!!!
90 Agenda kita jalan-jalan kan?
91 Setuju kalau begitu!
92 Waktu berdua!
93 Yang di depanku ini apa?
94 Itu janji Mas!
95 Ingin tahu!
96 Aku nggak bisa janji!
97 Giliran Mas kan, Dian?
98 Ki udah dong! jangan nangis,,,
99 Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100 Hanya itu!!!
101 Aku maunya di sini,,
102 Program kembar...
103 Gercep amat Om,
104 Aliya!
105 Baik-baik saja kan?
106 Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107 Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108 Dia kan...
109 Tempat biasa kan?
110 Kenapa rasanya begitu sulit?
111 Susah fokus!
112 Tawar menawar!
113 Derren!
114 Terpejam erat!
115 Kamu nggak apa-apa Dek?
116 Dasar lelaki menyebalkan,,
117 Mas, ibu datang, Mas...
118 Sekarang dia harus bagaimana?
119 Ikut ke dalam ya?
120 Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121 Bayangin Ki...
122 Kamu nggak apa-apa kan?
123 Jamu!
124 Penasaran namanya!
125 Aku belum siap hamil!
126 Begitu dia sukai...
127 Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128 Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129 Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130 Namanya Derren!!!
131 Kiki cantik kok!
132 Nggak usah sirik gitu!!!
133 Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134 Ngapain sih di sana?
135 Mau kan?
136 Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137 Dermaga cinta yang tak bertepi...
138 Nggak mau alasan apapun!
139 Dia sahabatnya Diandra!
140 Sekarang dia harus apa?
141 Kalian jodoh!
142 Maaf!
143 Tidak terima!
144 Kenapa rasanya sedikit sakit?
145 Boleh, kan?
146 Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147 Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148 Selamat yah!!!
149 Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150 Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151 Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152 Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153 Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154 Bertemu lagi!!!
155 Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156 Kejadian sesungguhnya!
157 Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158 Beruntung!
159 Nguping!
160 Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Jodohku kemana sih Ya Allah?
2
Ini sangat tidak adil!!!
3
Flashback...
4
Flashback 2...
5
Mencari Dokter Gavin...
6
Semoga dipermudah Ya Allah!!!
7
Lulus!!!
8
Bujang lapuk menyebalkan!!!
9
Saya membutuhkan kamu Diandra!!!
10
Makan malam absurd...
11
Kamu pulang tidak dalam rangka meminta izin nikah kan?
12
Kirimkan fotomu...
13
Nah ketemu kau!!!
14
Diktator,,,
15
Terima babak belur...
16
Rasa bangga yang sempat bertengger,,,
17
Tidak ada hubungan apa-apa sama dia,,,
18
Kabar burung,,
19
Kalian itu benar-benar jodoh,,,
20
Tidak berniat kabur kan?
21
Batalkan saja!!!
22
Biar saya carikan jodoh untuk Dokter,,,
23
Saya akan bantu sebisa saya,,,
24
Gimana caranya?
25
Terdengar indah kalau Diandra yang memanggilnya begitu?
26
Semoga beneran jodoh yah,,,
27
Cara kedua?
28
Bayangkan Dian,,,
29
Otak kamu kenapa?
30
Diandra mengomel...
31
Mimpi aneh...
32
Sisi lain,,,
33
Mimpi aneh lagi...
34
Nggak mungkin!!!"
35
Ingin cucu kembar,,,
36
Pengen nikah kan?
37
Kapan nak Gavin bisa kesini?
38
Kepikiran!!!
39
Tidak main-main!!!
40
Kehidupan Diandra harus lebih baik, itu sudah mutlak!
41
Apa benar yang Diandra katakan?
42
Kedatangan Gavin...
43
Seret saya kayak barusan lagi, ya?
44
Makin tidak terduga?
45
Ketahuan bohong!!!
46
Kelak kamu akan mengerti..
47
Anak orang jangan diapa-apain,,,
48
Gini amat perjuangan untuk menikahi mu!
49
Are you ready, Vin?
50
Dibalik ajakan hiking mendadak!
51
Saya tunggu kedatangan keluarga di rumah Vin!
52
Habis wisuda!
53
Sudah siap nikah?
54
Sebahagia kita selamanya!!!
55
Entah kamu merasakan ini juga atau tidak!
56
Laki-laki sejati nggak main kasar sama wanita!!
57
Keep calm, Dian!!!
58
Nggak! pokoknya nggak!!!
59
Gavin benar-benar ragu,,
60
Dokter ngapain!
61
Tanpa pikir panjang,,,
62
Kenapa sehoror ini sih?
63
Bisa jadi partner kamu!
64
Kenapa dia begitu lemah?
65
Nangis aja dulu, Dian!
66
Ngambek dikit!
67
Jatuh cinta?
68
Pernyataan cinta!
69
Diandra vs Tati!
70
Permintaan!
71
Tertunda!
72
Teman-teman Gavin...
73
Sampai dimana tadi?
74
Mas sakit!
75
Gagal lagi!
76
Sorry yah Vin!
77
Kaget aja...
78
Dia siapa?
79
Mencoba bertahan!
80
Ingin nambah cucu..
81
Ingin pulang secepatnya!
82
Tidak sabar!
83
Pegang boleh kok!
84
Telepon dari siapa?
85
Buat cucu!
86
Lebih baik tahan dulu!
87
Lagi dan lagi!
88
Rahasia pabrik....
89
Kepo!!!
90
Agenda kita jalan-jalan kan?
91
Setuju kalau begitu!
92
Waktu berdua!
93
Yang di depanku ini apa?
94
Itu janji Mas!
95
Ingin tahu!
96
Aku nggak bisa janji!
97
Giliran Mas kan, Dian?
98
Ki udah dong! jangan nangis,,,
99
Please! bisa jangan bahas itu lagi, Ki?
100
Hanya itu!!!
101
Aku maunya di sini,,
102
Program kembar...
103
Gercep amat Om,
104
Aliya!
105
Baik-baik saja kan?
106
Kalau aku nggak mau lepas gimana?
107
Kau menantang ku, Diandra Safaluna?
108
Dia kan...
109
Tempat biasa kan?
110
Kenapa rasanya begitu sulit?
111
Susah fokus!
112
Tawar menawar!
113
Derren!
114
Terpejam erat!
115
Kamu nggak apa-apa Dek?
116
Dasar lelaki menyebalkan,,
117
Mas, ibu datang, Mas...
118
Sekarang dia harus bagaimana?
119
Ikut ke dalam ya?
120
Menikah itu ternyata sungguh manis sekali!
121
Bayangin Ki...
122
Kamu nggak apa-apa kan?
123
Jamu!
124
Penasaran namanya!
125
Aku belum siap hamil!
126
Begitu dia sukai...
127
Kalian rukun, akur dan bahagia selalu!
128
Nggak! Nggak mungkin, Dian!
129
Ya kan baru aja kenal, sah-sah saja salah!
130
Namanya Derren!!!
131
Kiki cantik kok!
132
Nggak usah sirik gitu!!!
133
Kau mau jadi Dokter apa tukang tunggu kantin, heh?
134
Ngapain sih di sana?
135
Mau kan?
136
Pertanyaan Kiki tidak salah, bukan?
137
Dermaga cinta yang tak bertepi...
138
Nggak mau alasan apapun!
139
Dia sahabatnya Diandra!
140
Sekarang dia harus apa?
141
Kalian jodoh!
142
Maaf!
143
Tidak terima!
144
Kenapa rasanya sedikit sakit?
145
Boleh, kan?
146
Mau yang model kayak Dokter Gavin!!!
147
Kecuali jika kamu yang ingin menyudahi!!!
148
Selamat yah!!!
149
Masa lalu biarlah masa lalu!!!
150
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
151
Saya tidak suka pakai barang bekas orang,,,
152
Jangan hubungi aku lagi untuk alasan apapun!"
153
Kenapa mulut Gavin bisa sekejam tadi?
154
Bertemu lagi!!!
155
Siapa yang sebenarnya selingkuh?
156
Kejadian sesungguhnya!
157
Apapun itu, terima kasih dulu sudah menyakiti aku...
158
Beruntung!
159
Nguping!
160
Kehilangan lelaki yang begitu tulus mencintai dirinya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!